BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 103
5. Berintegritas Tinggi
a. Menurut Sdr., bagaimana masyarakat mendefinisikan Integritas yang Tinggi? “Integritas tak tercela menyiratkan karakter yang tidak mudah tergoda atau goyah,
dan teguh dalam kepatuhan terhadap nilai-nilai yang berlaku dan norma dalam menjalankan tugasnya
.” “Untuk menyingkirkan godaan dan menolak segala bentuk intervensi dengan
mengindahkan tuntutan nuraninya untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.”
Kerendahan hati dan Kesederhanaan berfokus pada perilaku juga, tapi lebih spesifik tentang bagaimana hakim harus melihat diri mereka dalam hubungannya dengan orang lain. Kami
belajar selama diskusi tentang Keadilan dan Kesetaraan bahwa, sebagai hakim, kita hanya memperlakukan semua pihak sama. Kerendahan hati dan Kesederhanaan memperluas prinsip
Keadilan dan Kesetaraan untuk perilaku kita sendiri. Kita mengakui bahwa kita berada dalam posisi status yang lebih tinggi, tapi kami mencoba untuk tidak menarik perhatian dari diri kita
sendiri. Kita menunjukkan dalam perilaku kita bahwa semua orang harus diperlakukan sama di pengadilan. Dalam pekerjaan kita ini, Kerendahan hati dan Kesederhanaan juga berarti
bahwa kita mengakui ketika membutuhkan bantuan atau nasihat dari orang lain. Seperti Integritas standar ini berlaku baik di dalam dan di luar pengadilan. Prinsip Kesopanan
Kerendahan hati dan tidak termasuk dalam kode banyak negara dari perilaku hakim, tetapi kualitas secara universal diharapkan dari hakim.
b. Apa yang disebutkan oleh Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim mengenai kedua hal ini?
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 047KMASKBIV2009 dan Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia No.
02SKBP.KYIV2009, dibawah bagian C. Pengaturan, angka 5 Berintegritas Tinggi, makna integritas adalah sebagai berikut:
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 104
Integritas bermakna sikap dan kepribadian yang utuh, berwibawa, jujur, dan tidak tergoyahkan. Integritas tinggi pada hakekatnya terwujud pada sikap setia dan tangguh
berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dalam melaksanakan tugas. Integritas tinggi akan mendorong terbentuknya pribadi yang berani menolak godaan dan
segala bentuk intervensi, dengnamengendapkan tuntutan hati nurani untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, serta selalu berusaha melakukan tugas dengan cara-cara terbaik
untuk mencapai tujuan terbaik.
Penerapannya dibagi menjadi 3 tiga bagian, yaitu Umum; Konflik Kepentingan dan Tata Cara Pengunduran Diri. Berikut adalah penjebarannya:
- Hakim merupakan jabatan mulia yang melaksanakan sifat-sifat Tuhan, sehingga tidak
salah apabila Hakim disebut sebagai wakil Tuhan di dunia. Sebagai pengemban jabatan yang mulia hakim dituntut melaksanakan tugas dan tanggungjawab sesuai
dengan sifat-sifat yang dimiliki Tuhan sebatas kemampuannya sebagai manusia. Sebagai hakim harus memiliki kemampuan dan kemauan yang keras dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya dan berusaha menciptakan daya tangkal dalam dirinya agar mampu membendung semua godaan baik yang berasal dari faktor
internal maupun eksternal. -
Hakim harus memiliki dan mengimplementasikan sifat-sifat kejujuran dalam dirinya sehingga membentuk kepribadian yang utuh tak tergoyahkan serta mampu mencegah
dan menangkal segala bujuk rayu yang dapat menjerumuskan dan melakukan perbuatan tercela.
- Dalam menjalankan kehidupan di luar kedinasan atau menjalin komunikasi dengan
masyarakat harus memiliki kepekaan terhadap segala hal yang kemungkinan dapat mempengaruhi tugas-tugas pokoknya sebagai hakim.
- Meningkatkan kewaspadaan dan kepekaan tidaklah mudah melainkan harus dilatih
dan tumbuh dari dalam diri sendiri spiritual hakim yang bersangkutan.
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 105
- Hubungan dengan masyarakat harus dilakukan karena hakim juga sebagai manusia
biasa dan bagian dari masyarakat, tentunya harus melakukan interaksi dan bermsyarakat, sepanjang hubungan tersebut merupakan hubungan wajar.
- Hakim harus menghindari hubungan kekeluargaan maupun pertemanan yang secara
dini dapat diketahui atau dideteksi bahwa hubungan tersebut mengarah kepada hubungan yang mempengaruhi tugas pokok dan fungsinya.
- Berdasarkan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik dan SK KMA No. 1-144
tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan, hakim wajib memberikan informasi kepada masyarakat tentang segala sesuatu mengenai pengadilan, namun bukan berarti
semua informasi dapat disampaikan dan semua hakim dapat menyampaikan informasi. Hakim yang boleh menyampaikan informasi kepada publik hanya yang ditunjuk oleh
Ketua Pengadilan sebagai Humas dan menyampaikan informasi yang tidak menyangkut substansi perkara.
- Hakim dituntut untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara terencana dan
berkelanjutan setiap menerima berkas perkara dari Ketua Pengadilan. Hakim harus menyusun court calendar setiap setelah menerima berkas perkara. Court Calendar
tersebut harus disampaikan kepada para pihak dalam persidangan agar masing-masing pihak mengetahui dan membangun komitmen selama dalam proses persidangan.
