Hasil Analisis GIS dengan CITYgreen 5.4

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Analisis GIS dengan CITYgreen 5.4

Proses analisis dibagi menjadi analisis enam belas rumah sampel. Keenam belas rumah ini berasal dari dua kecamatan dengan kondisi fisik kawasan yang tidak memiliki perbedaan jauh yaitu Kecamatan Tanah Sareal dan Bogor Utara. Pemilihan rumah sampel didasari oleh dua faktor yaitu berdasarkan tipe rumah dan berdasarkan keberadaan pohon. Berdasarkan tipe rumah, rumah sampel dipilih dengan tiga kriteria yaitu rumah tipe kecil, sedang dan besar yang dimiliki oleh masing-masing perumahan. Berdasarkan keberadaan pohon, rumah sampel dipilih dengan dua kriteria yaitu rumah yang memiliki sedikit pohon dan rumah yang memiliki banyak pohon. Adapun identitas keenambelas rumah sampel dan hasil analisis pada rumah tersebut dapat dilihat pada Tabel 21 dan 22. Pada Tabel 21 terdapat delapan identitas rumah sampel dan pohon yang terdapat di rumah tersebut yang berlokasi di Perumahan Bukit Cimanggu City. Pada Tabel 22 terdapat delapan identitas rumah sampel dan pohon yang terdapat di rumah tersebut yang berlokasi di Perumahan Villa Bogor Indah. Hasil analisis CITYgreen 5.4 pada Tabel 21 dan 22 menunjukkan bahwa terdapat sembilan rumah sampel yang tidak mendapatkan manfaat penghematan tarif dan daya listrik untuk asumsi pemakaian AC dari adanya kanopi pohon di kedua perumahan. Rumah sampel di VBI yang tergolong ke dalam kategori tidak mendapatkan manfaat yaitu rumah sampel VBI_K_1, VBI_K_2, VBI_K_3, VBI_S_1 dan VBI_B_1. Rumah sampel di BCC yang tergolong ke dalam kategori yang sama yaitu rumah sampel BCC_K_1, BCC_S_1, BCC_B_1 dan BCC_B_2. 5.2 Pendugaan Manfaat Pohon sebagai Penghemat Pemakaian Listrik Untuk Air Conditioner AC Rumah Tangga American Forest 2002 sebagai lembaga yang menciptakan program ekstensi CITYgreen 5.4 menyatakan bahwa program ini memberikan peringkat kemampuan pohon menghemat energi berdasarkan tiga kriteria, yaitu : a. Jarak atau letak pohon dari bangunan rumah b. Orientasi atau arah hadap bangunan rumah c. Kemampuan pohon dalam memberikan bayangan atau sebagai peneduh Setiap pohon diberikan peringkat dengan nilai 0 yang berarti tidak ada penghematan no savings hingga nilai 5 yang berarti penghematan maksimal maximum savings. Oleh sebab itu analisis dari setiap rumah sampel di kedua perumahan ini akan dibahas dengan melihat ketiga aspek pohon menurut American Forest 2002. Jarak pohon dari bangunan rumah dan arah hadap rumah dapat diperoleh dengan digitasi dan pengukuran langsung. Dalam pemberian peringkat scoring American Forest 2002 menilai bahwa : a. Jarak pohon yang dekat dari bangunan rumah 10 meter akan memberikan manfaat maksimal sedangkan jarak pohon yang jauh 10 meter akan semakin memberikan manfaat yang minimal. b. Orientasi penanaman pohon yang akan memberikan manfaat maksimal dalam memberikan efek peneduh yaitu apabila ditanam dengan posisi sebelah barat terhadap rumah. Posisi kedua yang paling baik yaitu disebelah timur. Posisi utara dan selatan merupakan posisi paling minimal di dalam memberikan efek peneduh. c. Pohon memberi manfaat terbesar apabila posisi pohon menaungi Air Conditioner AC, jendela atau dinding rumah dan di samping bagian rumah yang menerima pencahayaan terbesar. Untuk kemampuan pohon dalam memberikan bayangan atau sebagai peneduh dapat dilihat berdasarkan karakter fisik dari pohon tersebut. Wee dan Steenis 1978 menyatakan bahwa agar pohon dapat menjadi peneduh harus memiliki karakter seperti : a. Tajuk pohon menjuraibulatkubah b. Daun lebat, rapat, rimbun c. Buah tidak terlalu besar d. Toleransi angin tinggi Berkaitan dengan hal itu, Grey dan Deneke 1978 menyatakan bahwa pohon yang berfungsi sebagai kontrol suhu yaitu pohon yang memiliki kerapatan daun yang tinggi serta memiliki bentuk tajuk bulat, berkolom dan menjurai weeping. Pembahasan akan dibagi per perumahan dimulai dari Perumahan Bukit Cimanggu City hingga Perumahan Villa Bogor Indah dengan melihat ketiga kriteria berdasarkan American Forests terhadap nilai penghematan yang dihasilkan.

