Sistem Sirkulasi Hubungan Antar Ruang Tema Desain Interior Atmosfer Desain Interior

commit to user Rehabilitasi - Menunggu - Pengobatan medis - Pembuatan alat bantu gerak - Perpustakaan - R. Ketrampilan - Loket - R. Tunggu - R. Terapi - R. Pengukuran Prothesis Orthosis Semi publik Service - Ke kamar kecil - Lavatory Service

9. Sistem Sirkulasi

a. Analisa sirkulasi secara umum

Sistem sirkulasi ruang yang dianalisa dalam studi lapangan merupakan paduan antara sirkulasi memutar looping dan langsung. Analisa konfigurasi sirkulasi yang dipakai secara global, yaitu : Sirkulasi Horizontal Gambar Memutar Sirkulasi diarahkan ke seluruh bangunan menurut pengelompokan fungsi ruang yang ada. Pengunjung dapat mengelilingi bangunan untuk mencapai ruang yang diinginkan. Langsung Pengunjung dapat langsung menuju ruang yang dikehendaki. Jalan masuk bangunan tampak jelas, sehingga sirkulasi tidak terlihat rumit. Tabel IV. 6 Hasil Analisa Organisasi Ruang Pusat Pendidikan dan Pelatihan bagi Tuna Daksa di Surakarta commit to user Sirkulasi Vertikal Keterangan Ramp Membantu mobilisasi pemakai kursi roda untuk beraktivitas. Kemiringan ramp sekitar 2,5 dan lebar 63,5 cm.

10. Hubungan Antar Ruang

a. Hubungan Ruang Secara Makro

Tabel IV. 7 Analisa tipe sirkulasi pengunjung berdasar studi lapangan Diagram IV. 8a Hubungan ruang secara makro commit to user

b. Hubungan Ruang Secara Mikro

11. Zoning Grouping

Dalam penentuan zoning dan grouping pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan bagi Tuna Daksa di Surakarta, terdapat beberapa pertimbangan- pertimbangan yang harus diterapkan agar dalam perencanaannya dapat mewujudkan suatu sistem yang baik, beberapa pertimbangan tersebut antara lain : a. Pertimbangan umum : 1 Pencapaian sirkulasi dari pengelola dan pengunjung yang baik dan terarah. 2 Menciptakan hubungan antar ruang saling terkait dan aksesibilitasnya terarah. Diagram IV. 8b Hubungan ruang secara mikro commit to user b. Pertimbangan khusus : 1 Kelompok kegiatan ƒ Kelompok pengelola ƒ Kelompok tuna daksa : penyandang cacat yang berasal dari masyarakat luas yang ingin mendapat pelatihan vokasional serta peserta didik SLB ƒ Kelompok tenaga medis : para terapis dan psikolog 2 Jenis kegiatan ƒ Rehabilitasi pendidikan formal ketrampilan ƒ Rehabilitasi medis dan psikis Penentuan zoning dan grouping berdasarkan atas pertimbangan sifat kegiatan dan kegunaan ruang terhadap site dalam Pusat Pendidikan dan Pelatihan bagi Tuna Daksa di Surakarta. Dengan dasar pertimbangan tersebut, kriteria ruang dalam Pusat Pendidikan dan Pelatihan bagi Tuna Daksa di Surakarta terbagi dalam beberapa zona sebagai berikut : 1 Zona Publik Merupakan pengelompokan ruang yang berhubungan dengan kepentingan umum dan dapat dijangkau oleh semua pengunjung dan dapat dengan mudah dicapai dari luar bangunan yaitu ruang fasilitas penunjang. 2 Zona Semi Publik Merupakan pengelompokan ruang yang dapat digunakan oleh publik maupun oleh personalia. Zona ini sebagian besar ditempati oleh commit to user fasilitas personalia dan sebagian fasilitas pengunjung yang memungkinkan interaksi antar pengunjung dengan personalia . 3 Zona Privat Merupakan pengelompokan ruang yang hanya digunakan oleh staf dan karyawan Pusat Pendidikan dan Pelatihan bagi Tuna Daksa di Surakarta dan tertutup untuk umum, yang termasuk di dalamnya adalah fasilitas pengelola. 4 Zona Servis Merupakan pengelompokan ruang sebagai area pelayanan yang menunjang segala kegiatan dalam Pusat Pendidikan dan Pelatihan bagi Tuna Daksa di Surakarta dan digunakan oleh pengunjung umum maupun oleh personalia. commit to user Analisa Zoning Grouping Analisa Keterangan Kelebihan Memiliki pengelompokan ruang berdasarkan fungsi sehingga memudahkan pengunjung untuk mencapai ruang- ruang yang diinginkan. Kekurangan Pada zona rehabilitasi terdapat lorong panjang.

