Analisis Lintas Karakter Bobot Biji Kering
tanaman oleh GWS-110A1 berturut-turut yaitu 256.75 gram, 22.27, 18.51 gram, 16.94 gram, dan 12.18 gram. Rata-rata bobot polong kering 362.00 gram dan
jumlah polong total 28.67 tertinggi dicapai di lingkungan Sukabumi. Rata-rata bobot polong total 26.13 gram, bobot polong isi 20.93 gram dan bobot biji
tanaman 16.43 gram tertinggi dicapai di lingkungan Sukabumi. Total rata-rata jumlah polong isi tertinggi oleh GWS-134A 19.40 dan rata-rata tertinggi dicapai
di lingkungan Sukabumi 27.80. Total rata-rata bobot seratus biji tertinggi oleh GWS-73D 47.33 gram dan rata-rata tertinggi dicapai di lingkungan Kuningan
52.00 gram. Total rata-rata indeks masak biji kulit tertinggi oleh GWS-39D 2.60 dan rata-rata tertinggi dicapai di lingkungan Sukabumi 2.97. Total rata-
rata bobot biji kering tertinggi oleh Gajah 186.76 gram dan rata-rata tertinggi dicapai di lingkungan Sukabumi 380.33 gram.
Produktivitas biji kering tertinggi ditunjukkan oleh varietas Gajah sebesar 1.88 ton.ha
-1
, dan terendah oleh varietas Jerapah yaitu 1.20 ton.ha
-1
. Galur-galur yang diuji menunjukkan produktivitas biji kering berkisar 1.22 hingga 1.78
ton.ha
-1
. Hal ini menunjukkan bahwa galur-galur harapan kacang tanah memiliki potensi hasil yang cukup baik yang ditunjukkan oleh produktivitas kacang tanah
yang sebanding dengan varietas unggul. Genotipe GWS-39D, GWS-72A, GWS- 74A1, GWS-110A1, GWS-110A2 GWS-134A dan GWS-138A memiliki
produktivitas yang lebih tinggi dari produktivitas nasional sebesar 1.35 ton.ha
-1
BPS 2013. Hal ini menunjukkan bahwa genotipe-genotipe tersebut dapat direkomondasikan untuk peningkatan hasil kacang tanah.
Stabilitas hasil pada tanaman kacang-kacangan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki toleransi tanaman terhadap cekaman lingkungan fisik kekeringan,
genangan, penaungan, rawan hara dan toleransi terhadap serangan hama atau penyakit penyakit utama. Stabilitas varietas sebagai ragam hasil disuatu lokasi
sepanjang waktu, dan adaptasi varietas adalah ragam hasil lintas lokasi sepanjang waktu Evenson et al. 1978. Stabilitas dan adaptabilitas mempunyai hubungan
yang erat jika pengaruh interaksi genotipe dan lingkungan untuk hasil lebih disebabkan oleh peubah-peubah lingkungan yang tidak dapat diramalkan seperti
curah hujan, intensitas radiasi surya, dan suhu dari pada peubah yang dapat diramalkan seperti jenis tanah Byth et al. 1981. Allard dan Bradshaw 1964
mengemukakan bahwa penyebab stabilitas hasil belum diketahui dengan jelas, tetapi diduga disebabkan oleh adanya mekanisme penyangga individu dan
populasi.
Pecobaan stabilitas menggunakan metode analisis Finlay Wilkinson 1963, Eberhart Russell 1966 dan metode AMMI Gauch 1988. Genotipe
GWS-18A1, GWS-39D, GWS-73D, GWS-74A1, GWS-110A1, GWS-110A2, GWS-134A, GWS-134D dan GWS-138A merupakan genotipe stabil yang
dinyatakan dalam metode Finlay-Wilkinson dan Elberhar-Russell. Genotipe GWS-110A1, GWS-110A2 dan GWS-134A merupakan genotipe stabil dan
berdaya adaptasi tinggi. Ketiga genotipe tersebut menurut metode AMMI merupakan genotipe-genotipe yang spesifik lingkungan tertentu. Genotipe GWS-
110A1 spesifik lingkungan Bogor, GWS-110A2 spesifik lingkungan Sukabumi dan GWS-134A spesifik lingkungan Kuningan. Genotipe GWS-73D dan GWS-
138A merupakan genotipe-genotipe yang stabil menurut metode Finlay Wilkinson 1963, Eberhart Russell 1966 dan metode AMMI Gauch 1988.