A. Perumahan Bukit Cimanggu City BCC

Pada Perumahan Bukit Cimanggu City terdapat keragaman nilai manfaat kanopi pohon dalam penghematan energi listrik baik dari segi biaya maupun daya di kedelapan rumah sampel. 1 2 1 2 9 1 3 11 11 27 21 48 10 20 30 40 50 60 BCC_K_1 BCC_K_2 BCC_S_1 BCC_S_2 BCC_S_3 BCC_B_1 BCC_B_2 BCC_B_3 Jumlah Pohon Penghematan Tarif Gambar 24. Grafik hubungan antara jumlah pohon dengan penghematan tarif listrik di BCC 1 2 1 2 9 1 3 11 132.35 331.28 265.1 595.56 100 200 300 400 500 600 700 BCC_K_1 BCC_K_2 BCC_S_1 BCC_S_2 BCC_S_3 BCC_B_1 BCC_B_2 BCC_B_3 Jumlah Pohon Penghematan Listrik per Tahun KWH Gambar 25. Grafik hubungan antara jumlah pohon dengan penghematan daya listrik di BCC Dari Gambar 24 dan 25 dapat dilihat bahwa nilai penghematan tarif listrik untuk pemakaian AC sejalan dengan nilai penghematan daya listriknya namun dari segi jumlah pohon belum dapat dikatakan sejalan dengan besar nilai penghematan yang dapat diterima oleh pemilik rumah. Adapun karakter bangunan rumah dan pohon yang dimiliki pada taman rumah sampel mulai dari kategori rumah kecil hingga besar dapat dilihat sebagai berikut ;

1. Rumah BCC_K_1

Tabel 23. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_K_1 Tipe Rumah Spesies Diameter Batang inchi Diameter Kanopi m Kategori Tinggi Pohon Tinggi Bangunan Arah Hadap Rumah 45105 Jambu Air 9,53 6 1 1 lantai timur Karakter yang dapat dilihat pada rumah sampel ini pertama yaitu pendistribusian lahan pada kavling rumah sebagian besar didominasi oleh lahan kedap air. Disamping itu lahan terbuka yang ada yaitu taman rumah tidak digunakan untuk menanam pohon melainkan hanya menanam rumputdan semak Gambar 26. Kondisi ini cukup dapat membuat udara sekitar rumah terasa panas Hal ini sesuai dengan pernyataan Irwan 2005 yang menyatakan bahwa suhu di sekitar tanaman dapat menjadi lebih sejuk akibat kehilangan panas karena adanya evapotranspirasi dari tanaman. Rumah yang menghadap timur seperti rumah sampel Tabel 23 memiliki keuntungan yaitu pada pagi hingga siang hari mendapat sinar matahari langsung dan pada sore hari terhindar dari silau matahari sore Rahadini, 2010. Namun dilihat dari segi penanaman pohon terdapat beberapa kekurangan. Pohon hanya ditanam di depan rumah sementara di sebelah barat rumah tidak ada pohon melainkan diapit oleh rumah lainnya. Kondisi ini menyebabkan pohon kurang memberikan pengaruh dalam hal meneduhkan rumah. Jarak penanaman pohon terhadap rumah juga cukup jauh karena pohon ditanam berseberangan dengan rumah dan dibatasi oleh jalan umum dengan jarak 6 meter dari rumah Gambar 26. Karakter fisik pohon baik dari segi diameter, kerapatan daun dan tinggi pohon sebenarnya berpotensi memberi bayangan peneduh namun faktor jarak dan orientasi pohon menjadi penghambat dalam memberikan naungan. Hal ini menjadi faktor analisis CITYgreen 5.4 mengasumsikan kanopi pohon tidak memberikan nilai penghematan bagi rumah. Gambar 26. Tampak Rumah BCC_K_1 ; kiri atas tampak depan rumah ; kanan atas posisi pohon Jambu Air yang ditanam di seberang rumah; bawah denah rumah

2. Rumah BCC_K_2

Tabel 24. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_K_2 Tipe Rumah Spesies Diameter Batang inchi Diameter Kanopi m Kategori Tinggi Pohon Tinggi Bangunan Arah Hadap Rumah 45120 Mangga 7,90 3 1 1 lantai barat Durian 8,15 2 1 Rumah BCC_K_2 memperoleh nilai penghematan tarif listrik untuk pemakaian AC per tahun sebesar 11,- atau setara Rp 110.000,- dan sebesar 132,35 KWH untuk daya listrik. Dari Gambar 27dapat dilihat jarak pohon dari rumah cukup dekat yaitu sekitar 2 meter dari bangunan rumah sehingga bayangan dari kanopi pohon dapat menaungi halaman depan rumah. Keberadaan kedua pohon ini yang terletak di depan rumah juga mampu menyaring sinar matahari dan angin yang masuk. Posisi rumah yang menghadap barat membuat rumah pada sore hari terkena silau matahari Rahadini, 2010. Hal ini menyebabkan suhu mikro di sekitar rumah berpeluang terasa panas. Namun penanaman pohon tepat di depan rumah menjadikan pohon dapat memberikan manfaat maksimal dalam meneduhkan rumah. Karakter fisik pohon mampu memberikan naungan atau sebagai peneduh. Hal ini dapat dilihat dari diameter kanopi pohon sebesar 3 meter untuk pohon mangga dengan kerapatan daun padat dan sebesar 2 meter untuk pohon durian dengan kerapatan daun sedang Gambar 27. Gambar 27. Tampak Rumah BCC_K_2 ; kiri atas depan rumah; kanan atas jejeran pohon mangga dan durian di depan rumah; bawah denah rumah

