152
5.2.1 Predikasi dan Struktur Argumen BPD
Bahasa Pakpak Dairi memiliki struktur klausakalimat yang dapat berupa klausa berpredikat verbal dan klausa berpredikat bukan verbal. Klausa bukan
verbal dan klausa verbal intransitif mempunyai satu argumen yang juga merupakan subjek gramatikal dan agen. Sedangkan pada kalimat verbal transitif
terdapat dua argumen atau lebih. Wujud kalimat yang terdiri atas predikat dan argumennya dalam penelitian ini disebut predikasi. Berikut adalah contoh
predikasi BPD 104a Guru deholi-na
guru suami POS3TG ‘suaminya guru’
104b Enggo mlaga bapa sudah marah bapak
‘bapak sudah marah’ 104c sada sambing dukak-na
satu hanya anak POS3 TG ‘anaknya hanya satu’
104d I juma kalak i di ladang 3 JM
‘mereka di ladang’ Contoh 104a, b, c, dan d merupakan klausa lengkap yang terdiri atas
predikat dan argumen subjek. Bentuk-bentuk seperti di atas merupakan predikasi dalam BPD; dalam hal ini predikatnya adalah bukan verbal dengan satu argumen
FN yang berkedudukan sebagai subjek. Pada 104a predikat bukan-verbalnya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
153 diisi oleh nomina guru dan argumen subjeknya adalah daholina. Pada 104b
predikat bukan-verbalnya diisi oleh ajektif enggo mlaga dan argumen subjeknya adalah bapa. Dukakna pada 104c dan kalak i pada 104d merupakan argumen
subjek , sementara predikat sada sambing pada 104c merupakan numeral dan i juma pada 104d merupakan adverbial. Seperti teramati dalam contoh 104a, b, c
dan d bahwa predikasi BPD yang mempunyai predikat bukan verbal tidak mempunyai pemarkah morfologis pada masing-masing unsurnya sehingga hanya
ujaran lisanlah yang membedakan kalimat dengan frasa Predikasi BPD dapat berupa satu predikat bukan verbal nominal, numeral,
adverbial dan satu argumennya menempati posisi di belakang predikat, berfungsi sebagai subjek gramatikal. Predikat bukan verbal menghendaki satu argumen
subjek untuk membentuk predikasi. Unsur-unsur bukan argumen mungkin saja ditambahkan pada predikasi tersebut. Predikasi BPD dengan predikat bukan
verbal predikat non-verbal dapat dirangkum sebagai berikut. Tabel 4: Predikasi Non-Verbal BPD
Predikasi Adjung
Argumen + Predikat Subjek nominal
adjektival numeral
adverbial + unsur bukan argumen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
154 Predikasi BPD dapat pula terbentuk dari satu argumen dan satu predikat
verbal; dalam hal ini predikatnya adalah verbal intransitif atau transitif. Predikat verbal intransitif menghendaki satu unsur argumen FN yang dapat berfungsi
sebagai subjek dan juga agenpasien. Contoh berikut memperlihatkan predikasi BPD yang mempunyai predikat verbal intransitif
105a Mer-dalan kalak i mi sapo AKT-jalan 3JM ke rumah
‘mereka berjalan ke rumah’ 105b Ndabuh dedahen-ku i sen
jatuh adik-POS1TG di sini ‘adikku jatuh di sini’
105c Kundul mo ia duduk T 2TG
‘dia duduk’ 105d Mer-langi ia mi lae mbellen
AKT-renang 2TG di air besar ‘ia berenang di sungai’
Pada 105a predikat merdalan mempunyai satu argumen kalak i ‘mereka’ dan unsur bukan argumen adjung mi sapo. Kalak i merupakan subjek gramatikal dan
sekaligus agen. Predikat verbal intransitif merdalan menghendaki satu argumen saja, di samping unsur lain, bukan argumen yang merupakan adjung. Hal yang
sama diperlihatkan contoh 105b, dedahenku adalah argumen satu-satunya dari predikat ndabuh, sementara isen merupakan unsur bukan argumen. Karena
pengaruh semantik verbanya, subjek pada 105b bukanlah agen melainkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
155 pasien. Pada 105c ia adalah argumen satu-satunya dari verba intransitif kundul
dan juga merupakan subjek; mo merupakan partikel penekan dalam BPD yang posisinya di belakang kata yang menjadi topik. Contoh 105d mempunyai
predikat merlangi dan mempunyai satu argumen agen ia, dan unsur bukan argumen mi lae mbellen yang merupakan adjung.
