Konsumsi Energi Listrik Rumah Tangga

menyatakan bahwa lokasi lubang saluran pengambilan udara luar dari alat pengatur suhu udara AC yang ternaungi oleh bayang-bayang pohon akan memiliki suhu udara sekitar yang lebih rendah sehingga secara tidak langsung menghemat energi yang diperlukan oleh AC. Dalam pengaturan iklim mikro menurut Robinette 1977 terdapat beberapa prinsip penggunaan pohon yang penting diketahui oleh perancang dalam pengaturan iklim mikro yaitu : 1. Pohon besar, kecil dan semak kemungkinan dapat digunakan untuk menghalangi angin yang bergerak secara tidak diinginkan, tanaman konifer dapat digunakan untuk mengendalikan angin di musim dingin. 2. Pohon dapat digunakan untuk mengatur perpindahan angin, untuk meningkatkan jumlah ventilasi di beberapa area khusus. 3. Beberapa jenis tanaman akan mengurangi akumulasi dari salju di permukaan, sehingga dapat digunakan untuk pengumpul atau penjerap panas matahari. 4. Tanaman khususnya pohon berdaun tipis dapat digunakan untuk menangkap kabut, dan dapat meningkatkan penangkapan sinar matahari ke permukaan. 5. Pohon-pohon jenis tertentu akan menjadi penghalang langsung sinar matahari selama musim semi, untuk mengurangi suhu dingin yang berlebihan, tetapi mampu bertahan di musim dingin, mengurangi suhu panas yang berlebihan. 6. Area yang ditanami akan menjadi lebih sejuk sepanjang hari, dan akan mengalami penurunan panas yang lebih sedikit di malam hari.

