Analisis Strategi Pemasaran (studi kasus : Outlet Jajanan Jepang Takoyummy di Ekalokasari Plaza)

(1)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Makanan berfungsi sebagai penambah energi dan kebutuhan manusia untuk mempertahankan hidup. Seiring dengan berkembangnya gaya hidup dan pola pikir masyarakat yang semakin modern, makanan kini dapat dinilai sebagai gaya hidup masyarakat1. Hal tersebut membuat jenis makanan yang ada sangat bervariatif dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Dalam beberapa kondisi makanan dapat dibedakan menjadi makanan pembuka, makanan inti dan makanan penutup, selain itu makanan juga dibedakan berdasarkan kapasitasnya, ada yang disebut sebagai jajanan atau makanan camilan dan makanan pokok.

Beragamnya jenis makanan tersebut dikarenakan adanya permintaan yang beragam dari para konsumen. Menurut data BPS tahun 2009, permintaan masyarakat terhadap makanan cukup tinggi dengan rata-rata dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 pengeluaran masyarakat Indonesia lebih dari 50 persen. Masyarakat pun mau mengeluarkan dana untuk memperoleh makanan yang sesuai dengan keinginan mereka. Berikut adalah tabel pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia per tahunnya.

Tabel 1. Persentase Rata-rata Pengeluaran Konsumsi Masyarakat Indonesia Tahun 2004-2008

Kelompok Komoditas Pengeluaran Rata-rata per Tahun (%)

2004 2005 2006 2007 2008

Makanan 54,59 51,37 53,01 59,24 50,17

Bukan Makanan 45,41 48,63 46,99 50,76 49,83 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009.

Dilhat dari Tabel 1. konsumsi masyarakat untuk makanan biasanya selalu lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan lainnya yang bukan makanan. Hal tersebut menunjukkan bahwa makanan sangat dibutuhkan oleh seluruh

1


(2)

masyarakat. Banyak orang yang rela untuk mengeluarkan jumlah yang tidak sedikit untuk memperoleh makanan yang mereka inginkan. Dalam satu harinya setiap orang biasa membeli dua sampai tiga kali makanan dibandingkan dengan barang atau kebutuhan lainnya. Makanan pun merupakan kebutuhan yang sangat penting bagaimanapun kondisi seseorang. Tingginya konsumsi masyarakat untuk makanan mengindikasikan bahwa peluang berbisnis di bidang makanan sangat potensial untuk dilakukan. Hal tersebut membuka peluang bisnis bagi para produsen yang bergerak dalam bidang makanan. Berkembangnya rumah makan dan restoran yang ada dikarenakan tingginya permintaan masyarakat dalam pemenuhan makanan.

Kota Bogor merupakan salah satu kota pusat jajanan yang memiliki beraneka ragam jenis makanan yang terdiri dari asinan, makanan khas Sunda serta camilan-camilan atau makanan ringan yang unik2. Selain itu Kota Bogor juga memiliki berbagai macam tempat wisata sehingga Kota Bogor dijadikan alternatif untuk berlibur. Dengan adanya wisatawan yang berkunjung ditambah dengan jumlah penduduk yang ada di kota ini, maka permintaan masyarakat akan kebutuhan makanan semakin tinggi.

Seiiring bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya era globalisasi yang ditandai oleh pesatnya perdagangan, industri pengolahan pangan, jasa dan informasi menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat. Pola pergerakan tersebut akan mempengaruhi kebiasaan seseorang untuk mengkonsumsi makanan kearah yang lebih baik dan praktis serta menginginkan nilai lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan fisiologis saja. Salah satu jasa penyediaan makanan yang terus berkembang di Kota Bogor adalah jenis usaha restoran.

Restoran merupakan tempat atau bangunan yang menyediakan makanan atau minuman siap saji mulai dari awal proses pengolahan sampai penyajian kepada konsumen. Restoran menyajikan makanan dan minuman sebagai produk dan jasa berupa pelayanan yang baik dalam penyajian hidangan kepada pelanggan. Alasan masyarakat makan di luar rumah atau di suatu restoran karena adanya pelayanan yang baik, variasi menu, citarasa yang beragam, kelezatan dan


(3)

kecepatan dalam menyajikan sesuatu, restoran juga dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat yang tidak mempunyai waktu untuk menyediakan makanan sendiri. Perkembangan restoran di kota Bogor dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 2004 - 2009

Tahun Jumlah ( unit) % Pertumbuhan

2004 192 7,87

2005 222 15,63

2006 248 11,71

2007 268 8,00

2008 211 -21,27

2009 225 6.22

Sumber : Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Bogor, 2010.

Tabel 2 menunjukkan perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor periode 2004 – 2009. Secara umum, pada periode tersebut telah terjadi peningkatan jumlah restoran, walaupun pada tahun 2007 ada penurunan persentase pertumbuhan sebesar dua kali lipat dibandingkan tahun 2006. Penurunan ini dipicu oleh adanya kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak akibat kenaikan harga minyak mentah dunia. Hal ini menyebabkan pengusaha perlu mengeluarkan biaya operasional yang lebih besar jika akan mendirikan restoran di tahun 2007. Hal tersebut juga terjadi pada tahun 2008 dimana jumlah restoran dan rumah makan menurun sebanyak 57 unit restoran dan rumah makan, hal ini dikarenakan ada sebagian restoran dan rumah makan yang mengalami kebangkrutan. Pada bisnis usaha restoran sangat sedikit yang akhirnya sukses. Kebanyakan restoran (pesaing) gagal pada tahun pertama operasionalnya dengan persentase 25 – 33 persen.

Selain itu, hal lain yang menyebabkan bisnis restoran gagal pada tahun pertama adalah ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan dan mengoptimalkan peluang serta persaingan yang ada, kurangnya pengalaman dan pengetahuan akan bisnis makanan dan manajemen operasional. Selain restoran masyarakat pun menginginkan konsep penjualan makanan yang praktis, dalam


(4)

porsi yang tidak terlalu banyak akan tetapi mengenyangkan, hal tersebut mendorong berkembangnya jajanan makanan ringan yang saat ini sangat banyak di Kota Bogor. Jajanan atau makanan ringan di Kota Bogor disajikan dalam beberapa konsep seperti booth, outlet, kios bahkan gerobak kaki lima yang dapat dijumpai di pinggir jalan.

Penjualan jajanan ini pun tersebar banyak di wilayah Kota Bogor antara lain di lingkungan sekolah, pusat perbelanjaan, ruko-ruko perumahan bahkan di pinggir jalan raya sekalipun. Maraknya jajanan ini membuat peluang bisnis baru bagi para penjual makanan, banyak diantaranya yang menjual makanan ringan ini dalam konsep waralaba. Jajanan atau makanan ringan yang sudah sangat beragam jenisnya ini pun saat ini sangat digemari oleh para konsumen. Beberapa jajanan unik dapat menarik para konsumen untuk membeli dan melakukan pembelian berikutnya walaupun lokasi jajanan tersebut sulit ditemukan. Jajanan pun dapat menjadi trend di kalangan masyarakat, terutama jajanan yang unik dan memiliki rasa yang enak.

Takoyummy menjual berbagai macam jajanan khas Jepang yang biasa disebut makanan kansai dengan menu yang beragam. Takoyummy adalah satu-satunya outlet dengan konsep booth yang menjual jajanan Jepang yang ada di Kota Bogor. Takoyummy ini merupakan milik perseorangan yang mencoba membuka jajanan baru di Kota Bogor dengan menawarkan konsep kios seperti waralaba yaitu berbentuk booth. Konsep tersebut menarik banyak konsumen, dan menjadikan takoyummy sebagai salah satu jajanan yang digemari di Kota Bogor. Dengan konsepnya sebagai usaha perorangan maka sangat menarik apabila takoyummy dapat bersaing dengan usaha jajanan lainnya yang memliki konsep waralaba. Dengan modal yang lebih kuat dan pengalaman yang memadai takoyummy dapat dikatakan mampu bersaing dengan jajanan lainnya terutama dengan jajanan sejenisnya.

1.2 Perumusan masalah

Banyaknya alternatif pilihan jajanan atau makanan ringan di kota Bogor sangat bervariasi, mulai dari jajanan tradisional (cireng, tahu bulat, cakue, martabak), jajanan ala Timur Tengah (kebab), jajanan ala Eropa (burger, hot dog)


(5)

dan jajanan oriental (takoyaki, dorayaki, okonomiyaki). Dengan banyaknya jajanan yang ada di Kota Bogor makanan persaingan antara penjual makanan ringan tersebut semakin tinggi. Akan tetapi makanan dan jajanan yang memiliki keunikan dan ciri khas akan tetap menjadi pilihan para konsumen. Bahkan di beberapa tempat makan seperti Food Court jajanan biasanya terletak dalam satu tempat yang sama. Maka persaingan antar jenis makanan pun sangat ketat.

