Analisis ragam gabungan combined analysis of varince merupakan analisis yang digunakan untuk menggabungkan beberapa percobaan tunggal yang
memiliki perlakuan dan rancangan percobaan yang sama Gomez Gomez 1983. Tujuannya adalah untuk mengetahui interaksi antara lingkungan dan
perlakuan serta musim dan perlakuan atau memeriksa interakasi antara perlakuan dengan jenis penggabungannya Syukur et al. 2010. Analisis ragam gabungan
dapat dilakukan apabila ragam galat dari analisis ragam masing-masing percobaan tunggal homogen. Untuk analisis ragam gabungan, kehomogenan
ragam galat percobaan tunggal diuji dengan uji Bartlett.
Hasil analisis percobaan lingkungan ganda akan memberikan informasi mengenai interaksi antara genotipe × lingkungan genotype-by-environment
interaction, GEI, yaitu suatu bentuk respons diferensial genotipe-genotipe terhadap peubah lingkungan Kang et al. 2002. Perilaku interaksi ini tidak dapat
dievaluasi apabila analisis data dilakukan hanya terhadap masing-masing lingkungan, karena pengaruhnya tersembunyi dalam pengaruh genotipe.
2.7 Interaksi Genotipe dan Lingkungan
Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh lingkungan tumbuhnya. Menurut Comstock dan Moll 1963 ada dua kategori lingkungan, yaitu : 1
Lingkungan mikro, suatu lingkungan dimana satu tanaman bersaing dengan tanaman lain yang tumbuh bersamaan waktu dan tempat Jenis tanah, perbedaan
cuaca, radiasi matahari, hama dan penyakit, 2 Lingkungan makro, lingkungan yang berhubungan skala lingkungan pada satuan periode. Lingkungan makro
merupakan kumpulan dari lingkungan mikro, dimana setiap lingkungan mikro memberikan dampak yang berbeda pada lingkungan makronya kondisi iklim,
tanah serta manajemen penanamannya.
Roy 2000 membagi empat klasifikasi genotipe berkaitan dengan kemampuan genotipe beradaptasi dengan lingkungannya, yaitu : 1 Genotipe
tidak responsif, genotipe yang tidak menunjukkan dalam perbedaan penampilan dibandingkan dengan genotipe lain walaupun lingkungan sudah diperbaiki seperti
penambahan pemupukan, 2 Genotipe toleran, genotipe yang menunjukkan sedikit atau tidak ada perubahan dibandingkan dengan genotipe lain apabila
lingkungan dibuat menjadi lebih jelek, seperti kekurangan nutrisi, air dan lain- lain. 3 Genotipe stabil, genotipe yang menunjukkan sedikit atau tidak ada
perubahan dibandingkan dengan genotipe lain walaupun lingkungan berubah drastis dan tidak bisa dikontrol seperti perbedaan antar musim pada wilayah
agroklimat yang sama. 4 Genotipe adaptasi luas, genotipe yang tidak atau sedikit menunjukkan perbedaan dibandingkan dengan genotipe lain ketika ditanam pada
wilayah agroklimat yang berbeda.
Program pemuliaan tanaman, interaksi genotipe dan lingkungan dikaitkan dengan penciptaan varietas yang menunjukkan stabilitas bila ditanam pada
lingkungan berubah atau berbeda. Setelah diperoleh genotipe potensial hasil seleksi maka genotipe tersebut dievaluasi pada berbagai lingkungan sebelum
dilepas sebagai varietas baru Syukur et al. 2012. Para pemulia menggunakan keragaman genetik dan interaksi genotipe dan lingkungan dalam merakit varietas
unggul. perakitan varietas unggul dapat berdasarkan karakter-karakter pendukung
keunggulan varietas seperti daya hasil tinggi, tahan hama dan penyakit. Karakter- karakter tersebut dapat tercermin dari nilai ragam genetik, ragam lingkungan dan
ragam interaksinya Poespodarsono 1988. Syukur et al 2012 menambahkan, ragam interaksi tersebut dapat memberikan informasi varietas unggul yang stabil
atau spesifik lingkungan.
Interaksi genotipe dan lingkungan terjadi bila keragaan nisbi relative performence atau peringkat beberapa genotipe berubah dengan perubahan
lingkungan, perubahan lingkungan yang spesifik memberikan efek lebih besar untuk suatu genotipe dari genotipe yang lain Falcorner Mackay 1996. Sehingga
perlu penyesuain varietas dengan lingkungan tumbuh. Menurut Soemartono 1988, lingkungan akan diperlihatkan oleh keragaan fenotipenya sebagai interaksi
genotipe terhadap lingkungan tumbuh.
Mattjik dan Sumertajaya 2000 menyatakan, jika respon suatu faktor berubah dari pola kondisi tertentu ke kondisi yang lain untuk faktor yang lain
maka kedua faktor dikatakan berinteraksi. Jika pola respon dari suatu faktor tidak berubah pada berbagai kondisi faktor yang lain maka kedua faktor tersebut tidak
berinteraksi.
2.8 Stabilitas Hasil
Stabilitas genotipe adalah kemampuan genotipe untuk hidup pada berbagai lingkungan yang beragam sehingga genotipenya tidak banyak mengalami
perubahan pada tiap-tiap lingkungan tersebut. Stabilitas hasil dapat disebabkan oleh mekanisme penyangga individu individual buffering dan penyangga
populasi population buffering. Genotipe yang stabil dapat berpenampilan baik di semua lingkungan Syukur et al. 2012.
Lin e al. 1986 memberikan empat tipe konsep stabilitas. Konsep stabilitas tipe 1 yaitu genotipe cenderung stabil bila ragam antar lingkungannya kecil.
Genotipe ini sangat stabil walau berada pada berbagai lingkungan. Konsep ini disebut stabilitas statik atau stabilitas biologis Becker et al. 1998, berguna untuk
data kualitatif, ketahanan hama dan penyakit atau stres lingkungan. Parameter yang dapat menggambarkan stabilitas adalah koefisien ragam Cvi pada setiap
genotipe dan ragam genotipe pada keseluruhan lingkungan S
2 i
. Konsep stabilitas tipe 2 yaitu genotipe cenderung stabil jika respon terhadap
lingkungan adalah sejajar dengan respon daya hasil untuk semua genotipe. Genotipe stabil bila jika tidak memiliki perbedaan secara umum respon terhadap
lingkungannya dan bisa diprediksikan stabil responya terhadap lingkungan. Konsep ini disebut juga stabilitas dinamis atau stabilitas agronomis Becker et
al.1988. Koefisien regresi b
i
Finlay dan Wilkinson 1963, komponen ragam nilai tengah terhadap interaksi genotipe dan lingkungan
Ө
i
Plasteid et al. 1959 komponen ragam dari interaksi genotipe x lingkungan
Ө
i
Plaisteid 1960, ecovalen W
2 i
Wricke 1962 dan ragam stabilitas
2 i
Shukla 1972 dapat digunakan untuk mengukur stabilitas tipe ini.
Konsep stabilitas tipe 3 yaitu denotipe cenderung stabil apabila residu kuadrat tengah MS dari model regresi terhadap indeks lingkungan kecil. Konsep
ini sama dengan konsep stabilitas tipe 2 Becker et al.1988. Metode Eberhart dan Russel 1966, Perkins dan Jinks 1968 dan Tai 1971 dapat menjelaskan metode