VBI_B_1 HASIL DAN PEMBAHASAN

pohon. Perbedaan hasil analisis kondisi eksisting dan kondisi simulasi usulan dapat dilihat pada Tabel 42. Tabel 42. Perbedaan Hasil Analisis Kondisi Eksisting dan Kondisi Simulasi Usulan Penataan Kode Rumah Kondisi Eksisting Kondisi Simulasi Nilai Penghematan TDL Rp Nilai Penghematan Daya Listrik KWh Nilai Penghematan TDL Rp Nilai Penghematan Daya Listrik KWh VBI_K_1 0 0 53.600,- 66,2 VBI_K_2 0 0 160.800,- 198,5 VBI_K_3 0 0 53.600,- 66,2 VBI_S_1 0 0 53.600,- 66,2 VBI_B_1 0 0 53.600,- 66,2 BCC_K_1 0 0 322.300,- 397,9 BCC_S_1 0 0 429.500,- 530,2 BCC_S_3 210.000,- 265,1 750.700,- 926,8 BCC_B_1 0 0 161.100,- 198,9 BCC_B_2 0 0 214.700,- 265,1 BCC_B_3 480.000,- 595,56 858.900,- 1060,4 Keterangan : Penambahan jumlah pohon Perubahan jenis pohon Penambahan jumlah dan perubahan jenis pohon Dari seluruh pembahasan di atas pada penelitian ini terdapat satu rumah sampel yang memiliki karakter ideal dalam penghematan energi yaitu rumah sampel VBI_S_3. Rumah ini memperoleh nilai manfaat pohon tertinggi dibanding kelima belas rumah sampel lainnya yaitu sebesar Rp 540.000,- dan 662,56 KWH per tahun. Karakter bangunan dan pohon dari rumah ini yang dapat menjadi model atau contoh penataan yang baik antara lain : a. Jarak penanaman pohon terhadap bangunan ; seluruh pohon di sekitar rumah ditanam dengan jarak kurang dari 10 meter. b. Posisi penanaman pohon; sebagian pohon ditanam di sebelah barat rumah. c. Karakter pohon; seluruh kondisi pohon di rumah ini dalam kondisi pertumbuhan dan kesehatan yang baik. Kondisi fisik pohon juga cukup baik dengan diameter kanopi di atas 4 meter dan tinggi pohon yang sama dengan tinggi bangunan. d. Persentase lahan non-terbangun; rumah memiliki persentase lahan non- terbangun yang cukup tinggi yaitu 71,88. Lahan non-terbangun ini sebagian besar ditanam rumput. e. Jenis pohon; ketiga jenis pohon pada rumah ini yaitu mangga, rambutan dan ketapang merupakan jenis pohon peneduh yang memiliki tajuk bulatkubah dan kerapatan daun yang tinggi. Apabila dilakukan penggolongan rumah sampel berdasarkan arah hadap rumah , maka dari penelitian ini diperoleh empat contoh rumah sampel yang dapat menjadi contoh penataan yang baik. Tabel 43 menunjukkan identitas rumah beserta jenis pohon yang dimiliki di keempat rumah tersebut. Tabel 43. Rumah Sampel yang Memperoleh Nilai Manfaat Kanopi Berdasarkan Arah Hadap Rumah Arah Kode Tipe Spesies Orientasi Pohon Kondisi Kondisi Tinggi Penghematan Penghematan Hadap Rumah Rumah Terhadap Kesehatan Pertumbuhan Bangunan Tarif Listrik Daya Listrik Rumah Rumah Pohon Pohon per Tahun Rp per Tahun KWH Selatan BCC_S_2 65120 Alpukat Barat 3 3 1 lantai 270000 331,28 Alpukat Utara 4 3 Utara BCC_B_3 82165 Pinus Utara 3 3 2 lantai 480000 595,56 Pinus Utara 3 3 Pinus Utara 3 3 Pinus Utara 3 3 Jambu Air Utara 4 3 Jambu Air Barat 4 3 Mangga Utara 4 3 Mangga Barat 4 3 Jambu air Barat 4 3 Rambutan Barat 3 3 Nangka Barat 4 3 Timur VBI_S_2 45120 Mangga Timur 3 3 1 lantai 110000 132,35 Mangga Timur 4 3 Barat VBI_S_3 45160 Ketapang Barat 4 3 1 lantai 540000 662,56 Mangga Barat 4 3 Mangga Utara 3 3 Mangga Utara 4 3 Mangga Utara 3 3 Rambutan Utara 3 3 122