Pemilihan metode analisis stabilitas yang efektif dalam penelitian galur-galur
harapan kacang tanah Arachis hypogaea L. tahan penyakit bercak daun rakitan IPB dalam penelitian ini adalah metode AMMI Additive Main Effect
Multiplicative Interaction. Metode AMMI dapat menjelaskan interaksi genotipe dan lingkungan yang menginterpretasikan dalam bentuk Biplot AMMI. Biplot
AMMI meringkas pola hubungan antar genotipe, antar lingkungan dan antar genotipe dan lingkungan. Biplot AMMI menyajikan pola tebaran titik-titik
genotipe dengan kedudukan relatifnya pada lingkungan secara simultan dan membaginya kedalam genotipe stabil dan genotipe spesifik lingkungan dalam
model Biplot.
Keeratan hubungan antara karakter daya hasil dengan karakter lain yang mempengaruhi daya hasil dapat diduga dengan menghitung nilai koefisien
korelasi antara kedua karakter. Kelemahan analisis korelasi adalah sering menimbulkan salah penafsiran karena adanya efek multikolinearitas antar
karakter. Hal ini disebabkan karena antar komponen-komponen hasil saling berkorelasi dan pengaruh tidak langsung melalui komponen hasil dapat lebih
berperan dari pada pengaruh langsung. Dengan analisis lintas path analisys masalah ini dapat diatasi, karena masing-masing sifat yang dikorelasikan dengan
hasil dapat diurai menjadi pengaruh langsung dan tidak langsung. Analisis lintas merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan
kriteria seleksi. Guna melakukan seleksi secara tidak langsung maka karakter yang digunakan sebagai kriteria seleksi berkorelasi positif dengan karakter yang
akan diseleksi.
Hasil korelasi dan analisi lintas menunjukkan bahwa karakter bobot polong isi, bobot biji tanaman dan bobot polong kering merupakan karakter yang
mempunyai nilai pengaruh langsung yang positif dan bertanda sama. Dengan demikian karakter-karakter tersebut dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi galur-
galur harapan kacang tanah Arachis hypogaea L. rakitan IPB. Diagram lintas menjelaskan bahwa model analisis lintas mampu menjelaskan total keragaman
dalan bobot biji kering sebesar 0.96 atau 96. Pengaruh sisaan yang tidak dapat dijelaskan oleh model adalah 0.04 atau 4.
Interaksi genotipe dan lingkungan ditunjukkan oleh keragaan hasil yang tidak konsisten dari lokasi ke lokasi dan dari musim ke musim. Dengan
demikian peringkat keunggulan suatu genotipe berubah dengan berubahnya lingkungan sehingga menimbulkan kesulitan didalam pemilihan varietas
unggul. Hasil keragaan dapat pula diketahui jenis genotipe dan lingkungan yang memberikan hasil yang tinggi untuk pemilihan genotipe-genotipe yang berdaya
hasil dan beradaptasi pada suatu lingkungan. Upaya dalam pemilihan varietas unggul dapat diuji sejumlah galur pada banyak contoh lingkungan dan dilakukan
analisis interaksi genotipe dan lingkungan GxL. Dengan metode stabilitas suatu genotipe akan berdiferensiasi kedalam genotipe stabil atau spesifik lokasi
Kasno 2006. Kemampuan adaptasi dan stabilitas dari calon varietas merupakan syarat dalam pelepasan suatu varietas di Indonesia Syukur et al. 2012. Uji multi
lingkungan merupakan salah satu tahapan dari rangkaian kegiatan proses pembentukan varietas unggul baru. Tujuan utama pengujian pada tahap ini adalah
untuk menilai tingkat stabilitas hasil calon varietas terpilih yang dilakukan pada berbagai agroekosistem Adisarwanto et al. 2000. Pendekatan analisi lintas
mampu menjelaskan pengaruh dari komponen tumbuh dan komponen hasil terhadap hasil dan memecah koefisien korelasi menjadi pengaruh langsung dan
pengaruh tidak langsung sehingga hubungan kausal di antara karakter yang dikorelasikan dapa diketahui Ambarwati dan Murti 2001.
