2.4 Pemuliaan Ketahanan Kacang Tanah terhadap Penyakit Bercak Daun Persilangan interspesifik dalam seleksi Arachis dalam pemuliaan kacang
tanah dilakukan untuk memperoleh genotipe tahan penyakit bercak daun Smart dan Salker 1982. Kacang tanah memiliki jumlah kromosom somatik 2n = 40
2n=4x=40 dengan jumlah kromosom gamet n = 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kerabat liar Arachis diploid yang tahan teradap
penyakit bercak daun, yaitu Arachis cardenasii yang tahan terhadap patogen Cercosporidium personatum dan Arachis chacoence yang tahan terhadap patogen
Cercospora arachidicola. Upaya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan genotipe yang tahan terhadap penyakit bercak daun yaitu dengan penyatuan kedua
sifat tahan pada tingkat diploid, selanjutnya dilakukan penyatuan pada genotipe budidaya yang yang memiliki tingkat ploidi tetraploid Syukur Wahyu. 2013.
Arachis hypogaea x genotipe 2x tahan bercak 4x daun coklat atau hitam
Zuriat 3 x steril
Penggandaan jml kromosom
Arachis hypogeal x Zuriat 6 x
Zuriat 5 x kefertilan beragam
Kehilangan perangkat kromosom secara alami dalam miosis
Zuriat 4 x Seleksi
GPNC-WS4 Gambar 2.1 Penyatuan sifat tahan penyakit bercak daun hitam dan bercak daun
coklat dari spesies Arachis diploid ke Arachis hypogaea tetraploid secara berahap Syukur Wahyu 2013.
Genotipe diploid yang tahan terhadap penyakit bercak daun disilangkan dengan Arachis hypogaea tetraploid, sehingga dihasilkan zuriat tetraploid yang
bersifat steril, untuk meningkakan ferilitas zuriat, dilakukan penggandaan jumlah kromosom menggunakan kolkisin, sehingga di peroleh zuriat heksaploid. Zuria
heksaploit tersebut disilangkan dengan Arachis hypogaea sehingga diperoleh zuriat pentaploid. Zuriat pentaploid memiliki kefertilan yang beragam meskipun
demikian dapat terjadi penghilangan perangkat kromosom secara alami dalam
meiosis, misalnya melalui proses lagging, sehingga kembali menjadi tentraploid yang stabil. Bunga-bunga yang mampu menghasilkan biji kemungkinan besar
telah mengalami proses penghilangan perangkat kromosom tersebut. Lagging adalah terhambatnya pergerakan kromosom ke kutup pada anafase, bahkan tidak
ada pergerakan sama sekali Rieger et al.1976, akibatnya kromosom yang tertinggal akan terdegenerasi.
2.5 Penyakit Bercak Daun
Penyakit bercak daun menjangkiti pertanaman kacang tanah yang telah berumur satu atau dua bulan. Pada tingkat serangan yang berat, banyaknya bercak
daun menjadikan tanaman melemah secara menyeluruh sehingga terjadi pengguguran daun defoliasi yang sangat mengurangi kapasitas fotosintesis
tanaman. Hal ini dapat menurunkan produksi biji, mengurangi jumlah polong total, jumlah polong bernas, berat biji, jumlah biji dan berat biji per tanaman
Jusfah 1985.
Penyakit bercak daun disebabkan oleh dua macam fungi, yaitu Cercosporidium personatum Berk. et Curt. Deighton dan Cercospora
arachidicola Hori. C. personatum menyebabkan penyakit bercak daun hitam sedangkan C. arachidicola menyebabkan penyakit bercak daun cokelat
Semangun 1991. Kedua patogen tersebut merupakan anggota famili Dematiaceae, ordo Moniliales, kelas Deuteromycetes. Serangan C. arachidicola
datang lebih awal daripada C.personatum, sehingga disebut bercak daun awal early leaf spot sedangkan pada C. personatum disebut bercak daun akhir atau
late leaf spot Semangun 1991.