3. Rumah BCC_S_1

Tabel 25. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_S_1 Tipe Rumah Spesies Diameter Batang inchi Diameter Kanopi m Kategori Tinggi Pohon Tinggi Bangunan Arah Hadap Rumah 65120 Pinus 3,76 2 2 1 lantai selatan Pada kondisi lapang, rumah BCC_S_1 sebenarnya memiliki enam pohon selain pohon pinus namun kondisi keenam pohon ini masih cukup muda dengan diameter kanopi di bawah 1 meter sehingga keenam pohon ini tidak dimasukkan dalam kategori pohon sampel. Pohon pinus pada Tabel 25 ditanam di depan rumah dengan jarak sekitar 2 meter dari bangunan rumah. Jarak ini tergolong cukup jauh karena diameter kanopi pohon sendiri memiliki lebar 2 meter. Diameter kanopi pohon yang tergolong kecil dengan kerapatan daun pinus yang tergolong jarang membuat pohon tersebut tidak mampu memberikan bayangan yang meneduhkan rumah. Posisi rumah seperti rumah sampel yang menghadap ke selatan dengan posisi penanaman pohon berada di depan rumah. Hal ini menyebabkan rumah tidak terkena silau dari matahari pagi atau sore namun posisi pohon kurang memberikan pengaruh naungan bagi rumah. Kondisi rumah yang memiliki ruang terbuka yang cukup luas juga menyebabkan pada siang hari suhu sekitar rumah terasa panas Gambar 28. Beberapa faktor di atas menjadi penyebab vegetasi pohon tidak mampu menurunkan suhu mikro dari rumah sehingga hasil analisis pada rumah ini menunjukkan bahwa tidak terdapat nilai penghematan listrik dari kanopi pohon pada rumah sampel ini. Gambar 28. Tampak Rumah BCC_S_1 ; kiri atas tampak depan rumah dengan pohon pinus ditanam di depan ; kanan atas tanaman rumah yang didominasi tanaman semak dan pot; bawah denah rumah

4. Rumah BCC_S_2

Tabel 26. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_S_2 Tipe Rumah Spesies Diameter Batang inchi Diameter Kanopi m Kategori Tinggi Pohon Tinggi Bangunan Arah Hadap Rumah 65120 Alpukat 3,76 3 2 1 lantai selatan Alpukat 9,65 5 2 Posisi rumah yang menghadap selatan pada rumah sampel Tabel 26 memiliki keuntungan yang sama dengan rumah BCC_S_1. Posisi rumah ini didukung dengan posisi pohon yang ada di rumah sampel. Salah satu pohon yaitu pohon yang terletak di halaman belakang rumah ditanam di sebelah barat. Jarak kedua pohon dari rumah cukup dekat. Kedua pohon ini juga memiliki tinggi pohon yang melebihi tinggi bangunan yaitu tinggi golongan kedua. Pada Gambar 29 dapat dilihat juga bahwa taman rumah digunakan untuk menanam berbagai jenis pohon lainnya seperti pohon Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi yang masih muda, dan berbagai tanaman semak di depan dan di belakang rumah sehingga udara di rumah terasa lebih sejuk. Dengan melihat karakter pohon dan bangunan rumah sampel BCC_S_2, CITYgreen 5.4 menganalisis nilai penghematan tarif listrik untuk pemakaian AC per tahun sebesar 27,- atau setara dengan Rp 270.000,- dan sebesar 331,28 KWH untuk daya listrik. Nilai ini tergolong cukup baik karena apabila dihitung dalam satuan waktu perbulan, maka tiap bulan keberadaan pohon dan taman rumah di rumah ini dapat menghemat tarif listrik sekitar Rp 25.000,- dan daya listrik sebesar 31,11 KWH. Penghematan ini dapat dirasakan oleh pemilik rumah BCC_S_2. Jahya Priyatna 73 tahun sebagai pemilik rumah mengatakan bahwa keberadaan pohon di sekitar rumah dapat menjadi menurunkan suhu sekitar rumah sehingga suhu di dalam rumah terasa sejuk. Oleh sebab itu pemilik rumah tersebut tidak menggunakan AC sebagai pendingin ruangan di rumah. Gambar 29. Tampak Rumah BCC_S_2 ; kiri tampak depan rumah ; kanan bagian halaman belakang rumah.

5. Rumah BCC_S_3

Tabel 27. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_S_3 Tipe Rumah Spesies Diameter Batang inchi Diameter Kanopi m Kategori Tinggi Pohon Tinggi Bangunan Arah Hadap Rumah 58176 Cengkeh 11,28 3 2 2 lantai selatan Pala 10,03 4 1 Mangga 18,81 7 2 Rambutan 16,30 4 2 Rambutan 8,40 2 1 Jambu Air 18,81 4 1 Pala 7,52 2 1 Tanjung 11,28 4 1 Mangga 4,76 4 1 Dari Gambar 30 dapat dilihat bahwa kesembilan pohon ini mampu menjadi peneduh karena diameter kanopi yang dimiliki pohon rata-rata sebesar 4 meter. Kondisi ini didukung oleh jarak penanaman pohon yang dekat dari bangunan rumah mulai dari di taman rumah, di depan dan di samping rumah. Dengan kondisi demikian, bayangan kanopi dari seluruh pohon ini mampu meneduhkan sekitar rumah. Berdasarkan arah hadap rumah sampel memiliki posisi sama seperti rumah BCC_S_1 dan BCC_S_2 yang cukup memberikan keuntungan dari segi suhu mikro rumah karena tidak terkena silau matahari pagi dan sore hari. Posisi penanaman pohon sebagian besar berada di sebelah timur rumah sehingga pepohonan ini memberikan pengaruh yang cukup baik dalam meneduhkan rumah. Nilai penghematan yang diperoleh rumah ini untuk tarif listrik sebesar 21,- atau setara dengan Rp 210.000,- dan sebesar 265,10 KWH untuk daya listrik. Apabila dihitung dalam satuan waktu perbulan, maka tiap bulan keberadaan pohon dan taman rumah di rumah ini dapat menghemat tarif listrik pemakaian AC sekitar Rp 20.800,- dan daya listrik sebesar 25,59 KWH. Sama seperti rumah BCC_S_2, penghematan ini dapat dirasakan langsung oleh pemilik rumah. Dari hasil wawancara dengan Dyah Ayu Sinung 41 tahun sebagai pemilik rumah diperoleh penjelasan bahwa pemilik rumah tidak memerlukan pemakaian AC untuk pendingin ruangan karena pohon di sekitar rumah dirasakan mampu menyejukkan suhu ruangan dalam rumah. Gambar 30. Tampak Rumah BCC_S_3 ; kiri atas tampak depan rumah yang menghadap jalan ; kanan atas tampak bagian samping rumah; bawah denah rumah.