Makanan yang dijual di takoyummy ini tidak ditemukan di outlet-outlet makanan lainnya. Akan tetapi selama ini takoyummy belum mampu mencapai target penjualan yang sudah ditetapkan, hal tersebut dikarenakan takoyummy tergolong jajanan baru yang ada di Kota Bogor, banyak masyarakat Bogor yang belum mengetahui keberadaan takoyummy. Perbandingan antara target dan realisasi penjualan produk di outlet takoyummy selama lima bulan dirata-ratakan dapat dilihat dalam Gambar 1.

Gambar 1. Rata-rata Perbandingan antara Target dan Realisasi Penjualan Takoyummy per Hari pada Bulan Januari – Mei 2011.

Dapat dilihat pada Gambar 1, bahwa penjualan produk outlet belum mencapai target, sehingga dapat berpengaruh terhadap pendapatan outlet takoyummy. Kriteria target dari outlet takoyummy adalah mendapatkan profit atau laba yang maksimal dalam usaha jajanan camilan. Gambar 1 menunjukkan bahwa realisasi penjualan produk pada outlet takoyummy mulai hari Senin – Kamis


(6)

mengalami fluktuasi yang tidak signifikan yaitu antara lima sampai dengan tujuh persen, akan tetapi pada Hari Jumat – Minggu penjualan takoyummy dapat mencapai 80 – 98 persen, hal ini dikarenakan outlet takoyummy merupakan jajanan makanan ringan yang masih baru dan belum dikenal oleh masyarakat luas sehingga penjualan produknya belum maksimal seperti yang diharapkan oleh pemilik. Sedangkan penjualan yang tinggi dikarenakan mulai Jumat – Minggu adalah akhir pekan dimana banyak masyarakat yang menghabiskan waktu liburannya di Mall.

Penetapan target takoyummy berdasarkan dari penjualan-penjualan yang dilakukan sebelumnya dan berdasarkan ekspektasi keuntungan yang ingin dicapai. Pada awal berdirinya penjualan takoyummy selalu memenuhi target penjualan, hal tersebut dikarenakan takoyummy menjual jenis makanan baru di kota Bogor. Akan tetapi seiring dengan banyaknya berkembang jajanan di Kota Bogor maka penjualan takoyummy kini tidak mampu mencapai target yang telah ditetapkan.

Konsumen yang membeli takoyummy adalah konsumen yang datang dan berkunjung ke Ekalokasari Plaza, dan hanya beberapa yang datang secara sengaja untuk mengunjungi outlet takoyummy. Walaupun takoyummy merupakan pelopor kios yang menjual jajanan Jepang di Kota Bogor, akan tetapi takoyummy harus dapat membuat strategi pemasaran yang baik agar para konsumen tetap lebih memilih takoyummy sebagai jajanan mereka dibandingkan produk lainnya selain itu takoyummy memiliki pesaing produk sejenis yang sudah memiliki jaringan pemasaran dengan mengggunakan konsep waralaba.

Dalam menghadapi permasalahan tersebut, maka pihak manajemen outlet takoyummy harus mengetahui apa yang menyebabkan penjualan produk belum mencapai target yang diinginkan. Setelah diketahui apa yang menjadi penyebab belum tercapainya target, baru pihak manajemen mencari strategi yang tepat yang akan dipilih agar target tersebut bisa tercapai dengan baik. Kondisi outlet takoyummy sendiri masih dalam tahap pengenalan. Oleh karena itu, sebagai jajanan camilan yang baru berdiri, outlet takoyummy membutuhkan strategi yang tepat agar kebutuhan dan keinginan konsumen dapat tercapai serta membuka peluang agar terus berkembang di tengah persaingan bisnis makanan ringan di Kota Bogor.


(7)

Strategi pemasaran merupakan alat yang sangat penting dalam mencapai keunggulan bersaing. Selain itu, strategi pemasaran juga mempunyai peranan penting dalam mencapai keberhasilan suatu usaha. Pihak manajemen sebagai pengambil keputusan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan strategi pemasaran yang paling sesuai bagi perusahaan. Menurut Kotler dan Amstrong (1996), tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran. Kegiatan pemasaran itu terdiri dari unsur pemasaran (segmentation, targeting dan positioning) dan bauran pemasaran (product, price, place, promotion, people, process, dan physic). Sedangkan faktor-faktor yang mempengatuhi strategi pemasaran outlet yaitu faktor internal dan faktor eksternal dari perusahaan tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat membantu melancarkan usaha yang sedang dilakukan perusahaan dalam mencapai tujuan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1) Mengapa target penjualan takoyummy belum sesuai yang diharapkan?

2) Bagaimanakah kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh outlet takoyummy ?

3) Bagaimanana Alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi outlet takoyummy berdasarkan matriks SWOT dan matriks QSPM untuk outlet takoyummy agar dapat bersaing dengan makanan camilan tau pesaing lainnya?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Mengetahui visi dan misi serta mengkaji strategi pemasaran yang telah dilakukan takoyummy.

2) Menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal outlet takoyummy.

3) Merumuskan alternatif dan prioritas strategi pemasaran terbaik dari matriks SWOT dan QSPM, dengan memperhatikan kondisi lingkungan outlet.


(8)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pihak yang berkepentingan

1) Pihak manajemen outlet dalam mengambil keputusan dan kebijakan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan dan mengembangkan strategi pemasaran yang dilakukan.

2) Bagi penulis hasil penelitian in dapat berguna untuk mengaplikasikan konsep konsep yang telah diterima selama perkuliahan dan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan literatur penelitian selanjutnya.

3) Bagi pembaca hasil ini diharapkan sebagai bahan masukan dan informasi mengenai strategi pemasaran restoran.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya mengkaji strategi pemasaran yang sudah dijalankan oleh outlet takoyummy, mengidentifikasikan faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada outlet takoyummy dan menyusun strategi pemasaran yang tepat berdasarkan matriks SWOT dan matriks QSPM yang dapat diterapkan oleh outlet takoyummy. Untuk implementasinya diserahkan sepenuhnya kepada manajemen outlet takoyummy sebagai pengambil keputusan akhir.


(9)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Jenis Restoran

Restoran adalah salah satu jenis usaha pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk tempat pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan ini (Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.73/pw.105/MPPT/1985). Definisi lain dari restoran mencakup kegiatan usaha menyediakan makanan dan minuman jadi yang pada umumnya dikonsumsi di tempat penjualan. Kegiatan yang termasuk dalam restoran seperti bar, kantin, warung, rumah makan, warung nasi, warung sate, katering, dan lain-lain.

Restoran memiliki beberapa jenis atau bentuk. Menurut Torsina (2000) terdapat sepuluh jenis restoran orisinil yang berkembang sekarang ini :

1) Family Conventional

Restoran tradisional untuk keluarga, mementingkan masakan yang enak, suasana dan harga bersahabat. Jenis restoran ini biasanya menawarkan pelayanan dan dekorasi yang sederhana.

2) Fast Food

Menu yang disajikan telah siap atau segera tersedia, agak terbatas dalam jenis, ruang dengan dekorasi dan warna-warna utama dan tenang. Harga yang ditawarkan pun relatif tidak mahal serta mengutamakan banyak langganan. Restoran jenis ini erat kaitannya dengan eat-in (makan di restoran) dan take-out (dibungkus untuk dimakan di luar restoran).

3) Speciality Restaurant

Jenis restoran ini umumnya terletak jauh dari keramaian, namun menyajikan menu khas yang menarik perhatian dan berkualitas. Umumnya ditujukan untuk turis atau orang-orang yang ingin mentraktir teman atau keluarga dalam suasana khas yang lain daripada yang lain.


(10)

4) Cafetaria

Biasanya terletak di dalam perkantoran, pusat perbelanjaan, sekolah, atau pabrik-pabrik. Kafetaria menyajikan menu terbatas seperti yang disajikan di rumah, berganti-ganti tiap hari, dan berharga ekonomis.

5) Cofee Shop

Ditandai dengan pelayanan makanan dan pergantian tempat duduk yang cepat. Terdapat banyak tempat duduk yang menempati counter service untuk menekankan suasana informal. Lokasi utamanya berada digedung perkantoran atau di pusat perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi. Hal ini berguna untuk menarik perhatian pengunjung untuk makan siang atau coffee break.

6) Gourmet

Merupakan restoran yang berkelas dengan suasana yang sangat nyaman dengan dekorasi yang artistik, ditujukan bagi mereka yang menuntut standar penyajian yang tinggi dan bergengsi.

7) Etnik

Menyajikan masakan daerah tertentu yang spesifik. Dekorasi disesuaikan dengan etnik yang bersangkutan, bahkan pakaian seragam dari para pekerjanyapun bernuansa etnik.

8) Snack Bar

Ruangnya umumnya lebih kecil, cukup untuk melayani orang-orang yang ingin makanan kecil atau jajan. Dapat memperoleh volume penjualan yang baik, karena waktu makan yang ditawarkan ditambah dengan pesanan take-out.

9) Buffet

Biasanya berupa swalayan, namun untuk produk minuman wine, liquor, dan bir dapat dilayani dengan khusus. Ciri utama buffet adalah berlakunya satu harga untuk makan sepuasnya apa yang disajikan pada buffet. Peragaan dan display makanan sangat memegang peranan disini, sebab langsung menjual dirinya.


(11)

10) Drive In/Drive Thru or Parking

Para pembeli disini yang menggunakan mobil tidak perlu keluar dari kendaraannya. Pesanan diantar hingga ke mobil untuk “eat-in” (sementara parkir) atau “take away” dan jenis makanan yang disajikan pun dikemas secara praktis.

2.2 Penelitian terdahulu

Deden Dani (2006), melakukan penelitian tentang Analisis Strategi Pemasaran Perusahaan Roti Merek “Sari Roti & Boti” di Bogor, dengan menggunakan metode analisis SWOT dan AHP. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, kesimpulan yang dapat diambil dari strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan perusahaan adalah hold and maintain (pertahankan dan pelihara). Perusahaan harus tetap mempertahankan rasa dengan tingkat harga yang sama dari para pesaing, serta kualitas yang sama juga. Tujuan perusahaan yang diprioritaskan adalah untuk terus meningkatkan penjualan dengan bobot sebesar 0,316.

Meliawati (2007) dalam penelitian yang berjudul “Analisis strategi pemasaran Restoran Cepat Saji (Studi Kasus Restoran Papa Ron’s Pizza Bogor)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perusahaan. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. Alternatif strategi terbaik yaitu strategi SO melalui cabang baru dengan merekrut tenaga yang berkualitas, pemanfaatan teknologi secara optimal, meningkatkan promosi penjualan.

Mukti (2007) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perusahaan. Metode maupun analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Alternatif strategi terbaik yaitu strategi pengembangan


(12)

promosi yang lebih gencar, memperbaiki kualitas pelayanan restoran, serta memperbaiki kualitas manajemen restoran dan membuka usaha layanan delivery order.

Maulina (2009) dalam penelitian berjudul “strategi Pengembangan Usaha pada Death By Chocolate (DBC) & SpagettiRestaurant Kota Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perusahaan. Metode maupun analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Altenatif strategi terbaik yang dapat diterapkan yaitu mempertahankan kualitas dan keunggulan produk, melayani pangsa pasar menengah ke bawah, meningkatkan kegiatan pemasaran, melakukan diversivikasi produk, meningkatkan loyalitas, meningkatkan kemampuan manajemen. Hasil analisis QSPM menunjukkan bahwa strategi terbaik adalah meningkatkan pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan.

Penelitian tentang strategi pemasaran pada umumnya menggunakan konsep bauran pemasaran dengan menggunakan Analisis SWOT dan Proses Hirarki Analitik. Penelitian analisis strategi pemasaran outlet takoyummy ini menggunakan analisis SWOT dengan menentukan terlebih dahulu faktor internal dan eksternal dan tahap keputusan ditentukan dengan menggunakan QSPM. Penelitian strategi pemasaran ini tidak melibatkan konsumen, karena penentu kebijakan mengenai perumusan strategi pemasaran adalah pihak perusahaan.

Alat análisis yang digunakan yaitu matriks SWOT dan QSPM sama seperti yang digunakan oleh Mukti (2007) dan Maulina (2009), dan análisis lingkungan internal dan eksternal mengenai restoran yang dijadikan acuan yaitu seperti yang dilakukan oleh Meliawati (2007) dan Deden Dani (2006). Penelitian yang dilakukan oleh Deden Dani (2006) dan Meliawati (2007) dijadikan rujukan dalam pembuatan kekuatan dan kelemahan karena lokasi penelitian yang dilakukan oleh mereka yaitu untuk makanan jajanan. Sementara penelitian lainnya dijadikan dasar dalam pembuatan peluang dan ancaman karena faktor lingkungan eksternal antar sesama pengusaha makanan dirasakan tidak jauh berbeda.


(13)

Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini mengambil topik yang berbeda mengenai analisis strategi pemasaran Outlet takoyummy di Ekalokasari, Bogor. Perbedaan penelitian dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian sebelumnya biasanya menganalisis mengenai restoran, akan tetapi dalam penelitian ini akan meneliti outlet penjualan makanan ringan dengan ciri khas jajanan oriental.


(14)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis `

3.1.1 Konsep strategi

Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai “sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumberdaya yang penting dalam mencapai tujuan dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif, dan sinergis ideal berkelanjutan kearah, cakupan dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi” (Triton diacu dalam Siahaan 2008). Menurut Rangkuti (2005), strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta rumusan pada pendayagunaan dan semua alokasi sumberdaya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan menurut David (2006), strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi diperlukan karena alasan berikut :

1) Perusahaan memiliki visi, misi, tujuan dan sasaran yang harus dicapai. Strategi ingin memastikan bahwa misi, tujuan dan sasaran ini dapat direalisasikan seperti yang direncanakan.

2) Dalam merealisasikan tujuan di atas, perusahaan menghadapi resiko pasar karena adanya persaingan dari perusahaan lain yang menghasilkan produk sejenis maupun produk substitusi. Strategi diperlukan untuk memenangkan persaingan sehingga diperoleh tingkat penjualan dan profit yang memadai sesuai dengan resiko yang dihadapi.

3) Dalam menjalankan strategi dan rencana

pemasarannya perusahaan memiliki berbagai keterbatasan sumberdaya misalnya permodalan, kualitas sumberdaya, penguasaan teknologi dan informasi pasar. Strategi berusaha untuk mengatasi keterbatasan ini dan mampu memanfaatkan berbagai sumberdaya yang dimiliki secara optimal.


(15)

Oleh karena itu, perusahaan perlu menyusun strategi yang digunakannya dan bebagai rencana sebagai implementasi strategi tersebut.

3.1.2 Definisi Pemasaran

Sembilan elemen pemasaran yaitu segmentation, targetting, positioning, diferentiation, marketing mix, brand, service dan process. Kartajaya (2004) berpendapat bahwa suatu produk, merek, ataupun perusahaan akan memiliki keunggulan bersaing yang bagus kalau ia mampu membangun kesembilan elemen secara baik. Fungsi utama pemasaran yaitu memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, memilih dan mengembangkan produk, mengembangkan program komunikasi, dan memperkenalkan produk ke konsumen.

Menurut Rangkuti (2006), unsur-unsur utama pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama, yaitu :

1) Unsur Strategi Persaingan

a) Segmentasi pasar, adalah tindakan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk, dan bauran pemasaran sendiri.

b) Targetting, adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki dan ditunjukkan untuk pembeli.

c) Positioning, adalah penetapan posisi pasar dengan tujuan membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa atau keunggulan bersaing dari produk yang ada ke dalam benak konsumen.

2) Unsur Taktik Pemasaran

a) Diferensiasi, berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan perusahaan dengan yang dilakukan oleh perusahaan lain.

b) Bauran pemasaran (marketing mix), berkaitan dengan produk, harga, promosi dan tempat atau distribusi.

3) Unsur Nilai Pemasaran, dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

a) Merek atau brand, yaitu dapat berupa nama, merek dagang, logo atau simbol lain. Merek perlu memiliki hak paten untuk melindungi dari


(16)

upaya penipuan dan memastikan bahwa merek tersebut adalah satu-satunya produksi suatu perusahaan.

b) Pelayanan atau service, yaitu nilai suatu pemberian jasa pelayanan kepada konsumen. Pelayanan tersebut bisa berbentuk perhatian perorangan, pengiriman dan jaminan uang kembali.

c) Proses, yaitu nilai suatu prinsip perusahaan untuk membuat setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab dalam proses memuaskan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses diarahkan untuk menciptakan kualitas sebaik mungkin, biaya serendah mungkin, dan waktu penyimpanan secepat mungkin.

3.1.3 Strategi Pemasaran

Starategi pemasaran merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan organisasi dalam menghadapi tantangan dan ancaman yang dihadapi dan potensial untuk dihadapi di masa mendatang oleh organisasi. Strategi erat kaitannya dengan keputusan arah bisnis organisasi dan alokasi sumberdaya di antara bisnis yang dimasukinya apabila organisasi tersebut memasuki lebih dari satu industri. Pada dasarnya strategi digunakan untuk memenuhi tiga tujuan organisasi diantaranya adalah sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan, saran koordinasi dan komunikasi dapt dijadikan konsep.

Kotler (2005), mendefinisikan pemasaran sebagai pendekatan produk yang digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Didalamnya terdapat keputusan-keputusan pokok mengenai pemasaran produk yaitu target pasar, penempatan produk di pasar, bauran pemasaran, dan tingkat biaya pemasaran yang digunakan. Menurut Kotler dan Amstrong (1996), konsep paling dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan, keinginan, dan permintaan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kehilangan. Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual. Sedangkan permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.


(17)

3.1.4 Bauran Pemasaran

Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Perusahaan mampu memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya (segmentasi dan penetapan target) dan bagaimana cara perusahaan melayaninya (positioning). Kemudian, perusahaan merancang bauran pemasaran yang terdiri dari 7P yaitu Product, Price, Place, Promotion, People, Process, dan Physic. Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap faktor-faktor lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan.

