1. Ketinggian lahan tidak berada di bawah permukaan air setempat, kecuali dengan rekayasa penyelesaian teknis
2. Kemiringan lahan tidak melebihi 15 dapat dilihat pada tabel dengan ketentuan :
a. tanpa rekayasa untuk kawasan yang terletak pada lahan bermorfologi datar landai dengan kemiringan 0-8 ; dan
b. diperlukan
rekayasa teknis
untuk lahan dengan kemiringan 8-15 Dalam penggunaan lahan, terdapat standar kesesuaian yang didasari oleh
kemiringan lereng. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 menurut Standar Nasional Indonesia 2004 dalam Herdiani 2009.
Tabel 1.Kesesuaian Penggunaan Lahan Berdasarkan Kemiringan Lereng Peruntukkan
Kelas Sudut
Lereng Lahan
0-3 3-5 5-10 10-15 15-20 20-30 30-40 40
Jalan raya Parkir
Taman bermain Perdagangan
Drainase
Permukiman
Trotoar Bidang resapan
septik Tangga umum
Rekreasi
Sumber : Standar Nasional Indonesia, 2004
2.2 Taman Rumah Tinggal
Menurut Sulistyantara 1992, taman rumah merupakan komponen penting di lingkungan rumah tinggal, pelengkap unsur kehidupan rumah tangga yang
dapat menyempurnakan kehidupan rumah tangga. Taman rumah juga menjadi unsur penting dalam menciptakan lingkungan. Nurisjah dan Pramukanto 1995
mengatakan rumah dan halaman merupakan suatu kesatuan yang saling mempengaruhi dalam menciptakan suasana yang diinginkan oleh pemiliknya.
Halaman yang tertata dengan baik selain dapat memberikan kelengkapan dan kelembutan yang menarik untuk bangunan fisik rumah tersebut juga dapat
memberikan suatu sajian pemandangan indah yang menembus jendela dan berbagai bukaan pada rumah, sehingga dapat menimbulkan ketenangan dan
berbagai bentuk kenyamanan dalam rumah. Secara umum taman tersusun atas berbagai elemen taman. Apabila dilihat
berdasarkan karakter atau kekerasannya elemen taman dapat dibagi menjadi dua, yaitu elemen taman material lunak soft material seperti golongan rumput, lumut,
semak, pepohonan dan satwa serta elemen taman material keras hard material yang mencakup semua elemen taman yang sifatnya keras dan tidak hidup seperti
tanah, batuan, paving dan sebagainya Sulistyantara, 1992. Disamping itu elemen taman juga dapat dibedakan berdasarkan tingkat kemampuan manusia untuk
mengadakan perubahan terhadap elemen taman tersebut yaitu elemen taman mayor dan elemen taman minor. Elemen taman mayor merupakan elemen taman
yang terhadapnya kita sulit mengadakan perubahan seperti gunung, sungai, lembah dan kekuatan alam seperti angin, radiasi matahari dan gravitasi.
Sedangkan elemen taman minor merupakan elemen taman yang dapat diubah seperti bukit, danau kecil, tanaman rawa dan elemen buatan manusia.
Nurisjah dan Pramukanto 1995 menambahkan bahwa perencana dan perancang taman atau halaman rumah harus berusaha membuat penataan yang
dapat meningkatkan kualitas atmosfer rumah dengan mewujudkan aspek fungsional dan estetika taman rumah. DPU tentang Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau RTH dalam Budiman 2010 menyatakan bahwa pekarangan dapat dibagi menurut luas lahan dan bangunannya yaitu :
a. Pekarangan rumah besar dengan kategori : rumah dengan luas lahan di
atas 500 m
2
, RTH minimal yang disarankan adalah luasan lahan kavling dikurangi luas dasar bangunan sesuai peraturan daerah setempat dan
jumlah pohon pelindung yang harus disediakan minimal 3 tiga pohon pelindung ditambah dengan perdu dan semak serta penutup tanah dan
atau rumput. b.
Pekarangan rumah sedang dengan kategori : rumah dengan luasan lahan antara 200 m
2
– 500 m
2
, RTH minimal yang disarankan adalah luasan lahan kavling dikurangi luas dasar bangunan sesuai peraturan daerah
setempat dan jumlah pohon pelindung yang harus disediakan minimal 2
dua pohon pelindung ditambah dengan tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah atau rumput.
c. Pekarangan rumah kecil dengan kategori : rumah dengan luasan lahan di
bawah 200 m
2
, RTH minimal yang disarankan adalah luasan lahan kavling dikurangi luas dasar bangunan sesuai peraturan daerah setempat
dan jumlah pohon pelindung yang harus disediakan minimal 1 satu pohon pelindung ditambah tanaman semak dan perdu, serta penutup
tanah atau rumput.
2.3 Kanopi Pohon