6. Rumah BCC_B_1

Tabel 28. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_B_1 Tipe Rumah Spesies Diameter Batang inchi Diameter Kanopi m Kategori Tinggi Pohon Tinggi Bangunan Arah Hadap Rumah 170200 Ceri 5,02 5 1 2 lantai selatan Bangunan rumah merupakan bangunan yang terdiri dari dua lantai namun pemilik hanya menyediakan ruang terbuka yang cukup kecil yaitu sekitar 30 m 2 termasuk garasi. Hal ini menyebabkan pada taman rumah, pemilik hanya menanam semak dan tanaman pot pada taman rumah Gambar 31. Arah hadap pohon terhadap rumah yang terletak di sebelah selatan kurang berpengaruh dalam hal kontrol suhu. Kondisi bangunan rumah cukup tinggi namun tidak seimbang dengan kondisi pohon. Pohon sendiri memiliki tinggi yang cukup rendah yaitu dibawah 25 kaki sehingga tidak mampu menaungi dan memberi kesejukan dalam rumah secara maksimal yang memiliki tinggi jauh melebihi tinggi pohon. Hasil analisis CITYgreen 5.4 menunjukkan pohon pada taman rumah ini belum dapat memberikan nilai penghematan. Penyebab lainnya yaitu jarak pohon walaupun dekat dengan rumah namun penanaman pohon dilakukan di luar rumah yang menghadap jalan umum. Hal ini menyebabkan pohon tersebut hanya mampu meneduhkan sebagian besar lahan jalan di depan rumah bukan halaman rumah. Gambar 31. Tampak Rumah BCC_B_1 ; kiri atas tampak depan rumah; kanan atas posisi pohon yang ditanam di luar rumah menghadap jalan; bawah denah rumah

7. Rumah BCC_B_2

Tabel 29. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_B_2 Tipe Rumah Spesies Diameter Batang inchi Diameter Kanopi m Kategori Tinggi Pohon Tinggi Bangunan Arah Hadap Rumah 230300 Rambutan 6,27 5 1 2 lantai timur Rambutan 6,90 4 1 Tanjung 12,54 6 1 Kondisi bangunan rumah yang cukup besar namun tidak seimbang dengan keberadaan pohon di sekitar rumah. Bangunan rumah merupakan bangunan yang terdiri dari satu lantai dengan luas bangunan sekitar 230 m 2 dan halaman rumah yang cukup lebar sekitar 70 m 2 . Namun penanaman ketiga pohon eksisting ditanam dengan jarak cukup jauh yaitu 5 meter dari bangunan rumah Arah hadap bangunan rumah menghadap timur. Menurut Rahadini 2010 posisi rumah yang menghadap ke timur memiliki keuntungan yaitu pada pagi hingga siang hari mendapat sinar matahari langsung dan pada sore hari terhindar dari silau matahari sore namun pohon yang jaraknya cukup jauh dan berada di luar rumah menyebabkan tidak terdapat penyaringfilter sinar matahari langsung sehingga suhu di luar rumah dan di dalam rumah yang menghadap timur lebih terasa panas mendekati siang hari. Ketiga pohon pada rumah ini memiliki kategori pohon peneduh yaitu memiliki kerapatan yang cukup padat dan diameter ketiga kanopi pohon di atas 6 meter. Namun penanaman yang cukup jauh dari bangunan rumah dan dibatasi oleh jalan umum menyebabkan ketiga pohon ini hanya mampu memberi kesejukan di sekitar jalan. Gambar 32 dan 33. Dengan beberapa kondisi diatas, analisis menunjukkan pohon belum mampu memberikan nilai manfaat penghematan penggunaan AC bagi rumah. Gambar 32. Tampak Rumah BCC_B_2 ; kiri atas tampak depan rumah ; kanan atas rumah yang sedang digabung; bawah denah rumah Gambar 33. Posisi Pohon Peneduh Terhadap Rumah BCC_B_2

8. Rumah BCC_B_3

Tabel 30. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah BCC_B_3 Tipe Rumah Spesies Diameter Batang inchi Diameter Kanopi m Kategori Tinggi Pohon Tinggi Bangunan Arah Hadap Rumah 82165 Pinus 4,76 2 2 2 lantai utara Pinus 4,76 2 2 Pinus 4,76 2 2 Pinus 5,02 2 2 Jambu Air 14,29 6 1 Jambu Air 7,15 4 1 Mangga 9,53 6 1 Mangga 9,53 4 1 Jambu Air 9,53 5 1 Rambutan 4,76 4 2 Nangka 9,53 4 2 Hasil cek lapang Lampiran 2 menunjukkan bahwa diameter kanopi dari kesebelas pohon yang ada rata-rata melebihi 4 meter dengan kerapatan daun rapat dan sebagian besar tinggi pohon melebihi tinggi bangunan rumah Gambar 34. Selain itu jarak pohon dari rumah cukup dekat karena terletak menyebar di halaman rumah dan di luar rumah sehingga bayangan dari kanopi pohon masih mampu menjadi peneduh diluar dan di dalam rumah. Apabila dilihat dari kondisi bangunanrumah, posisi rumah menghadap ke utara dengan posisi penanaman pohon berada di sebelah barat dan utara rumah. Hal ini menyebabkan pohon yang berada di sebelah barat memberikan nilai manfaat yang maksimal bagi rumah. Hasil analisis menunjukkan nilai penghematan tarif listrik untuk pemakaian AC per tahun sebesar 48,- untuk tarif listrik atau setara Rp 480.000,- dan sebesar 595,56 KWH untuk daya listrik. Gambar 34. Tampak Rumah BCC_B_3 ; kiri atas tampak depan rumah ; kanan atas tampak rumah dan halamannya yang sebagian besar dipenuhi oleh pohon; bawah denah rumah.