Kotler (2000) mengemukakan bahwa alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran menekankan pada pengertian suatu strategi yang mengintegrasikan produk, harga promosi, dan distribusi, dimana kegiatan tersebut diarahkan untuk dapat menghasilkan omset penjualan yang maksimal atas produk yang dipasarkan dengan memberikan kepuasan kepada konsumen. Sejalan dengan semakin kompetitifnya dunia bisnis, 4P tersebut kini berkembang menjadi 7P diantaranya adalah product, price, place, promotion, people, process, physical evidence.

1) Product

Kotler dan Amstrong (1997) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.

2) Price

Harga adalah sejumlah nilai uang yang bersedia dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Harga dapat diungkapkan


(18)

dengan berbagai istilah misalnya tarif, sewa, bunga, premi, komisi, upah, gaji dan sebagainya. Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen.

Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan jumlah yang cukup dalam menutupi ongkos produksi. Selain itu, produsen juga harus memperhatikan harga yang ditawarkan pesaing. Strategi harga seperti diskon, rabat, sistem kredit dan sebagainya merupakan promosi dalam bentuk harga. Strategi promosi harga tersebut bisa memperbesar volume penjualan, walaupun tingkat keuntungan jangka panjang akan berkurang.

Ada beberapa metode penetapan harga (Swastha dan Irawan, 1990), yaitu : a) Penetapan harga Mark-Up (Mark-Up Pricing), yaitu jumlah rupiah yang

ditambahkan pada biaya dari suatu produk untuk menghasilkan harga jual. b) Penetapan harga Break-Even (Break-Even Pricing), yaitu bagaimana satu-satuan produk dijual pada harga tertentu untuk mengembalikan dana yang tertanam dalam produk tersebut.

c) Penetapan harga Biaya Variabel (Variable Cost Pricing), yaitu penetapan harga yang didasarkan pada suatu ide bahwa biaya total tidak selalu harus ditutup untuk menjalankan kegiatan bisnis yang menguntungkan. Sistem penetapan harga biaya variabel ini dapat dipakai untuk menentukan harga minimum yang dapat dikuasai.

d) Penetapan harga Beban Puncak (Peak-Load Pricing), yaitu menaikkan harga diatas biaya rata-rata pada saat permintaan tinggi dan mengurangkan pada biaya variabelnya diluar periode ramai.

3) Place

Menurut Kotler (1997), saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Merupakan


(19)

keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk. Saluran distribusi adalah seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan menyalurkan produk dari titik konsumsi (Stanton dan Lamarto, 1991). Saluran distribusi dapat dikelompokkan menurut jumlah tingkatan saluran. Saluran distribusi untuk barang konsumsi terdapat empat tingkatan, yaitu saluran tingkat nol, saluran tingkat satu, saluran tingkat dua dan saluran tingkat tiga (Kotler, 1995).

a) Saluran distribusi tingkat nol adalah hubungan langsung antara produsen ke konsumen.

b)saluran distribusi tingkat satu adalah hubungan antara produsen dan konsumen melalui pengecer.

c) Saluran distribusi tingkat dua terdiri dari produsen, pedagang besar, pengecer dan konsumen.

d) Sedangkan distribusi tingkat tiga terdapat empat pelaku yaitu produsen, pedagang besar, agen, pengecer dan konsumen.

4) Promotion

Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya, karena dengan adanya promosi konsumen akan mengetahui keberadaan produk. Promosi dapat juga dikatakan sebagai suatu alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu baik barang atau jasa. Kotler (2005) mendefinisikan promosi sebagai unsur dalam pemasaran yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan. Beberapa faktor yang menyebabkan perlunya pelaksanaan promosi menurut Kotler (2005) adalah :

a) Jumlah konsumen pontensial yang semakin meningkat. b) Persaingan antar perusahaan meningkat.


(20)

d) Adanya perkembangan-perkembangan ekonomi yang pesat dimana kegiatan pemasaran tidak hanya berhenti setelah produk dikembangkan, ditentukan harganya, dan didistribusikan pada konsumen tetapi lebih jauh lagi produk tersebut harus dikomunikasikan kepada calon konsumen dengan promosi.

Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Bauran promosi terdiri dari lima cara utama (Kotler, 1997), yaitu :

a) Periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang, atau jasa suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. b) Promosi penjualan adalah kumpulan insentif yang beragam, kebanyakan

berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang.

c) Pemasaran langsung melalui penggunaan surat, telepon dan alat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.

d) Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antar satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan pembelian.

e) Hubungan masyarakat melibatkan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau menjaga citra perusahaan atau tiap produknya. Perusahaan dalam menetapkan strategi promosinya harus lebih dahulu mengenal secara lebih mendalam tentang produk yang akan dipasarkannya agar media yang dipilih sebagai media promosi akan tepat.

5) People

Orang diartikan sebagai karyawan dan kadang-kadang pelanggan lain yang terlibat dalam proses produksi. Banyak produk atau jasa yang dihasilkan bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan. Konsumen sering menilai kualitas produk atau jasa yang konsumen terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang menyediakan produk atau jasa tersebut.


(21)

6) Process

Proses merupakan keseluruhan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen. Metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Proses yang desainnya baru akan menggangu konsumen karena keterlambatan birokrasi, dan penyampaian jasa yang tidak efektif.

7) Physical Evidence

Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberikan bukti atas kualitas dari produk atau jasa. Beberapa contoh dari bukti fisik antara lain gedung, tanah, kendaraan dan petunjuk yang terlihat lainnya.

Program pemasaran yang efektif mencampurkan semua elemen bauran pemasaran ke dalam program terkoordinasi yang dirancang untuk mencapai sasaran pemasaran perusahaan dengan menyerahkan nilai kepada konsumen. Jadi perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara ekonomis dan mudah serta dengan komunikasi yang efektif.

3.1.5 Segmentation, Targetting, dan Positioning

Di dalam pemasaran, penentuan pasar dalam rangka penawaran produk adalah sesuatu yang penting, karena untuk sukses dipasar yang penuh dengan persaingan, perusahaan harus menempatkan konsumen ditengah. Akan tetapi sebelum memuaskan konsumen, sebuah perusahaan harus memahami dengan jelas apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Terdapat banyak macam konsumen dengan kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perusahan harus menyesuaikan produk dan program pemasaran pada kebutuhan pelanggan yang spesifik. Dalam pemasaran terarah, ada tiga langkah yang harus diketahui perusahaan sebelum memasuki pasar diantaranya adalah segmentasi


(22)

pasar, mentargetkan pasar dan memposisikan pasar. Langkah-langkah dalam pemasaran terarah dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Langkah-Langkah dalam Pemasaran Terarah. Sumber : Kotler dan Armstrong (1996).

Gambar 2 menunjukkan tiga langkah besar dalam pemasaran terarah. Pertama segmentasi pasar (segmentation) adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, ataupun tingkah laku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah. Perusahaan melakukan berbagai cara berbeda untuk membagi-bagi pasar dan mengembangkan profil dari segmen yang dihasilkan. Langkah kedua adalah memilih satu atau beberapa segmen sebagai calon target dengan potensi yang paling besar untuk dimasuki. Langkah ketiga adalah memposisikan pasar (positioning) yaitu menetapkan pemosisian bersaing untuk produk dan menciptakan bauran pemasaran yang terinci.

1) Segmentasi Pasar (Segmentation)

Pasar terdiri dari pembeli dan pembeli pembeda dalam satu atau lain cara. Pembeli dapat berbeda dalam hal keinginan, sumberdaya, lokasi, sikap pembelian dan praktik pembelian. Pembeli mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik, maka setiap pembeli secara potensial merupakan pasar terpisah. Oleh karena itu, manajer harus menentukan segmen mana yang menawarkan produk atau jasa yang terbaik dari perusahaan.

Segmentasi Pasar Penargetan Pasar Menentukan Posisi Pasar

1.Mengenali bisnis untuk membuat segmen pasar 2.Mengembangkan

profil dari segmen yang dihasilkan

1.Mengembangkan ukuran daya tarik segmen

2.Menyeleksi segmen sasaran

1.Mengembangkan pemosisian untuk setiap segmen sasaran 2.Mengembangkan

bauran pemasaran untuk setiap segmen sasaran


(23)

Pada dasarnya segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen, di mana masing-masing segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala aspek. Pemasar memandang suatu pasar tertentu terdiri dari banyak bagian yang lebih kecil yang masing-masing bagian memiliki karakteristik tertentu yang sama (umumnya dengan produk yang berbeda) untuk memenuhi kebutuhan khas dari masing-masing segmen. Variabel utama yang biasa dipergunakan dalam mensegmentasikan pasar adalah variabel geografis (wilayah), demografis (usia, jenis kelamin, dll), psikografis (gaya hidup, kelas sosial) dan tingkah laku tertentu.

