Semua memang serba rahasia dan harus dirahasiakan. Ada tari-tarian khusus dan nyanyian melengking. Peserta muruwal
dilarang menceritakan segala sesuatu yang dijalaninya pada orang lain. Jika melanggar, akan dibunuh. Sebab pengetahuan
rahasia yang didapat di upacara ini bisa mencelakakan orang lain.
207
d. Upacara menstruasi pertama bagi seorang gadis
Sebuah upacara yang diadakan ketika perempuan mengalami menstruasi pertamanya. Upacara adat ini memiliki arti “jalan sudah
dibukakan” maksudnya ialah seorang perempuan yang telah menstruasi maka telah dapat hamil dan melahirkan anak. Semua
ritual upacara dilakukan untuk menjamin kesuburan dan kemudahan dalam proses bila saatnya melahirkan nanti. Hal ini
dapat dilihat dalam kutipan berikut: Irewa merasakan sakit pada perut bagian bawah. Mama
Kame memeriksa cawatnya. Ada bercak darah. Mama Kame tahu anaknya mendapatkan menstruasi pertama. Irewa diberi
tahu, ia sudah menstruasi. Irewa merasa senang. Irewa diberi tahu, akan ada upacara untuknya.sebuah upacara adat yang
memiliki arti “jalan sudah dibukakan”... Ritual menstruasi diadakan untuk menjamin kesuburan dan kemudahan dalam
proses bila saatnya nanti melahirkan.
208
e. Upacara Perdamaian
Ketika Aitubu dan Hobone berdamai, memutuskan untuk tidak ada perang lagi antara mereka maka diadakanlah upacara
perdamaian. Upacara perdamaian dilakukan secara adat. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut:
Upacara perdamaian secara adat diadakan. Ada prosesi dua pihak yang bermusuhan duduk berdiri berganti-ganti. Nyanyi-
nyanyian. Teriakan. Lengkingan. Riuh sambil mengacungkan tombak. Lagu-lagu perdamaian. Keras penuh kegembiraan.
Gemanya memantul sampai ke gunung-gunung di sekeliling tempat upacara. Ribuan orang datang. Termasuk dari
207
Ibid., h. 20.
208
Ibid., h. 44.
perkampungan sekitar. Menyaksikan atau ikut bergabung menari. Tari-tarian, berputar, merapat, merenggang.
209
f. Upacara Perkawinan
Upacara adat perkawinan juga merupakan upacara adat yang besar. Ada tungku alam untuk makan-makan para warga. Banyak
babi dan betatas dibakar. Juga dimeriahkan tari-tarian sampai pagi. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut:
Tak lama, lalu dilanjutkan upacara adat perkawinan. Ada banyak babi-babi lagi dibakar batu panas. Betatas. Sayur-
sayuran. Mantra. Dukun. Tari-tarian sampai pagi. Musik....
210
3 Umat yang menganut religi
Pendeta Ruben berasal dari Jerman, pendeta Ruben sudah lama tinggal di Aitubu bersama istrinya, tepatnya sejak tahun 1970. Pendeta
Ruben memperkenalkan agama Kristen bagi masyarakat Pulau Papua. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut:
...Pendeta Ruben sering tak di rumah karena banyak berkeliling ke berbagai perkampungan di wilayah Lembah Piriom sampai
perkampungan Hobone dan lembah-lembah lain di bawah pegunungan Megafu. Pekerjaannya adalah memperkenalkan agama
Kristen bagi masyarakat pulau itu.
211
Bangunan sekolah di Aitubu juga difungsikan sebagai gereja di hari Minggu. Gereja digunakan untuk beribadah orang-orang yang
sudah percaya agama Kristen yang diperkenalkan oleh Pendeta Ruben.
f. Kesenian
Kesenian merupakan segala ekspresi hasrat manusia terhadap keindahan di dalam suatu kebudayaan. Hasil kesenian yang diciptakan
oleh seniman di setiap daerah tentu beraneka ragam. Dipandang dari sudut cara kesenian sebagai ekspresi hasrat manusia akan keindahan, maka ada
dua lapangan besar, yaitu seni rupa atau kesenian yang dinikmati oleh
209
Ibid., h. 54-55.
210
Ibid., h. 55.
211
Ibid., h. 4.
manusia dengan mata seni patung, seni relief, seni lukis dan gambar, dan seni rias. Seni suara atau kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan
telinga seni vokal, seni instrumental. Kemudian ada juga seni sastra yang lebih khususnya lagi terdiri dari prosa dan puisi. Suatu lapangan kesenian
yang meliputi kedua bagian tersebut adalah seni gerak atau seni tari, karena kesenian ini dapat dinikmati dengan mata maupun telinga.
Akhirnya ada lapangan kesenian yang mencakup semuanya, yaitu seni drama. Lapangan kesenian ini mengandung unsur-unsur dari seni rias, seni
musik, seni sastra, dan seni tari. Seni drama bisa bersifat dengan teknologi modern seperti seni film.
Dalam novel Isinga karya Dorothea Rosa Herliany terdapat seni tari dan seni suara berupa instrumental dengan alat bunyi-bunyian. Hal ini
dapat dilihat dalam kutipan berikut: Irewa kini memerhatikan para penari yang sedang berjalan
setengah berlari sambil menari dan menyanyi-nyanyi. Ada bunyi suara tifa yang iramanya seperti memimpin langkah para penari. Irewa lalu
berlari lagi mendekat ke arah bunyi suara tifa. Meage sedang membunyikan tifa. Tifa terbuat dari kulit biawak. Ia berdiri agak di
luar barisan penari. Pemain tifa ada tiga orang. Mereka semua membawa tifa tangan. Tifa tanpa pegangan. Meage yang paling muda.