B. Perumahan Villa Bogor Indah VBI

Pada Perumahan Villa Bogor Indah terdapat keragaman nilai manfaat kanopi pohon dalam penghematan energi listrik baik dari segi biaya maupun daya dari kedelapan rumah sampel pada asumsi penggunaan AC. Perbandingan nilai manfaat tersebut dapat dilihat Gambar 35 dan 36. 1 1 3 2 2 6 1 3 11 54 5 10 20 30 40 50 60 VBI_K_1 VBI_K_2 VBI_K_3 VBI_S_1 VBI_S_2 VBI_S_3 VBI_B_1 VBI_B_2 Jumlah Pohon Penghematan Biaya TDL AC per Tahun Gambar 35. Grafik hubungan antara jumlah pohon dengan penghematan tarif listrik di VBI 1 1 3 2 2 6 1 3 132.35 662.56 66.17 100 200 300 400 500 600 700 VBI_K_1 VBI_K_2 VBI_K_3 VBI_S_1 VBI_S_2 VBI_S_3 VBI_B_1 VBI_B_2 Jumlah Pohon Penghematan Listrik per Tahun KWHs Gambar 36. Grafik hubungan antara jumlah pohon dengan penghematan daya listrik di VBI Berdasarkan kedua gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa terdapat kesamaan umum dari hasil analisis CITYgreen 5.4 di perumahan Villa Bogor Indah dan di perumahan Bukit Cimanggu City yaitu nilai penghematan tarif listrik untuk pemakaian AC sejalan dengan nilai penghematan daya listriknya. Adapun karakter bangunan rumah dan pohon yang dimiliki pada taman rumah sampel mulai dari kategori rumah kecil hingga besar dapat dilihat sebagai berikut ;

1. Rumah VBI_K_1

Tabel 31. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_K_1 Tipe Rumah Spesies Diameter Batang inchi Diameter Kanopi m Kategori Tinggi Pohon Tinggi Bangunan Arah Hadap Rumah 3684 Jambu Bol 6,27 3 2 1 lantai Barat Dari Gambar 37 dapat dilihat pohon tidak ditanam di halaman rumah melainkan di luar lahan rumah mendekati jalan umum. Hal ini dapat disebabkan karena rumah memiliki lahan taman rumah yang cukup sempit sehingga kurang memungkinkan untuk menanam vegetasi pohon peneduh. Jumlah pohon di rumah tersebut yang sangat minim dan diameter kanopi yang cukup kecil yaitu 3 meter juga membuat kanopi pohon tidak mampu memberikan bayangan yang meneduhkan rumah. Posisi rumah yang menghadap barat membuat rumah pada sore hari terasa lebih silau dibanding rumah dengan arah hadap lainnya. Kondisi ini tidak didukung oleh jumlah pohon yang cukup. Melihat kondisi bangunan dan pohon di rumah sampel ini analisis CITYgreen 5.4 tidak memberikan nilai penghematan listrik dari pohon dalam penggunaan AC. Gambar 37. Tampak rumah VBI_K_1; tampak pohon Jambu bol yang ditanam di depan rumah kanan atas; tampak depan rumah menghadap jalan umum kiri atas; bawah denah rumah.

2. Rumah VBI _K_2

Tabel 32. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_K_2 Tipe Rumah Spesies Diameter Batang inchi Diameter Kanopi m Tinggi Pohon Tinggi Bangunan Arah Hadap Rumah 4590 Mangga 6,39 5 1 1 lantai Selatan Gambar 38 menunjukkan bahwa sebagian besar rumah terdiri dari perkerasan. Kondisi seperti ini membuat lahan untuk penanaman pohon menjadi sangat sedikit. Dilihat dari jumlahnya, pohon di sekitar rumah tergolong sedikit yaitu hanya satu pohon. Tinggi pohon tersebut cukup rendah dan diameter kanopi sebesar 4,5 meter. Arah hadap rumah yang menghadap selatan membuat rumah sama seperti rumah sampel lainnya yang memiliki arah hadap selatan juga yaitu tidak terkena silau matahari pagi dan sore. Namun di sebelah barat rumah tidak terdapat pohon karena sebelah barat rumah diapit oleh rumah lainnya sehingga pohon yang ditanam di sebelah selatan kurang memberikan pengaruh peneduh bagi rumah. Dengan kondisi demikian, analisis CITYgreen 5.4 menyatakan bahwa pohon belum mampu memberikan nilai penghematan listrik untuk penggunaan AC. Gambar 38. Tampak rumah VBI_K_2; tampak pohon Mangga yang ditanam di depan rumah kanan atas; tampak depan rumah yang menghadap jalan kiri atas; bawah denah rumah.

3. Rumah VBI _K_3

Tabel 33. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_K_3 Tipe Rumah Spesies Diameter Batang inchi Diameter Kanopi m Tinggi Pohon Tinggi Bangunan Arah Hadap Rumah 4590 Jotang 16,30 6 2 1 lantai Timur Mareme 6,27 4 1 Mangga 5,64 3 1 Penyebab pohon belum mampu memberi nilai penghematan dapat dikarenakan ketiga pohon pada rumah ini berada di luar rumah yang dibatasi oleh jalan umum dengan jarak 3 meter. Posisi pohon yang berada di luar rumah ini membuat pohon hanya mampu memberi bayangan di sekitar jalan umum saja. Melihat karakter pohon pada Tabel 33, pohon Jotang sebenarnya cukup potensial menjadi pohon peneduh. Akan tetapi, kedua pohon lainnya yaitu Mareme dan Mangga memiliki tinggi dan diameter kanopi yang belum maksimal dikarenakan kedua pohon ini tergolong pohon muda. Dari Gambar 39 dapat dilihat juga bahwa sebagian besar distribusi lahan pada rumah terdiri dari perkerasan sama seperti kasus VBI_K_2 sehingga pada siang hari panas matahari tidak dapat diserap ke dalam tanah sehingga meningkatkan suhu di sekitar rumah. Arah hadap rumah yang menghadap timur membuat suhu dan kondisi rumah pada pagi hari hinga menjelang siang terkena sinar matahari langsung. Namun posisi tersebut tidak didukung oleh naungan dari pohon karena jarak yang cukup jauh. Dengan beberapa kondisi diatas, analisis CITYgreen 5.4 menyatakan bahwa pohon belum mampu memberikan nilai penghematan listrik untuk penggunaan AC. Gambar 39. Tampak rumah VBI_K_3. tampak pohon Jotang dan pohon lainnya yang ditanam di depan rumah yang dibatasi oleh jalankanan atas; tampak depan rumah VBI_K_3kiri atas; bawah denah rumah.

4. Rumah VBI_S_1

Tabel 34. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_S_1 Tipe Rumah Spesies Diameter Batang inchi Diameter Kanopi m Tinggi Pohon Tinggi Bangunan Arah Hadap Rumah 45120 Matoa 2,51 3 2 2 lantai Utara Mangga 5,64 5 2 Tabel 34 menunjukkan kondisi kedua pohon memiliki tinggi yang cukup potensial untuk menjadi penaung. Akan tetapi, apabila dilihat dari diameter kanopi pohon , pohon matoa yang berada di halaman rumah memiliki diameter yang kurang yaitu 4 meter sedangkan pohon mangga yang terletak di luar rumah memiliki diameter kanopi sekitar 5 meter. Oleh karena itu, manfaat kanopi pohon mangga sebagian besar hanya dapat dirasakan di sekitar jalan di depan rumah. Kedua pohon memiliki posisi di sebelah utara rumah dan posisi ini membuat pohon kurang memberikan manfaat penaung bagi rumah Berdasarkan Gambar 40 dapat dilihat kondisi sebagian besar rumah terdiri dari perkerasan dengan tinggi bangunan dua lantai. Sebelah barat dan timur rumah diapit oleh rumah lainnya. Kondisi tersebut menyebabkan rumah kekurangan pencahayaan dan terasa panas. Dengan kondisi demikian, analisis CITYgreen 5.4 menyatakan bahwa pohon belum mampu memberikan nilai penghematan listrik untuk penggunaan AC. Gambar 40. Tampak rumah VBI_S_1; tampak pohon mangga yang ditanam di depan rumah kanan atas; tampak depan rumah VBI_S_1 kiri atas; bawah denah rumah.

5. Rumah VBI_S_2

Tabel 35. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_S_2 Tipe Rumah Spesies Diameter Batang inchi Diameter Kanopi m Tinggi Pohon Tinggi Bangunan Arah Hadap Rumah 45120 Mangga 6,27 4 1 1 lantai Timur Mangga 7,52 4 1 Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa nilai penghematan tarif listrik untuk pemakaian AC per tahun sebesar 11,- untuk tarif listrik atau setara Rp 110.000,- dan sebesar 132,35 KWH untuk daya listrik. Hasil analisis diatas dapat disebabkan oleh posisi kedua pohon dari rumah cukup dekat karena walaupun pohon peneduh terletak di luar halaman rumah namun kanopi pohon mampu meneduhkan rumah dan halaman rumah Gambar 41. Selain itu, penanaman kedua pohon ini dilakukan bersebelahan dengan jarak yang cukup dekat. Posisi penanaman pohon yang berada di sebelah timur rumah dinilai cukup baik sehingga pohon dapat memberikan manfaat penaung bagi rumah. Karakter fisik pohon mampu memberikan bayangan atau sebagai peneduh karena pohon mangga memiliki kerapatan daun padat. Apabila dilihat berdasarkan kondisi bangunan rumah, tinggi rumah memiliki tinggi yang tidak melampaui tinggi pohon. Selain itu, taman rumah memiliki penutup tanah seperti rumput dan tanaman semak lainnya, sehingga panas matahari mampu diserap oleh vegetasi tersebut. Arah hadap rumah yang menghadap timur berpeluang memberikan silau cahaya matahari namun kondisi ini dapat diminimalisir oleh karakter pohon yang ada. Gambar 41. Tampak rumah VBI_S_2; kanan atas tampak dalam taman rumah; kiri atas tampak depan rumah VBI_S_2; bawah denah rumah

