Tabel 5.2 Nilai pengaruh langsung dan tidak langsung karakter kuantitatif  pada  galur-galur harapan kacang tanah Arachis hypogaea L. rakitan IPB
Karakter Peubah bebas
yang dibakukan Pengaruh
langsung C Pengaruh tidak langsung
Total Selisih
Z1 Z2
Z3 Z4
Z5 Z6
TT Z1
-0.741 -0.028
0.641 0.014
0.055 0.347
0.288 1.028
JC Z2
-0.084 -0.245
0.455 0.002
0.021 0.328
0.477 0.561
PPBU Z3
-0.849 0.559
0.045 -0.005
-0.021 -0.423
-0.693 0.156
BPI Z4
0.045 -0.223
-0.004 0.091
0.200 0.333
0.442 0.397
BBT Z5
0.206 -0.197
-0.009 0.087
0.044 0.344
0.475 0.269
BPK Z6
0.587 -0.438
-0.047 0.612
0.026 0.121
0.860 0.273
Sisaan = 0.04
Keterangan: 1.  Pengaruh    langsung    yang    ditunjukkan    dalam    analisis    lintas    dapat   langsung  dibandingkan    untuk    mengetahui    peranan    dari    setiap  karakter
dalam  mempengaruhi karakter BBK. 2.  Karakter :
TT =  Jumlah polong total
JC =  Jumlah polong isi
PPBU  =  Bobot polong total BPI
=  Bobot polong isi BBT
=  Bobot polong total BPK
=  Bobot polong kering
71
Diagram lintas digunakan untuk  lebih  memperjelas  uraian  analisis lintas yang  dikemukakan Gambar 5.1. Dengan  mengkombinasikan  diagram-diagram
geometrik    dan    persamaan-persamaan  aljabar,   maka    analisis    statistika    dalam mempelajari    hubungan    kausal-efek    diantara  variabel-variabel    menjadi    lebih
berbobot  dalam  arti  hasilnya  menjadi  lebih  mudah untuk dipahami.  Diagram lintas di susun berdasarkan pengetahuan yang mendasari tentang hubungan kausal
berdasarkan hipotesis yang dibuat Singh dan Chaudhary 1985.
Gambar 5.1 Diagram lintas karakter kuantitatif  pada  galur-galur harapan kacang tanah Arachis hypogaea L. rakitan IPB
Diagram  lintas  dapat  menjelaskan  bahwa  besaran  sisaan  sebesar    0.04 dapat    diinterpretasikan    sebagai    model    analisis    lintas  tidak    mampu
menjelaskan    pengaruh-pengaruh    lain    diluar    pengaruh    variabel    bebas  yang dibakukan sebesar 0.04 atau sebesar 0.04. dengan kata lain, pengaruh  sisa  yang
tidak    dapat    dijelaskan    oleh    model    adalah  sebesar    0,04    atau    4.    Hal    ini berarti    model    analisis    lintas    mampu    menjelaskan  total    keragaman    dalam
bobot biji kering  sebesar  1  - C
2 s
=  1 –  0.04  =    0.96  atau  96.
5.3.3 Penentuan Karakter-karakter untuk Menyusun Kriteria Seleksi
Upaya  dalam  menentukan  karakter-karakter  yang  dapat  dijadikan  kriteria seleksi yang efektif dapat dilihat dari besarnya pengaruh langsung, korelasi antar
karakter  dan  selisih  antar  korelasi  antara  peubah  bebas  dan  pengaruh  langsung peubah  tersebut  Yunianti  et  al.  2010.  Dengan  demikian  karakter  yang  sesuai
dengan  kriteria  seleksi  yang  efektif  adalah  bobot  polong  isi,  bobot  biji  tanaman dan  bobot  polong  kering.  Ketiga  karakter  tersebut  memiliki  nilai  pengaruh
langsung  positif,  bertanda  sama  dengan  nilai  korelasi  dan  memiliki  selisih  yang kecil.  Bobot  polong  isi,  bobot  biji  tanaman  dan  bobot  polong  kering  dapat
digunakan sebagai kriteria seleksi secara tidak langsung pada galur-galur harapan kacang tanah rakitan IPB.
Karakter  seperti  daya  hasil  sangat  dipengaruhi  oleh  lingkungan  tumbuh sehingga seleksi secara tidak langsung lebih menguntungkan melalui karakter lain
yang  terkait  dengan  daya  hasil  Biswass  et  al.  2001.  Seleksi  dengan menggunakan  beberapa  karakter  secara  simultan  lebih  efisien  dibandingkan
dengan  seleksi  yang  didasarkan  atas  satu  karakter  atau  kombinasi  dari  dua karakter saja Sohh et al. 1994; Moeljopawiro 2002.
