Pendahuluan ANALISIS LINTAS KARAKTER KUANTITATIF PADA GALUR-GALUR HARAPAN KACANG TANAH
r = 0.860 dan p = 0.000. Singh dan Chaudhary 1985 menyatakan bahwa hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan positif bila nilai suatu variabel
ditingkatkan, maka akan meningkatkan variabel yang lain. Korelasi secara genetik disebabkan oleh adanya linkage atau pleiotropi Falconer 1960; Kuswanto et al.
1999. Pleiotropi berkaitan dengan pengaruh satu gen yang mempengaruhi satu atau beberapa sifat sedangkan linkage adalah bersatunya dua atau lebih sifat
menurun yang disebabkan oleh dua atau lebih gen pada kromosom yang sama. Oleh karenanya peningkatan satu sifat kadang diikuti peningkatan sifat yang
lainnya. Dengan demikian jika karakter bobot polong kering ini di tingkatkan maka akan meningkatkan bobot biji kering.
Karakter persentase panjang batang utama berdaun hijau berkorelasi negatif dan sangat nyata dengan bobot biji kering dengan nilai r = -0.693 dan p = 0.006.
Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tinggi persentase panjang batang utama berdaun hijau akan menurunkan bobot biji kering. Evaluasi tingkat ketahanan
genotipe acak menggunakan karakter tersebut menunjukkan korelasi genotipik dan fenotipik negatif nyata dengan daya hasil Yudiwanti et al.1998. Selanjutnya
Yudiwanti 1996 mengemukakan bahwa korelasi negatif tersebut adalah karena peran antagonis stomata terhadap daya hasil dan terhadap tingkat ketahanan
terhadap penyakit bercak daun. Stomata yang membuka sempit dengan kerapatan rendah mendukung tingkat ketahanan terhadap penyakit bercak daun karena dapat
menurunkan peluang penetrasi patogen melalui stomata, akan tetapi karakter yang sama mengurangi difusi karbondioksida ke dalam daun sehingga kapasitas
fotosintesis berkurang dan akibatnya daya hasilnya lebih rendah. Karakter persentase panjang batang utama berdaun hijau tidak dapat digunakan untuk
menduga bobot biji kering pada galur-galur harapan kacang tanah.
Karakter-karakter yang mempunyai hubungan yang sangat erat adalah jumlah polong total berkorelasi positif dan sangat nyata dengan jumlah polong isi
dengan nilai r = 0.984 dan p = 0.000. Bobot polong total berkorelasi positif dan sangat nyata dengan bobot polong isi r = 0.989 dan p = 0.000. Hal ini
menunjukkan bahwa hampir semua polong yang dihasilkan adalah polong isi. Bobot polong total juga berkorelasi positif dan sangat nyata dengan bobot biji
tanaman r = 0.967 dan p = 0.000. Bobot polong isi berkorelasi positif dan sangat nyata dengan bobot biji tanaman dengan nilai r = 0.969 dan p = 0.000.
Hal ini menunjukkan bahwa bobot polong yang dihasilkan dikarenakan bobot biji yang tinggi. Indeks masak biji kulit berkorelasi positif dan sangat nyatadengan
bobot biji tanaman dengan r = 0.731 dan p = 0.003. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi indeks masak biji kulit menyatakan semakin tinggi kematangan
dan pengisian polong sehingga bobot biji semakin tinggi. Persentase panjang batang utama berdaun hijau berkorelasi negatif dan sangat nyata dengan bobot
polong kering. Kedua karakter tersebut juga mempunyai pengaruh yang sama terhadap bobot biji kering. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan karakter
tersebut akan meningkatkan bobot biji kering. Menurut Gani et al. 1995 menyatakan bahwa, walaupun angka-angka korelasi relatif tinggi, belum dapat
dikatakan bahwa suatu karakter berperan terhadap karakter hasil. Hal ini terutama disebabkan pengujian yang tidak bersifat multilokasi.
Korelasi yang tinggi hanya menunjukkan keeratan hubungan antar sifat tetapi tidak dapat menunjukkan adanya hubungan sebab akibat. Analisis lintas
dapat dimanfaatkan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dan dapat memilahnya menjadi pengaruh langsung dan tidak langsung Li 1956; Roy 2000.
Karakter bobot brangkasan, jumlah polong total, jumlah polong isi, bobot polong total, bobot seratus biji dan indeks masak biji kulit adalah karakter yang
tidak disertakan pada analisis lintas. Hal ini disebabkan karakter-karakter tersebut tidak berkorelasi dengan bobot biji kering P 0.05 berdasarkan uji Pearson
correlation.