Perkembangan Sosial DESAIN INTERIOR PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI TUNA DAKSA

commit to user 46 lingkungannya sebagai suatu struktur yang merupakan bagian dari dirinya. T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, 2005 : 5-22

3. Perkembangan Emosi

Pentingnya peranan emosi dalam perkembanagn diri seseorang akan terlihat melalui akibat yang muncul sebagai akibat deprivasi emosi. Deprivasi emosi diartikan sebagai keadaan saat seorang anak kurang memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pengalaman emosional yang menyenangkan, khusunya kasih sayang, kegembiraan, kesenangan, dan rasa ingin tahu. Deprivasi emosi berpengaruh terhadap anak, khususnya pada tahun-tahun pertama perkembangan dalam bentuk kelambatan perkembangan fisik, perkembangan motorik, perkembangan bicara, perkembangan intelektual, terhambat dalam pergaulan dengan anak-anak lain, dan anak-anak tersebut biasanya mementingkan diri sendiri dan sangat menuntut pada orang-orang di sekelilingnya. T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, 2005 : 22-34

4. Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial berarti dikuasainya kemampuan untuk bertingkah laku sesuai dengan tuntutan-tuntutan masyarakat. T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, 2005 : 22-34-40 commit to user 47 Sedangkan aspek-aspek perkembangan anak tuna daksa adalah sebagai berikut :

a. Perkembangan Kognitif

Keadaan tuna daksa menyebabkan gangguan dan hambatan dalam ketrampilan motorik seseorang dan hal ini akan berpengaruh terhadap perkembangan ketrampilan motorik yang lebih kompleks pada tahap berikutnya. Keterbatasan ini sangat membatasi ruang gerak kehidupan orang itu. Menurut Piaget, orang tersebut tidak mampu memperoleh skema baru dalam beradaptasi dengan suatu laju perkembangan yang normal. Keterlambatan perkembangan ini diawali dengan hambatan dalam fungsi motorik sederhana yang akan berpengaruh terhadap kegiatan eksplorasi lingkungan seseorang secara wajar yang akhirnya berpengaruh pada perkembangan kognitif orang itu. Menurut Piaget, semakin besar hambatan yang dialami dalam berasimilasi dan berkomunikasi dengan lingkungannya, maka orang tersebut akan mengalami hambatan yang lebih besar pula dalam perkembangan kognitifnya yang kemudian berdampak pada masalah adaptasinya sendiri. Waktu terjadinya ketunadaksaan juga berpengaruh pada kemapuan individu tersebut. Jika ketunadaksan terjadi pada usia dini maka hal ini akan menghambat usaha menguasai ketrampilan dan menghambat fungsi normal secara keseluruhan. Jika terjadi commit to user 48 pada usia yang sudah menginjak remaja dewasa, setidak- tidaknya orang tersebut sudah menguasai ketrampilan dan fungsi-fungsi sudah berkembang sampai titik perkembangan tertentu. Walaupun demikian hal ini berarti suatu kemunduran bagi orang tersebut karena orang tersebut pernah mengalami keadaan sebagai orang normal dan akan sulit untuk menyesuaikan diri dengan keadaan tuna daksa tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa sampai batas usia tertentu ketunadaksan akan mempengaruhi laju perkembangan dan tipe perkembangan seseorang. Ketunadaksaan yang dialami pada usia dewasa menunjukkan efek yang lebih kecil terhadap laju perkembangan tetapi menimbulkan pengaruh psikologik yang lebih besar. T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, 1996 : 104

b. Keadaan Intelegensi

Pada sebagian besar tuna daksa, keadaan atau kelainan tubuh tidak langsung menimbulkan kesulitan belajar dan perkembangan intelegensi. Lain halnya dengan penderita Celebral Palsy, kelainan yang diderita secara langsung menimbulkan kesulitan belajar dan perkembangan intelegensi. Penderita Celebral Palsy banyak megalami kesulitan dalam berkomunikasi, persepsi maupun kontrol gerak. T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, 1996 : 105 commit to user 49

c. Perkembangan Bahasa

Pada tuna daksa jenis polio, perkembangan bahasa tidak begitu berbeda dengan orang normal, lain halnya dengan penderita Celebral Palsy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gangguan bicara dapat ditemui pada hampir setiap penderita Celebral Palsy. Terjadinya kelainan bicara pada penderita Celebral Palsy disebabkan oleh ketidakmampuan dalam koordinasi motorik organ bicaranya akibat kerusakan atau kelainan sistem neuromotor. Gangguan bicara pada penderita Celebral Palsy biasanya berupa kesulitan artikulasi, phonasi dan sistem respirasi. Adanya gangguan bicara pada penderita Celebral Palsy mengakibatkan masalah psikologik, karena kesulitan dalam menyampaikan pikiran dan keinginan seperti orang normal. T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, 1996 : 106

d. Perkembangan Emosi

Ketunadaksaan secara khusus tidak menimbulkan gangguan pada kehidupan emosi tuna daksa sendiri. Masalah yang sering muncul sehubungan dengan sikap dan perlakuan orang-orang normal yang berinteraksi dengan tuna daksa. Usia ketika ketunadaksaan mulai terjadi ikut mempengaruhi perkembanngan emosi penderita. Seseorang yang mengalami ketunadaksaan sejak kecil mengalami perkembangan emosi secara bertahap. Sedangkan orang yang mengalami commit to user 50 ketunadaksaan pada saat dewasa mengalami perkembangan emosi secara mendadak. T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, 1996 : 107

e. Perkembangan Sosial

Keterbatasan kemampuan tuna daksa sering kali menyebabkan tuna daksa menarik diri dari pergaulan masyarakat yang mempunyai norma prestasi yang jauh di luar jangkaunnya. Selain itu faktor usia juga merupakan hal penting bagi perkembangan sosial tuna daksa tuna daksa sering kali tidak dapat berpartisipasi penuh dalam kegiatan bermasyarakat terutama dalam kelompok sosial yang bersifat resmi. T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, 1996 : 107-108

f. Perkembangan Kepribadian

Perkembangan kepribadian secara keseluruhan dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain : 1 Tingkat ketidakmampuan akibat ketunadaksaan, merupakan suatu variabel penting dalam perkembangan meskipun hal ini tidak dapat terlepas dari perlakuan orang normal terhadap tuna daksa. 2 Usia ketika ketunadaksaan terjadi, sampai batas tertentu berpengaruh terhadap laju perkembangan individu. 3 Nampak atau tidaknya kondisi tuna daksa menunjukkan pengaruh terhadap perkembangan kepribadian individu, terutama mengenai gambar tubuhnya. commit to user 51 4 Dukungan keluarga dan masyarakat terhadap tuna daksa memiliki pengaruh besar karena sikap keluarga dan masyarakat tersebut memepengaruhi perkembangan kepribadian orang tersebut. Sikap masyarakat terhadap tuna daksa menunjukkan pengaruh yang sangat menentukan terhadap perkembangan kepribadian individu yang bersangkutan. T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, 1996 : 109-110

6. Tinjauan Umum Modern