Penelitian Terdahulu .1. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendapatan Nasional

kemungkinan secara tidak langsung terjadi peningkatan permintaan uang oleh sektor swasta. Kenaikan permintaan uang ini dapat disebabkan oleh salah satu dari tiga hal ini terjadi: 1 Ekspektasi inflasi yang lebih rendah, 3 Ekspektasi premi risiko nilai tukar yang lebih rendah, atau 3 Ekspektasi mengenai tingkat pengembalian ROR yang lebih besar dari surat berharga domestik. Ketiga hal tersebut dapat menyebabkan permintaan terhadap surat berharga domestik meningkat sehingga nilai tukar akan meningkat Hakkio, 1996. Beberapa penelitian, walau masih diperdebatkan, menyatakan bahwa nilai tukar juga dapat berpengaruh terhadap anggaran pemerintah. Hal ini terkait dengan pembayaran hutang luar negeri. Jika nilai tukar menguat terapresiasi, hutang luar negeri yang dibayarkan menjadi cenderung lebih kecil sehingga akan mengurangi defisit anggaran pemerintah. Sedangkan jika nilai tukar melemah, suatu negara cenderung harus membayar hutang luar negeri mereka dengan nilai yang lebih tinggi sehingga akan memperburuk neraca anggaran pemerintah. Sehingga dapat disimpulkan nilai tukar memiliki keterkaitan positif dengan anggaran pemerintah. Secara teoritis, nilai tukar memiliki hubungan negatif dengan neraca perdagangan. Jika nilai tukar meningkat terapresiasi, maka harga barang domestik menjadi kurang kompetitif di pasar internasional sehingga ekspor akan berkurang dan menyebabkan current account akan berkurang, begitu pula sebaliknya. 2.6 Penelitian Terdahulu 2.6.1. Twin deficit di Negara Maju Corsetti dan Müller 2005 meneliti mengenai twin deficit untuk negara maju dengan mengambil contoh kawasan Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Inggris dengan menggunakan metode Vector Autoregression VAR dengan menggunakan data kuartalan dari tahun 1980:1 hingga 2000:4. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa twin deficit paling terlihat di wilayah Amerika Serikat karena ditemukan defisit current account di negara ini mengakibatkan defisit anggaran pemerintah. Hal ini dikarenakan pemerintah Amerika Serikat menggunakan penerimaan fiskal mereka untuk menutupi defisit neraca perdagangan. Ganchev 2002 dengan menggunakan data bulanan tahun 2000:M1 hingga 2010:M4 didapatkan twin deficit tidak terlihat pada kasus negara Bulgaria dikarenakan di negara ini terdapat kebijakan surplus fiskal yang didapatkan pemerintah digunakan untuk mengurangi defisit current account dan untuk membayar hutang-hutang negara. Selain pemerintah mengusahakan kebijakan fiskal sebisa mungkin tidak digunakan untuk menggantikan kebijakan moneter. Karlinger 1999 meneliti mengenai hipotesis twin deficit di Austria dengan menggunakan Granger causality tests, cointegration tests dan Vector Error Correction Model VECM dengan data dari tahun 1976:1 hingga 1996:4 dan menyimpulkan bahwa di Austria, ekspansi kebijakan fiskal berkorelasi negatif terhadap transaksi berjalan current account walaupun mekanismenya tidak secara langsung Afonso dan Rault 2009 menggunakan data panel dengan range data dari tahun 1970 hingga tahun 2007 untuk meneliti mengenai twin deficit di negara- negara uni eropa dan OECD dan menyimpulkan bahwa hubungan antara budget deficit dan current account deficit ada namun tidak terlalu kuat dikarenakan banyak faktor lain yang cukup kuat mempengaruhi current account seperti kebijakan moneter negara yang bersangkutan dan likuiditas di pasar modal internasional. Dengan menggunakan metode yang sama, Bartolini dan Lahiri 2006 meneliti mengenai twin deficit untuk negara-negara OECD dan Amerika Serikat dengan menggunakan data tahunan dari tahun 1972-1998. Terdapat tiga kesimpulan besar dari penelitian tersebut yaitu 1 peningkatan defisit fiskal diikuiti oleh peningkatan konsumsi masyarakat , 2 investasi tidak menunjukan memiliki hubungan yang sitematis dengan defisit fiskal, dan 3 di Amerika, defisit fiskal menyebabkan terjadinya defisit transaksi berjalan.

