Penyakit Bercak Daun TINJAUAN PUSTAKA
                                                                                Adaptasi khusus pada lingkungan
optimal                         dibawah rata-rata stabilitas
Adaptasi rendah                                             Adaptasi tinggi Rata-rata stabilitas
diatas rata-rata Adaptabilitas khusus    stabilitas
pada lingkungan marginal
Gambar 2.3 Interaksi pola populasi varietas yang diperoleh bila koefisien regresi
varietas  diplot  terhadap  produksi  rata-rata  varietas  Finlay  dan Wilkinson 1963
Gambar  2.3  menunjukkan  gambaran  interpretasi  pola  populasi  yang berasal  dari  nilai  koefisien  genotipe  yang  diplotkan  terhadap  nilai  rata-rata  hasil
dari suatu genotipe. Metode Eberhart dan Russel
Metode Ebelhart dan Russel, menggunakan dua pengukuran stabilitas yang didasarkan  nilai  koefisien  regresi  b
i
dan  deviasi  simpangan  kuadrat  tengah
2
. Rata-rata hasil dari semua genotipe pada tiap lingkungan digunakan sebagai indeks  lingkungan  dan  koefisien  regresi  serta  simpangan  regresi  merupakan
parameter  penduga  stabilitas  atau  daya  adaptasi.  Eberhart  dan  Russel  1966 menjelaskan  bahwa  keuntungan  dari  penggunaan  koefisien  regresi  sebagai
penduga  adaptasi  ialah  diketahuinya  arah  adaptasi  ke  lingkungan  subur  atau lingkungan  yang  kurang  subur.  Penggunaan  koefisien  regresi  yang  menyertakan
indeks  lingkungan  dapat  mmembantu  dalam  menilai  tingkat  kesuburan lingkungan. Indeks lingkungan dapat dianggap sebagai penduga tingkat kesuburan
relatif  bagi  komoditi  tertentu  Eberhart  dan  Russel,  1966.  Hal  tersebut menunjukkan  semua  lingkungan  dengan  indeks  lingkungan  besar  sangat  cocok
untuk pertumbuhan komoditi  yang diuji dibanding dengan  lingkungan  yang  lain. Sebaliknya,  semua  lingkungan  yang  memiliki  indeks  lingkungan  kecil,  dapat
dikatakan memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Genotipe stabil bila memiliki nilai koefisien regresi b
i
= 1 dan nilai deviasi simpangan regresi kuadrat tengah S
d 2
= 0 Eberhart  Russel 1966; Singh  Chaundhary 1979.
Metode AMMI Additive Main Effect Multiplicative Interaction
AMMI Additive Main Effect Multiplicative Interaction adalah suatu teknik analisis  data  percobaan  dua  faktor  perlakuan  dengan  pengaruh  utama  perlakuan
bersifat  aditif  sedangkan  pengaruh  interaksi  dimodelkan  dengan  model  bilinier. Analisis  AMMI  menggabungkan  pengaruh  aditif    pada  analisis  ragam  dan
pengaruh  multiplikatif  pada  analisis  komponen  utama  Mattjik  2005.  Model AMMI  merepresentasikan  observasi  ke  dalam  komponen  sistematik  yang  terdiri
dari  pengaruh  utama  main  effect  dan  pengaruh  interaksi  melalui  suku-suku
multiplikatif  multiplicative  interactions  di  samping  komponen  acak  sisaan  atau galat.  Komponen  acak  pada  model  ini  diasumsikan  menyebar  normal  dengan
ragam konstan.   Kelayakan  model  AMMI dengan galat  yang Normal  dan ragam konstan  ada  kalanya  tidak  terpenuhi.  Transformasi  data  pengamatan  mungkin
menjadi salah  satu teknik untuk mengatasi  masalah ketidaknormalan  ini. Metode AMMI  menguraikan  pengaruh  interaksi  menjadi  komponen  utama  interakasi
KUI.  Gauch  1992  menyatakan  AMMI  mampu  memahami  gugus  dan  data kompleks  terutama  interaksi  dan  menduga  lebih  akurat  walau  data  yang
digunakan  sedikit, bila dibandingkan dengan analisis kestabilan lainnya.
Analisis  AMMI  dapat  menjelaskan  interaksi  galur  dengan  lingkungan. Pola tebaran titik-titik dengan kedudukan relatifnya pada lingkungan mana  hasil
penguraian  nilai  singular  diplotkan  antara  satu  komponen  genotipe  dengan komponen  lingkungan  secara  simultan  disajikan  dalam  bentuk  Biplot  Syukur  et
al.  2012.  Biplot  AMMI  dapat  meringkas  pola  hubungan  antar  genotipe,    antar lingkungan  dan  interaksi  genotipe  x  lingkungan  Mattjik  2005.  Biplot  tersebut
menyajikan  nilai  komponen  utama  pertama  dan  rataan.  Nilai  antar  komponen utama kedua dan nilai komponen utama pertama bisa ditambahkan jika komponen
utama  kedua  tersebut  nyata  Sumertajaya  1998.  Interpretasi  biplot  nilai komponen  utama  dan  nilai  tengah  respon  dibuat  jarak  titik  amatan  yang
berdasarkan sumbu datar. Titik amatan  menunjukkan perbedaan pengaruh utama amatan-amatan  tersebut  Mattjik  2005.  Jarak  titik-titik  amatan  berdasarkan
sumbu  tegak  menunjukkan  perbedaan  pengaruh  interaksi  atau  perbedaan  tingkat sensitivitas  terhadap  lingkungan.  Interpretasi  untuk  titik-titik  sejenis  dari
komponen utama kedua dan nilai komponen utama pertama merupakan jarak titik- titik  amatan    yang  menunjukkan  perbedaan  interaksi.  Interaksi  bersifat  positif
saling  menguatkan  bila titik-titik amatan  mempunyai arah  yang sama dan titik- titik yang berbeda arah menunjukkan interaksi yang negatif  Sumertajaya 1998
Crossa  1990  menguraikan  tujuan  analisis  AMMI,  yaitu  :  1  Analisis AMMI dapat digunakan sebagai anailsis pendahuluan untuk mencari model yang
lebih tepat. Jika tidak ada satupun komponen yang nyata maka pemodelan cukup dengan  pengaruh  aditif  saja.  Sebaliknya  jika  hanya  pengaruh  ganda  saja  yang
nyata  maka  pemodelan  sepenuhnya  ganda,  berarti  analisis  yang  tepat  adalah analisis  komponen  utama  saja.  Sedangkan  jika  komponen  interaksi  nyata  berarti
pengaruh  interaksi  benar-benar  sangat  kompleks,  tidak  mungkin  dilakukan pereduksian  tanpa  kehilangan  nformasi  penting.  2  Analisis  AMMI  adalah
analisis  untuk  menjelaskan  interaksi  genotipe  ×  lingkungan.  AMMI  dengan biplotnya  meringkas  pola  hubungan  antar  genotipe,  antar  lingkungan  dan  antar
genotipe  dan  lingkungan.  3  Meningkatkan  keakuratan  dugaan  respon  interaksi genotipe  ×  lingkungan.  Hal  ini  terlaksana  jika  hanya  sedikit  komponen  AMMI
saja  yang  nyata  dan  tidak  mencakup  seluruh  jumlah  kuadrat  interaksi.  Dengan sedikitnya komponen AMMI yang nyata sama artinya dengan menyatakan bahwa
jumlah  kuadrat  sisa  hanya  galat  noise  saja.  Dengan  menghilangkan  galat  ini berarti memperkuat dugan respon per genotipe × lingkungan.