5.4  Simpulan
Analisis  lanjut  menggunakan  korelasi  dan  analisis  lintas  dari  data lingkungan  Sukabumi  menunjukkan  bahwa  bobot  polong  isi,  bobot  biji  tanaman
dan bobot polong kering merupakan karakter yang mempunyai pengaruh langsung yang  positif,    bertanda  sama  dengan  nilai  korelasi  serta  memiliki  selisih  yang
kecil.  Karakter-karakter  tersebut  dapat  dijadikan  sebagai  kriteria  seleksi  untuk galur-galur harapan kacang tanah Arachis hypogaea L. rakitan IPB.
PEMBAHASAN UMUM
Penyakit  bercak  daun  tersebar  luas  dipertanaman  kacang  tanah.  Hasil kegiatan pemuliaan untuk mendapatkan kacang tanah tahan penyakit  bercak daun
diketahui  bahwa  sifat  tahan  berasosiasi  dengan  daya  hasil  rendah  Norden  et  al. 1982. Dengan demikian program pemuliaan untuk memperoleh genotipe berdaya
hasil  tinggi,  genotipe  yang  tahan  terhadap  penyakit  bercak  daun  selalu  akan tereliminasi.  Akibatnya  semua  varietas  kacang  tanah  yang  dibudidayakan  secara
luas rentan terhadap kedua jenis patogen bercak daun Porter et al.1982. Hal ini dapat  dicapai  dengan  perbaikan  potensi  hasil  dan  perbaikan  daya  adaptasi  atau
ketahanan  tanaman  agar  lebih  sesuai  dengan  lingkungan  target.  Daya  hasil  yang stabil  dapat diperoleh  jika  varietas  yang dikembangkan  juga  memiliki ketahanan
terhadap penyakit Chahal dan Gosal 2002.
Pengujian  galur-galur  kacang  tanah  tahan  penyakit  bercak  daun  pada kondisi  multi  lingkungan  telah  dilakukan.  Beberapa  tahapan  penelitian  yang
dilakukan  adalah  keragaan  karakter  agronomi,  stabilitas  hasil  dan  analisis  lintas karakter
kuantitatif. Percobaan
terhadap keragaan
karakter agronomi
menunjukkan  bahwa  hasil  analisis  ragam  gabungan  terhadap  interaksi  genotipe dan  lingkungan  memberikan  pengaruh  yang  sangat  nyata  adalah  karakter
persentase panjang batang utama berdaun hijau, bobot brangkasan dan bobot biji kering. Hal ini menunjukkan adanya keragaman dari karakter yang diamati.
Rata-rata  total  tertinggi  keragaan  masing-masing  karakter  pada  empat lingkungan  uji  adalah  karakter  tinggi  tanaman  oleh  Sima  61.14  cm  dan  rataan
tertinggi  dicapai  di  lingkungan  Bogor  95.39  cm.  Rata-rata total  jumlah  cabang dan  jumlah  polong  isi  oleh  GWS-134A  berturut-turut  yaitu  4.82  dan  19.40.
Lingkungan  Kuningan  menunjukkan rata-rata  jumlah  cabang tertinggi  yaitu 5.00 dan lingkungan Sukabumi menunjukkan rata-rata jumlah polong isi tertinggi yaitu
27.80. Total rata-rata persentase panjang batang utama berdaun hijau oleh GWS- 18A  18.73  dan  rataan  tertinggi  dicapai  di  lingkungan  Kuningan  46.37.
Total rata-rata bobot brangkasan oleh GWS-73D 82.57 gram dan rataan tertinggi dicapai  di  lingkungan  Kuningan  138.73  gram.  Total  rata-rata  bobot  polong
kering,  jumlah  polong  total,  bobot  polong  total,  bobot  polong  isi,  dan  bobot  biji
tanaman oleh  GWS-110A1 berturut-turut yaitu 256.75 gram, 22.27, 18.51 gram, 16.94  gram,  dan  12.18  gram.  Rata-rata  bobot  polong  kering  362.00  gram  dan
jumlah  polong  total  28.67  tertinggi  dicapai  di  lingkungan  Sukabumi.  Rata-rata bobot  polong  total  26.13  gram,  bobot  polong  isi  20.93  gram  dan  bobot  biji
tanaman  16.43  gram  tertinggi  dicapai  di  lingkungan  Sukabumi.  Total  rata-rata jumlah polong isi tertinggi oleh GWS-134A 19.40 dan rata-rata tertinggi dicapai
di  lingkungan Sukabumi 27.80. Total rata-rata  bobot seratus biji tertinggi   oleh GWS-73D  47.33  gram  dan  rata-rata  tertinggi  dicapai  di  lingkungan  Kuningan
52.00  gram.  Total  rata-rata  indeks  masak  biji  kulit  tertinggi  oleh  GWS-39D 2.60  dan  rata-rata tertinggi  dicapai  di  lingkungan  Sukabumi  2.97.  Total  rata-
rata  bobot  biji  kering  tertinggi  oleh  Gajah  186.76  gram  dan  rata-rata  tertinggi dicapai di lingkungan Sukabumi 380.33 gram.
