Berperilaku Arif dan Bijaksana

BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 92 memintamenerima, meminta atau menerima janji, hadiah, hibah, warisan, pemberian, penghargaan dan pinjaman atau fasilitas dari: a. Advokat; b. Penuntut; c. Orang yang sedang diadili; d. Pihak lain yang kemungkinan kuat akan diadili; e. Pihak yang memiliki kepentingan baik langsung maupun tidak langsung terhadap suatu perkara yang sedang diadili atau kemungkinan kuat akan diadili oleh Hakim yang bersangkutan yang secara wajar patut diduga bertujuan untuk mempengaruhi Hakim dalam menjalankan tugas peradilannya. Berlanjut pada angka 2 pada poin yang sama, yaitu mengenai larangan Hakim menyuruhmengizinkan pegawai pengadilan atau pihak lain yang dibawah pengaruh, petunjuk atau kewenangan Hakim yang bersangkutan atas hal yang sama seperti tersebut diatas. Untuk poin 2.3 mengenai penerimaan imbalan dan pengeluaran serta ganti rugi, dalam penerapannya dijelaskan mengenai kondisi seperti apa yang dibolehkan bagi Hakim untuk menerima imbalan dan atau kompensasi biaya untuk kegiatan ekstra yudisial; Sedangkan poin 2.4 mengenai pencatatan dan pelaporan gratifikasi dijelaskan dalam penerapannya diatur kewajiban Hakim melaporkan dan menyerahkan laporan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi KPK, Ketua Muda Pengawasan MA dan Ketua Komisi Yudisial dan untuk laporan kekayaan Hakim wajib menyerahkan kepada KPK.

