Teknik Membaca Cepat Kode Etik PP

BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 179 Di dalam bab sebelumnya, telah disinggung juga mengenai istilah asing yang digunakan dalam bahasa hukum. Di bawah ini beberapa istilah atau ungkapan yang perlu dipelajari untuk mendapatkan kesamaan pemahaman bagi pengguna hukum. Pelatihan dapat menggunakan glosari hukum definisi-definisi dalam peraturan perundang-undangan dan kamus hukum dipilih yang paling sesuai dengan sistem hukum yang dianut di Indonesia, sedangkan kamus hukum yang lain dapat dijadikan perbandinganpersandingan

3. Teknik Membaca Cepat

Seseorang mampu membaca bukan karena secara kebetulan atau didorong oleh inspirasi, tetapi karena diajari atau belajar sendiri dengan niat dan terus menerus. Membaca bukanlah kegiatan alamiah, tetapi seperangkat komponen yang dikuasai secara pribadi dan bertahap, yang kemudian terintegrasi dan menjadi otomatis. Membaca cepat merupakan keterampilan mengolah tuturan tertulis atau bacaan untuk memahami bacaan. Dalam proses pembelajaran biasanya seorang pembelajar merasakan nikmatnya membaca bukan hanya sebagai peristiwa pemecahan kode, tetapi lebih sebagai penerimaan pengetahuan dan kesenangan. Orang seperti itu akan tampil tenang dan matang karena memiliki berbagai pengalaman tambahan seperti, misalnya, bisa menikmati ceritera fiksi atau non-fiksi yang dibacanya. Seorang anak yang baru saja bisa membaca cepat, kemungkinan anak tersebut dapat menemukan kegembiraan dan hal ini sangat bergantung pada asuhan dan arahan para orang tua danatau guru. Tujuan tambahan pelajaran membaca adalah menciptakan anak yang gemar membaca. Biasanya hal ini dapat diransang dengan mempergunakan cerita. Karena cerita pasti menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Hal ini dapat dipahami dengan melihat bagaimana bersemangat mengisahkan pengalamannya dengan tuturan orang lain dalam perjalanan waktu berkembang menjadi kemampuan menyerap dan menganalisis pengalaman. Dalam era perkembangan teknologi yang cepat sekarang ini dan tuntutan kehidupan meningkat, pembaca tidak lagi hanya sebagai membawa kenikmatan, tetapi sebagai alat pencapai percepatan itu sendiri yakni wajib mengejar semua informasi yang tersedia. Ia harus memiliki keterampilan BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 180 mengumpulkan data dengan cepat sekaligus benar sehingga yang bersangkutan dituntut untuk membaca cepat dan hal ini menjadi utama. Soedarso, dalam bukunya Speed Reading Gramedia, cet. 11, 2004 mengatakan “metode speed reading merupakan semacam latihan untuk mengelola secara cepat proses penerimaan informasi”. buku ini buku wajib bagi peserta diklat. Seseorang akan dituntut untuk membedakan informasi yang diperlukan atau tidak dan informasi itu kemudian disimpan dalam otak. Speed reading juga merupakan keterampilan yang harus dipelajari agar mampu membaca lebih cepat. Tidak ada orang yang dapat membaca cepat karena bakat, untuk itu harus dipahami bahwa membaca cepat bukanlah melulu cepat memecah kode dan segera menyelesaikan sebuah buku. Membaca cepat adalah bagaimana kita dapat membaca dengan pemahaman yang lebih baik dalam waktu lebih cepat serta mengingatnya dengan baik pula. Sebagaimana dipahami bersama bahwa keterampilan membaca yang sesungguhnya bukan hanya sekedar kemampuan menyuarakan lambang tertulis dengan sebaik-baiknya namun lebih jauh adalah kemampuan memahami dari apa yang tertulis dengan tepat dan cepat. Untuk hasil yang demikian besar tentu diperlukan cara. Pendekatan yang pertama adalah mengetahui apa yang ingin kita kuasai. Dengan begitu, kita tidak membuang waktu membaca informasi yang tidak relevan dengan yang kita cari. Di antaranya dengan meyakini maksud atau tujuan, yang melahirkan fokus dan berdampak konsentrasi. Kesemua itu memerlukan teknik yang sering kali berbeda dari orang ke orang. Riris K. Toha Sarumpaet Gramedia, cet. 51, 2005 buku ini juga buku wajib bagi peserta diklat mengatakan bahwa: yang pertama berkaitan dengan jenis serta ketepatan kualitas penerangan dan yang kedua mengenai postur serta cara duduk bahkan penentuan jarak dan letak buku. Sambil melorot, melingkar, membungkuk, atau berbaring dan bersantai bukanlah cara yang tepat. Buku sebaiknya berada pada sudut 450 dari mata. Selain itu, Riris K. Toha Sarumpaet mengatakan bahwa ada empat cara atau alternatif membaca yaitu: 1 membaca kata perkata, baris demi baris, yang sangat berguna untuk membaca materi BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 181 yang sulit. 2 skimming, yaitu alinea pilihan atau baris pertama alinea. 