Predikasi dan struktur argumen predikat BPD dengan verba intransitif
dapat dirangkum sebagai berikut: Tabel 5: Predikasi Verba Intransitif BPD
Predikasi Adjung
Argumen + Predikat Subjek verba intransitif
objek + unsur bukan argumen
Predikasi dalam BPD dapat juga dibentuk dengan predikat verba transitif.. seperti telah dibahas pada bab sebelumnya. Verba transitif dapat bersifat
ekatransitif pada struktur mark ditemukan dwitransitif. Selain itu ditemukan jenis verba semi transitif yaitu verba yang objeknya bersifat manasuka, lihat
Alwi,2000: 91-93. Apabila predikat suatu klausa ditempati oleh verba transitif, maka argumen yang dikehendaki oleh predikat tersebut adalah dua atau lebih,
kecuali verba semi transitif yang jumlah argumennya satu atau boleh lebih dari
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
156 satu argumen. Berikut contoh predikasi BPD yang mempunyai predikat verbal
transitif. 106a Mangan nakan mo kami
makan nasi T IJM ’ makan nasi kami’
106b Mangan pelleng mo kami makan nasi kuning T IJM
’makan nasi kuning kami’ 107a Meng-enum racun-monci daberu i
AKT-minum racun tikus perempuan itu ’perempuan itu itu meminum racun tikus’
107b Kalak i meng-enum-ken dukak- na racun monci 3 TG AKT-minum-BEN anak-POS3TG racun tikus
’orang itu meminumkan anaknya racun tikus’ Contoh 106a adalah predikasi dengan predikatnya verba transitif mangan
dan argumen kami yang berperan sebagai subjek agen dan nakan ‘nasi’ yang secara semantis bersifat opsional, namun secara sintaksis predikat mangan
menghendaki argumen objek nakan sebagai pasien, karena itu mangan dapat digolongkan sebagai verba semi transitif. Hal ini dibuktikan pada 106b mangan
sebagai predikat menghendaki dua argumen yaitu kami yang berfungsi sebagai subjek gramatikal dan juga agen dan pelleng yang merupakan objekpasien
kehadirannya adalah wajib baik secara semantis maupun secara sintaksis. Verba mangan pada predikasi 107b adalah verba ekatransitif, verba yang menghendaki
dua argumen. Demikian juga mengenum pada 107a merupakan verba yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
157 menghendaki dua argumen yaitu daberu i sebagai subjek gramatikal berperan
sebagai agen dan racun monci sebagai objek gramtikal pasien. Tetapi mengenumken pada 107b merupakan struktur mark adalah verba dwi transitif ,
verba yang menghendaki tiga argumen, yaitu kalak i SA, dukakna O1, dan racun monci O2
Jadi predikasi BPD dengan predikat verba transitif menghendaki dua argumen . Kehadiran argumen-argumen tersebut dalam predikasi kalimat transitif
bersifat wajib. Kecuali bila verbanya bersifat semi-transitif, maka predikat boleh hanya menggunakan satu argumen lihat 106a.
Predikasi dan struktur argumen dari verba transitif dapat dirangkum
sebagai berikut
Tabel 6: Predikasi Verba Transitif BPD
Predikasi Adjung
Argumen 1 + Predikat + Argumen 2 Subj Obj
Semitransitif
Argumen 1 + Predikat + Argumen 2 Subj Obj
Ekatransitif
Argumen 1 + Predikat + Argumen 2 + Argumen 3 + Unsur bukan
argumen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
158 Subj Obj1 Obj2
dwitransitif
5.2.2 Valensi dan Ketransitifan BPD