2.6.2. Twin deficit di Negara Berkembang

Kulkarni 1997, meneliti mengenai twin deficit di negara berkembang dengan mengambil sample tiga negara berkembang: India, Pakistan, dan Meksiko pada periode tahun 1998 hingga 2009. Metode yang digunakan adalah metode Granger causality test dan VAR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga negara tersebut menunjukkan hasil yang berbeda terkait hubungan antara defisit anggaran pemerintah dan defisit current account. Hasil penelitian di Mexico menunjukkan tidak terdapat hubungan antara defisit anggaran dengan defisit current account. Hasil penelitian di India menunjukan bahwa defisit anggaran pemerintah mengakibatkan defisit current account, sebaliknya di Pakistan defisit current account yang mempengaruhi defisit anggaran pemerintah. Lau dan Haw 2003 melakukan penelitian mengenai mekanisme twin deficit di Malaysia dan Thailand dengan menggunakan metode error correction model ECM dan vector error correction model VECM dengan menggunakan data periode tahun 1976-2000. Berdasarkan penelitian mereka ditemukan bahwa di Thailand defisit anggaran pemerintah menyebabkan defisit current account sedangkan di Malaysia terjadi hubungan bikausalitas antara defisit anggaran pemerintah dan defisit current account. Selain itu, secara keseluruhan defisit anggaran mempengaruhi tingkat suku bunga, nilai tukar, dan current account. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Baharumshah et. al 2004 dengan menggunakan data dari tahun 1976-2000 dan metode VAR, defisit anggaran pemerintah mengakibatkan defisit current account di Thailand, sedangkan di Indonesia budget deficit yang mendorong terjadinya current account deficit. Hubungan timbal balik antara defisit anggaran dan defisit current account terjadi di Malaysia dan Filipina. Selain itu ditemukan pula hubungan antara defisit anggaran dan defisit current account hanya terjadi pada jangka panjang. Penelitian mengenai hubungan defisit anggaran dan defisit current account juga dilakukan oleh Pahlavani dan Saleh 2009 dengan menggunakan data anggaran pemerintah dan transaksi berjalan di Thailand pada periode tahun 1970-2005. Berdasarkan hasil penelitian tersebut ditemukan terjadi hubungan dua arah antara defisit anggaran dan defisit current account. Hasil ini diperkirakan dikarenakan sejak terkena krisis di awal tahun 1980, perekonomian Thailand ditopang oleh hutang luar negeri. Berdasarkan penelitian Ardiyanto 2006 mengenai analisis defisit current account dan defisit fiskal di Indonesia dengan menggunakan metode VAR dan periode data dari tahun 1981-2004 menemukan bahwa di Indonesia defisit current account di Indonesia menyebabkan defisit fiskal. Hal ini dikarenakan pemerintah Indonesia pada saat itu terlalu berfokus defisit perdagangan internasional. Pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang ditujukan untuk perkembangan industri manufaktur dalam negeri termasuk memberikan keringanan pajak pada industri ini. Hal ini menyebabkan defisit neraca perdagangan diikuti oleh defisit anggaran pemerintah karena pemerintah mengurangi penerimaan pajak dari industri. Seluruh penelitian terdahulu yang menjadi referensi pada penelitian ini, baik yang terkait dengan negara maju maupun berkembang, diringkas Lampiran 1. Pada penelitian kali ini, akan diteliti fenomena twin deficit dari seluruh negara di ASEAN. Selain itu diteliti pula pengaruh variabel nilai tukar terhadap anggaran pemerintah dan transaksi berjalan current account.

2.7. Kerangka Pemikiran