6. Rumah VBI_S_3

Tabel 36. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_S_3 Tipe Rumah Spesies Diameter Batang inchi Diameter Kanopi m Tinggi Pohon Tinggi Bangunan Arah Hadap Rumah 45160 Ketapang 7,15 8 1 1 lantai Barat Mangga 6,31 5 2 Mangga 7,52 6 1 Mangga 7,02 5 2 Mangga 7,02 5 2 Rambutan 4,14 4 1 Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa nilai penghematan tarif listrik untuk pemakaian AC per tahun sebesar 54,- untuk tarif listrik atau setara dengan Rp 540.000,- dan sebesar 662,56 KWH untuk daya listrik. Nilai penghematan ini tergolong baik dan merupakan nilai penghematan tertinggi dibanding seluruh rumah sampel dari kedua perumahan. Keenam pohon ditanam menyebar di sekitar rumah baik di halaman rumah, di depan rumah maupun di samping rumah dengan jarak yang dekat. Karakter fisik pohon mampu memberikan bayangan atau sebagai peneduh. Hal ini dapat dilihat dari hasil cek lapang menunjukkan bahwa keenam pohon tersebut memiliki diameter kanopi sebesar 4 meter hingga 8 meter dengan kerapatan daun padat. Posisi rumah yang menghadap barat membuat rumah pada sore hari terasa lebih panas dan silau namun karena di depan rumah ditanam pohon ketapang dan mangga dengan diameter yang cukup besar hal ini membuat pohon mampu memberikan manfaat penaung yang maksimal bagi rumah Gambar 42. Selain itu pada taman rumah terdapat ruang terbuka open space yang ditanam dengan tanaman rumput dan semak sehingga panas matahari juga mampu diserap oleh vegetasi tersebut. Gambar 42. Tampak rumah VBI_S_3 ; kanan atas tampak depan rumah; kiri atas tampak pohon mangga yang terdapat di halaman rumah tampak depan rumah; bawah denah rumah

7. Rumah VBI _B_1

Tabel 37. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_B_1 Tipe Rumah Spesies Diameter Batang inchi Diameter Kanopi m Tinggi Pohon Tinggi Bangunan Arah Hadap Rumah 60184 Cemara kipas 4,76 2 1 1lantai Selatan Dari Gambar 43 dapat dilihat bahwa jenis pohon yang terdapat di rumah ini hanya cemara kipas yang ditanam di taman rumah . Dilihat berdasarkan kondisi pohon khususnya tinggi dan diameter kanopinya, pohon tersebut belum mampu penjadi peneduh bagi rumah tersebut karena memiliki tinggi yang cukup rendah yaitu dibawah 25 kaki dan diameter kanopi sebesar 2 meter. Posisi pohon yang berada di sebelah selatan rumah membuat pohon kurang bermanfaat dalam menaungi rumah. Arah hadap rumah yang menghadap selatan cukup menguntungkan rumah karena pada pagi dan sore hari rumah tidak mendapat silau atau cahaya matahari langsung yang menghadap rumah. Namun karena kondisi rumah yang minim dengan vegetasi pohon, rumah tersebut terasa cukup panas pada siang hari. Dengan beberapa kondisi diatas, analisis CITYgreen 5.4 menyatakan bahwa pohon belum mampu memberikan nilai penghematan listrik untuk penggunaan AC. Gambar 43. Tampak rumah VBI_B_1; kondisi pada taman rumah kanan atas; tampak depan rumah VBI_B_1 kiri atas; bawah denah rumah.

8. Rumah VBI_B_2

Tabel 38. Karakter Rumah dan Pohon pada Rumah VBI_B_2 Tipe Rumah Spesies Diameter Batang inchi Diameter Kanopi m Tinggi Pohon Tinggi Bangunan Arah Hadap Rumah 65120 Mangga 2,51 2 1 1 lantai Selatan Mangga 3,76 3 1 Petai Cina 3,13 3 1 Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa nilai penghematan tarif listrik untuk pemakaian AC per tahun sebesar 5,- untuk tarif listrik atau setara Rp 50.000,- dan sebesar 66,17 KWH untuk daya listrik. Berdasarkan Gambar 57 dapat dilihat bahwa ketiga pohon ditanam saling bersebelahan dan tepat di depan rumah sehingga dapat menjadi penyaring cahaya serta panas matahari yang masuk ke rumah. Hal ini dapat dilihat dari hasil cek lapang menunjukkan bahwa walaupun ketiga pohon tersebut memiliki diameter hanya sekitar 3 meter namun dengan kerapatan daun yang padat dan jarak tanam yang cukup dekat menjadikan ketiga pohon tersebut mampu sebagai peneduh. Posisi rumah yang menghadap selatan sama seperti rumah VBI_B_1 cukup menguntungkan rumah karena pada pagi dan sore hari rumah tidak mendapat silau atau cahaya matahari langsung yang menghadap rumah. Selain itu, pada taman rumah terdapat ruang terbuka open space yang ditanam dengan tanaman rumput dan semak sehingga panas matahari juga mampu diserap oleh vegetasi tersebut dan menghasilkan oksigen bagi kesejukan di sekitar rumah. Gambar 44. Tampak rumah VBI_B_2; kanan atas tampak isi dalam taman rumah; kiri atas tampak depan rumah VBI_B_2; bawah denah rumah Dari seluruh penjelasan di atas ternyata jumlah pohon pada penelitian ini tidak mempengaruhi besar-kecilnya nilai penghematan kanopi pohon yang diterima oleh rumah sampel. Hal ini dapat dilihat dari beberapa rumah di kedua perumahan yang hasil analisisnya tidak sejalan dengan jumlah pohon. Untuk dapat mengetahui faktor lain yang cukup berpengaruh dalam penelitian ini selain ketiga kriteria dari American Forests 2002 diperlukan perbandingan karakter dari masing-masing rumah sampel yang hasilnya tidak sejalan dengan jumlah pohon.

