commit to user
16 4 Psikologi : Ilmu yang menyelidiki dan membahas tentang
perbuatan dan tingkah laku manusia. Zulkifli, L. Psikologi Perkembangan, 1986 : 5
5 Psikologi : Studi ilmiah tentang kegiatan-kegiatan individu hubungannya dengan lingkungan. Woodworth Marquis,
1961 Desain Interior Pusat Pendidikan dan Pelatihan bagi Tuna Daksa
dengan pendekatan psikologi adalah tempat yang memberikan fasilitas rehabilitasi yang dapat membantu orang-orang diffable untuk hidup
layaknya manusia normal, tanpa adanya perbedaan perlakuan dari orang-orang di sekitarnya serta membantu permasalahan psikis yang
dihadapi dengan terapi yang dituangkan ke dalam interior yang secara tidak langsung dapat membantu mengatasi masalah kepribadian yang
dialami oleh penyandang cacat. Bentuk rehabilitasi yang diberikan berupa rehabilitasi pendidikan, rehabilitasi karya dan rehabilitasi medis
dan psikologis.
2. Tinjauan Umum Tuna Daksa Cacat Tubuh
a. Pengertian Tuna Daksa Cacat Tubuh
Cacat adalah kekurangan yang menyebabkan nilai atau mutunya kurang baik atau kurang sempurna yang terdapat pada
badan, benda batin atau akhlak. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989 : 143
Tuna daksa adalah suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot,
commit to user
17 atau sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan, atau dapat juga disebabkan oleh pembawaan lahir. Tuna daksa sering juga
diartikan sebagai suatu kondisi yang menghambat kegiatan individu sebagai akibat kerusakan atau gangguan pada tulang atau
otot, sehingga mengurangi kapasitas normal individu untuk mengikuti pendidikan dan untuk berdiri sendiri. T. Sutjihati
Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, 2005 : 121 Tuna daksa adalah orang yang mengalami kelainan organ
gerak tubuh, terutama gangguan gerak. Ahmad Toha Muslim M. Sugiarmin, Orthopedi Dalam Pendidikan Anak Tuna Daksa : 6
Menurut The American Public Health Association seseorang dapat dianggap cacat handicapped bila ia dalam batas-batas
tertentu tidak dapat bermain, belajar, bekerja atau melakukan hal- hal lain yang dapat dilakukan oleh orang-orang sebayanya
seumur; bila ia terhalang dalam mencapai kemampuan sepenuhnya, baik jasmani, mental maupun rohani. dalam Erwin
Andriyanto, 2002 Penyandang cacat tubuh adalah seseorang yang mempunyai
ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas pada tataran aktivitas manusia normal, sebagai akibat dari kerusakan pada sebagain atau
semua anggota tubuh tertentu.
commit to user
18
b. Faktor Penyebab Tuna Daksa Cacat Tubuh
Faktor-faktor penyebab terjadinya kecacatan pada tubuh dapat dijabarkan sebagai berikut, yaitu :
1 Berdasarkan Penyebab Kecacatan a Bawaan Lahir
1. Karena faktor genetik poliomilitis. 2. Karena konsumsi gizi yang kurang.
3. Karena kontaminasi bahan kimia radiasi yang menyebabkan kelainan bentuk atau tidak adanya anggota
tubuh. b Penyakit
1. Virus polio. 2. Penyakit kelamingonorhoe yang menyebabkan cacat sendi
atau tulang. 3. TBC pada balita.
4. Kurang darah pada otak sehingga otak kurang berfungsi untuk megkoordinasi organ tubuh.
5. Rusaknya susunan saraf pada tungkai yang mengakibatkan penderita layu pada kaki.
6. Diabetes. c Kecelakaan lalu lintas kecelakaan kerja
d Akibat perang atau bencana alam
commit to user
19 2 Berdasarkan Tingkat Kecacatan Derajat Kecacatan Tubuh
a Ringan yaitu cacat yang tidak terlalu banyak memerlukan pertolongan karena dapat mengurus diri sendiri dalam
kehidupan. Tanda-tanda gangguan ini antara lain :
1. Mampu ambulasi jalan tanpa bantuan 2. Mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari tanpa
bantuan 3. Mampu berkomunikasi baik dengan bahasa lisan
b Sedang yaitu cacat yang memerlukan pertolongan khusus agar dapat hidup berdampingan dengan masyarakat.
