a. High Income Countries
Berdasarkan hasil simulasi IRF pada negara high income countries di
ASEAN Brunei dan Singapura. Terlihat pada Brunei Darussalam, ketika
current account mengalami guncangan, terjadi penurunan nilai current account dari periode pertama hingga periode kesembilan sebesar sekitar 0,1 persen lalu
segera stabil. Sedangkan pada negara Singapura, ketika terjadi guncangan pada
current account, terjadi peningkatan anggaran pemerintah mulai dari periode pertama hingga pada periode ketiga tahun ketiga sebesar sekitar 0,01 persen dan
stabil mulai pada periode kesembilan.Selain itu, respon nilai tukar terhadap guncangan current account pada kedua negara ini tidak terlalu terlihat.
Ket: a. Brunei Darussalam, b. Singapura
Gambar 5.4. Respon BD dan ER terhadap Guncangan CA Pada ASEAN High Income Countries
b. Middle Income Countries
Berdasarkan hasil simulasi IRF pada negara Middle income countries di
ASEAN Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Pada Indonesia, terlihat
bahwa ketika current account mengalami guncangan, mulai terjadi penurunan nilai anggaran pemerintah pada periode pertama hingga ketiga sebesar kira-kira -
0,00098 persen lalu meningkat pada tahun keempat sebesar 0,00252 persen. setelah itu, anggaran pemerintah akan kembali stabil pada periode ketigabelas
tahun ketigabelas.
Sedangkan pada Malaysia, ketika terjadi guncangan pada current account,
terjadi penurunan anggaran pemerintah hingga periode kesembilan sebesar 0,007 persen dan kembali stabil pada periode kesebelas tahun kesebelas.
Pada Filipina, guncangan pada current account, akan menyebabkan
penurunan terhadap anggaran pemerintah pada periode pertama hingga keempat tahun pertama sebesar 0,02 persen lalu meningkat dan kembali menurun pada
periode kelima. Nilai anggaran pemerintah terus berfluktuasi hingga akhirnya mulai stabil pada periode ke 26 sekitar tahun keenam.
Pada Thailand, ketika terjadi guncangan pada current account, pada
periode pertama hingga kedua current account akan mengalami penurunan sebesar 0,003 persen namun kemudian mengalami peningkatan hingga periode
keempat sebesar 0,001 persen. Selanjutnya anggaran pemerintah akan cenderung mengalami penurunan hingga mulai stabil pada periode ke-23 sekitar tahun
kelima. Temuan lainnya yang diperoleh dengan menggunakan simulasi IRF ini adalah.
respon nilai tukar terhadap guncangan current account pada keempat negara ini
tidak terlalu terlihat kecuali pada Filipina, yaitu saat terjadi guncangan current
account pada awal-awal periode, nilai tukar meningkat namun kemudian terus berfluktuasi hingga akhirnya mencapai kondisi stabil pada periode ke-26 sekitar
tahun keenam.
a b
c d
Ket: a. Indonesia, b. Malaysia, c. Filipina, d. Thailand
Gambar 5.5. Respon BD dan ER terhadap Guncangan CA Pada ASEAN Middle Income Countries
Berdasarkan hasil simulasi IRF ditemukan bahwa pada Indonesia, variabel BD dan ER lebih lama mencapai kestabilan dibandingkan dengan pada negara-negara
lainnya yang sama-sama termasuk middle income countries di ASEAN. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negara middle income di ASEAN
yang belum siap menghadapi perdagangan internasional
13
. Hal ini dapat dilihat pada tingkat suku bunga Indonesia yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
negara-negara middle income lainnya di ASEAN Gambar 5.6. Hal ini menyebabkan dengan adanya perdagangan internasional yang bebas, maka capital
inflow akan lebih tinggi terjadi di Indonesia dan menyebabkan nilai tukar di Indonesia menjadi terapresiasi dan menurunkan daya saing produk domestik di
pasar internasional.
Sumber: IMF, 2011
Gambar 5.6. Tingkat Suku Bunga Pada Negara-Negara Middle Income di ASEAN
c. Low Income Countries