Pendekatan Penelitian Metode Penelitian

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.” 6 Dalam ilmu sastra sumber data penelitian adalah karya, naskah, data penelitiannya, sebagai data formal adalah kata-kata, kalimat, dan wacana. 7 Sumber data primer dalam penelitian ini adalah novel Isinga karya Dorothea Rosa Herliany, cetakan pertama pada bulan Januari 2015 yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama. Sedangkan, sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah karya-karya tulis ilmiah, buku-buku, dan artikel di surat kabar, yang berkaitan dengan referensi mengenai warna lokal.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu teknik inventarisasi, teknik baca simak, dan teknik pencatatan. a. Teknik Inventarisasi Teknik inventarisasi dilakukan dengan cara mencari dan mengumpulkan sejumlah data yang berkaitan dengan subjek penelitian. Dalam hal ini ialah novel Isinga karya Dorothea Rosa Herliany. b. Teknik Baca Simak Teknik baca simak dilakukan dengan cara membaca dengan secara seksama terhadap isi novel Isinga karya Dorothea Rosa Herliany. Teknik ini dilakukan berulang-ulang untuk memperoleh informasi yang akurat. Informasi ini berkenaan dengan seluruh isi cerita yang berkaitan dengan warna lokal dalam novel Isinga karya Dorothea Rosa Herliany. 6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung: Alfabeta, 2009, h. 225. 7 Nyoman Kutha Ratna, op.cit., h. 47. c. Teknik Pencatatan Pencatatan dilakukan setelah proses memperoleh informasi dengan teknik baca simak. Pencatatan dilakukan mulai dari bagian-bagian dalam kalimat, frase-frase hingga ke bagian terbesar secara keseluruhan isi teks dalam novel.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah identifikasi, klasifikasi, analisis, dan deskripsi. a. Identifikasi Setelah data terkumpul, penulis membaca secara kritis dengan mengidentifikasi novel yang dijadikan sumber data dalam penelitian. b. Klasifikasi Setelah diidentifikasi, data novel diseleksi dan diklasifikasikan sesuai dengan hasil identifikasi, yaitu unsur-unsur intrinsik serta warna lokal dalam novel Isinga karya Dorothea Rosa Herliany dan menghubungkannya dengan pembelajaran sastra di SMA. c. Analisis Selanjutnya seluruh data dari hasil proses pengklasifikasian dianalisis dan ditafsirkan maknanya. d. Deskripsi Hasil analisis dalam novel disusun secara sistematis sehingga memudahkan dalam mendeskripsikan makna dari setiap unsur yang terkandung dalam novel Isinga karya Dorothea Rosa Herliany. 13 BAB II LANDASAN TEORI

A. Warna Lokal

Warna lokal merupakan suatu cara untuk mengangkat suasana kedaerahan yang mendeskripsikan tentang latar, tokoh, dan penokohan, serta nilai-nilai budaya. Warna lokal memiliki ciri khas tertentu yang berkaitan dengan peristiwa- peristiwa kedaerahan. “Pelukisan tempat tertentu dengan sifat khasnya secara rinci biasanya menjadi bersifat kedaerahan, atau berupa pengangkatan suasana daerah.” 1 Selain itu warna lokal dijadikan sebagai tolak ukur untuk membedakan ciri khas daerah yang satu dengan daerah yang lain. Pengangkatan suasana kedaerahan, sesuatu yang mencerminkan unsur local color, akan menyebabkan latar tempat menjadi unsur yang dominan dalam karya yang bersangkutan. Tempat menjadi sesuatu yang bersifat khas, tipikal, dan fungsional. Ia akan mempengaruhi pengaluran dan penokohan, dan karenanya menjadi koheren dengan cerita secara keseluruhan. Namun, perlu ditegaskan bahwa sifat ketipikalan daerah tak hanya ditentukan oleh rincinya deskripsi lokasi, melainkan terlebih harus didukung oleh sifat kehidupan sosial masyarakat penghuninya. 2 Novel yang berlatar lokal budaya Papua belum banyak ditulis oleh para pengarang novel. Adapun beberapa novel yang berlatar lokal budaya Papua yaitu karya Ani Sekarningsih dengan novel Namaku Teweraut 2002, Dewi Linggasari dengan novel Sali 2007, Anindita S. Thyaf dengan novel Tanah Tabu 2009 dan Dorothea Rosa Herliany dengan novel Isinga 2015. Pengarang tersebut berasal dari luar Papua. Pengarang novel berlatar lokal budaya Papua tidaklah harus ditulis oleh orang Papua. Sebab, sebuah karya sastra mempunyai potensi yang sangat besar sebagai medium imajinasi untuk pemahaman lintas budaya. 1 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS, 2012, h. 228. 2 Ibid.