Pengambangan Penjangka Subjek Gramatikal BPD

119 1TG ingin [ PRO perikas dokter ] ‘saya ingin diperiksa dokter’

B. Pengambangan Penjangka

Pengambangan penjangka adalah kata bantu bilangan quantifier tak takrif yang merupakan penentu penunjuk jumlah Moussay,1998 : 162, lihat juga Jufrizal 2007 : 37. Penjangka tak takrif dalam BPD dapat digolongkan atas i jumlah,tidak,pasti,sedikit ’citok’;banyak’mbueh’; bermacam-macam , berjenis-jenis ’meragam’; ii jumlah distributif: tiap,setiap, tiap-tiap’ganup’ iii jumlah kolektif:semua, segala, segenap’kerina’; karinana ’sekaliannya’. Penjangka yang menunjukkan jumlah tak pasti dan distributif dalam kalimat BPD digunakan pada posisi sebelum FN. Sedangkan penjangka yang menunjukkan jumlah kolektif, bisa digunakan pada posisi sebelum atau sesudah FN Penjangka yang bisa digunakan pada lebih satu posisi mengambang dalam BPD adalah kerina ’semua’, kerinana ‘semuanya’ Untuk mengetahui kesubjekan BPD sehubungan dengan pengambangan penjangka quantifier float, mari perhatikan klausa intransitif berikut ini 64a Men-jadi kerina dukak- na PRE-jadi semua anak-POS3TG ’semua anaknya berhasil’ 64b Menjadi dukak- na kerina PRE-jadi anakPOS3TG semua ‘semua anaknya berhasil’ 64c Kerina menjadi dukak- na UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 120 semua PRE-jadi anak POS3TG ’anaknya semua berhasil’ 65a Medem kerina dukak na Tidur semua anak -POS3TG ’semua anaknya tidur’ 65b Medem dukak-na kerina tidur anak-POS3TG semua ’semua anaknya tidur’ 65c Kerina medem dukak-na semua tidur anak-POS3TG ’semua anaknya tidur’ Dalam klausa intransitif BPD seperti terlihat pada 64,65,a,b,c posisi penjangka kerina dapat berada sesudah maupun sebelum FN pos-verbal yang merupakan satu-satunya argumen. Di mana pun posisi kerina, selalu menjelaskanmenunjukkan jumlah penjangka FN-nya. Jadi satu-satunya argumen FN pos-verbal dalam klausa intransitif BPD adalah subjek gramatikal Selanjutnya mari perhatikan posisi pengambangan penjangka pada contoh klausa transitif dengan verbal berafiks nasal BPD di bawah ini. 66a Me-nuan kemenjen kerina kalak perkuta AKT-tanam kemenyan semua orang kampung ’semua orang kampung menanam kemenyan’ 66b Me-nuan kemenjen kalak perkuta kerina AKT-tanam kemenyan orang kampung semua ‘semua orang kampung menanam kemenyan’ UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 121 66c Kerina me-nuan kemenjen kalak perkuta semua AKT-tanam kemenyan orang kampung ’semua orang kampung menanam kemenyan’ 67a Meng-ajar perende kerina dukak- na AKT-ajar penyanyi semua anak-POS3TG ’semua anaknya mengajar koor’ 67b Mengajar perende dukak-na kerina AKT-ajar penyanyi anak-POS3TG semua ’semua anaknya mengajar koor’ 67c Kerina meng-ajar perende dukak-na semua AKT-ajar penyanyi anak-POS3TG ’semua anaknya mengajar koor’ Dari contoh di atas FN 2 pos-verbal pada klausa 66,67 adalah kalak perkuta contoh 66,a,b,c dan dukakna contoh 67.a,b,c yang merupakan argumen agen klausa tersebut Meskipun posisi penjangka diubah-ubah, namun makna penunjuk jumlah tetap diberikan kepada agen klausa yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa argumen agen FN 2 pos-Verbal klausa transitif berprefiks nasal adalah subjek gramatikal dalam BPD. Pada klausa dengan verba transitif tanpa afiks dapat pula diamati posisi penjangka pada kalimat di bawah berikut: 68a Enum kopi nggara kerinana daholi i minum kopi panas semuanya laki-laki itu. ’semua laki-laki itu minum kopi panas’ 68b Enum kopi nggara daholi i kerinana UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 122 minum kopi panas laki-laki itu semuanya ‘ laki-laki itu semuanya minum kopi panas’ 68c Kerinana menum kopi nggara daholi i semuanya minum kopi panas laki-laki itu ’laki-laki itu semuanya minum kopi panas’ 69a Jalo jambar kene kerinana asa mulak terima jambar hak adat kalian semuanya supaya pulang ’ kalian semuanya menerima hak adat dulu sebelum pulang’ 69b Jalo jambar kerinana kene asa mulak terima hak adat semuanya kalian sebelum pulang ’kalian semuanya menerima hak adat dulu sebelum pulang’ 69c Kerinana jalo jambar kene asa mulak semuanya terima hak adat kalian sebelum pulang ’kalian semuanya menerima hak adat dulu sebelum pulang’ Klausa transitif dengan verba tanpa afiks verba dasar, penjangka kerina menjelaskan jumlah FN 2 pos –verbal. FN 2 pos-verbal tersebut adalah daholi i, kene merupakan agen dalam klausa tersebut;sedangkan FN 1 pos-verbal kopi nggara, jambar merupakan pasien klausa tersebut. Jadi pada klausa transitif dengan verba tanpa afiks verba zero agen yang merupakan subjek gramatikal adalah FN 2 pos-verbal, sedangkan pasien yang merupakan objek gramatikal adalah FN1pos-verbal.

C. Perelatifan