Gejala kedua penyakit bercak daun ini mudah dibedakan. Patogen C. personatum menimbulkan bercak berbentuk hampir bulat dengan diameter 1
sampai 5 mm, berwarna coklat muda hingga coklat gelap pada permukaan atas daun dan hitam pada permukaan bawah daun. Bercak sering dilingkari halo
berwarna kuning, akan tetapi adanya halo ini dipengaruhi oleh genotipe tanaman dan kondisi lingkungan. Konidia terutama terbentuk pada bercak dipermukaan
bawah daun dan bantalan konidiofor terlihat berupa bintik-bintik hitam tersusun melingkar Singh. Jamur dapat juga menyerang tangkai daun, daun penumpu,
batang, dan ginofor Semangun 1991. C. personatum Hori membentuk konidium pada kedua permukaan daun, meskipun lebih banyak pada permukaan atas.
Stroma kecil, dengan garis tengah 25 -
100 m, coklat tua. Semangun 1λλ1. Patogen C. personatum berbentuk lonjong hingga tidak beraturan, dengan
diameter 1-10 mm, berwarna cokelat tua sampai hitam pada permukaan bawah daun dan cokelat kemerahan sampai hitam pada permukaan atas. Terdapat halo
berwarna kuning yang jelas. Tanaman yang terserang berat, daunnya mengering dan rontok Adisarwanto 2000.
Patogen dari kelompok fungi ini menyebabkan terjadinya infeksi pada kedua sisi dengan cara penetrasi langsung menembus sel-sel jaringan epidermis
atau melalui mulut daun stomata. Infeksi tersebut banyak terjadi melalui epidermis atas Saleh 2010. Gejala awal dapat diamati dengan memucatnya area
permukaan daun bagian atas, sedang pada area yang sama dipermukaan daun bagian bawah tampak sel-sel epidermis mulai mengering karena kehilangan
hubungan dengan mesofil di atasnya Singh et al.1979. Sepuluh hari setelah terinfeksi, tampak gejala bintik klorotik pada permukaan daun dan lima hari
kemudian bintik telah berkembang menjadi lesio tempat terjadinya sporulasi patogen.
Gambar 2.2 Penyakit bercak daun pada kacang tanah: Bercak daun hitam Cercosporidium personatum dan Bercak daun coklat Cercospora
arachidicola Sumber : laboratoriumphpbanyumas.com
Penyakit bercak daun coklat umumnya terjadi pada awal pertumbuhan, yaitu sejak tanaman berumur 3 sampai 4 minggu setelah tanam MST. Penyakit bercak
daun hitam mulai terlihat pada tanaman yang telah berumur 6 sampai 8 MST. Semua bagian tanaman diatas permukaan tanah dapat terserang oleh kedua jenis
patogen. Gejala pada stadia awal, umumnya hanya berupa bercak pada daun, namun tahap selanjutnya dapat terjadi lesio pada batang Semangun 1991. Bercak
daun hitam sifatnya lebih merusak dibandingkan bercak daun coklat karena patogennya menghasilkan konidia yang lebih banyak dan menyebar lebih cepat.
Defoliasi daun terjadi lebih cepat sehingga sangat mempengaruhi jumlah maupun mutu hasil polong Wheeler, 1969; singh 1978; Semangun 1991.
Faktor kelembaban lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan penyakit bercak daun. Pada kondisi cuaca kering, penyakit dapat berkembang
lebih banyak pada saat tanaman berumur 70 hari, sedang dalam cuaca lembab hal ini terjadi pada umur 40 - 45 hari Semangun 1991. Kelembaban relatif yang
tinggi akan mempercepat proses infeksi dan perkembangan penyakit bercak daun pada kacang tanah.
2.6 Uji Multi Lingkungan
Pengujian multi lingkungan dilakukan untuk mengkaji pengaruh interaksi antara genotipe dengan lingkungan. Uji multi lingkungan sering dianalisis untuk
menilai stabilitas hasil genotipe Piepho 1996. Pada program pemuliaan, interaksi genotipe dan lingkungan dikaitkan dengan perakitan varietas yang
menunjukkan stabilitas bila ditanam pada lingkungan yang berubah atau berbeda. Setelah diperoleh genotipe yang potensial dari hasil seleksi maka genotipe ini
dievaluasi pada berbagai lingkungan sebelum dilepas sebagai varietas baru. Data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis ragam gabungan antar lingkungan dan
antar musim untuk mengetahui adanya interaksi antara varietas, musim dan lingkungan Syukur et al. 2012.