Mereka menabuh dengan berbagai variasi tabuhan. Tapi Meage yang tampak paling bersemangat. Kadang tubuhnya meloncat-loncat,
seirama dengan tabuhan tifa di rangan kanannya. Kadang ia pindahkan tifa di sebelah kiri. Tampak terampil.
212
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan adanya seni tari dan seni suara instrumental tifa khas Papua. Tifa merupakan alat musik khas Papua yang
terbuat dari kulit biawak. Tifa dimainkan dengan cara ditabuh. Biasanya tifa dimainkan sebagai pengiring tari-tarian dalam upacara adat. Tari-tarian
yang ada di dalam rangkaian upacara adat disebut hunuke. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut:
212
Ibid., h. 9.
...Bersama gadis-gadis perkampungan Aitubu lainnya, Irewa akan menari dalam tarian bahagia hunuke menyambut kepulangan laki-laki
yang sudah di-muruwal-kan....
213
Pakaian tari terbuat dari rumput kering yang dianyam. Para penari biasanya juga berhias dengan hiasan daun serta bunga pada tubuh, tangan
dan lengannya. Tubuhnya juga diberi riasan warna-warni dari pigmen tumbuhan. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut:
Mama Kame mengolesi rambut Irewa dengan minyak. Setelah itu diikatnya rambut Irewa hati-hati hingga menjadi rapi. Ia memberi
hiasan daun merah dari hutan Aitubu yang beraroma harum dan tajam. Juga bunga lainnya sehingga rambut Irewa menjadi harum. Tubuh
Irewa diberi riasan warna-warni yang terbuat dari pigmen tumbuhan. Yakni pada dahi, hidung, pipi, dan dagu.
214
g. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Sistem mata pencaharian atau sistem ekonomi yang diperhatikan adalah sistem produksi lokalnya termasuk sumber alam, cara
mengumpulkan modal, proses konsumsinya, cara pengerahan dan pengaturan tenaga kerja, serta sistem distribusi di pasar-pasar yang dekat
saja. Pengaruh industri terhadap daerah pedesaan dan sekitarnya mulai menjalar sampai ke sistem mata pencaharian. Dalam mempelajari suatu
masyarakat desa yang hidup berdasarkan mata pencahariannya, kita juga harus menaruh perhatian terhadap sumber alam, tenaga kerja, serta
pemasarannya. Masalah sumber alam, terletak pada bagaimana usaha mencari sumber alam yang dimiliki oleh desa tersebut.
Dalam novel Isinga karya Dorothea Herliany, masyarakat di bawah Pegunungan Megafu hidup dari alam. Masyarakat haruslah bekerja untuk
dapat hidup. Masyarakat dibawah Pegunungan Megafu bekerja di kebun, berburu, serta menangkap ikan untuk menghidupi keluarganya.
213
Ibid., h. 21.
214
Ibid., h. 22.
Berkebun adalah salah satu pekerjaan semua perempuan di bawah Pegunungan Megafu. Perempuan bertugas menyediakan makanan untuk
keluarga. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: Kebun sagu milik keluarga Malom tersebar di beberapa tempat.
Salah satunya adalah yang baru saja dibuka oleh Malom dan dibantu para laki-laki Dusun Egiwo. Letaknya cukup jauh dari tempat Irewa
tinggal. Aslinya memang “hutan” sagu, tapi orang Hobone lebih senang menyebutnya kebun. Setelah kebun sagu dibuka oleh para laki-
laki sedusun, selanjutnya kebun harus diurus oleh seorang perempuan. Ini tugas Irewa.
215
Di wilayah Hobone terdapat sebuah danau bernama, Danau Ilom. Danau Ilom juga digunakan para mama Hobone untuk menangkap ikan.
Dengan menggunakan jaring buatan sendiri para mama Hobone menangkap ikan. Ada juga yang menggunkan cara menyelam untuk
menangkap ikan. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: Berhari-hari, berminggu-minggu, Irewa belajar mengatasi
ketakutannya pada air. Membiasakan diri dengan air Danau Ilom. Lalu, setelah itu berjam-jam ia belajar untuk bisa masuk ke bawah air.
Menyelam cara perempuan Hobone. yaitu masuk ke dalam danau tanpa bantuan apa-apa. Hanya menahan nafas saja. Di situ Irewa
belajar, bagaimana menghemat napas. Mengeluarkan udara sedikit demi sedikit dari paru-paru. Lama-lama Irewa jadi suka menyelam.
Tak selalu ia bisa mendapatkan ikan. Irewa juga sudah mampu mendayung perahu. Ini hal sehari-hari yang dilakukan perempuan
Hobone selain berkebun dan mengolah sagu.
216
Laki-laki dibawah Pegunungan Megafu biasa berburu. Laki-laki berburu dengan busur dan panah. Binatang hasil buruan hutan biasanya
dijadikan makanan, namun jika hasil buruan berupa babi maka akan dijadikan peliharaan. Berburu dilakukan sebelum orang-orang bangun dari
tidur. Dalam berburu juga ada beberapa pantangan. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut:
Suatu hari Malom sudah berangkat pergi berburu. Berburu harus dilakukan sebelum orang-orang bangun dari tidur. Selain itu juga ada
215
Ibid., h. 60.
216
Ibid., h. 60.