BAB VI KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Pohon di suatu rumah dapat memberikan manfaat dalam penghematan pemakaian listrik untuk AC rumah tangga. Penghematan ini dapat dilakukan oleh pohon dengan menjadi peneduh bagi sekitar rumah. Faktor penting agar pohon itu dapat memberi nilai penghematan yaitu kondisi bangunan dan kondisi pohon yang mendukung. Faktor yang mempengaruhi berdasarkan kondisi pohon yaitu jarak penanaman pohon terhadap bangunan, jenis pohon dan karakter pohon sebagai peneduh. Faktor yang mempengaruhi berdasarkan bangunan yaitu perbandingan luasan lahan terbangun dan non terbangun, dan arah hadap rumah dan orientasi pohon terhadap rumah. Kondisi pohon yang paling baik pada penelitian ini dalam hal memberikan nilai manfaat penghematan di kedua perumahan yaitu pada rumah VBI_S_3 dengan nilai penghematan tahunan sebesar 54 untuk tarif listrik dan 662,56 KWH untuk daya listrik. Nilai ini diperoleh karena faktor bangunan dan faktor pohon yang mendukung. Terdapat sembilan rumah sampel dari kedua perumahan ini yang belum memperoleh nilai manfaat penghematan dari kanopi pohon. Usulan penataan pohon dilakukan terhadap sebelas rumah sampel berdasarkan tiga kriteria menurut American Forest, faktor jenis pohon, dan kegunaan taman rumah bagi pemilik rumah. Hasil simulasi usulan penataan pohon menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai penghematan kanopi pohon bagi kesebelas rumah sampel yang diusulkan untuk ditata.

6.2 Saran

1. Potensi penghematan listrik dari kanopi pohon ini perlu disosialisasikan kepada masyarakat, dengan harapan nilai penghematan listrik akan semakin tinggi apabila pemahaman masyarakat tentang manfaat pohon juga semakin meningkat. 2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang manfaat kanopi pohon di taman lingkungan pada beberapa rumah berderet couple untuk perbandingan hasil. 3. Di dalam fungsi penghematan tarif listrik untuk AC, setiap pemilik rumah sebaiknya mempertimbangkan penataan pohon yang disesuaikan dengan kondisi bangunan dimana orientasi pohon yang paling baik yaitu di sebelah barat rumah. DAFTAR PUSTAKA American Forest. 2002. CITYgreen 5.0 : User Manual. Washington DC : American Forest. Arifin, H.S. 2006. Taman Instan. Penebar Swadaya. Jakarta. Barus, B. dan U.S Wiradisastra, Sistem Informasi Geografi Sarana Manajemen Sumberdaya . Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Booth, K.N. 1979. Basic Elements of Landscape Architectural Design. Illnois : Waveland Press Inc. Budianto, Herdamon. 2008. Serial Rumah. Rumah Hemat Energi : 53. Gramedia. Jakarta. Budiman, Ariev. 2010. Analisis Manfaat Ruang Terbuka Hijau Untuk Meningkatkan Kualitas Ekosistem Kota Bogor Dengan Menggunakan Metode GIS [Skripsi]. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Carpenter, Philips L., dkk. 1975. Plant in The Landscape. San Fransisco : W.H. Freeman and Company. Catanese J.A and Snyder J.C. 1988. Perencanaan Kota Terjemahan. Erlangga. Jakarta. Chiara J.D and L.E Koppelman. 1989. Standar Perencanaan Tapak Terjemahan. Erlangga. Jakarta. Dewi, Ani Kartika. 2007. Studi Eksplorasi Penerapan Pemasangan Air Conditioner AC di Gedung Jurusan Teknik Elektro Unnes . [Tugas Akhir]. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang. Dharma, Agus. 2005.“Sustainable Compact City” Sebagai Alternatif Kota Hemat Energi . http:staffsite.gunadarma.ac.idagus.dh. [01 Februari 2010] Eckbo, G. 1964. Urban Landscape Design. New York : McGraw-Hill Book Co. Feriadi H, Heinz Frick. 2008. Atap Bertanaman Ekologis dan Fungsional. 2008. Kanisius. Yogyakarta. Grey, G.W. and F.J Deneke. 1978. Urban Forestry. New York : John Willey and Sons. Hackett, B. 1982. Planting Design. London : E FN Spon Ltd. Hakim R. dan H. Utomo. 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap Prinsip – Unsur dan Aplikasi Desain . Jakarta : Bumi Aksara.