2.4 Konsumsi Energi Listrik Rumah Tangga

Perusahaan Listrik Negara PLN merupakan satu-satunya perusahaan milik negara yang memiliki wewenang dalam mengelola pemakaian energi listrik di Indonesia termasuk penentuan Tarif Dasar Listrik TDL bagi para pengguna listrik. Dalam penentuan TDL, PLN membagi golongan pelanggan berdasarkan kebutuhan pemakaian listrik yang disebut dengan Golongan Tarif. Hingga saat ini secara garis besar terdapat lima jenis golongan tarif, yaitu : 1. Golongan B merupakan golongan pelanggan yang menggunakan listrik untuk kebutuhan bisnis. Golongan B dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Golongan B1 yang menggunakan daya listrik sebesar 450 VA – 2200 VA, Golongan B2 yang menggunakan daya listrik sebesar 2200 VA – 200KVA dan Golongan B3 yang menggunakan daya listrik di atas 200 KVA. 2. Golongan I merupakan golongan pelanggan yang menggunakan listrik untuk kebutuhan industri. Golongan I dibagi menjadi empat kelompok, yaitu Golongan I1 yang menggunakan daya listrik sebesar 450 VA – 14 KVA, Golongan I2 yang menggunakan daya listrik sebesar 14 KVA – 200 KVA, Golongan I3 yang menggunakan daya listrik 200 KVA – 30.000 KVA dan Golongan I4 yang menggunakan daya listrik diatas 30.000 KVA. 3. Golongan P merupakan golongan pelanggan yang menggunakan listrik utnuk kebutuhan bangunan pemerintah. Golongan P dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Golongan P1 yang menggunakan daya listrik sebesar 450 VA – 2200 VA, Golongan P2 yang menggunakan daya listrik sebesar 2200 VA – 200 KVA dan Golongan P3 yang menggunakan daya listrik di atas 200 KVA. 4. Golongan R merupakan golongan pelanggan yang menggunakan listrik untuk kebutuhan rumah tangga. Golongan R dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Golongan R1 yang menggunakan daya listrik sebesar 450 VA – 2200 VA, Golongan R2 yang menggunakan daya listrik sebesar 2200 VA – 6600 VA dan Golongan R3 yang menggunakan daya listrik diatas 6600 VA. 5. Golongan S merupakan golongan pelanggan yang menggunakan listrik untuk kebutuhan sosial seperti rumah ibadah, penerangan jalan, dan pelayanan kesehatan. Golongan S dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu Golongan S1 yang menggunakan daya listrik sebesar 220 VA - 450 VA, Golongan S2 yang menggunakan daya listrik sebesar 450 VA – 200 KVA dan Golongan S3 yang menggunakan daya listrik diatas 200 KVA. Pasokan energi listrik untuk Kota Bogor sampai saat ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA yang terdapat di PLTA Suralaya dan sebagai cadangan apabila pasokan utama kurang mencukupi terdapat di Jatiluhur dan Cirata. Pasokan energi listrik tersebut kemudian dialirkan melalui SUTET Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi hingga ke trafo menuju lokasi pemakai. Berdasarkan data dari PLN Unit Pelayanan Jaringan UPJ Bogor Barat, kebutuhan listrik pada kawasan Bukit Cimanggu City BCC digunakan untuk hampir semua golongan tarif kecuali golongan tarif industri. Pemakaian daya listrik dan pembayaran rekening listrik selama setahun terakhir ini di kawasan BCC dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4. Pemakaian KWH Juni 2009 - Agustus 2010 di Perumahan Bukit Cimanggu City Golongan Tarif Jumlah Pemakai Total Pemakaian KWH Rataan Pemakaian KWH B1 52 244299 16286,60 B2 17 946098 63073,20 P1 3 7013 467,53 P3 4 302727 20181,80 R1 2623 6609891 440659,40 R2 137 1037741 69182,73 R3 7 45306 3020,40 S2 8 26484 1765,60 Sumber : Data PLN UPJ Bogor Barat, 2010 Tabel 5. Pembayaran Rekening Listrik Juni 2009 - Agustus 2010 di Perumahan Bukit Cimanggu City Golongan Tarif Jumlah Pemakai Total Pembayaran Rekening Listrik Rp Rataan Pembayaran Rekening Listrik Rp B1 52 191.150.193 12.743.346,20 B2 17 1.056.093.111 70.406.207,40 P1 3 5.343.835 356.255,67 P3 4 236.928.538 15.795.235,87 R1 2623 4.555.623.741 303.708.249,40 R2 137 816.763.530 54.450.902,00 R3 7 62.056.850 4.137.123,33 S2 8 20.528.553 1.368.570,20 Sumber : Data PLN UPJ Bogor Barat, 2010 Pada Tabel 4 dan 5 dapat diketahui bahwa golongan tarif R1 merupakan golongan tarif yang memiliki kebutuhan KWH dan pembayaran rekening listrik terbesar. Hal ini disebabkan karena jumlah pelanggan untuk kebutuhan rumah tangga dengan daya 450 hingga 2200 VA menduduki porsi terbesar di kawasan ini yaitu sekitar 92 dari total keseluruhan pelanggan dan menduduki sekitar 95 dari total keseluruhan pelanggan Golongan Tarif Rumah. Pada kawasan Perumahan Villa Bogor Indah VBI pasokan listrik berasal dari trafo yang dikelola oleh PLN UPJ Bogor Timur. Berdasarkan data yang diperoleh dari PLN UPJ Bogor Timur jumlah KWH pakai, total tagihan dan jumlah pelanggan selama setahun dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7. Tabel 6.Total Pemakaian KWH dan Tagihan Listrik Golongan Tarif Rumah di Perumahan Villa Bogor Indah Periode Juni 2009 – Agustus 2010 Bulan Total KWH Pakai Total Tagihan Rp Pemakaian R1 R2 R3 R1 R2 R3 Jun-09 460629 40292 16762 322503739 28821607 20830664 Jul-09 498853 38241 20733 346356615 31914338 27000085 Agust-09 490834 35829 18176 344084209 30793267 23131104 Sep-09 511700 39444 17203 356341926 33462088 20984409 Okt-09 474450 34726 16618 339164397 31101780 20798032 Nop-09 526792 40502 18310 368084924 34113291 22809322 Des-09 522691 39061 17119 357452280 31805701 20320479 Jan-10 502496 39078 18000 357115485 33157608 21462165 Feb-10 501332 41664 16928 356075110 34518912 22131421 Mar-10 457700 36973 18518 333032653 31715147 22836173 Apr-10 489592 43866 17240 347514330 37864260 22517652 Mei-10 542342 49707 18080 380411363 41579040 24087676 Jun-10 548925 48330 17442 381483092 40357438 23280707 Jul-10 545211 44901 19143 380570244 37351814 24331736 Agust-10 532346 49241 18311 390271770 41010935 25181300 Sumber : Data PLN UPJ Bogor Timur, 2010 Tabel 7.Jumlah Pelanggan Golongan Tarif Rumah di Perumahan Villa Bogor Indah Periode Juni 2009 – Agustus 2010 Bulan Jumlah Pelanggan Pemakaian R1 R2 R3 Jun-09 2477 66 11 Jul-09 2571 69 11 Agust-09 2601 70 11 Sep-09 2626 72 11 Okt-09 2661 73 11 Nop-09 2674 73 11 Des-09 2675 74 11 Jan-10 2677 75 11 Feb-10 2678 75 11 Mar-10 2681 75 11 Apr-10 2675 79 11 Mei-10 2670 79 11 Jun-10 2659 79 11 Jul-10 2653 79 11 Agust-10 2648 82 10 Sumber : Data PLN UPJ Bogor Timur, 2010 Pada Tabel 6 dan 7 dapat diketahui bahwa Golongan Tarif R1 menduduki porsi terbesar dalam pemakaian listrik di kawasan ini yaitu sekitar 97 dari total pelanggan jenis Golongan Tarif Rumah. Hal ini hampir serupa dengan persentase R1 di kawasan BCC. Namun apabila dilihat dari rata-rata tagihan selama setahun untuk Golongan R1,kawasan BCC yang memiliki tagihan sebesar Rp. 303.708.249,- setiap bulannya lebih sedikit dibanding kawasan VBI yang memiliki tagihan sebesar Rp 357.364.142,- setiap bulannya. Berdasarkan data lima tahun terakhir dari Badan Pusat Statistik 2005, energi listrik yang didistribusikan oleh PLN mengalami kenaikan rata-rata 5,56 per tahun yang diperkirakan pada tahun 2005 pendistribusian listrik mencapai 104.908 MWH. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan akan listrik terus mengalami kenaikan secara signifikan. Oleh karena itu untuk mencegah kekurangan pasokan energi listrik serta meningkatkan mutu pelayanan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral membuat Peraturan Menteri No 07 Tahun 2010 yang merubah Tarif Dasar Listrik. Dalam Tarif Dasar Listrik 2010 pelanggan 450 VA dan 900 VA seluruh golongan tarif tidak mengalami kenaikan. Sedangkan kenaikan TDL untuk pelanggan di atas 900 VA untuk setiap golongan tarif, berkisar antara 6 - 20 dengan sebaran sebagai berikut : 1. Sosial, naik rata-rata 10 2. Rumah Tangga, naik rata-rata 18 3. Bisnis, naik rata-rata 16 4. Industri, naik rata-rata 6 sd 12 5. Bangunan Pemerintah, naik rata-rata 15 sd 18 6. Traksi, Curah, dan layanan khusus, naik rata-rata 9 sd 20

2.5 Sistem Informasi Geografis SIG