a. BCC_B_2 dan VBI_K_3

Kedua perumahan ini merupakan rumah sampel yang sama-sama memiliki jumlah pohon tiga buah namun tidak mendapat nilai manfaat dari keberadaan pohon . Berbeda dengan rumah BCC_K_2 dan VBI_S_2, kedua rumah ini sama- sama memiliki jumlah pohon yang lebih sedikit yaitu dua pohon namun mendapat nilai manfaat dari keberadaan pohon. Rumah BCC_K_2 dan VBI_S_2 sama-sama mendapat nilai manfaat sebesar 11,- dan 132,35 KWH. Faktor yang dapat mempengaruhi yaitu : a. persentase luasan lahan non terbangun. Rumah BCC_B_2 dan VBI_K_3 memiliki persentase lahan non-terbangun lebih kecil daripada luasan lahan non terbangun yang dimiliki oleh rumah BCC_S_2 dan VBI_S_2 Tabel 39. Lahan non-terbangun yang ditanami oleh vegetasi rumput akan menyerap cahaya matahari yang datang dan menghasilkan oksigen sehingga semakin luas lahan non-terbangun yang dimiliki akan semakin memberi udara yang sejuk selain dari keberadaan pohon di sekitar rumah. Tabel 39. Persentase Penggunaan Lahan di Empat Contoh Rumah Sampel. Luasan BCC_B_2 VBI_K_3 BCC_K_2 VBI_S_2 Terbangun 230 45 45 45 Non-Terbangun 70 45 75 75 Luas Lahan 300 90 120 120 Non Terbangun per Luas Lahan 23,33 50 62,50 62,50 Pendugaan ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan olehWenda 1991 dalam Budiman 2010. Wenda telah melakukan pengukuran suhu dan kelembaban udara pada lahan bervegetasi dengan berbagai kerapatan, tinggi dan luasan dari RTH di kota Bogor yang dibandingkan dengan lahan pemukiman yang didominasi oleh tembok dan jalan aspal, diperoleh hasil bahwa : • Pada areal yang didominasi vegetasi, suhu hanya berkisar 25,5 – 31 o C dengan kelembaban 66 – 92 . • Pada areal yang kurang vegetasi dan didominasi oleh tembok dan jalan aspal, suhu yang terjadi sebesar 27,7 o C – 33,1 o C dengan kelembaban 62 – 78 . • Areal padang rumput mempunyai suhu 27,3 o C – 32,1 o C dengan kelembaban 62 – 78 . Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persentase tutupan lahan non-terbangun dapat mempengaruhi penurunan suhu mikro sekitarnya. b. Jarak penanaman pohon dengan bangunan rumah. Dengan melihat penjelasan sebelumnya tentang karakter masing-masing rumah sampel dapat dilihat bahwa jarak pohon cukup mempengaruhi kemampuan pohon sebagai penaung.

b. VBI_S_3, BCC_S_3 dan BCC_B_3

Pada ketiga rumah ini pepohonan yang ada memberikan nilai manfaat yang cukup tinggi namun apabila dilihat berdasarkan jumlah pohon terdapat ketidakselarasan antara jumlah pohon dengan hasil analisis di antara ketiga rumah ini. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pohon pada rumah VBI_S_3 merupakan jumlah yang paling sedikit yaitu enam pohon dibanding pohon pada rumah BCC_S_3 yang berjumlah sembilan dan BCC_B_3 yang berjumlah sebelas pohon. Sementara itu, hasil analisis menunjukkan nilai manfaat penghematan yang dhasilkan oleh kanopi pohon pada VBI_S_3 lebih tinggi daripada kanopi pohon pada BCC_S_3 dan BCC_B_3. Penyebab yang dapat mempengaruhi hasil analisis ini berdasarkan penjelasan sebelumnya dari tiap karakter rumah dan pohon, yaitu a. Jenis pohon yang dimiliki oleh masing-masing rumah sampel. Pada Lampiran 2 dapat dilihat perbedaan tiap jenis pohon yang dimiliki oleh ketiga rumah. Rumah VBI_S_3 memiliki jenis pohon Ketapang, Rambutan dan Mangga yang ditanam mengelilingi rumah. Ketiga jenis pohon ini merupakan jenis pohon peneduh karena memiliki kerapatan daun padatrimbun, ketinggian yang tergolong tinggi dan bentuk kanopi yang bulat dan kubah. Rumah BCC_S_3 dan BCC_B_3 juga memiliki berbagai jenis pohon namun beberapa jenis pohon yang ditanam bukan peneduh. Pada rumah BCC_B_3 terdapat pohon pinus yang tidak dapat dijadikan peneduh, sedangkan pada rumah BCC_S_3 terdapat pohon cengkeh dan pala yang bukan jenis pohon peneduh. b. Persentase luasan lahan non-terbangun yang dimiliki oleh ketiga rumah sampel ini. Pada Tabel 40 dapat dilihat bahwa persentase luas lahan non-terbangun pada rumah VBI_S_3 menduduki posisi tertinggi dibanding dua rumah lainnya. Sama seperti kasus sebelumnya pada bagian a, dengan adanya persentase bangunan rumah yang lebih besar dibanding lahan non terbangun seperti taman atau pekarangan rumah membuat daya serap air oleh tanah di sekitar rumah semakin berkurang sehingga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan dan pertumbuhan pohon tersebut. Selain itu lahan non-terbangun yang ditanami oleh vegetasi rumput akan menyerap cahaya matahari yang datang dan menghasilkan oksigen sehingga semakin luas lahan non-terbangun yang dimiliki akan semakin memberi udara yang sejuk selain dari keberadaan pohon di sekitar rumah. Tabel 40. Persentase Penggunaan Lahan di Tiga Contoh Rumah Sampel. Luasan VBI_S_3 BCC_S_3 BCC_B_3 Terbangun 45 58 82 Non-Terbangun 115 118 83 Luas Lahan 160 176 165 Non Terbangun per Luas Lahan 71,88 67,05 50,30