Temuan PREDIKASI DAN STRUKTUR ARGUMEN BPD

208 AKT-jemput Anggiat paman sebelum PAS-tanya- 3TG ‘Paman menjemput Anggiat sebelum ditanyanya’ 181b meng-aleng Anggiat puhun tikani [ ] bapa kuso AKT-jemput Anggiat paman sebelum TOP bapa tanya ‘Paman menjemput Anggiat sebelum bapak tanya Pengujian penggabungan klausa koordinatif dan subordinatif seperti diperlihatkan pada contoh-contoh di atas membuktikan bahwa jika S dirujuk-silangkan dengan P, harus terjadi penurunan sintaksis, yaitu pemasifan salah satu klausanya atau pentopikalan. Hal ini menyimpulkan bahwa secara sintaksis BPD tidak memperlakukan S sama dengan P. Dengan demikian BPD bekerja dengan pivot SA. Selanjutnya tampilan contoh-contoh pada konstruksi koordinatif dan subordinatif di atas juga memperkuat bukti bahwa rujuk-silang A dengan S memungkinkan terjadinya pelesapan secara langsung tanpa terjadinya penurunan sintaksis yaitu dengan pemasifan atau pentopikalan. Hal ini mengindikasikan bahwa BPD secara sintaksis mempunyai pivot SA. Bahasa yang bekerja dengan pivot SA, secara tipologis dikatakan sebagai bahasa akusatif.

5.3 Temuan

Predikasi BPD dapat berupa satu pedikat bukan verbal nominal, numeral, adverbial dan satu argumen yang menempati posisi di belakang predikat. Klausa ini disebut klausa bukan verbal. Predikasi dan struktur argumen predikat BPD dengan verba intransitif dapat dirangkum sebagai berikut Tabel Predikasi Verba Intransitif BPD UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 209 Predikasi Adjung Argumen + Predikat verba intransitif Subjek nominal objek adjektival numeral adverbial Predikasi BPD dapat pula terdiri atas satu predikat verbal dengan satu argumen klausa verbal intransitif atau dengan dua argumen klausa verbal ekatransitif atau dengan tiga argumen klausa verbal dwitransitif Predikasi dan struktur argumen dari verba transitif dapat dirangkum sebagai berikut Tabel Predikasi Verba Transitif BPD Predikasi Adjung Argumen 1 + Predikat + Argumen 2 Subj Obj Semitransitif Argumen 1 + Predikat + Argumen 2 Subj Obj Ekatransitif + Unsur bukan argumen UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 210 Argumen 1 + Predikat + Argumen 2 +[ Argumen 3] Subj Obj1 Obj2 dwitransitif Ketransitifan BPD dapat bertambah apabila pada verba tersebut dibubuhi afiks -ken, dan -i. Dalam BPD, sufiks -ken merupakan afiks produktif pembentuk konstruksi kausatif; afiks -i dan –ken merupakan afiks pembentuk aplikatif. Bentuk dasar dari verba kausatif yang dimarkahi oleh -ken dalam BPD dapat berupa verba, adjektiva dan prakategorial dan bentuk dasar verba aplikatif yang dimarkahi oleh afiks -i dapat diturunkan dari dasar prakategorial, verba intransitif dan verba transitif Proses pengaplikatifan dalam BPD mengindikasikan bahwa BPD mempunyai ciri sebagai bahasa akusatif. Hal ini disebabkan karena pengaplikatifan BPD merupakan proses penciptaan objek. Objek tersebut menjadi subjek gramatikal kalimat pasif. Kaidah penciptaan objek dalam BPD lebih produktif dan lazim muncul daripada kaidah penciptaan subjek, sementara pentopikalan merupakan struktur kalimat tertanda kalimat turunan dalam BPD. Karena struktur kalimat dasar BPD adalah predikat-subjek, dan pentopikalan merupakan struktur turunan, BPD dapat dikelompokkan sebagai salah satu bahasa yang menonjolkan tidak menonjolkan subjek, dan bukan bahasa yang menonjolkan topik. Sebab dalam bahasa yang menonjolkan topik, jarang terjadi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 211 pemasifan, dan struktur pentopikalan merupakan struktur dasar. Sementara itu BPD banyak terjadi pemasifan, struktur pentopikalan hanya merupakan struktur tertanda dan turunan Berdasarkan kerangka kerja uji pivot yang dikemukakan Dixon pada klausa koordinatif ,subordinatif dan klausa adverbial BPD,dapat dibuktikan bahwa pengabungan dua klausa secara kordinatif dan subordinatif maupun pada klausa adverbial, pelesapan FN dapat dilakukan secara langsung apabila FN biasa ada dalam fungsi S atau A , tetapi apabila FN umum berada dalam fungsi P maka pelesapan tidak dapat secara langsung tapi salah satu klausa mesti dipasifkan terlebih dahulu agar pelesapan FN diizinkan. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa BPD bekerja dengan pivot SA. Salah satu ciri bahasa Akusatif adalah bahwa semua bahasa akusatif memiliki pivot SA. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 212

BAB VI TIPOLOGI GRAMATIKAL BAHASA PAKPAK-DAIRI

6.1 Paparan Hasil Penelitian 6.1.1 Tipologi Gramatikal BPD Apabila satu bahasa memperlakukan S klausa intransitif dan A klausa transitif dengan cara yang sama maka bahasa tersebut digolongkan sebagai bahasa yang bertipe akusatif. Sebaliknya apabila S klausa intransitif diperlakukan dengan cara yang sama dengan P klausa transitif, maka bahasa tersebut bertipe ergatif Mari diamati contoh di bawah ini 182 Laus bapaS pergi bapa UNIVERSITAS SUMATERA UTARA