Luas panen kacang tanah Tahun 2013 mencapai 519 056 ha menghasilkan produksi sebesar 701 680 ton. Produktivitas kacang tanah nasional yang diperoleh
sebesar 1.35 ton.ha-
1
polong kering BPS 2013. Di tingkat penelitian produktivitas kacang tanah dapat mencapai 2.0ton.ha
-1
polong kering Koesrini et al. 2006. Kondisi ini dinilai produktivitas nasional masih sangat rendah sehingga
pemerintah masih melakukan impor untuk mencukupi kebutuhan kacang tanah nasional. Pemulia Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian
IPB melakukan upaya peningkatan dan perbaikan potensi hasil kacang tanah dengan merakit galur-galur yang diharapkan memiliki potensi hasil yang tinggi,
tahan penyakit, stabil dan beradaptasi luas. Hasil penelitian terhadap galur-galur harapan kacang tanah rakitan IPB menunjukkan produktivitas biji kering kacang
tanah yang tinggi dibandingkan denga varietas nasional yang digunakan sebagai pembanding Jerapah, Gajah, Zebra dan Sima. Hal ini membuktikan bahwa
galur-galur tersebut memiliki potensi hasil yang tinggi dan dapat dilepas sebagai varietas yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan produksi kacang tanah
nasional.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Perbedaan multi lingkungan berpengaruh sangat nyata untuk karakter- karakter yang diuji. Terdapat Pengaruh sangat nyata diantara genotipe,
lingkungan dan interaksi antara genotipe dan lingkungan. Genotipe memberikan pengaruh sangat nyata pada karakter tinggi tanaman, jumlah
polong total, jumlah polong isi, bobot seraus biji dan bobot biji kering. Lingkungan memberikan pengaruh yang sangat nyata pada semua karakter
yang diuji. Interaksi genotipe dan lingkungan sangat nyata pada karakter persentase panjang batang utama berdaun hijau, bobot brangkasan dan bobot
biji kering.
2. Genotipe yang memiliki keragaan agronomi yang lebih baik yaitu Sima memiliki keragaan tinggi tanaman tertinggi 61.14 cm, GWS-134A memiliki
keragaan jumlah cabang dan jumlah polong isi tertinggi 4.82 dan 19.35, GWS-18A memiliki keragaan persentase panjang batang utama berdaun hijau
tertinggi 18.73, GWS-73D memiliki kergaan bobot brangkasan tertinggi 82.57 gram, GWS-110A1 memiliki keragaan jumlah polong total, bobot
polong kering, bobot polong total, bobot polong isi, dan bobot biji tanaman tertinggi 22.27, 256.75 gram, 18.51 gram, 16.94 gram, dan 12.18 gram,
GWS-73D memiliki keragaan bobot seratus biji tertinggi 47.33 gram, GWS-39D memiliki keragaan indeks masak biji kulit tertinggi 2.60 dan
Gajah memiliki keragaan berat biji kering tertinggi 186.76 gram.
3. Produktivitas biji kering kacang tanah tertinggi ditunjukkan oleh varietas Gajah 1.88 ton.ha
-1
dan terendah oleh varietas Jerapah 1.20 ton.ha
-1
.
Galur-galur harapan kacang tanah rakitan IPB yaitu GWS-18A1, GWS-39D, GWS-72A, GWS-73D, GWS-74A1, GWS-134D, GWS-110A1, GWS-
110A2, GWS-134A, GWS-138A menunjukkan Produktivitas kacang tanah yang tidak lebih rendah dari varietas-varietas unggul Nasional sebagai
pembanding. Lingkungan Sukabumi memberikan produksi biji kering kacang tanah tertinggi yaitu 2.32 ton.ha
-1
dibandingkan lingkungan Bogor, Sumedang dan Kuningan. Genotipe GWS-39D, GWS-72A, GWS-74A1, GWS-110A1,
GWS-110A2 GWS-134A dan GWS-138A memiliki produktivitas yang lebih tinggi dari produktivitas nasional 1.35 ton.ha
-1
. 4. GWS-110A1, GWS-110A2 dan GWS-134A dinyatakan sebagai genotipe
stabil dengan daya adaptasi yang tinggi oleh metode stabilitas Finlay Wilkinson dan Elberhart Russell. Ketiga genotipe tersebut merupakan
genotipe-genotipe yang spesifik lingkungan tertentu berdasarkan metode AMMI. Genotipe GWS-110A1 spesifik lingkungan Bogor, GWS-110A2
spesifik lingkungan Sukabumi dan GWS-134A spesifik lingkungan Kuningan.
5. Karakter bobot polong isi, bobot biji tanaman dan bobot polong kering memiliki pengaruh langsung yang tertinggi, positif dan sangat nyata dengan
karakter bobot biji kering. Dengan demikian karakter-karakter tersebut dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi galur-galur harapan kacang tanah Arachis
hypogaea L. rakitan IPB.
6. AMMI merupakan metode stabilitas yang efekif dalam penelitian kacang tanah. Metode AMMI dapat menginterpretasikan genotipe-genotipe yang
diuji kedalam lingkungan stabil atau spesifik dalam bentuk biplot AMMI.
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian dilokasi yang berada di wilayah tropik kering agar dapat diketahui juga potensi hasil antara wilayah tropik basah dan tropik
kering.
2. Pengujian kacang tanah untuk uji multilingkungan memiliki ketinggian tempat yang beragam, maka perlu umur panen disesuaikan dengan perbedaan
ketinggian lokasi mdpl.