Produktivitas  biji  kering  tertinggi  ditunjukkan  oleh  varietas  Gajah  sebesar 1.88 ton.ha
-1
,  dan  terendah  oleh  varietas  Jerapah  yaitu  1.20  ton.ha
-1
.  Galur-galur yang  diuji  menunjukkan  produktivitas  biji  kering  berkisar  1.22  hingga  1.78
ton.ha
-1
. Hal  ini  menunjukkan  bahwa galur-galur harapan kacang tanah  memiliki potensi  hasil  yang cukup  baik  yang ditunjukkan  oleh produktivitas kacang tanah
yang sebanding dengan  varietas unggul.  Genotipe GWS-39D, GWS-72A, GWS- 74A1,  GWS-110A1,  GWS-110A2  GWS-134A  dan  GWS-138A  memiliki
produktivitas  yang  lebih  tinggi  dari  produktivitas  nasional  sebesar  1.35  ton.ha
-1
BPS  2013.  Hal  ini    menunjukkan  bahwa  genotipe-genotipe  tersebut  dapat direkomondasikan untuk peningkatan hasil kacang tanah.
Stabilitas  hasil  pada  tanaman  kacang-kacangan  dapat  ditingkatkan  dengan memperbaiki  toleransi  tanaman  terhadap  cekaman  lingkungan  fisik  kekeringan,
genangan,  penaungan,  rawan  hara  dan  toleransi  terhadap  serangan    hama  atau penyakit    penyakit  utama.  Stabilitas  varietas  sebagai  ragam  hasil  disuatu  lokasi
sepanjang waktu, dan adaptasi varietas adalah ragam hasil lintas lokasi sepanjang waktu Evenson   et   al. 1978. Stabilitas dan adaptabilitas  mempunyai  hubungan
yang  erat  jika  pengaruh    interaksi    genotipe  dan  lingkungan  untuk  hasil    lebih disebabkan oleh peubah-peubah  lingkungan yang  tidak dapat diramalkan seperti
curah  hujan,  intensitas    radiasi  surya,  dan  suhu  dari  pada  peubah  yang  dapat diramalkan seperti jenis tanah Byth   et  al.  1981. Allard dan Bradshaw  1964
mengemukakan  bahwa penyebab  stabilitas  hasil  belum diketahui dengan  jelas, tetapi  diduga  disebabkan  oleh  adanya  mekanisme  penyangga  individu  dan
populasi.
Pecobaan  stabilitas  menggunakan  metode  analisis  Finlay    Wilkinson 1963, Eberhart      Russell  1966  dan  metode AMMI  Gauch  1988.  Genotipe
GWS-18A1,  GWS-39D,  GWS-73D,  GWS-74A1,  GWS-110A1,  GWS-110A2, GWS-134A,  GWS-134D  dan  GWS-138A  merupakan  genotipe  stabil  yang
dinyatakan  dalam  metode  Finlay-Wilkinson  dan  Elberhar-Russell.  Genotipe GWS-110A1,  GWS-110A2  dan  GWS-134A  merupakan  genotipe  stabil  dan
berdaya  adaptasi  tinggi.  Ketiga  genotipe  tersebut  menurut  metode  AMMI merupakan genotipe-genotipe  yang spesifik  lingkungan tertentu. Genotipe GWS-
110A1  spesifik  lingkungan  Bogor,  GWS-110A2  spesifik  lingkungan  Sukabumi dan  GWS-134A  spesifik  lingkungan  Kuningan.  Genotipe  GWS-73D  dan  GWS-
138A  merupakan  genotipe-genotipe  yang  stabil  menurut  metode  Finlay Wilkinson 1963, Eberhart   Russell 1966 dan metode AMMI Gauch 1988.
Pemilihan  metode  analisis  stabilitas  yang  efektif  dalam  penelitian  galur-galur