56
sudah dianugerahkan dari orang tua tidak diterapkan dalam kenyataannya. Hal ini tentu saja akan menjadikan yang dipanggil marah.
Panggilan nama sudah seharusnya sesuai dengan yang dipanggil, jangan hanya panggilan julukannya saja seperti “si Dadap” atau “si Waru”. Nama
merupakan pengharapan setiap orang tua kepada anaknya agar kelak dikemudian hari dapat menjadi seseorang yang berguna sesuai dengan namanya
pupuh Pangkur bait 96-97.
v. Kewaspadaan dalam Bertindak
Uraian tentang kewapadaan dalam bertindak dalam Serat Panitibaya menerangakan bahwa dalam kehidupan baik dalam bertindak maupun
berperilaku haruslah waspada. Apabila tidak hari-hati maka akan terhambat pada sesuatu yang belum menjadi tujuannya. Disebutkan bahwa menjadi
seorang yang baik tidaklah mudah. Salah satunya adalah rintangan untuk tidak menjadi perantara dalam tindakan yang tidak benar, membuang muka dan tidak
mau menanggapi disaat berjumpa dengan saudara maupun kerabat, suka merengek manja, penyakit hati marah, iri hati, ringan tangan, menghajar
pupuh Pangkur bait 99-103. Seorang yang waspada dalam bertindak maka akan mendapatkan suatu hal
yang ingin dicapai. Hal ini dikarenakan orang tersebut memikirkan dengan matang apa yang dilakukannya. Bertindak dengan tidak tergesa-gesa hanya
mengikuti hawa nafsu belaka. Seorang yang waspada dalam berindak tidak akan mengambil kesempatan dalam jalan yang merugikan orang lain seperti menipu
57
makan sembarang yang berlebihan sehingga menyebabkan sakit pupuh Pangkur bait 104-106.
w. Bersikap Rukun dengan Sesama
Sesama manusia sudah seharusnya saling menghormati dan menjalin kerukunan. Disebutkan bahwa dalam kerukunan janganlah mengundang makan
seseorang untuk melakukan hal yang dilarang yaitu minum-minuman keras. Kerukunan dapat dilakukan dengan jalan mendekatkan antara kaum marginal
tersisihkan dengan kaum bawah rakyat yang menjadi simbol dalam pemerintahan suatu negara. Kerukunan antar sesama dapat terjalin jika antar
aanggota masyarakat mengerti kedudukan masing-masing dengan disertai kesadaran dan tanggung jawab untuk saling menghormati pupuh Pangkur bait
107-108.
x. Nasihat untuk Tidak Berfoya-foya
Manusia dalam berkehidupan seringkali lupa dengan semua yang telah dianugerahkan Tuhan. Uraian tentang nasihat untuk tidak berfoya-foya
sebagaimana orang yang bersenandung, saling bercerita dan bernyanyi diwaktu maghrib dan pagi-pagi yang merupakan waktu dalam melakukan ibadah dan
menjadi penanda antara siang dan malam pupuh Pangkur bait 110. Manusia dalam kondisi lupa dengan urusan agama merupakan hal yang
sangat fatal yang akan menyebabkan kehancuran pada dirinya sendiri. Dijelaskan bahwa orang yang memasuki arena panggung dalam pertunjukan
ronggeng akan salah paham apabila ada ketidaksukaan antar keduanya, selain
58
itu juga tidak diperbolehkan menari dihadapan orang banyak dengan berlebihan yang akan menyebabkan kemarahan pupuh Pangkur bait 111.
y. Hal yang Berhubungan dengan Pekerjaan