3 scanning, yaitu memeriksa semua materi untuk mencari sesuatu yang khas misalnya nama atau angka. 4 membaca visual, mengejar kelompok kata dengan urutan mana suka. Cara ini cocok untuk memahami bacaan yang agak sulit serta yang mudah. Membaca cepat tentu saja bukanlah tujuan satu-satunya, tetapi kemudahanan pemahamanlah sebagai tujuan dalam membaca cepat. Speed reading adalah metode dan metode ini dapat mengangkat kita dalam labirin bacaan yang tak jelas di tengah banjir bahan bacaan saat ini. Speed reading bisa pula dikatakan mencari gizi dari sebuah bacaan. Soedarso mengatakan bahwa membaca cepat memiliki beberapa efek, yaitu: 1 Mencegah godaan setan membaca ulang atau regresi. Kerap kali kita melakukan itu. Entah disebabkan tidak percaya diri bahwa kalimat yang sudah kita lewati terlupa atau karena kebiasaan di bangku pendidikan yang selalu mentradisikan anak didiknya menghafal. Atau tiba-tiba muncul di benak yang membisikkan bahwa ada sesuatu yang tertinggal di belakang. Jadi membaca cepat membuat kita bisa berlari sekencang-kencangnya. 2 Membaca cepat adalah upaya melepas ketergantungan pada mendengar kata-kata yang di benak. Terkadang kita tak sadari walau dalam kondisi mulut terkatub kita masih bersedia mendengar bunyi yang menggema dalam pikiran. 3 Membaca cepat bisa melepaskan kita dari gerakan fisik yang tak perlu seperti menggerakkan kepala atau memakai jari atau memakai alat seperti lidi atau pensil mengikuti ke mana baris-baris melangkah. Dengan menggunakan teknik membaca cepat, peserta diharapkan dapat lebih efesien dalam menggunakan waktu dalam belajar. Data survei menunjukkan bahwa lima dari empat puluh peserta diklat yang telah mampu menggunakan pola speed reading dapat memahami suatu bacaan dengan sama baiknya dengan peserta diklat yang belum menguasai speed reading. Dengan pola pelatihan yang kontinu diharapkan para peserta diklat dapat membaca dengan kecepatan hingga 800 kata per menit tanpa menghilangkan makna bacaan. BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 182 Pengenalan ini menambah kecepatan karena konsentrasi pada format yang sudah hampir baku. Jadi kita tidak lagi mengharap-harap atau merisaukan yang tidak perlu, dari segi format atau sistematika memang membaca cepat dapat membantu penyelesaian pekerjaan. Untuk kecepatan yang kita kejar, kita kehilangan dan meninggalkan banyak kata serta beragam rasa dan nuansa. Oleh karena itu, harus tetap diingat penting dan perlunya membaca sebagai pembawa kenikmatan rohani, sebagai penyeimbang. Kita tidak mungkin sanggup bertahan hanya mengejar dan mengingat begitu banyak informasi tanpa menghayati dan menghidupinya. Oleh sebab itu, jangan lupa meninjau membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan. Sesuai dengan harapan tersebut, sekolah dasar berperan sangat penting karena sekolah dasar adalah wadah pertama penanaman segala keterampilan hidup, termasuk keterampilan membaca. Maka sekolah dasar perlu memasyarakatkan kegiatan membaca, terutama membaca cepat. Berbeda halnya dengan harapan di atas, proses belajar membaca yang diselenggarakan oleh pendidik saat ini hanya menekankan pada kemampuan siswa untuk membaca tanpa memandang keefektifan dan keefesienan proses membaca itu sendiri. Fakta ini akan mengakibatkan ketertinggalan siswa akan informasi yang berkembang dengan sangat cepat dan gencar. Soedarso lebih lanjut menjelaskan bahwa kemampuan membaca yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam suatu bacaan. Dalam hal ini gurudosenpengajar mempunyai peranan yang sangat besar untuk mengembangkan serta meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan dalam membaca. Usaha yang dapat dilakukan gurudosenpengajar di antaranya: 1 dapat menolong para peserta untuk memperkaya kosakata mereka dengan jalan memperkenalkan sinonim kata-kata, antonim, imbuhan, dan menjelaskan arti suatu kata abstrak dengan mempergunakan bahasa daerah atau bahasa ibu mereka; 2 dapat membantu peserta untuk memahami makna struktur-struktur kata, kalimat, dan disertai latihan seperlunya; dan 3 dapat meningkatkan kecepatan membaca peserta dengan menyuruh mereka membaca dalam hati, menghindari gerakan bibir, dan menjelaskan tujuan membaca. Seseorang yang dapat memahami suatu bacaan atau wacana, akan menemukan wujud skemata yang memberikan usulan yang memadai tentang suatu bacaan. Proses pemahaman suatu bacaan BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 183 adalah menemukan konfigurasi skemata yang menawarkan uraian yang memadai tentang suatu bacaan. Sampai sekarang konsep skema merupakan jalan yang paling memberikan harapan dari sudut wacana pada umumnya. Karena skemata merupakan bagian