Menurut Tjiptono (2001), ada banyak cara untuk melakukan segmentasi pasar. Namun, tidak semua segmentasi bisa efektif. Agar segmentasi dapat bermanfaat secara maksimal, maka segmen-segmen pasar harus memenuhi lima karakteristik berikut :

a) Dapat diukur (measurable)

Ukuran, daya beli dan profil segmen harus dapat diukur. Walaupun ada beberapa komponen variabel yang sulit diukur.

b) Besar (substansial)

Segmen harus cukup besar dan mengguntungkan untuk dilayani. c) Dapat dijangkau (accessible)

Segmen harus dapat terjangkau oleh perusahaan, agar dapat dilayani dengan efektif.

d) Dapat dibedakan (differentiable)

Segmen-segmen dapat dipisah-pisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap unsur-unsur dan program-program bauran pemasaran yang berlainan.

e) Dapat diambil tindakan (actionable)

Program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan.


(24)

Menetapkan target pasar (market targetting) melibatkan evaluasi setiap daya tarik segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Perusahaan harus mentargetkan daya tarik segmen dimana perusahaan dapat menghasilkan nilai pelanggan terbesar dan mempertahankannya sepanjang waktu. Menurut Umar (2000), dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, sebuah perusahaan harus memperhatikan tiga faktor, diantaranya adalah ukuran dan pertumbuhan segmen, daya tarik struktural segmen, sasaran dan sumberdaya perusahaan.

a)Ukuran dan pertumbuhan segmen, perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisis data tentang penjualan akhir, proyeksi laju pertumbuhan penjualan dan margin laba yang diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen yang diharapkan paling sesuai.

b)Daya tarik struktural segmen, suatu segmen mungkin mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi belum tentu menarik dari sisi profitabilitasnya, jadi perusahaan tetap harus mempelajari faktor-faktor struktural yang utama yang mempengaruhi daya tarik segmen dalam jangka panjang.

c)Sasaran dan sumberdaya perusahaan, perusahaan harus mempertimbangkan sasaran dan sumberdayanya dalam kaitan dengan segmen pasar. Walaupun ada segmen yang bagus, akan tetapi dapat ditolak jika terjadi prospektif dalam jangka panjang. Selanjutnya, walau segmen itu bagus dan prospektif dalam jangka panjang, tetap harus dipertimbangkan kemampuan perusahaan dalam menyediakan sumberdayanya, misal keterampilan tenaga pelaksananya untuk masuk ke pasar itu bahkan keterampilan yang lebih baik dari pesaingnya.

3) Menentukan Posisi Pasar (Positioning)

Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar mana yang dimasuki, langkah selanjutnya adalah perusahaan harus menentukan posisi yang ingin ditempati oleh segmen tersebut. Positioning berkenaan dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas dan unik sedemikian rupa sehingga produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus dibandingkan produk dan jasa para pesaing dalam


(25)

benak pasar sasaran. Jadi fokus utama positioning adalah para persepsi pelanggan dan bukan sekedar produk fisik yang dihasilkan. Jika sebuah produk dianggap sama persis dengan produk lainnya di pasar, maka konsumen tidak mempunyai alasan untuk membelinya.

Menurut (Hiam dan Schewe, 1994) ada enam prosedur untuk melakukan penempatan posisi yang tepat, yaitu :

a) Menentukan produk/pasar yang relevan.

b) Mengidentifikasikan pesaing, baik pesaing primer maupun pesaing sekunder.

c) Menentukan cara dan standar yang digunakan konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

d) Mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing. e) Mengidentifikasi senjang atau gap pada posisi yang ditempati.

f) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning serta memantau posisi.

Adapun tujuan pokok strategi positioning adalah :

a.Untuk menempatkan atau memposisikan produk di pasar sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda dengan merek-merek yang bersaing. b.Untuk memposisikan produk sehingga dapat menyampaikan beberapa hal

pokok kepada pelanggan.

3.1.6 Analisis Lingkungan Perusahaan

Lingkungan perusahaan yang efektif dapat mendukung terciptanya keberlangsungan perusahaan sehingga visi dan misi perusahaan berjalan efektif. Tidak semudah dalam sebuah tulisan, efektifitas visi dan misi memiliki peluang dan hambatan. Menurut Jauch dan Glueck (1988) analisis lingkungan adalah suatu proses yang digunakan perencana strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan. Lingkungan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Kedua lingkungan tersebut berpengaruh terhadap kebijakan suatu perusahaan sehingga operasional perusahaan berjalan lancar.

Analisis lingkungan secara sistematis dan efektif juga membantu perencana untuk mengembangkan sistem pencegahan dini untuk menghindari


(26)

ancaman atau mengembangkan strategi yang dapat mengubah ancaman menjadi keuntungan bagi perusahaan. Analisis ini bertujuan agar manajer perusahaan memiliki kemampuan untuk dapat meramalkan perubahan yang mungkin terjadi, sehingga dapat mengantisipasi perubahan tersebut.

3.1.6.1

Lingkungan Internal Perusahaan

Pearce dan Robinson (1997), mengatakan bahwa analisis internal adalah pemikiran pencocokan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dengan peluang dan ancaman yang ada di lingkungan. Memahami pemikiran yang cukup sederhana ini akan memungkinkan anda melihat peran analisis internal dalam pengembangan strategi yang tepat, sehingga mampu memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan.

Strategi yang dirumuskan secara baik adalah kesesuaian yang tepat antara peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan itu sendiri. Analisis internal haruslah mengidentifikasi dan mengevaluasi sejumlah keterbatasan kekuatan dan kelemahan terhadap peluang yang ada dalam lingkungan bersaing perusahaan yang akan datang. Kekuatan adalah faktor-faktor yang menggambarkan keunggulan bersaing potensial di pasar-pasar sasaran, sumberdaya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Sedangkan kelemahan adalah faktor-faktor yang merupakan kelemahan bersaing potensial, keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan (Pearce dan Robinson, 1997). Adapun lingkungan internal perusahaan tersebut dilihat dari analisis fungsional.

Analisis fungsional merupakan cara paling sederhana untuk memahami dan menganalisis lingkungan internal perusahaan. Secara pendekatan fungsional lingkungan internal perusahaan terdiri dari pemasaran, keuangan, sumberdaya manusia, produksi dan operasi, penelitian dan pngembangan serta system informasi manajemen. Pemasaran merupakan proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan, dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa. Akan tetapi untuk memenuhi keinginan pelanggan, sebuah


(27)

perusahaan harus memahami dengan jelas apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam aspek pemasaran adalah unsur pemasaran STP (segmentation, targetting dan positioning) dan bauran pemasaran 7P (product, price, place, promotion, people, process, dan physic).

3.1.6.2 Lingkungan Eksternal Perusahaan

Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan perencana strategi untuk memantau faktor-faktor lingkungan eksternal dalam menentukan peluang dan ancaman terhadap perusahaan. Lingkungan eksternal meliputi berbagai faktor diluar perusahaan yang dapat berupa peluang dan ancaman bagi perusahaan. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya tawar-menawar pembeli dan pemasok, perubahaan teknologi, atau peraturan baru dapat mengancam perusahaan. Lingkungan eksternal dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri.

1) Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya diluar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Lingkungan jauh ini memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk maju.

a) Faktor Politik

Arah, kebijakan dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha, sistem politik yang tidak kondusif berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu juga sebaliknya. Faktor politik yang perlu diperhatikan agar bisnis dapat berkembang yaitu Undang-Undang tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, serta sistem pajak.


(28)

b) Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi maka semakin buruk juga iklim bisnis. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menganalisis ekonomi adalah siklus bisnis, inflasi, suku bunga, investasi, harga, produktivitas, dan tenaga kerja.

c) Sosial

Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Hendaknya perubahan sosial terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan. Kondisi sosial ini banyak aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup, adat istiadat, budaya, demografi, religious, dan etnis.

d) Teknologi

Kekuatan teknologi mengidentifikasikan peluang dan ancaman besar yang harus dipertimbangkan dalam perumusan strategi. Kemajuan teknologi dalam dunia bisnis bisa secara dramatis mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, konsumen, proses produksi, praktik pemasaran dan posisi kompetitif organisasi. Kemajuan teknologi bisa menciptakan keunggulan kompetitif baru lebih baik daripada keunggulan kompetitif yang ada. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru dan peluang baru bagi perusahaan.

2) Lingkungan Industri

Aspek lingkungan bisnis akan mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Lingkungan industri perlu dianalisis dalam rangka menentukan struktur industri tertentu. hal ini dilakukan agar dapat menganalisis persaingan yang akan terjadi antara perusahaan dan pesaingnya. Demikian perusahaan dapat menentukan strategi bersaing. Michael Porter (1980) mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut lima kekuatan bersaing yaitu:


(29)

Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadi perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumberdaya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang ada.

b) Persaingan Perusahaan Sejenis dalam Industri

Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Dalam persaingan oligopoly, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar sedangkan persaingan sempurna biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk dalam hal harga.

c) Ancaman Produk Pengganti

Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan bersaing pula dengan produk pengganti. Ancaman produk subtitusi akan kuat jika konsumen dihadapkan pada situasi dimana produk subtitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri.

d) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan service, mengadu perusahaan dengan kompetitornya.

e) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Pemasok dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk maupun jasa. Kekuatan tawar menawar dari pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam industri, terutama jika jumlah pemasok banyak, jika hanya sedikit bahan baku pengganti yang baik atau jika biaya mengganti bahan baku sangat tinggi.


