BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 108
pemahaman terhadap profesional dan pemahaman umum mengenai permasalahan dan peranan pengadilan.
Canon 4: Pemisahan menyeluruh seorang hakim dari aktifitas-aktifitas ekstra yudisial tidaklah mungkin dan tidaklah pula bijak; hakim seharusnya tidak
menjadi terisolasi dari masyarakat di mana hakim tersebut tinggal. Sebagai seorang petugas pengadilan dan orang yang secara khusus mempelajari hukum,
seorang hakim memiliki posisi unik untuk berkontribusi pada hukum, sistem hukum, dan administrasi peradilan, termasuk merevisi hukum substantif dan
prosedural dan memperbaiki peradilan pidana dan remaja. Selama waktu mengizinkan dan sikap ketidakberpihakan hakim tidak terganggu
, hakim didorong untuk melakukannya, baik secara mandiri atau melalui organisasi
asosiasi, konferensi yudisial, atau lainnya.
6. Bertanggung Jawab
Di AS, terutama karena keinginan para pihak yang berperkara, diskualifikasi adalah salah satu daerah yang paling penting dan paling diperhatikan dalam hal perilaku hakim. Seorang hakim
yang secara sukarela menarik diri dari menyidangkan suatu perkara disebut mengundurkan diri. Standar dasar untuk diskualifikasi hakim adalah sesuatu yang bersifat objektif, Seorang
hakim harus mendiskualifikasi dirinya sendiri ketika ada alasan yang cukup untuk mempertanyakan sikap ketidakberpihakan hakim tersebut... Seorang hakim harus,
bagaimanapun juga, secara subyektif bebas dari bias. Kadang-kadang, ada suatu masalah timbul yang akan mendiskualifikasi setiap hakim yang
yang menjabat di pengadilan tempat masalah itu akan diselesaikan. Ketika fenomena ini terjadi, aturan keharusan mengatakan bahwa hakim tidak didiskualifikasi. Di luar dari
standar yang sudah umum, berbagai macam kategori khusus dapat dijadikan alasan yang menyebabkan seseorang untuk meragukan sikap ketidakberpihakan hakim. Tentu saja, bias
yang dimiliki seorang hakim dapat menjadi alasan untuk meragukan dan mempertanyakan sikap ketidakberpihakannya. Namun demikian, bias atau prasangka, hanya akan menjadi dasar
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 109
diskualifikasi saat bias tersebut adalah terhadap suatu pihak bukan terhadap aturan hukum yang mengatur kasus yang bersangkutan dan ketika bias terhadap pihak yang berasal dari
sumber di luar proses litigasi ini. Bias seorang hakim menyangkut aturan-aturan hukum yang berlaku tidaklah cukup untuk
menjadi dasar diskualifikasi. Hanya bias untuk atau terhadap para pihak yang bisa mendiskualifikasi. Ketika seorang hakim menjadi bias selama proses pengadilan berdasarkan
apa yang terjadi di dalam proses pengadilan itu, bias semacam ini tidak mendiskualifikasi. Hanya bias yang bersumber di luar prosedur hukum dalam hal inilah yang dapat
mendiskualifikasi. 1. Menurut Sdr., bagaimana masyarakat Indonesia mendefinisikan
“perilaku bertanggungjawab
”?
Hakim harus menyadari bahwa segala perbuatan manusia termasuk hakim harus dapat dipertanggungjawabkan secara yuridis, sosiologis dan filosofis. Tanggung jawab terbesar dan
terberat bagi hakim adalah mempertanggungjawabkan proses persidangan sampai dengan putusannya. Dalam mengadili perkara hakim harus mempertanggungjawabkan kepada :
masyarakat pencari keadilan, kepada Negara karena dirinya menjalankan salah satu kekuasaan Negara yaitu kekuasaan yudikatif dan yang lebih berat adalah mempertanggungjawabkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Kesediaan seseorang untuk melakukan yang terbaik dalam tugasnya sesuai dengan
kemampuannya dan keberanian untuk menerima konsekuensi dari tindakan dalam melakukan tugas dan menggunakan kewenangan yang dimilikinya
.” “Tercermin dalam semangatnya yang gigih dalam menegakkan keadilan dan kebenaran,
ketabahan dalam mencurahkan dirinya ke dalam profesi, dan keteguhan dalam penolakannya untuk menyalahgunakan kekuasaan yang telah dipercayakan kepadanya
.”
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 110
2. Apa yang disebutkan di dalam Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim mengenai perilaku bertanggungjawab ini?
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 047KMASKBIV2009 dan Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia No.
02SKBP.KYIV2009, dibawah bagian C. Pengaturan, angka 6 Bertanggungjawab, makna tanggung jawab adalah sebagai berikut:
Bertanggungjawab bermakna kesediaan dan keberanianuntuk melaksanakan sebaik- baiknya segala sesuatu yang menjadi wewenang dan tugasnya, serta memiliki keberanian
untuk menanggung segala akibat atas pelaksanaan wewenang dan tugasnya tersebut.
6.1 Penggunaan Predikat Jabatan Hakim harus menyadari, bahwa jabatan hakim bukan anugerah, tetapi amanah dari
Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu Hakim tidak boleh menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga atau kepentingan lain, kecuali semata-mata
untuk menegakkan hukum dan keadilan.
6.2 Penggunaan Informasi Peradilan Hakim sebelum menjalankan jabatannya telah mengucapkan sumpah jabatan akan
melaksanakan jabatannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hakim harus memahami tentang rahasia jabatannya, termasuk semua pekerjaan hakim
dalam mengadili perkara adalah mengandung rahasia, baik rahasia para pihak dan rahasia Negara. Oleh sebab itu hakim tidak boleh menggunaan Informasi Peradilan
dan dilarang mengungkapkan atau menggunakan informasi yang bersifat rahasia, yang didapat dalam kedudukan sebagai hakim, untuk tujuan yang tidak ada
hubungan dengan tugas-tugas peradilan.
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 111
7. Menjunjung Tinggi Harga Diri