C. KONSEP DESAIN INTERIOR PUSAT PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN BAGI TUNA DAKSA DI SURAKARTA 1. Ide Dasar Desain Ide dasar desain interior Pusat Pendidikan dan Pelatihan bagi Tuna Daksa di Surakarta di Surakarta berawal dari semboyan Ki Hajar Tabel IV. 9 Analisa zoning grouping commit to user Dewantara yaitu ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso dan tut muri handayani. Ketiga semboyan tersebut berarti : a Ing ngarso sung tulodho berarti memberikan teladan. b Ing madya mangun karso berarti memberikan ide-ide pemikiran atau gagasan. c Tut muri handayani berarti memberikan dorongan. Dari ketiga semboyan tersebut dapat diambil kesimpulan untuk menciptakan desain Pusat Pendidikan dan Pelatihan bagi Tuna Daksa di Surakarta yang dapat memberikan teladan, motivasi dan semangat bagi manusia di dalamnya terutama untuk tuna daksa yang direhabilitasi. Dorongan yang diberikan meliputi berbagai aspek, yaitu pendidikan, rehabilitasi karya dan rehabilitasi medis serta psikologi.

2. Tema Desain Interior

Desain interior Pusat Pendidikan dan Pelatihan bagi Tuna Daksa di Surakarta ini dirancang atas dasar permasalahan pokok yang dihadapi oleh tuna daksa, yaitu permasalahan fisik dan rehabilitasi baik rehabilitasi pendidikan, karya, medis dan psikologis. Dari permasalahan-permasalahan tersebut muncul istilah form follow functions yang digunakan sebagai dasar untuk pemilihan tema. Form follow functions atau bentuk mengikuti fungsi yang ingin diciptakan. Bentuk-bentuk sederhana yang mudah dioperasikan oleh setiap tuna daksa dan disesuaikan dengan kondisi fisik yang sekaligus berfungsi untuk terapi dan melatih kemandirian. commit to user Desain interior Pusat Pendidikan dan Pelatihan bagi Tuna Daksa di Surakarta ini menggunakan tema yang berasal dari esensi istilah Form Follow Functions.

3. Atmosfer Desain Interior

Terkait dengan tema desain yang dijabarkan diatas maka suasana yang akan ditampilkan pada interior Pusat Pendidikan dan Pelatihan bagi Tuna Daksa di Surakarta ini adalah modern. Pertimbangannya adalah sebagai tindak lanjut dari penjabaran tema dalam usaha pemecahan masalah. Penjabaran suasana modern, yaitu:

a. Karakter

Suasana modern dipilih dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1 Tidak memiliki bentuk yang rumit, memudahkan tuna daksa untuk beraktivitas secara normal meminimalkan bantuan dari orang lain. 2 Membuat sifat ruang yang “ terang dan terbuka” juga sebagai salah satu usaha lanjutan dari pemecahan masalah di atas, yaitu untuk melatih kemandirian dan sosialisasi dengan orang lain. Kesan modern ditekankan pada bentuk-bentuk yang minimalis dan fungsional yang dapat disampaikan melalui pemilihan bentuk dan desain.

b. Suasana

1 Tenang : nyaman untuk kepentingan rehabilitasi commit to user 2 Aman : aksesibilitas 3 Terang : berkesan jujur dan terbuka Pencapaian suasana tersebut dapat dilakukan dengan : ƒ Menggunakan bahan-bahan yang aman ƒ Memakai banyak bukaan untuk menciptakan suasana jujur dan terbuka

4. Desain Layout