dari penyajian pengetahuan latar, luasnya pengetahuan, dan pengalaman pembaca merupakan salah satu dasar bagi kukuhnya rancangan yang menggunakan konsep skema. Soedarso mengatakan “kecepatan membacapun harus fleksibel”, artinya, kecepatan tidak harus selalu sama. Adakalanya kecepatan itu diperlambat dan hal itu tergantung pada bahan dan tujuan kita membaca. Kegunaan membaca cepat, dari Kementerian Pendidikan Nasional dikemukakan bahwa: 1 membaca cepat menghemat waktu; 2 membaca cepat menciptakan efesiensi; 3 semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk melakukan hal-hal rutin, maka semakin banyak waktu yang tersediauntuk mengerjakan hal penting lainnya; 4 membaca cepat memiliki nilai yang menyenangkanmenghibur; 5 membaca cepat memperluas cakrawala mental; 6 membaca cepat membantu berbicara secara efektif; 7 membaca cepat membantu dalam menghadapi ujian; 8 membaca cepat meningkatkan pemahaman; 9 membaca cepat menjamin untuk selalu mutakhir, dan 10 membaca cepat dapat dikatakan sebagai tonikum mental. Kementerian Pendidikan Nasional menyatakan bahwa faktor penghambat kecepatan membaca merupakan kebiasaan umum negatif yang lumrah terdapat pada pembaca yang biasa ataupun pembaca yang lambat, hal itu diakibatkan antara lain: 1 meneliti materi bacaan secara berlebihan dan melakukan subvokalisasi; 2 tidak berusaha mengurangi gangguan waktu dan interupsi; dan 3 membiarkan stres mengganggu disaat pembaca dihadapkan pada materi bacaan yang terlampau banyak ataupun membiarkan adanya kesulitan fisik lainnya yang berkaitan dengan membaca, seperti dyslexia. BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 184 Kebiasaan positif yang dapat menunjang peningkatan membaca cepat adalah kebiasaan positif yang harus dikembangkan atau perkuat dalam membaca antara lain: 1 meningkatkan motivasi; 2 meningkatkan konsentrasi; 3 meningkatkan daya ingat dan daya panggil ulang; 4 meningkatkan pemahaman. Kementerian Pendidikan Nasional menggariskan bahwa membaca cepat adalah sebuah keterampilan. Keberhasilan peserta dalam menguasai teknik ini sangat bergantung pada sikap peserta sendiri, tingkat keseriusan peserta, dan kesiapan untuk mencoba melatihkan teknik tersebut. Untuk itu peserta harus: 1 berkeinginan untuk memperbaiki dan 2 merasa yakin bahwa peserta akan dapat melakukan hal itu. Banyak ahli yang menawarkan berbagai teknikmetode agar seseorang mampu dan memiliki kemampuan membaca cepat. Salah satu di antaranya adalah metode yang dikenal dengan speed reading . Speed reading merupakan metode praktis, sederhana, dan terbaru yang akan mengantarkan seseorang kepada kemampuan membaca cepat yang maksimal. Peningkatan kemampuan membaca cepat dengan speed reading ditempuh dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1 pra-baca: a. menyiapkan stopwatch atau jam; b. menyampaikan tujuan membaca c. menyampaikan teknik dan mekanisme membaca; d. mengenalkan topikjudul bacaan; e. memfokuskan perhatian siswa pada judul untuk diinterpretasikan; f. menginventarisasi interpretasi siswa; g. siswa secara klasikal diberi bacaan wacana yang sama; dan h. perhatikan pada saat anda mulai membaca, catat waktunya. 2 saat baca: a. membaca teks BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 185 3 pasca baca: a. mencatat waktu selesai membaca b. menjawab pertanyaan; c. mengecek jawaban pertanyaan; d. menghitung berapa lama menit peserta menyelesaikan teks tersebut, lalu konversikan waktu membaca …menit,…detik, kemudian lihatlah ke dalam tabel kecepatan membaca; dan e. mengkonversikan tingkat pemahaman. Baca teks di bawah ini: “Ikatlah ilmu dengan menulisnya”, begitu kata Ali bin Abi Thalib. Menulis bisa membuka jendela informasi baru, menulis bisa mempercepat proses belajar Anda, menulis juga bisa menjadi pekerjaan yang menarik dan menghasilkan. Namun kenyataannya tidak semua orang bisa menulis. Dalam artikel ini, saya akan membahas lima langkah yang akan membantu Anda meningkatkan kemampuan menulis. Membaca harus selalu menjadi daftar aktivitas Anda yang pertama. Dengan membaca, artinya Anda mempunyai lebih banyak sumber, referensi, dan informasi untuk ditulis. Membaca di sini tidak berarti harus buku, koran, atau majalah tapi juga halaman-halaman di internet. Dalam membaca di internet biasakan juga untuk membaca link-link yang disarankan penulis. Baca juga komentar-komentar yang ada, walaupun sekilas, kadang mereka memberikan informasi tambahan. Gunakan fasilitas bookmark untuk menyimpan link-link menarik, siapa tahu salah satunya akan jadi referensi bagus untuk tulisan Anda. BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 186

4. Menulis Cepat