Amanat Analisis Unsur Intrinsik Novel Isinga

berfungsi sebagai wisatawan. Sastra warna lokal menyajikan informasi permukaan mengenai lokasi tertentu, dengan cara melukiskan unsur-unsur yang kelihatan seperti lingkungan fisik dan unsur sosial budaya sebagai dekorasi tanpa mendalami kehidupan yang sesungguhnya. 106 Wujud warna lokal berupa lingkungan fisik dan unsur sosial-budaya yang terdapat dalam novel Isinga karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Fisik

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang perkembangannnya dipengaruhi oleh manusia serta alam sekitar. Lingkungan merupakan kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan fisik termasuk ke dalam komponen abiotik, atau biasa disebut dengan kebendaan. Dalam hal ini, lingkungan fisik yang terdapat di dalam sebuah daerah dapat berupa keadaan alam seperti gunung, sungai, atau pun sawah. Lingkungan fisik selalu berubah oleh adanya berbagai macam gaya alam baik yang berkekuatan besar maupun kecil. Jadi, dapat disimpulkan bahwa lingkungan merupakan keadaan alam yang terbentuk dari komponen hidup dan tak hidup. Lingkungan fisik merupakan komponen abiotik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, laut, gunung dan sebagainya dan mengharuskan manusia serta makhluk hidup lainnya untuk menempatkan diri dalam lingkungan tersebut. 106 Nyoman Kutha Ratna, Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, h. 383.

a. Babi

Babi merupakan hewan liar di hutan Papua. Babi biasanya diburu oleh masyarakat pedalaman Papua kemudian dipelihara. Masyarakat pedalaman Papua jarang makan babi untuk makanan sehari-hari karena babi merupakan harta adat. Daging babi hanya dimakan ketika ada upacara adat. Babi adalah binatang yang penting bagi masyarakat pedalaman Papua. Babi digunakan sebagai alat membayar denda dan digunakan sebagai mas kawin. Bagi masyarakat pedalaman Papua banyak hal dapat diselesaikan dengan babi. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan dalam novel Isinga berikut: Sejak saat itu, tak ada lagi permusuhan antara perkampungan Aitubu dan perkampungan Hobone. Ada tukar-menukar babi. Masing- masing memberikan dua puluh ekor babi. Hobone masih memberikan tambahan sepuluh ekor babi lagi sebagai mas kawin. Ada banyak prosesi panjang lainnya. Dan pasti, pesta bakar batu babi. Babi memang binatang penting di masyarakat bawah pegunungan Megafu. Istri dibeli dengan babi. Hubungan dagang dibuat lebih erat dengan babi. Kesalahan diselesaikan dengan babi. Kalau ada hukuman untuk sebuah pelanggaran, dendanya adalah bayar babi. Atau ia boleh memilih untuk dihukum mati. Babi juga binatang penting untuk berbagai macam upacara adat. 107

b. Burung Cenderawasih

Papua kaya akan keberagaman faunanya salah satunya yang dilindungi oleh pemerintah karena keberadaannya yang langka, yaitu burung cenderawasih. Cenderawasih ialah burung berbulu indah, di Papua sendiri burung cenderawasih dikenal dengan sebutan burung surga atau burung kayangan. Burung cenderawasih memiliki beragam warna bulu, bulu cenderawasih jantan bulunya sangat indah. Dengan bulunya yang indah, burung cenderawasih jantan akan memamerkan bulunya dengan melakukan tarian-tarian untuk menarik perhatian burung betina agar mau diajak kawin. Dapat dilihat dalam kutipan berikut: 107 Dorothea Rosa Herliany, op. cit., h. 55. Mereka senang dibawa ke tempat yang asing dan belum pernah dilihat. Juga melihat berbagai burung cenderawasih. Burung cantik ini dianggap tidak berkaki. Sebab mereka tidak akan turun ke tanah. Hanya di udara saja karena bulu-bulunya indah. Karena itu, kemudian burung ini dikenal sebagai burung surga atau burung kayangan. Bulu- bulunya bagus. Masing-masing beda-beda warnanya. Umumnya warna cerah. Lalu ada campuran warna lain. Hitam, cokelat, kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, hijau, dan ungu. Yang bulunya indah itu jantan. Ada yang kecil seperti cenderawasih raja. Ada yang besar yakni cenderawasih paruh sabit hitam. Ada yang lebih besar lagi. Yaitu cenderawasih manukod jambul-bergulung. Keindahan bulu ini oleh yang jantan digunakan untuk menarik perhatian burung perempuan. Untuk merayu. Agar lawan jenisnya mau diajak kawin. Si burung jantan lalu akan memamerkan bulunya dengan melakukan tarian-tarian. Sambil bernyanyi di atas dahan. Pejantan bergoyang dengan berbagai gerakan ke berbagai arah. Bahkan terkadang hingga bergantung terbalik bertumpu pada dahan. Para burung jantan punya tarian kesukaan masing-masing. Ada banyak jenis cenderawasih. Cenderawasih merah, biru, emas, kaisar dan sebagainya. 108 Burung cenderawasih juga dimanfaatkan sebagai hiasan kepala yang dipakai dalam acara adat, baik dalam bentuk burung cenderawasih utuh maupun bulu-bulunya saja. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: ...Ia juga mengenakan topi hitam tinggi dari bulu burung kasuari. Di atasnya masih ada satu hiasan lagi. Seekor burung cenderawasih “hidup” yang diawetkan. Dipasang dengan posisi paruh menancap di atas bulu-bulu kasuari. 109 ...Kepala Meage dihiasi bulu burung cenderawasih. Di keningnya melingkar jalinan kulit kerang. Tangannya tampak berotot saat menabuh tifa. Teratut. Berirama.... 110

c. Kanguru

Papua juga memiliki hewan mamalia kanguru. Beragam jenis kanguru terdapat di Papua. Di Hobone terdapat hewan kanguru, yaitu kanguru pohon dan kanguru tanah. Kanguru pohon terdiri dari beberapa jenis. Kanguru pohon hias merupakan jenis kanguru pohon yang paling banyak. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: 108 Ibid., h. 82. 109 Ibid., h. 6. 110 Ibid., h. 9.