(30)

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk menyusun strategi pemasaran dengan menggunakan matriks SWOT dan matriks QSPM.

1) Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan alat penganalisis suatu evaluasi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman bagi suatu perusahaan guna menghadapi persaingan usaha dengan pesaing sejenis. Menurut Rangkuti (2006) SWOT singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT yang efektif harus bertujuan meraih pemasaran strategi yang cocok dengan lingkungan internal dan eksternal (Goh dan Hor 2003). Matriks SWOT merupakan matching tool yang penting untuk membantu mengembangkan empat tipe strategi yaitu sebagai berikut:

a) Strategi SO (Strength-Opportunity), strategi menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. Menurut David (2004) semua manajer menginginkan perusahaan mereka berada dalam posisi kekuatan internal yang dapat dipakai untuk memanfaatkan kecenderungan dan peluang dari peristiwa eksternal. Jika perusahaan memiliki kelemahan utama, perusahaan akan berusaha keras untuk mengubahnya menjadi kekuatan dan jika menghadapi ancaman besar, sebuah perusahaan akan berusaha menghindarinya dan memusatkan pada peluang yang ada.

b) Strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahan dengan memanfaatkan peluang-peluang perusahaan. Terkadang peluang eksternal kunci ada, tetapi sebuah perusahaan mempunyai kelemahan internal yang menghambatnya memanfaatkan peluang yang tersedia


(31)

c) Strategi ST (Strength-Threat), melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. Strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan untuk mengatasi ancaman. Hal ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat akan menghadapi ancaman frontal dalam lingkungan eksternal yang dihadapinya.

d) Strategi WT (Weakness-Threat), strategi ini merupakan teknik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. David (2004) menyatakan bahwa sebuah perusahaan yang dihadapkan pada berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal berada dalam posisi yang penuh resiko.

2) Matriks QSPM

QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks) adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (Umar 2008). Tujuan QSPM adalah untuk menentukan alternatif strategi pemasaran yang paling baik atau yang menjadi prioritas untuk dijalankan perusahaan, seperti alat analisis lainnya. Analisis QSPM digunakan untuk menentukan attractiveness dari alternative strategi yang ada. David (2004) menyatakan bahwa selain membuat peringkat strategi untuk memperoleh daftar prioritas, ada satu teknik analisis yang dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari alternatif strategi yang telah diperoleh.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Perkembangan yang pesat pada bisnis makanan menimbulkan tingkat persaingan yang tinggi. terutama yang dihadapi oleh outlet takoyummy saat ini. Dalam menjalankan kegiatan usahanya outlet takoyummy dihadapkan pada berbagai masalah baik internal maupun eksternal. Saat ini yang terjadi pada outlet takoyummy adalah permasalahan berupa tingkat penjualan yang belum mencapai


(32)

target pasar dan belum adanya peningkatan jumlah produksi yang berkesinambungan sehingga keuntungan yang didapat belum maksimal. Oleh karena itu outlet takoyummy memerlukan strategi pemasaran yang tepat untuk lebih memperkenalkan keberadaan produk dan meningkatkan target pasar.

Dalam merumuskan strategi pemasaran harus terlebih dahulu mengetahui keadaan umum outlet takoyummy yang mencakup visi, misi dan lingkungan pemasaran. Lingkungan pemasaran yang dimaksud meliputi lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dengan melakukan identifikasi terhadap lingkungan internal maka akan diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan sedangkan dengan mengidentifikasi lingkungan eksternal maka akan diketahui peluang dan ancaman. Setelah mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal maka langkah selanjutnya adalah menganalisis menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT dilakukan untuk memperoleh berbagai alternatif strategi dengan menyesuaikan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh outlet takoyummy. Tahap terakhir merupakan pengambilan keputusan alternatif strategi terbaik dengan menggunakan matriks QSPM yang berfungsi untuk mengetahui prioritas strategi pemasaran yang terbaik yang sebaiknya digunakan perusahaan. Diharapkan alternatif strategi pemasaran yang dihasilkan dapat diterapkan oleh perusahaan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 3.


(33)

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pemasaran Takoyummy . Kekuatan dan Kelemahan

Perusahaaan

Peluang dan Ancaman Perusahaan Permasalahan :

Takoyummy berusaha menghadapi tingginya tingkat persaingan dan berkeinginan meningkatkan pengenalan produknya serta keinginan perusahaan untuk menambah perolehan hasil penjualan yang tinggi dari target penjualan .

Takoyummy

Analisis Strategi Pemasaaran

Lingkungan Perusahaan

Lingkungan Eksternal : 1. Lingkungan

Jauh

2. Lingkungan Industri

Lingkungan Internal Pemasaran :

1. Unsur Pemasaran (STP)

2. Bauran Pemasaran

Alternatif Strategi yang Tepat ( Matriks SWOT)

Prioritas Strategi yang Sesuai dengan Kondisi Perusahaan

(Matriks QSPM)


(34)

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di outlet takoyummy yang berlokasi di Plaza Ekalokasari Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan bahwa outlet takoyummy merupakan salah satu outlet khas oriental di Kota Bogor yang relatif baru didirikan dan mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam memasarkan jajanan camilan oriental. Selain itu pertimbangan lain berupa adanya ketersediaan data yang dibutuhkan dan kesediaan manajemen outlet untuk menjadikan outlet tersebut sebagai lokasi penelitian. Kegiatan pengumpulan data dilakukan mulai bulan Januari sampai dengan April 2011.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam metode ilmiah. Pengumpulan data juga diartikan sebagai prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam pengumpulan data selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Bahkan banyak masalah yang dirumuskan tidak akan bisa dipecahkan karena metode untuk memperoleh data yang digunakan tidak memungkinkan ataupun metode yang ada tidak dapat menghasilkan data seperti yang diinginkan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dilapangan dan wawancara terstruktur dengan pihak outlet takoyummy. Data sekunder diperoleh dari dokumen, laporan manajemen perusahaan outlet takoyummy, perpustakaan, literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian serta data dari instansi-instansi terkait seperti Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag), Badan Pusat Statistik (BPS), dan instansi-instansi terkait lainnya. Jenis dan sumber data yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.


(35)

Tabel 3. Jenis dan Sumber Data Penelitian

No. Jenis Data Sumber Data Tujuan

1 Primer

(wawancara dan kuisioner )

1.Pemilik 2.Bagian

Pemasaran, keuangan dan Produksi

3.Kelembagaan

1.Mengetahui unsur pemasaran (STP) dan bauran pemasaran (7P)

2.Mengetahui alternatif strategi yang akan dilaksanakan

3.Mengkaji peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh takoyummy 2 Sekunder 1. Dinas Informasi

pariwisata dan kebudayaan Kota Bogor 2. Penelitian

Kepustakaan

1. Mengetahui pertumbuhan takoyummy di Kota Bogor

2. Literatur lain yang berkaitan dengan topik penelitian

3. Internet dan kepustakaan

4.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah :

1) Teknik Observasi : melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan promosi perusahaan.

2) Teknik Wawancara : melakukan wawancara dengan pemilik outlet serta pegawai outlet untuk mendapatkan informasi yang lengkap.

3) Teknik Kepustakaan : membaca buku-buku yang terkait dengan judul penelitian dan literatur-literatur lainnya yang menunjang pelaksanaan penelitian.

4) Studi Pendahuluan : mendatangi outlet, melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak outlet sebelum memulai penyusunan skripsi.

5) Teknik Pengisian Kuesioner : pengisian kuesioner dilakukan oleh satu atau dua orang responden, yaitu pemilik outlet serta bagian keuangan outlet takoyummy.


(36)

Pemilihan responden berdasarkan pihak yang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keahlian dalam permasalahan yang berhubungan dengan strategi pemasaran pada outlet takoyummy.

4.4 Teknik Pengambilan Sample

Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pemilihan responden tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa informasi dapat terkumpul dari sumber yang tepat diantara responden yang dipandang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. responden ini terdiri dari empat responden yaitu pemilik outlet, bagian keuangan, dan karyawan bagian pemasaran serta bagian produksi. Responden dipilih dengan pertimbangan bahwa keempat responden ini merupakan orang yang sangat mengetahui kondisi outlet, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal perusahaan.

4.5 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data dan analisis data terdiri dari data deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan manajemen strategi dan manajemen pemasaran selanjutnya disajikan dalam bentuk tabulasi, bagan dan uraian. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui lingkungan perusahaan agar diketahui apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada matriks SWOT dan matriks QSPM diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel.

4.6 Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi SO, strategi WO, strategi WT, dan strategi ST (Tabel 4). Langkah-langkah menyusun matrik SWOT adalah sebagai berikut :


(37)

2) Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan 3) Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan 4) Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan

5) Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi SO dalam sel yang tepat.

6) Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi WO dalam sel yang tepat.

7) Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi ST dalam sel yang tepat.

8) Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi WT dalam sel yang tepat.

