tinggi ke tekanan rendah.
ra panas dari ruangan yang dihisap
ya, yaitu :
s dari evaporator dan membuangnya di kondensor.
ko pe
rubah-ubah
sec , yaitu :
a. Pros
dilakukan pat menghisap gas dan mengompresikan bahan pendingin
bahan mudah dipindahkan ke udara luar. Setelah melalui proses
4. Pipa Kapiler ; berfungsi sebagai alat untuk menurunkan tekanan bahan pendingin cair yang mengalir di pipa tersebut dan mengatur bahan pendingin
cair yang mengalir dari sisi tekanan 5. Evaporator ; merupakan bagian yang berfungsi menguapkan bahan pendingin
cair menjadi gas dengan mengambil uda oleh fan motor.
Selain kelima komponen tersebut, terdapat dua komponen yang merupakan bahan didalam kinerja kelima komponen sebelumn
1. Bahan Pendingin Refrigeran ; proses pendinginan memerlukan suatu bahan yang mudah dirubah bentuknya dari gas menjadi cair atau sebaliknya untuk
mengambil pana 2. Minyak Kompresor ; berfungsi untuk melindungi dan melumasi bagian-bagian
yang bergerak dari kompresor supaya jangan aus dan rusak. Lebih lanjut Dewi 2007 menjelaskan bahwa teknis kerja AC dimulai dari
mpresor yang merupakan komponen yang paling utama untuk terjadinya ndinginan. Bahan pendingin pada AC merupakan zat yang dapat be
wujudnya tergantung suhu dan tekanannya. Imroee 2010 menyatakan bahwa ara umum prinsip kerja AC terbagi menjadi empat cara kerja
es kompresi
Proses dimulai ketika bahan pendingin meninggalkan evaporator. Bahan pendingin yang dihisap oleh kompresor memiliki wujud gas dengan suhu dan
tekanan rendah. Bahan pendingin ini diubah oleh kompresor menjadi bahan pendingin gas dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Hal tersebut bisa
karena kompresor da sehingga mencapai tekanan kondensasi. Setelah tekanan dan suhu diubah,
selanjutnya bahan pendingin dipompa dan dialirkan menuju ke kondensor.
b. Proses kondensasi
Ketika di kondensor, bahan pendingin mengalami kondensasi yaitu perubahan wujud gas menjadi cair dan perubahan suhu menjadi rendah. Agar proses
kondensasi lebih efektif, digunakan kipas fan yang dapat mengembuskan udara luar tepat di permukaan pipa kondensor. Dengan begitu, panas pada
pendingin dapat dengan
pendingin di antara dua sisi tekanan yang erbeda, yaitu tekanan tinggi dan rendah. Selanjutnya, bahan pendingin yang telah
emiliki wujud cair, suhu dan tekanan rendah dialirkan menuju ke evaporator asi.
pat terjadinya pendinginan. Kondisi bahan hu dan tekanan rendah dimanfaatkan untuk mendinginkan
ndensor bagian atas. Proses ini akan d
kondensasi, bahan pendingin memiliki wujud cair, bersuhu rendah namun masih memiliki tekanan tinggi. Dengan kondisi demikian, bahan pendingin dialirkan ke
filter. Di dalam filter, bahan pendingin disaring kadar air dan kotorannya agar tidak mengganggu sirkulasi bahan pendingin di sistem. Bahan pendingin yang
berwujud cair dan telah disaring, mengalir masuk ke dalam pipa kapiler untuk mengalami proses penurunan tekanan.
c. Proses penurunan tekanan
Di dalam pipa kapiler, terjadi proses penurunan tekanan. Selain itu pipa kapiler juga berfungsi mengontrol aliran bahan
b m
untuk mengalami proses evapor
d. Proses evaporasi
Proses ini dimulai ketika bahan pendingin akan masuk ke dalam evaporator. Masuknya bahan pendingin ke dalam evaporator diatur oleh pipa kapiler. Di
evaporator, bahan pendingin mengalami evaporasi yaitu perubahan wujud dari cair menjadi gas dan disinilah tem
pendingin yang bersu udara luar yang melewati permukaan evaporator.