Tanda-tanda gangguan ini antara lain : 1. Adanya hambatan dalam mobilisasi dan memelihara
diri sendiri sehingga perlu bantuan 2. Hambatan berkomunikasi mulai terlihat
c Berat yaitu penyandang cacat yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan orang lain dan tetap memerlukan perawatan
khusus walaupun pertolongan sudah diberikan. Tanda-tanda gangguan ini antara lain :
1. Hambatan mobilisasi sehingga penderita hanya tinggal di tempat tidur atau memakai kursi roda
2. Perlu bantuan penuh dalam melakuakan kegiatan sehari-hari
3. Hambatan komunikasi
commit to user
20 3 Berdasarkan Kebutuhan Alat Gerak
a Non Ambulant Wheelchair yaitu penyandang cacat yang tidak dapat berjalan dan membutuhkan bantuan kursi roda.
b Semi Ambulant yaitu penyandang cacat yang dapat bergerak dan membutuhkan bantuan alat gerak seperti krug, tongkat,
brace dan frame walk. c Ambulant yaitu penyandang cacat yang dapat bergerak
tanpa menggunakan alat bantu. dalam Samuel Abdul Anis, 2008
4 Berdasarkan Kondisi yang Dialami a Paraplegia yaitu cidera tulang belakang sehingga
mengalami kelumpuhan sebagian. b Diplegia yaitu cidera pada keempat anggota gerak.
c Tetraplegia quadriplegia yaitu cidera tulang belakang sehingga terjadi kelumpuhan total.
d Ampute yaitu cidera serius pada bagian tubuh sehingga harus menghilangkan anggota gerak badan tersebut.
dalam Samuel Abdul Anis, 2008
Gambar II.1 Karakteristik penyandang cacat berdasarkan kebutuhan alat gerak
Sumber : Anis, Samuel Abdul, 2008
Ambulant Semi Ambulant
Non Ambulant Wheelchair
commit to user
21
c. Klasifikasi Tuna Daksa
Menurut Frances G. Koenig, tuna daksa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1 Kerusakan yang dibawa sejak lahir keturunan, meliputi : a Club-foot kaki seperti tongkat
b Club-hand tangan seperti tongkat c Polydactylism jari yang lebih dari 5 pada masing-masing
tangan atau kaki d Syndactylism jari-jari yang berselaput atau menempel satu
sama lain e Torticollis gangguan pada leher sehingga kepala terkulai
ke muka f Spina-bifida sebagian dari sumsum tulang belakang tidak
tertutup g Cretinism kerdilkatai
h Mycrocephalus kepala yang kecil, tidak normal i Hydrocephalus kepala yang besar karena berisi cairan
Gambar II.2 Karakteristik penyandang cacat berdasarkan kondisi tubuh
Sumber : Anis, Samuel Abdul, 2008
Paralegia Tetraplegia
Ampute
commit to user
22 j Clefpalats langit-langit mulut berlubang
k Herelip gangguan pada bibir dan mulut l Congenital hip dislocation kelumpuhan pada bagian paha
m Congenital amputation bayi yang dilahirkan tanpa anggota tubuh tertentu
n Frederish ataxia kerusakan pada sumsum tulang belakang o Coxa valga gangguan pada sendi paha, terlalu besar
p Syphilis kerusakan pada tulang dan sendi akibat penyakit syphilis
2 Kerusakan pada waktu kelahiran a Erb’s Palsy kerusakan pada syaraf lengan akibat tertekan
atau tertarik waktu kelahiran b Fragilitas Osium tulang yang rapuh dan mudah patah
3 Infeksi a Tuberkolosis tulang menyerang sendi paha sehingga
menjadi kaku b Osteomyelitis radang di dalam dan di sekeliling sumsum