Tabel 4 . Matrik SWOT Internal Eksternal STRENGTHS-S Kekuatan Internal Perusahaan WEAKNESSES-W Kelemahan Internal perusahaan OPPORTUNITIES-O Peluang Eksternal Perusahaan STRATEGI S-O

Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI W-O Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang THREATS-T

Ancaman

Eksternal Perusahaan

STRATEGI S-T

Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

STRATEGI S-O Meminimumkan

kelemahan dan menghindari ancaman Sumber : David, 2006.

Hasil dari matriks SWOT ini sendiri diharapkan dapat memberikan beberapa alternatif strategi pemasaran yang dapat dipilih oleh pihak manajemen perusahaan agar tujuan awal dari organisasi tercapai dan kegiatan pemasaran perusahaan dapat memberikan hasil yang maksimal.

4.7 Analisis Matrik QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Setelah mengembangkan sejumlah alternatif strategi, perusahaan harus mampu mengevaluasi dan kemudian memilih strategi yang terbaik dan paling cocok dengan kondisi internal perusahaan serta lingkungan eksternal. Penggunaan QSPM dapat dilihat pada Tabel 5. Ada enam langkah yang harus diikuti untuk membuat matrik QSPM yaitu :


(38)

1) Menyusun daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sama dengan matrik SWOT.

2) Memberikan bobot untuk masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

3) Menyusun alternatif strategi yang akan dievaluasi.

4) Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Scores - AS) yang berkisar antara 1 sampai 4. Nilai 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat menarik. Bila tidak ada pengaruhnya terhadap alternatif strategi yang sedang dipertimbangkan tidak diberikan nilai (AS).

5) Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores – TAS), kemudian mengalikan bobot dengan nilai daya tarik (AS).

6) Menghitung jumlah total nilai daya tarik (TAS). Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar merupakan strategi yang paling baik.

Tabel 5. Matrik QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Faktor-Faktor Sukses Strategi Bobot Alternatif Strategi

Strategi I Strategi II Strategi III

AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan - Kelemahan - Peluang - Ancaman - Total

Sumber : David, 2006. Keterangan :

AS = Attractiveness Scores (Nilai Daya Tarik)

TAS = Total Attractiveness Scores (Total Nilai Daya Tarik)

Besaran total nilai dalam QSPM matrik inilah yang menjadi informasi quantitatif yang menjadi dasar bagi perumusan strategi pemasaran. Rumus strategi dengan demikian menjadi rumusan hasil akhir dari penelitian ini.


(39)

(40)

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah, Visi dan Misi Perusahaan

Takoyummy merupakan outlet jajanan Jepang dengan konsep grab and go yang didirikan oleh seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor yaitu Tegar Baskoro, tepatnya pada tanggal 6 Juni 2009. Pada awalnya usaha ini merupakan usaha milik perorangan dengan modal sendiri yaitu sebesar 20 juta rupiah. Dalam pendirian usahanya tegar dibantu oleh rekannya yang berperan sebagai bagian keuangan dan sistem. Awal berdirinya usaha ini takoyummy memiliki dua orang karyawan.

Alasan Tegar Baskoro memulai usaha ini pada awalnya karena menyukai makanan Jepang, khususnya camilan. Kemudian didukung dengan latar belakang yang sudah bekerja di salah satu perusahaan asing yang bergerak dalam bidang penyediaan bahan baku makanan. Tegar Baskoro memperoleh ide dan teknik pembuatan takoyummy dari kantor tempatnya bekerja tersebut. Ide pembuatan outlet takoyummy ini karena melihat sejauh ini di Bogor belum ada makanan jajanan Jepang yang disajikan dengan konsep grab and go. Semakin kuatnya image dan brand didukung dengan design booth, kemasan yang menarik, serta pengembangan pada produk menjadikan takoyummy salah satu pilihan jajanan snack Jepang di Bogor. Selain itu pembuatan produk produk jajanan Jepang ini

pun termasuk mudah dalam pengaplikasiannya. Oleh karena itu untuk pertama kalinya takoyummy didirikan di kota Bogor sebagai satu-satunya outlet jajanan yang menyediakan camilan Jepang di Kota Bogor.

Setelah berjalan kurang lebih enam bulan usaha takoyummy ini pun mengalami perkembangan dan mengharuskan pemiliknya untuk lebih mengembangkan takoyummy agar mampu bersaing dengan usaha makanan camilan lainnya. Oleh karena itu setelah enam bulan berjalan pemilik usaha ini yaitu Tegar menanamkan modal tambahan pada usahanya, kali ini modal yang ditanamkannya tidak hanya berasal dari modal pribadi, akan tetapi Tegar mengajak temannya yang awalnya berperan sebagai bagian keuangan, yaitu Niko Adiwena, dan kemudian takoyummy menjadi usaha patungan. Modal yang


(41)

ditambahkan berikutnya kurang lebih sekitar 40 juta rupiah. Pembagian keuntungan telah disepakati yaitu sebesar 70 persen untuk pemilik awal yaitu Tegar Baskoro, dan 30 persen untuk rekannya Niko Adiwena yang sampai saat ini masih berperan sebagai bagian keuangan.

Penambahan modal tersebut digunakan untuk mengembangkan outlet. Perkembangan outlet yang dilakukan antara lain penggantian booth dengan yang lebih besar ukurannya, pembaharuan peralatan masak, penggantian logo dan kemasan.

Visi dari takoyummy adalah sebagai usaha yang bergerak di bidang kuliner, dengan produk inovatif dan menjadi pemain utama di kelasnya. Sementara misi dari takoyummy sendiri adalah :

1) Menjadikan usaha ini lewat brand dan produknya dpat dipercaya serta dekat dengan konsumen melalui pengutamaan kualitas produk dan pelayaan.

2) Menjadikan usaha ini berkembang dan mendapatkan untung maksimal dengan menggunakan prinsip–prinsip manajemen yang baik dalam pengelolaannya.

3) Menjadikan usaha ini sebagai patok duga sebagai usaha sejenis dengan melakukan evaluasi, pengembangan dan inovasi terhadap produk dan brand yang dijalankan.

Takoyummy ini memiliki keunggulan yaitu produk makanan yang dijual di outlet takoyummy ini belum banyak dijumpai di kawasan kota Bogor, bahkan awalnya takoyummy adalah satu-satunya outlet jajanan Jepang dengan konsep grab and go. Takoyummy pun dapat bersaing dengan outlet jajanan lainnya yang sudah memiliki nama dan sudah cukup banyak dikenal.

5.2 Lokasi Takoyummy

Takoyummy berada di food court Ekalokasari plaza yang merupakan salah satu mall terbesar di Kota Bogor tepatnya berada pada lantai tiga. Pemilihan lokasi diambil oleh pihak outlet takoyummy didasarkan atas pemikiran bahwa di mall tersebut belum terdapat outlet yang menawarkan khusus jajanan oriental Jepang. Target yang dipilih oleh outlet takoyummy adalah keluarga dan bukan keluarga (semua kalangan). Oleh karena itu, Ekalokasari plaza merupakan


(42)

tempat yang cukup strategis dikarenakan dekat dengan pusat perbelanjaan dan pemukiman penduduk, letaknya takoyummy yang berada di food court merupakan letak yang strategis karena selain pusat jajanan, di tempat tersebut juga berdekatan dengan bioskop yang banyak dikunjungi oleh para masyarakat Kota Bogor.

5.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi yang ada di outlet takoyummy masih tergolong dalam struktur organisasi sederhana. Pemilik sebagai pemegang kendali penuh atas jalannya usaha, maka semua keputusan harus diketahui dan mendapat persetujuan darinya. Bagian keuangan dan sistem yang ditangani oleh satu orang, yang juga berperan sebagai salah satu pemilik. Keputusan yang dibuat sesuai dengan kesepakatan pemilik utama dan bagian keuangan yang memutuskan apakah keputusan tersebut dapat dijalankan atau tidaknya. Karyawan yang saat ini berjumlah tiga orang memiliki fungsi rangkap yaitu sebagai bagian produksi dan pramusaji. Untuk lebih jelasnya Gambar 4 adalah struktur organisasi takoyummy.

Gambar 4 . Struktur organisasi takoyummy Sumber : Takoyummy, 2011.