Agar lebih efektif mendinginkan udara dalam ruangan, pada AC digunakan blower indoor untuk mengatur sirkulasi udara agar melewati
evaporator. Bahan pendingin mengalir ke saluran hisap dan dihisap oleh kompresor lagi agar menjadi bahan pendingin gas yang mempunyai suhu dan
tekanan yang tinggi yang kemudian masuk pipa ko iulang terus menerus selama kompresor bekerja. Setelah suhu evaporator
sudah sesuai dengan termistor, maka kontak aliran listrik ke kompresor akan terbuka dan bila suhu di evaporator sudah tinggi kembali maka kontak termistor
akan menutup dan kompresor akan bekerja lagi. Proses tersebut akan diulang secara terus menerus selama AC diberi aliran listrik Dewi, 2007.
gkan pada saat alam
AC Split. Budianto 2008 menyatakan bahwa cara perhitu
50 hari
e asarkan data di emiliki kapasitas 5000 BTU.
ruangan tersebut kapasitas AC di atas sering kapasitas ini dapat dilihat di perangkat AC.
Sofyan 2 erupakan tenaga untuk
Budianto 2008 menyatakan bahwa kebutuhan AC dalam suatu ruang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor waktu dan luas ruangan. Salah satu
contoh yaitu pada rumah tinggal dengan ketinggian plafon 3 meter, saat siang hari memerlukan kapasitas pendinginan sebesar 500 BTUhm2, sedan
m hari memerlukan 350 BTUhm
2
untuk mendapatkan temperatur ruang 25 ± 1
o
C. BTU British Thermal Unit merupakan istilah yang menunjukkan jumlah kalor yang diperlukan untuk memanaskan atau mendinginkan 1 pound air sampai
suhunya naik atau turun 1
o
F. Kondisi seperti ini menyebabkan energi yang dibutuhkan untuk mendinginkan ruang di siang dan malam hari juga berbeda.
Dengan demikian diperlukan perhitungan kebutuhan AC untuk dapat menentukan jenis AC yang sesuai.
Dilihat dari jenisnya, AC memiliki berbagai macam jenis seperti AC Split, AC Cassete, AC Standing, AC Central, AC Ciller, AC Celling, AC Parcision dan
AC Window Sofyan, 2010. Sebagian besar jenis AC yang digunakan untuk rumah tangga yaitu
ngan kapasitas AC Split adalah sebagai berikut : Luas ruangan = 3 x 3 m = 9 m
2
a. Siang hari 500 BTUhour Kebutuhan ruangan = luas x 500 = 9 m
2
x 500 = 4500 BTUhm
2
di siang hari b. Malam hari 350 BTUhour
Kebutuhan ruangan = 9 m
2
x 3 =
3150 BTUhm
2
di malam B rd
atas maka AC yang diperlukan m Sehingga untuk contoh kondisi
disebut dengan split 0,5 pk. Nilai Dalam
010, istilah split pada AC m menggerakkan kompresor AC. Konversi standar untuk split 1 pk yaitu sebesar 750
watt atau sama dengan 9000 BTUhour. Mira 2008 menyatakan bahwa untuk AC Split 0,5 pk umumnya memerlukan daya 430 Watt.
METODOLOGI
.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Bogor dengan mengambil lokasi studi kasus pada dua perumahan. Kedua peruma
ut berasal dari dua kecamatan yang berbeda namun berdekatan, yai
Cimanggu City di Kecamatan Tanah Sareal dan Villa Bogor Indah
atan Bogor Utara. Kedua karakter rumah mulai dari tipe, konstruksi
enelitian
hingga 30 meter untuk mengukur elemen pohon yang dibutuhkan seperti lebar tajuk.
gi pohon. iew 3.2
xcel 2007 untuk
an penelitian meliputi data fisik,
BAB III
3
han terseb tu perumahan Bukit
2 di Kecam perumahan ini dipilih dengan alasan
dan material rumah bersifat homogen. Dengan demikian faktor yang dianggap dapat mempengaruhi suhu mikro pada rumah seperti konstruksi serta material
rumah dapat diabaikan. Kegiatan penelitian ini dilakukan selama delapan bulan pengambilan dan
pengolahan data dimulai dari bulan Maret-Oktober 2010. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penyusunan skripsi.
3.2 Alat dan Bahan P