Peran Gramatikal BPD Pembahasan .1 Struktur Dasar Klausa BPD

136 ART-atas tikar tas-POS3TG PAS-jatuh-KAU Anggiat ‘di atas tikar tasnya dijatuhkan Anggiat’ Hanya objek tanpa preposisi yang merupakan OBL dalam BPD yang lazim dijadikan subjek kalimat pasif seperti terlihat pada 83b, sedangkan objek berpreposisi i dates belagen ditempatkan dalam kalimat pasif, fungsinya tidak bisa sebagai subjek. Walaupun i dates belagen memungkinkan untuk ditempatkan pada posisi awal klausa contoh 83c, tetapi tetap sebagai OBL.

4.2.3 Peran Gramatikal BPD

Analisis tentang peran gramatikal dalam penelitian ini mengikuti prinsip dan pendapat van Valin, Jr dan LaPolla 1999 : 141-143 yang menyebutkan bahwa peran gramatikal agen dan pasien menurut istilah Palmer,1994 merupakan peran makro semantis semantic macrorole. Peran peran itu disebut ”makro” karena masing-masing agen dan pasien mengemas jenis-jenis argumen khusus relasi tematis. Dalam teori peran makro semantis, peran agen diistilahkan aktor dan peran pasien disebut undergoer tempat jatuh perbuatanpenderita. Pada klausa intransitif, hanya ada satu argumen yang dapat berperan sebagai aktor dan juga undergoer. Dalam analisisnya, peran gramatikal tidak bisa dilepaskan mutlak dari verba predikat klausa karena penetapan dan pemahaman akan adanya aktor dan undergoer pada umumnya diisyaratkan oleh verba predikat. Berikut ini adalah contoh klausa BPD yang memperlihatkan adanya peran aktor agen dan pasien undergoer 84a Laus dukak-na pergi anak-POS3TG UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 137 ’anaknya pergi’ 84b Mer-lojang dukak- na mi sade AKT-lari anak-POS3TG ke sana ’anaknya berlari ke sana’ 84c Ndabuh dukak-na jatuh anak -POS3TG ’anaknya jatuh’ 85a Me-nokor beras kalak namberu AKT-beli beras orang III JAM bibi ’keluarga bibi membeli beras’ 85b Me-nulusi ketang kalak perkuta i AKT-cari rotan III JAM orang kampung itu ’orang kampung itu mencari rotan’ 85c Meng-embah ketang puhun AKT-bawa rotan paman ’paman membawa rotan’ 85d Me-narut demban popung Akt-ngunyah sirih nenek ’nenek mengunyah sirih’ Klausa 84a, b, dan c adalah klausa verbal intransitif. Pada 84a dan 84b subjek gramatikal dukak na adalah aktor agen. Pada 84c subjek gramatikal dukak na tidak mempunyai peran semantis yang sama dengan dukak na pada kalimat sebelumnya 84a, b. Peran gramatikal dukak na pada 84c ditentukan oleh verba predikat ndabuh. Pada klausa ini, subjek gramatikal bukan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 138 aktor tetapi merupakan undergoer pasien. Pekerjaan tindakan ndabuh ’jatuh’ tidak dilakukan oleh subjek gramatikal, melainkan dukak na subjek gramatikal dikenaitempat jatuhnya perbuatan. Dalam hal ini, satu-satunya argumen subjek gramatikal pada klausa intransitif tidak selalu aktor. Dalam kasus tertentu, subjek gramatikal satu-satunya argumen pada klausa intransitif dapat berperan sebagai undergoer pasien. Keadaan seperti ini dikondisikan oleh jenis verba yang menduduki posisi predikat. Pada klausa 85a, b, dan c yang merupakan klausa verbal transitif, ada dua argumen, yaitu argumen yang dikategorikan subjek gramatikal dan objek gramatikal. Peran makro semantis yang ada pada klausa tersebut menunjukkan bahwa subjek gramatikal pada masing-masing klausa 85a, b, dan c adalah kalak perkuta i, puhun, dan popung , merupakan aktor agen dan objek gramatikal pada masing-masing klausa 85a,b, dan c adalah ketang, ketang, dan demban merupakan undergoer pasien Dalam BPD, peran gramatikal aktor agen atau undergoer pasien tidak dapat ditentukan begitu saja tanpa memperhatikan predikat dan jenis verba klausa yang bersangkutan. Pada klausa intransitif BPD, peran gramatikal aktor agen merupakan argumen satu-satunya dalam struktur inti. Jika verba yang menduduki posisi predikat klausa intransitif itu adalah verba keadaan atau predikat bukan verbal, subjek gramatikal dapat berperilaku sebagai undergoer pasien 84c. Sedangkan pada klausa transitif, subjek gramatikalnya merupakan agen dan objek gramatikalnya merupakan undergoer pasien. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 139

4.3 Temuan

Kajian tentang struktur dasar klausa BPD sangat penting karena berfungsi sebagai dasar pijakan untuk kajian tentang relasi gramatikal dan sistem tipologi gramatikal BPD. Struktur dasar klausa BPD dapat berupa klausa yang berpredikat bukan verbal dan klausa berpredikat verbal. Klausa berpredikat bukan verbal bisa berupa ajektival, nominal, numeral, dan frasa preposisional. Klausa berpredikat verbal terdiri atas klausa transitif dan klausa intransitif. Klausa transitif yang memiliki dua argumen disebut ekatransitif; dan yang memiliki tiga argumen disebut klausa dwitransitif. Relasi gramatikal BPD adalah relasi yang terdiri dari relasi subjek, objek OL dan OTL, dan relasi OBL. Subjek BPD pada umumnya berperan sebagai agen, meskipun pada konstruksi yang terbatas ditemukan juga subjek yang berperan sebagai pasien. Pada klausa intransitif BPD, satu-satunya argumen FN pos-verbal adalah subjek gramatikal yang dapat berperan sebagai agen atau pasien undergoer. Sementara itu pada klausa transitif, agen yang merupakan subjek gramatikal adalah FN kedua pos-verbal, pasien yang merupakan objek gramatikal adalah FN pertama pos-verbal. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA