Tipologi Gramatikal Relasi dan Peran Gramatikal .1 Relasi Gramatikal

71 dalam konstruksi klausa relatif salah satunya klausa utama dan yang lainnya sebagai klausa relatif sejauh klausa-klausa itu mempunyai FN umum; FN itu dapat berada pada setiap fungsi inti atau periferal dalam masing-masing klausa .

2.2.4.7 Tipologi Gramatikal

Comrie 1989:33-38, menyatakan tujuan pendekatan tipologi adalah untuk mengklasifikasikan bahasa berdasarkan ciri-ciri struktural, yaitu untuk menjawab pertanyaan berikut: seperti apakah bahasa x bila dilihat dari segi strukturnya?. Pendekatan tipologis sintaksis mempunyai dua asumsi: a bahasa yang satu bisa dibandingkan dengan dengan yang lainnya dan b ada perbedaan antara satu bahasa dengan bahasa yang lainnya. Perbedaaan perlakuan yang sama secara morfologis dan sintaksis sangat penting dalam kajian tipologi bahasa. Karena ada bahasa pada tataran morfologi bertipe ergatif, tetapi pada tataran sintaksis berperilaku sebagai bahasa akusatif Comrie,1989 :104-107. Karena Subjek sebagai patokan maka penentuan tipologi bahasa dapat dilakukan dengan pengetesan morfologis dan sintaktik, yaitu apakah Agen atau apakah Pasien yang diperlakukan dengan cara yang sama dengan S. Artawa 1998: 127 memaparkan bahwa dalam bahan bacaan dan teori linguistik tipologis ditemui istilah keergatifan dan keakusatifan. Pengertian keergatifan dan keakusatifan itu dikenal pada tiga tataran yang berbeda, yaitu tataran morfologis, sintaksis, dan wacana. Suatu bahasa dikatakan mempunyai ciri-ciri ergatif morfologis jika pelengkap pasien verba transitif P dimarkahi dengan cara yang sama dengan subjek verba intransitif S , dan berbeda dari UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 72 pelengkap agen verba transitif A, bahasa tersebut dikatakan memperlihatkan ciri-ciri sebagai bahasa akusatif secara morfologis lihat juga Comrie, 1989 : 124- 127; Jufrizal 2007 ;196-199. Apabila satu bahasa memperlakukan A dan S dengan cara yang sama maka bahasa tersebut digolongkan sebagai bahasa yang bertipe akusatif. Apabila P dan S diperlakukan dengan cara yang sama, maka bahasa tersebut bertipe ergatif Bahasa Inggrris adalah contoh bahasa yang bertipe akusatif. Perhatikan contoh aHeS runs. 3TG SUB LL lari-MAR kesesuaian ’dia lari’ bHeA hits herP 3TG SUB LL memukul-MARkesesuaian 3TG OBJ PR ‘dia memukulnya’ Kedua contoh di atas menunjukan bahwa A dan S diperlakukan dengan cara yang sama: a sama-sama nominatif b sama-sama mengontrol persesuaian pada kata kerja c sama-sama berada di depan kata kerja Bahasa Kalkatungu adalah salah satu bahasa Aborigin Australia yang tergolong sebagai bahasa ergatif Blake,1994. Perhatikan contoh berikut: cKalpin S inka laki-laki pergi ’lelaki itu pergi’ d Marapai-thu nanya kalpinP UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 73 Wanita-ERG melihat lelaki ’wanita itu melihat lelaki itu’ Kalimat c dan d menunjukkan bahwa P dan S diperlakukan dengan cara yang sama sama-sama tidak bermarkah, sedangkan A ditandai oleh sufiks –thu Ini berarti bahwa bahasa Kalkatungu adalah bahasa ergatif secara morfologis. Menurut Blake 1988, 1994, bahasa Kalkatungu juga ergatif secara sintaksis.

2.2.4.8 Diatesis