Analisis Data Uji Normalitas
Tabel 3.6 Persentase panjang batang utama berdaun hijau empat belas genotipe kacang tanah pada empat lingkungan
No Genotipe
Lingkungan Rataan
genotipe Bogor
Sumedang Sukabumi
Kuningan ................................. .................................
1 GWS-18A1
7.53
ab
12.94
a
8.09
bc
46.37
a
18.73 2
GWS-39D 6.42
b
14.00
a
9.84
bc
29.58
bc
14.96 3
GWS-72A 7.11
ab
16.94
a
8.03
bc
31.09
bc
15.79 4
GWS-73D 9.16
ab
12.05
a
12.27
b
25.64
bc
14.78 5
GWS-74A1 7.10
ab
14.95
a
10.11
bc
35.69
ab
16.96 6
GWS-110A1 7.56
ab
16.46
a
10.39
bc
22.24
bc
14.16 7
GWS-110A2 6.69
b
17.82
a
8.79
bc
35.12
abc
17.10 8
GWS-134A 8.96
ab
16.68
a
10.51
bc
25.96
bc
15.53 9
GWS-134D 10.43
a
14.42
a
8.63
bc
29.14
bc
15.66 10
GWS-138A 7.30
ab
12.28
a
11.67
bc
30.83
bc
15.52 11
Gajah 6.63
b
12.58
a
7.39
c
32.35
bc
14.74 12
Jerapah 6.41
b
16.99
a
8.81
bc
32.45
bc
16.16 13
Zebra 8.40
ab
18.06
a
18.01
a
26.62
bc
17.77 14
Sima 6.42
b
19.92
a
9.19
bc
36.13
ab
17.91 Rataan lingkungan
7.58
C
15.43
A
10.12
B
31.37
A
Keterangan : Angka dalam tiap kolom lingkungan dan rataan genotipe, serta pada baris rataan lingkungan yang diikuti oleh huruf non kapital kolom atau kapital baris yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada α 0.05
Persentase panjang batang utama bebas penyakit bercak daun merupakan peubah yang diajukan untuk menilai secara kuantitatif tingkat ketahanan genotipe
kacang tanah terhadap bercak daun. Perbedaan persentase panjang batang utama berdaun hijau diduga karena perbedaan lingkungan uji ketinggian tempat, suhu
dan curah hujan menyebabkan perbedaan ketahanan tanaman terhadap penyakit bercak daun. Rendahnya persentase panjang batang utama berdaun hijau, diduga
kondisi lingkungan pada saat pengujian dapat meningkatkan perkembangan penyakit bercak daun. Bogor dan Kuningan memiliki perbedaan lingkungan
tumbuh namun pada saat pengujian curah hujan di Bogor relatif tinggi sehingga tanah menjadi lembab. Faktor lingkungan mendukung perkembangan penyakit
bercak daun sehingga mempercepat proses infeksi dan perkembangan penyakit bercak daun pada kacang tanah Semangun 1991.
Karakter persentase panjang batang utama berdaun hijau prospektif diterapkan sebagai peubah tingkat ketahanan visual di lapangan. Peubah ini
praktis diterapkan di lapangan dan obyektivitasnya mudah dijaga. Yudiwanti et al. 2008. Pengukuran persentase panjang batang utama berdaun hijau dilakukan
pada saat panen dimana batang dan daun tanaman masih terlihat hijau selama periode penyerangan penyakit bercak daun. Hal ini menunjukkan ketahanan
tanaman tersebut terhadap penyakit bercak daun. Genotipe yang digolongkan tahan terhadap penyakit bercak daun, dan warna daun tersebut hijau tua
menunjukkan kandungan klorofilnya yang tinggi Kusumo 1996. Kandungan klorofil tinggi umumnya diikuti oleh kandungan karotenoid tinggi yang berperan
sebagai fotoprotektif apparatus fotosintesis terhadap kerusakan akibat aktivitas klorofil pada saat intensitas cahaya tinggi Young 1991. Patogen bercak daun
menghasilkan toksin berupa pigmen yang disebut cercosporin. Karotenoid dapat mengurangi efek toksisitas dari toksin cercosporin terhadap sel Daub Payne
1989. Kandungan karotenoid yang tinggi dalam daun yang lebih hijau diduga berperan dalam meningkatkan ketahanan tanaman kacang tanah terhadap penyakit
bercak daun Yudiwanti et al. 2007. Banyaknya daun yang masih hijau pada batang utama selama periode serangan penyakit bercak daun diharapkan dapat
meningkatkan hasil. Daun-daun pada batang utama merupakan penyuplai utama asimilat untuk pengisian polongbiji, sedangkan daun-daun yang tumbuh pada
cabang merupakan penyuplai asimilat untuk kebutuhan sink-sink lain selain biji Purnamawati 2012.
Bobot Brangkasan Tabel 3.7 Bobot brangkasan empat belas genotipe kacang tanah pada empat
lingkungan
No Genotipe
Lingkungan Rataan
genotipe Bogor
Sumedang Sukabumi
Kuningan ...................... g.tanaman
-1
............................ 1
GWS-18A1 47.93
ab
33.33
a
74.00
ab
104.33
abcde
64.90 2
GWS-39D 50.13
ab
37.20
ab
82.4
ab
84.07
cde
63.45 3
GWS-72A 61.00
ab
30.47
a
80.47
ab
104.93
abcde
69.22 4
GWS-73D 73.27
a
28.73
a
89.53
a
138.73
a
82.57 5
GWS-74A1 55.07
ab
55.93
ab
67.00
ab
81.77
cde
64.94 6
GWS-110A1 65.67
ab
53.00
ab
91.33
a
72.97
de
70.74 7
GWS-110A2 46.33
b
48.07
ab
56.27
b
107.80
abcd
64.62 8
GWS-134A 53.27
ab
64.27
ab
96.87
a
68.40
e
70.70 9
GWS-134D 55.53
ab
49.53
ab
85.27
ab
101.67
bcde
73.00 10
GWS-138A 43.40
b
52.93
ab
83.60
ab
132.67
ab
78.00 11
Gajah 44.87
b
38.27
ab
67.00
ab
96.27
cde
61.06 12
Jerapah 39.40
b
45.07
ab
77.00
ab
86.53
cde
62.00 13
Zebra 56.87
ab
77.87
a
75.93
ab
81.93
cde
73.15 14
Sima 56.33
ab
55.80
ab
96.33
a
111.40
abc
79.97 Rataan lingkungan
53.50
C
47.89
C
80.21
B
98.10
A
Keterangan : Angka dalam tiap kolom lingkungan dan rataan genotipe, serta pada baris rataan lingkungan yang diikuti oleh huruf non kapital kolom atau kapital baris yang
sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada α 0.05
Serangan patogen bercak daun yang berakibat defoliasi bahkan keringnya tajuk tanaman, tercermin pada sangat beragamnya bobot brangkasan basah antar
genotipe yang diuji Yudiwanti et al 2008. Tabel 3.7 menunjukkan bahwa bobot brangkasan tanaman kacang tanah pada empat lingkungan berkisar 61.06 - 82.57
gram. Bobot brangkasan tertinggi ditunjukkan oleh genotipe GWS-73D namun tidak berbeda nyata dengan Sima yaitu 79.97 gram. Varietas Gajah menunjukkan
bobot brangkasan terendah yaitu 61.06 gram tidak berbeda nyata dengan Jerapah