- Hakim merupakan bagian dari anggota keluarga yang mempunyai tanggungjawab dan
kewajiban dalam keluarganya. Meskipun hakim mempunyai tanggungjawab pada keluarga, dan hakim merupakan kebanggaan keluarga, namun hakim harus tetap
menjaga hubungan pribadi dengan keluarganya terkait dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai hakim.
- Hakim juga harus menjaga hubungan baik pribadinya dengan pihak lain yaitu
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pemerintah, lembaga legislatif dan pers agar tetap berada dalam koridor yang benar tanpa harus melanggar prinsip-
prinsip KE PPH. -
Hakim harus menyadari bahwa dalam menjalin komunikasi dengan pihak lain dalam kondisi tertentu menjadi dilematis dan berpengaruh terhadap kemandirian dan
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 106
integritasnya. Lembaga yang berpotensi mempengaruhi tugas pokok dan fungsinya harus dihindari, antara lain organisasi masyarakat dan organisasi politik. Hakim lebih
bijak untuk mengundurkan diri daripada menyidangkan perkara yang dahulu dirinya pernah aktif di organisasi masyarakat atau organisasi politik.
- Dalam rangka menjaga dan menjamin stabilitas ekonomi keluarga, hakim harus
memiliki manajemen keuangan keluarga yang sederhana. Manajemen keuangan keluarga harus dimiliki oleh seorang hakim agar dapat mengelola gajinya dengan baik
dan benar, tidak lebih besar pasak daripada tiang atau pemboros, sehingga menimbulkan pemikiran negatif untuk menutup kebutuhan yang tidak perlu.
- Hakim harus mengetahui, sesuai dengan kebijakan MA, bahwa pengadilan tidak boleh
menerima bantuan dari instansi manapun termasuk dari pemerintah kabupatenkota dimana pengadilan tersebut berada. Dengan demikian, hakim juga tidak boleh
menerima janji, hadiah, hibah, pemberian, pinjaman atau manfaat yang lain secara rutin dari pemerintah daerah.
- Dalam hal Hakim mengalami konflik kepentingan dalam perkara yang sedang
disidangkan, baik karena salah satu pihak adalah keluarganya atau kuasanya adalah keluarganya atau ia pernah aktif di organisasi tersebut, maka ia wajib mengundurkan
diri dari pemeriksaan perkara.
c. Bagaimana prinsip Indonesia tentang menjaga martabat profesi ini bila dibandingkan dengan standar internasional lainnya?
i. Prinsip Bangalore:
Prinsip Bangalore tentang Integritas mewajibkan perilaku hakim “berada lebih tinggi dari kritik yang diberikan oleh mereka yang merasa memiliki dasar untuk
mengkritik Sdr. demi menguatkan keyakinan masyarakat terhadap integritas pengadilan.
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 107
Prinsip kepatutan sangat dekat hubungannya dengan prinsip integritas. Dalam prinsip ini, hakim wajib bersikap tindak sesuai dengan harkat dan martabat
lembaga kehakiman. Prinsip ini melihat bahwa semua hakim diperhatikan secara mendetil oleh anggota masyarakat dan oleh karena itu wajib menghindari
memperlihatkan perilaku yang tidak patut dalam aktifitas sehari-hari, termasuk dalam hal kehidupan pribadi. Seperti telah dijelaskan di dalam Prinsip-Prinsip
Bangalore, prinsip ini juga mencegah para hakim menerima suap atau hadiah, menyalahgunakan kehormatan lembaga peradilan dan berpraktek hukum saat
menjabat sebagai hakim. Kepatutan tidak tercakup di dalam kode perilaku hakim di banyak negara, namun perilaku-perilaku diatas dan sejenisnya tetap dengan
jelas dilarang untuk dilakukan.
ii. Asia:
Di Korea, seorang hakim dapat menulis, ceramah, mengajar, dan berbicara pada non-subjek hukum, dan terlibat dalam seni, olahraga, dan kegiatan sosial dan
rekreasi lainnya jika kegiatan hobi tersebut tidak mengurangi martabat kantor hakim atau mengganggu kinerja tugas peradilan hakim.
iii. Eropa:
Kode Perilaku Hakim di Polandia merupakan salah satu yang telah menyetujui prinsip ini, yang berbunyi: “hakim wajib memenuhi standar moral tertinggi baik
dalam hal perilaku yudisial maupun yang di luar itu.
iv. Amerika Serikat:
Adalah lazim bagi tokoh-tokoh lembaga peradilan yang terkemuka untuk memberikan kuliah dan pidato, ikut serta dalam konferensi-konferensi dan
seminar, menulis dan mengajar dan secara umum berkontribusi pada perdebatan tentang hal-hal yang menarik perhatian publik mengenai hukum, pelaksanaan
keadilan dan lembaga peradilan. Tujuan mereka adalah untuk meningkatkan
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 108
pemahaman terhadap profesional dan pemahaman umum mengenai permasalahan dan peranan pengadilan.
Canon 4: Pemisahan menyeluruh seorang hakim dari aktifitas-aktifitas ekstra yudisial tidaklah mungkin dan tidaklah pula bijak; hakim seharusnya tidak
menjadi terisolasi dari masyarakat di mana hakim tersebut tinggal. Sebagai seorang petugas pengadilan dan orang yang secara khusus mempelajari hukum,
seorang hakim memiliki posisi unik untuk berkontribusi pada hukum, sistem hukum, dan administrasi peradilan, termasuk merevisi hukum substantif dan
prosedural dan memperbaiki peradilan pidana dan remaja. Selama waktu mengizinkan dan sikap ketidakberpihakan hakim tidak terganggu
, hakim didorong untuk melakukannya, baik secara mandiri atau melalui organisasi
asosiasi, konferensi yudisial, atau lainnya.
6. Bertanggung Jawab