2.7. Kerangka Pemikiran
Negara-negara ASEAN seringkali menghadapi masalah defisit anggaran pemerintah budget deficit dari sisi fiskal dan defisit transaksi berjalan cureent
account deficit dari sisi perdagangan internasional. Kedua defisit tersebut diduga terkait satu sama lain sehingga menimbulkan fenomena yang disebut defisit
kembar twin deficit. Keberadaan twin deficit di suatu negara, dikhawatirkan akan mengganggu kestabilan variabel-variabel makro ekonomi di negara yang
bersangkutan. Pada penelitian kali ini dikaji mengenai hubungan antara variabel
anggaran pemerintah dan neraca perdagangan yang merupakan indikasi terjadinya twin deficit di suatu negara, setelah itu dicari faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan terjadinya tidak terjadinya twin deficit di suatu negara. Penulis juga meneliti mengenai dampak keberadaan twin deficit terhadap nilai tukar
exchange rate. Setelah kajian dilakukan, maka akan ditarik kesimpulan mengenai keberadaan dan hubungan twin deficit di ASEAN dan kaitannya
terhadap nilai tukar. Berdasarkan kondisi yang ada, maka akan ditarik rekomendasi kebijakan yang sebaiknya dilakukan oleh pemerintah untuk
menghadapi fenomena twin deficit.
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran
Negara ASEAN
Fiskal
Defisit Transaksi Berjalan Current
account Deficit
Defisit
Anggaran
Pemerintah Budget Deficit
Perdagangan International
Kesimpulan
Rekomendasi Kebijakan Nilai Tukar
Terjadi Twin Deficit Tidak Terjadi Twin
Deficit
Penyebab
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data deret waktu time series untuk setiap negara. Negara-negara
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah negara-negara yang termasuk wilayah Association of South East Asia ASEAN yang mencakup wilayah
Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filiphina, Thailand, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam.
Pada penelitian kali ini, negara-negara di ASEAN dikelompokan menjadi tiga kelompok besar berdasarkan kategori pendapatan yang dikeluarkan oleh
World Bank, kategori tersebut adalah sebagai berikut: a. High Income Countries
: Brunei Darussalam dan Singapura. b. Middle Income Countries
: Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand
c. Low Income Countries : Kamboja, Laos, Myanmar, dan
Vietnam Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini anatara lain: 1
Anggaran Pemerintah BD, 2 Current Account CA, 3 Nilai Tukar ER, dan 4 GDP konstan Y. Variabel Y digunakan untuk meriilkan data BD, CA, dan ER
pada model-model negara yang masih menggunakan satuan national currency. Dikarenakan terdapat perbedaan ketersediaan data antara satu negara dengan
negara lainnya, maka terdapat perbedaan periode penelitian yang digunakan. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: