50
salah paham. Selain itu kata-kata yang berlebihan tidak baik untuk diungkapkan karena hanya akan berujung dengan bualan saja pupuh Pangkur bait 34-35.
l. Etika Bawahan dengan Pemimpin
Uraian dalam Serat Panitibaya tentang etika bawahan dengan pemimpin bahwa dalam berkuasa, apabila belum mendapat pelimpahan. Maka janganlah
berani menggunakan kekuasaan tersebut dengan sewenang-wenang karena akan banyak orang yang mencela dan membenci tidak suka dengan kekuasaan yang
diperoleh. Penyakit hati yang timbul karena kuasa tersebut akan membuat kesenjangan layaknya bawahan dengan pemipin. Ibarat bawahan yang ingin
meniru tingkah laku pemimpinnya, maka akan timbul karena menyalahi aturan yang ada dalam kehidupan. Seorang pemimpin haruslah bisa menjadi seorang
yang arif dan bijaksana agar menjadi tauladan bawahannya dan janganlah ada prasangka yang menimbulkan kesenjangan sosial pupuh Pangkur bait 36-37.
m. Sikap dalam Berkata-kata
Uraian tentang sikap dalam berkata-kata merupakan hal yang harus dimengerti oleh setiap orang. Hal ini sangat besar manfaatnya karena perkataan
merupakan kunci dari sebuah komunikasi. Dijelaskan bahwa perkataan manusia haruslah sesuai dengan norma kesopanan yang ada dalam masyarakat.
Manusia yang lembut tutur katanya merupakan cerminan masyarakat Jawa. Dalam tradisi masyarakat Jawa tidak diperbolehkan berkata-kata yang
dapat menjadikan orang lain merasa sakit hati seperti angkuh, memandang rendah orang lain, menghina sesama, mencaci maki, pongah, dan sombong
karena harta maupun kekuasaan semata. Dalam sikap berkata-kata sudah
51
seharusnya menjaga etika dalam pembicaraan dilingkungan sosial. Tidak lancang menyahut pembicaraan orang, mempermudah suatu permasalahan apa
saja yang akan menyebabkan pertengkaran pupuh Pangkur 38-45.
n. Nasihat dalam Hubungan Manusia kepada Tuhan
Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari di sebut akhlakul karimah atau akhlakul mahmuddah. Acuannya
adalah al-Qur’an dan hadis serta berlaku universal. Manusia dalam hubungannya dengan Tuhan merupakan hal yang sangat
mendasar dalam kehidupan. Tingkat keimanan dan ketaqwaan manusia diukur melalui tindakan yang telah dilakukan dalam kehidupan. Dijelaskan bawa orang
beriman dan bertaqwa haruslah menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya. menjalankan perintah Tuhan melalui ibadah, sedangkan menjauhi
larang an dengan cara tidak melakukan dosa seperti berjudi, minum-minuman keras, memakai candu narkoba, dan perbuatan maksiat lainnya yang akan
menjerumuskan manusia kejurang kenistaan pupuh Pangkur 46-48. Manusia haruslah bersikap berprasangka baik husnuzzan atau disebut
positif thinking. Lawan dari kata ini adalah su’uzzon yang artinya berprasangka buruk atau disebut juga negative thinking. Allah SWT, menciptakan alam
semesta seperti bumi, langit, laut, dan segala isinya menjadi bukti dan wujud kekuasaan Allah. Serta sebagai rahmat bagi makhluk hidup khususnya manusia.
Rahmat adalah karunia Allah yang dapat mendatangkan manfaat dan nikmat. Manusia akan mendapatkan rahmat dan nikmat dari bumi, laut, langit dan segala
isinya apabila manusia mau berusaha untuk memanfaatkan serta menggali
52
manfaat-manfaat tersebut. Allah SWT, tidak membeda-bedakan manusia, baik warna kulit maupun suku atau bangsa sehingga siapapun akan memperoleh
manfaat tersebut bila mau berusaha.
o. Etika dalam Hubungan Manusia dengan Sesama