Middle Income Countries Middle Income Countries

menyebabkan pengeluaran pemerintah meningkat karena digunakan untuk mendanai dan meningkatkan industri-industri pertanian dan peningkatan kesejahteraan sosial World Market Research Centre, 2003. Pada tahun 2001, untuk memperbaiki dan mempertahankan kondisi negara karena adanya krisis finansial tahun 1998, pemerintah Brunei kembali mengeluarkan kebijakan fiskal ekspansif yang sebagian besar digunakan untuk membiayai investasi pada infrastuktur publik 4 2002. Pada tahun 2009, Brunei Darussalam memperbesar pengeluaran pemerintah selain untuk menghadapi krisis ekonomi juga untuk mengurangi ketergantungan perekonomian negara kepada perdagangan minyak. Pemerintah Brunei melakukan insentif fiskal di dalam negeri dengan cara meningkatkan belanja pemerintah untuk memberdayakan sektor UMKM dan menurunkan tingkat pajak pendapatan perusahaan 5 . Hal yang hampir serupa dilakukan oleh pemerintah Singapura yang meningkatkan pengeluaran pemerintah mereka untuk upaya peningkatan kesejahteraan masyarakatnya, salah satu perogram yang dilakukan adalah memberi insentif kepada rumah tangga dengan pendapatan rendah di Singapura. Pada tahun yang sama, pemerintah Singapura juga melakukan penurunan tingkat pajak corporate tax untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri Singapore Ministry of Finance, 1996. Sama seperti Brunei, pada tahun 2001 dan 2009, pemerintah Singapura mengeluarkan kebijakan fiskal ekspansif dengan cara menurunkan pajak perusahaan untuk menarik investasi dan menolong perusahaan-perusahaan yang terkena dampak krisis 6 .

b. Middle Income Countries

Pada umumnya ASEAN mengalami defisit anggaran pemerintah pada tahun 1998 dan pada tahun 2009. Pada tahun 1998, seluruh negara di ASEAN, kecuali Brunei, mengalami pertumbuhan anggaran pemerintah yang negatif bahkan ada yang mengalami defisit fiskal. Hal ini dikarenakan pada tahun 1998 Asia dilanda krisis finansial yang bermula dari krisis yang terjadi di Thailand dan 4 Brunei Economic Buletin Volume 1, Juli 2002. Dikeluarkan oleh Brunei Economic Development Board 5 http:www.export.byen?act=newsmode=viewid=7759 [17 Maret 2009] 6 Berdasarkan artikel Singapore:Fiscal Policy dari http:www.roubini.combriefings94029.php merambat ke negara-negara lainnya di ASEAN Yanuarita, 2006. Terjadinya krisis mengakibatkan beberapa negara yang terkena dampak krisis mengalami kontraksi ekonomi, sehingga pemerintahnya mengambil kebijakan fiskal yang ekspansioner untuk dijadikan sebagai stimulus untuk menghadapi krisis finansial yang terjadi. Sumber: IMF World Economic Outlook, 2011 diolah Gambar 4.2. Pertumbuhan Anggaran pemerintah pada ASEAN Middle Income Countries periode 1991-2010 Selain sebagai upaya pemulihan ekonomi karena krisis, Malaysia pada tahun 2009 melakukan peningkatan pengeluaran pemerintah yang juga ditujukan untuk usaha perbaikan dan pengembangan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur tersebut dilakukan oleh Malaysia sebagai upaya untuk menurunkan biaya dalam menjalankan usaha di Malaysia 7 . 7 http:ww2.publicbank.com.mycnt_review38.html [economic review oktober 2002] -8.000 -6.000 -4.000 -2.000 0.000 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 2 9 2 1 Indonesia M alaysia Filipina Thailand

c. Low Income Countries

Sumber: IMF World Economic Outlook, 2011 diolah Gambar 4.3. Pertumbuhan Anggaran pemerintah pada ASEAN Low Income Countries periode 1991-2010 Pada tahun 2003, peningkatan defisit anggaran pemerintah pada beberapa negara ASEAN, seperti Laos dan Myanmar disebabkan karena negara-negara ini mengadakan kebijakan ekspansi kredit, yaitu dengan memberikan pinjaman kepada sektor publik Pada Vietnam, peningkatan defisit anggaran disebabkan pemerintah mengeluarkan banyak dana untuk upaya pemulihan ekonomi setelah krisis 1998. Sedangkan pada Kamboja lebih dikarenakan pemerintah memiliki program untuk mengurangi tingkat kemiskinan di dalam negeri Htwe, 2005. Meningkatkan defisit anggaran di Kamboja pada tahun 2003 juga disebabkan tingkat pajak yang rendah serta masih rendahnya koordinasi, pelaksanaan, dan transparansi alokasi belanja pemerintah. Sejak tahun 1997 Kamboja mengalami dua krisis sekaligus yaitu krisis politik internal dan krisis Asia, kedua krisis tersebut mengganggu stabilitas ekonomi karena pemerintah Kamboja sulit untuk menentukan kebijakan fiskal yang tepat Akan tetapi dihadapi persoalan untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang tinggi di dalam negeri Sophal dan Sovannairth.1999 . -10.000 -8.000 -6.000 -4.000 -2.000 0.000 2.000 4.000 6.000 8.000 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 2 9 2 1 Cambodia Laos M yanm ar Viet nam

4. 2. Gambaran Umum Transaksi Berjalan Current Account di Negara-

Negara ASEAN a. High Income Countries Sumber: IMF World Economic Outlook, 2011 diolah Gambar 4.4. Pertumbuhan Current Account pada ASEAN High Income Countries periode 1991-2010 Berdasarkan Gambar 4.4, Brunei mengalami pertumbuhan current account yang negatif pada tahun 1992, 1995, 1998, 2002, 2007, dan 2009. Pertumbuhan negatif current account di Brunei mayoritas disebabkan oleh fluktuasi harga minyak dunia pada tahun-tahun tersebut. Sebagai salah satu negara penghasil minyak bumi terbesar, ekspor utama Brunei adalah minyak bumi, sehingga bila terjadi penurunan harga minyak, maka current account Brunei akan mengalami pertumbuhan negatif . Pada tahun 1998, pertumbuhan negatif current account di Brunei lebih dikarenakan menurunnya konsumsi minyak global karena pada saat tersebut terjadi krisis finansial Case, 2007. Pertumbuhan negatif current account pada tahun 1999 dan 2000 disebabkan oleh menurunnya daya beli mitra dagang Singapura di Asia dikarenakan terjadi krisis finansial. Sedangkan Pertumbuhan negatif current account pada tahun 2004 dan 2008 disebabkan mulai terjadinya resesi di Amerika -30 -25 -20 -15 -10 -5 5 10 15 20 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 2 9 2 1 Brunei Darussalam Singapura Serikat, sedangkan pada periode tersebut Amerika merupakan salah satu mitra dagang terbesar Singapura 8 .

b. Middle Income Countries

Sumber: IMF World Economic Outlook, 2011 diolah Gambar 4.5. Pertumbuhan Current Account pada ASEAN Middle Income Countries periode 1991-2010 Berdasarkan Gambar 4.5, pada tahun 1998, saat krisis terjadi semua negara kategori middle income di ASEAN, mengalami peningkatan neraca transaksi berjalan. Hal ini dikarenakan saat krisis terjadi nilai tukar terdepresiasi, sehingga membuat harga produk domestik menjadi lebih kompetitif di pasar internasional. Pada gambar juga terlihat, pada periode tahun 90-an, keempat negara ini cenderung mengalami penurunan pertumbuhan current account Kondisi yang serupa terjadi di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Ketiga negara tersebut mengalami defisit current account sepanjang tahun 1990-an dikarenakan melakukan impor barang modal dalam jumlah besar untuk mendukung kebutuhan investasi di dalam negeri 9 . 8 Ministry of Trade. 2008. Singapore’s Trade and Investment Trade. Economic Survey of Singapore 2008 9 Annual Report Monetary Authority of Singapore 1997 -10 -5 5 10 15 20 25 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 2 9 2 1 Indonesia M alaysia Filipina Thailand Pada tahun 2008, seluruh negara ASEAN middle income kecuali Malaysia, mengalami pertumbuhan negatif current account. Hal ini dikarenakan menurunnya daya beli global karena krisis.

c. Low Income Countries