Berdasarkan struktur organisasi tersebut maka uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi tersebut dijelaskan sebagai berikut :

OWNER M ANAGER KEUANGAN

DAN SISTEM


(1)

Lampiran 3. Penilaian responden terhadap faktor eksternal Responden 1 (Pemilik Takoyummy)

Faktor Eksternal A B C D E F G TOTAL BOBOT

Permintan tinggi A 2 3 3 2 2 2 14 0,167

Perubahan gaya hidup masyarakat B 2 2 1 2 1 1 9 0,107

Kemajuan teknologi C 1 2 2 3 1 1 10 0,119

Pemasok tetap utama D 1 3 2 2 2 1 11 0,131

konsumen loyal E 2 2 1 2 2 2 11 0,131

Persaingan tinggi F 2 3 3 2 2 2 14 0,167

Kenaikan BBM dan BB G 2 3 3 3 2 2 15 0,179

TOTAL 84 1,000

Responden 2 (Bagian Keuangan)

Faktor Eksternal A B C D E F G TOTAL BOBOT

Permintan tinggi A 3 2 3 2 2 2 14 0,167

Perubahan gaya hidup masyarakat B 1 1 1 2 1 1 7 0,083

Kemajuan teknologi C 2 3 2 3 1 1 12 0,143

Pemasok tetap utama D 1 3 2 2 1 1 10 0,119

konsumen loyal E 2 2 1 2 1 1 9 0,107

Persaingan tinggi F 2 3 3 3 3 2 16 0,190

Kenaikan BBM dan BB G 2 3 3 3 3 2 16 0,190

TOTAL 84 1,000

Bobot Rata-rata

Faktor Eksternal responden 1 responden 2 bobot rata2

A 0,167 0,167 0,17

B 0,107 0,083 0,10

C 0,119 0,143 0,13

D 0,131 0,119 0,13

E 0,131 0,107 0,12

F 0,167 0,190 0,18


(2)

Lampiran 4. Nilai Attractive Score untuk Masing-masing Alternatif Strategi

Faktor Kunci

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Responden

Rata-rata

Responden Rata-rata

Responden Rata-rata

Responden Rata-rata

1 2 1 2 1 2 1 2

Kekuatan 1 4 3 3,50 3 3 3 4 4 4 2 3 2,5

Kekuatan 2 3 3 3,00 4 3 3,5 3 3 3 2 3 2,5

Kekuatan 3 2 2 2,00 3 2 2,5 2 3 2,5 2 2 2

Kekuatan 4 2 1 1,50 3 3 3 2 3 2,5 2 1 1,5

Kekuatan 5 1 2 1,50 3 2 2,5 3 3 3 4 3 3,5

Kekuatan 6 2 1 1,50 2 3 2,5 2 2 2 2 3 2,5

Kelemahan 1 1 1 1,00 2 2 2 2 2 2 4 4 4

Kelemahan 2 4 4 4,00 4 4 4 2 2 2 3 3 3

Kelemahan 3 4 4 4,00 4 4 4 1 2 1,5 3 2 2,5

Peluang 1 4 4 4,00 4 3 3,5 4 3 3,5 3 4 3,5

Peluang 2 2 3 2,50 3 3 3 3 3 3 3 4 3,5

Peluang 3 3 1 2,00 3 4 3,5 4 4 4 3 3 3

Peluang 4 1 1 1,00 2 2 2 2 2 2 2 1 1,5

Peluang 5 4 4 4,00 3 2 2,5 3 3 3 3 2 2,5

Ancaman 1 4 3 3,50 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Ancaman 2 2 1 1,50 2 2 2 2 2 2 2 1 1,5

Keterangan :

Strategi 1 : Penetrasi Pasar (S-O)

Strategi 2 : Meningkatkan Promosi ( W-O) Strategi 3 : Pengembangan Produk (S-T)


(3)

Lampiran 5. Kuisioner untuk Responden

1. Penilaian bobot terhadap faktor internal perusahaan (kekuatan dan kelemahan)

Petunjuk pengisian

Penilaian bobot variabel dengan menggunakan skala 1,2,3

Nilai 1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal Nilai 2 : Jika Indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal Nilai 3 : JIka indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Catatan : cara membaca perbandingan dimulai pada variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan ahrus konsisten.

Faktor Internal

A B C D E F G H I Total

A B C D E F G H I Total Keterangan :

 Kekuatan

A = produk yang bermutu B = harga yang terjangkau C = lokasi outlet yang strategis D = SDM yang berkualitas E = SOP yang jelas

F = kenyamanan dan kebersihan outlet  Kelemahan

G = belum memiliki sertifikat halal H = belum ada strategi promosi harga I = promosi belum maksimal


(4)

2. Penilaian bobot terhadap faktor eksternal perusahaan (peluang dan ancaman) Petunjuk pengisian

Penilaian bobot variabel dengan menggunakan skala 1,2,3

Nilai 1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal Nilai 2 : Jika Indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal Nilai 3 : JIka indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Catatan : cara membaca perbandingan dimulai pada variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan ahrus konsisten.

Faktor Internal

A B C D E F G Total

A B C D E F G Total Keterangan :

 Peluang

A = permintaan tinggi

B = perubahan gaya hidup masyarakat C = kemajuan teknologi

D = pemasok tetap utama E = konsumen loyal

 Ancaman

F = persaingan tinggi


(5)

RINGKASAN

RIO ANDHIKA PRATAMA. Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus :

Outlet Jajanan Jepang Takoyummy Di Plaza Ekalokasari, Bogor). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan ANDRIYONO KILAT ADHI).

Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Makanan berfungsi sebagai penambah energi dan kebutuhan manusia untuk mempertahankan hidup. Seiring dengan berkembangnya gaya hidup dan pola pikir masyarakat yang semakin modern, makanan kini dapat dinilai sebagai gaya hidup masyarakat. Hal tersebut membuat jenis makanan yang ada sangat bervariatif dan memiliki fungsi yang berbeda–beda. Selain itu, jumlah restoran dan rumah makan di kota Bogor yang meningkat menunjukkan adanya persaingan bisnis di bidang restoran. Peningkatan jumlah restoran dan rumah makan di kota Bogor dikarenakan kebiasaan masyarakat mengkonsumsi makanan di luar rumah. Selain restoran masyarakat pun menginginkan konsep penjualan makanan yang praktis, dalam porsi yang tidak terlalu banyak akan tetapi mengenyangkan, hal tersebut mendorong berkembangnya jajanan makanan ringan yang saat ini sangat banyak di Kota Bogor. Jajanan atau makanan ringan di kota Bogor disajikan dalam beberapa konsep seperti boat, outlet, kios bahkan gerobak kaki lima yang dapat dijumpai dipinggir jalan.

Outlet takoyummy tergolong restoran baru di kota Bogor. Outlet takoyummy berdiri pada tanggal 6 juni 2009, sehingga restoran ini belum cukup dikenal dikalangan masyarakat kota Bogor dan sekitarnya. Selain memiliki pesaing sejenis outlet takoyummy juga harus bersaing dengan jajanan-jajanan lain yang ada di kota Bogor. Hal ini menunjukkan tingkat persaingan yang semakin ketat seiring dengan perkembangan restoran yang semakin tinggi. Penjualan produk dan ramainya jumlah pengunjung yang datang outlet takoyummy yang belum mencapai target yang diinginkan oleh pihak outlet akan berpengaruh terhadap pendapatan outlet takoyummy. Dapat dilihat bahwa tingkat penjualan yang belum mencapai target dan tingkat persaingan yang cukup tinggi menjadi permasalahan yang terjadi pada outlet takoyummy. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan penjualan pada outlet takoyummy agar menciptakan posisi yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui visi, misi, kegiatan dan menganalisis strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh outlet takoyummy, (2) Menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal outlet takoyummy, dan merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik dari matriks SWOT dan QSPM dengan memperhatikan kondisi


(6)

pemasaran dalam penelitian ini adalah matriks SWOT dan matriks QSPM. Berdasarkan hasil penelitian, strategi bauran pemasaran yang telah dilakukan oleh outlet takoyummy yang berhubungan dengan product, place, price, process, people, promotion, dan physic, dinilai telah berhasil memenuhi kebutuhan pelanggan dengan berbagai aktifitas dan keunggulan yang dimiliki oleh outlet takoyummy. Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal yang menjadi kekuatan dari outlet takoyummy adalah produk yang bermutu, harga yang terjangkau, lokasi outlet yang strategis, SDM yang berkualitas, memiliki SOP yang jelas, dan kenyamanan dan kebersihan outlet. Sedangkan yang menjadi kelemahan dari outlet takoyummy adalah belum memiliki sertifikat halal dan sertifikat dari BPOM, belum adanya strategi promosi melalui harga, dan promosi yang dilakukan belum maksimal (hanya sebatas kawasan Mall Ekalokasari). Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal, peluang yang dimiliki outlet takoyummy adalah permintaan yang cukup tinggi, perubahan gaya hidup masyarakat, kemajuan teknologi, memiliki pemasok utama yang tetap dan konsumen yang loyal. Sedangkan yang menjadi ancaman outlet takoyummy dalam dunia bisnis restoran adalah persaingan yang cukup tinggi dan kenaikan harga kebutuhan pokok (bahan baku) dan harga bahan bakar minyak (BBM).

Perumusan strategi berdasarkan matriks SWOT, seperti penetrasi pasar, meningkatkan promosi, pengembangan produk dan yang terakhir adalah pembuatan sertifikasi halal dan sertifikat dari BPOM. Sedangkan strategi terbaik yang bisa dijalankan oleh perusahaan berdasarkan matriks QSPM yaitu meningkatkan promosi melalui iklan pada media cetak dan media elektronik lokal, menjadi sponsorship pada event-event yang ada di kota Bogor, melakukan promosi melalui harga yaitu dengan cara memberikan diskon-diskon khusus bagi setiap konsumen yang berulang tahun, dan konsumen yang melakukan pembelian pada hari kerja. Saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan di masa depan yaitu dengan Membuka cabang baru di pusat perbelanjaaan yang ada di kota Bogor untuk meraih target pasar yang lebih luas.