tulang belakang karena bakteri c Poliomyelitits infeksi virus yang mungkin menyebabkan
kelumpuhan d Pott’s disease tuberkolosis sumsum tulang belakang
e Still’s disease radang pada tulang yang menyebabkan kerusakan pada tulang
f Tuberkolosis pada lutut atau sendi lain
commit to user
23 4 Kondisi traumatik
a Amputasi anggota tubuh dibuang akibat kecelakaan b Kecelakaan akibat luka bakar
c Patah tulang 5 Tumor
a Oxostosis tumor tulang b Osteosis fibrosa cystica kista atau kantung yang berisi
cairan dalam tulang 6 Kondisi-kondisi lain
a Flatfeet telapak kaki yang rata, tidak berteluk b Kyphosis bagian belakang sumsum tulang belakang yang
cekung c Lordosis bagian muka sumsum tulang belakang yang
cekung d Perthes’ disease sendi paha yang rusak atau mengalami
kelianan e Rickets tulang yang lunak karena nutrisi, menyebabkan
kerusakan tulang dan sendi f Scilosis tulang belakang yang berputar, bahu dan paha
yang miring
d. Karakteristik Tuna Daksa
Karakteristik penyandang cacat dapat diuraikan sebagai berikut:
commit to user
24 a Karakteristik Kisik
1. Kelumpuhan salah satu anggota gerak badan menyebabkan penderita harus menggunakan alat bantu.
2. Anggota badan dalam keadaan tidak utuh atau tidak sempurna yang menyebabkan kesulitan dalam beraktivitas
dan kurang percaya diri, sehingga memerlukan anggota badan tiruan.
3. Kesulitan berbicara dialami sebagian besar penyandang cacat tubuh yang disertai dengan gangguan otak.
4. Pendengaran kurang sehat 5. Penglihatan kurang peka dalam Samuel Abdul Anis, 2008
b Karakteristik Mental Masalah kejiwaan sering menyertai penyandang cacat tubuh.
Keadaan fisik yang terganggu tersebut dapat menyebabkan tekanan jiwa, yang selanjutnya dapat menghambat
perkembangan hidup penyandang cacat tubuh. Masalah kejiwaan tersebut dapat berupa rasa rendah diri, putus asa,
pemarah dan apatis. dalam Samuel Abdul Anis, 2008
e. Masalah Tuna Daksa
Masalah-masalah yang dihadapi oleh tuna daksa meliputi : 1 Masalah Fisik
Masalah fisik dapat berupa kelumpuhan anggota gerak atas, anggota gerak bawah atau pada otot-otot penegak
commit to user
25 punggung. Kelumpuhan ini dapat sebagian atau dapat
keseluruhan. 2 Masalah Gangguan Fungsi
a Gangguan fungsi mobilisasi, mulai dari gangguan berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan yang
merupakan gangguan fungsi utama kaki. Sedangkan gangguan fungsi tangan dapat berupa gangguan
mobilisasi meraih, memegang atau menggenggam. b Gangguan fungsi mental yaitu menghadapi masalah
penyesuaian pendidikan maupun penyesuaian sosial. c Gangguan kemampuan kegiatan fisik sehari-hari, dapat
berupa gangguan komunikasi, menolong diri sendiri maupun mengikuti kegiatan hidupnya sehari-hari.
dalam Samuel Abdul Anis, 2008
f. Kebutuhan Kehidupan Tuna Daksa
Kebutuhan tuna daksa dapat berupa : a. Kebutuhan komunikasi
b. Kebutuhan mobilisasi c. Kebutuhan memelihara diri sendiri activities of daily
livingADL d. Kebutuhan sosial
e. Kebutuhan psikologis f. Kebutuhan pendidikan
g. Kebutuhan kekaryaan
commit to user
26
3. Alat Bantu Gerak