3. Berperilaku Arif dan Bijaksana

Perhatikan artikel koran berikut ini: “Permohonan untuk izin untuk perawatan medis di Singapura ditolak oleh hakim panel pengadilan tipikor di Jakarta. Para hakim dengan sengaja menolak memberikan izin bagi untuk Syamsul Arifin, mantan Gubernur Sumatera Utara. ‘Berhati-hatilah dalam menyikapi hal ini’ kata Dani Sintara, Kepala Divisi BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 93 Advokasi, di Lembaga Konstitusi Lekons, mengingat jumlah kasus dugaan korupsi di Indonesia di mana tersangka lari ke Singapura ketika sakit, tetapi tidak kembali lagi ke tanah air . Tindakan ini hakim untuk tidak memberikan izin untuk Syamsul untuk pergi ke Singapura sangatlah bijaksana.... lanjutnya. Perilaku arif dan bijaksana disini artinya adalah mempertimbangkan dan melakukan penilaian terhadap konsekuensi-konsekuensi yang timbul dari tindakan yang Sdr. ambil. Yang berarti melindungi informasi yang Sdr. dengar dalam persidangan, memikirkan dengan seksama keputusan-keputusan dan antisipasi terhadap dampak dari tindakan yang kita ambil. Prinsip ini, sekali lagi, terkait dengan ketidakberpihakan dan dimulai dengan sikap menghormati pada para pihak dan integritas posisi kita sebagai hakim. Menurut Sdr., bagaimana masyarakat Indonesia mendefinisikan perilaku “arif dan bijaksana”? “Kemampuan untuk bertindak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, apakah itu norma-norma hukum, norma agama, adat atau etika, dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang berkaitan pada waktu tersebut, dan kemampuan untuk menilai konsekuensi dari tindakan seseorang .” - Hakim dalam membina kehidupan berumahtangga maupun bermasyarakatharus menyadari bahwa dirinya merupakan pejabat negara yang terikat dengan Kode Etik dan Pedoman Perilaku yang ketat. KE PPH tersebut tidak hanya mengikat dirinya tetapi juga mengikat semua keluarganya serta semua orang yang berada pada pengaruhnya. - Dalam upaya menghindari terjadinya KKN dapat saja Hakim mengarahkan anakanggota keluarganya untuk berprofesi selain Hakim, namun harus menempatkan pada tempatnya. Hakim tidak boleh mengizinkan rumah tinggalrumah dinas digunakan untuk menjalankan aktifitas profesi selain hakim meskipun terhadap anaknya sendiri. - Hakim merupakan silent corps sehingga membiasakan diri untuk tidak BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 94 mengomentari, membahas apapun mengenai masalah hukum karena semua pernyatannya dapat digunakan orang lain untuk mengajukan suatu tuntutan ke pengadilan. Dan hakim harus senantiasa menyerahkan kepada Humas untuk memberikan pernyataan apapun kepada masyarakat. - Hakim dapat menjalankan kegiatan ilmiah dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan hukum, baik dalam bentuk kuliah maupun temu ilmiah. Namun, dalam keadaan apapun, Hakim tidak boleh aktif menjadi pengurus suatu partai politik. Apa yang disebutkan dalam Kode Perilaku Hakim mengenai perilaku arif dan bijaksana? Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 047KMASKBIV2009 dan Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia No. 02SKBP.KYIV2009, dibawah bagian C. Pengaturan, angka 3 Berperilaku Arif Bijaksana, makna arif dan bijaksana yang dimaksud adalah sebagai berikut: Arif dan bijaksana bermakna mampu bertindak sesuai dengan norma-norma yang hidup dalam masyarakat baik norma-norma hukum, norma-norma keagamaan, kebiasaan- kebiasaan maupun kesusilaan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pada saat itu, serta mampu memperhitungkan akibat dari tindakannya. Perilaku yang arif dan bijaksana mendorong terbentuknya pribadi yang berwawasan luas, mempunyai tenggang rasa yang tinggi, bersikap hati-hati, sabar dan santun. Bagaimana prinsip Indonesia mengenai perilaku arif dan bijaksana ini dibandingkan dengan standar-standar internasional lainnya? a. Prinsip Bangalore: Informasi rahasia yang diperoleh hakim karena kapasitas yudisialnya tidak dapat digunakan atau diungkapkan oleh hakim yang bersangkutan untuk tujuan lain yang tidak berkaitan dengan tugas-tugas kehakimannya. BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 95 b. Asia: Kode Perilaku Hakim Filipina menyebutkan bahwa meskipun perkara di persidangan itu ditangani atau ada kemungkinan akan ditangani oleh hakim, maka hakim tersebut seharusnya tidak mengemukakan komentar apapun yang bisa diduga akan mempengaruhi persidangan atau mengganggu upaya penegakkan keadilan dalam proses yang dijalani. Hakim pun tidak seharusnya membuat komentar di hadapan publik atau hal-hal yang memiliki kemungkinan untuk berdampak pada persidangan atau orang lain atau suatu topik permasalahan. Kode Perilaku Hakim Singapura, dalam Peraturan 1.2.9., mengatur bahwa lembaga kehakiman menuntut hakim untuk bersikap tindak sedemikian rupa sehingga menciptakan rasa hormat, kagum dan rasa keyakinan dari masyarakat. c. Eropa: Di Italia, Pasal 18 dari Royal Legislative Decree No. 511 tertanggal 31 Mei 1946, mengatur bahwa “Seorang hakim wajib melaksanakan fungsi-fungsinya dengan sikap tidak berpihak dan tidak memilih. Ia harus senantiasa mempertimbangkan kepentingan lembaga kehakiman bahkan di luar kantor. Seorang hakim wajib bersikap tanpa cela dan senantiasa menghindari segala tindakan yang dapat merusak citra lembaga peradilan. Seseorang yang adalah bagian dari lembaga peradilan yang gagal dalam melaksanakan tugas- tugasnya, baik di dalam maupun di luar kantor, melakukan sesuatu yang membuatnya kehilangan kepercayaan dan martabat yang seharusnya ia junjung tinggi, atau siapapun yang merusak kehormatan lembaga peradilan, akan dihukum.” BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 96 d. Amerika Serikat: Seorang hakim harus menjaga diri dari opini-opini masyarakat mengenai perkara-perkara yang masih berjalan maupun perkara-perkara yang dapat diperkirakan akan diajukan di kemudian hari hingga penetapan disposisi akhir. Mengemukakan pendapat atas suatu perkara bukanlah merupakan peran seorang hakim dan dapat mempengaruhi hasil akhir dari perkara yang bersangkutan. Seorang hakim harus mengundurkan diri dari suatu persidangan jika dirasa ada alasan untuk meragukan ketidakberpihakannya.

4. Berperilaku Mandiri