BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 68
BAB 3 - SISTEM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PADA MA RI
TUJUAN HASIL BELAJAR A.
a. Peserta dapat mengidentifikasi pengertian pengawasan dan peranan pengawasan dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi secara keseluruhan bukan upaya mencari-cari
kesalahan b. Peserta dapat menjelaskan kompetensi Badan Pengawasan sebagai salah satu bagian
dalam struktur Mahkamah Agung yang memiliki kewenangan pengawasan c. Peserta dapat menjelaskan bentuk-bentuk dan sistem pengawasan yang dijalankan secara
internal d. Peserta dapat mengidentifikasi mekanisme pengawasan
URAIAN MATERI B.
Pokok bahasan ini menjelaskan tentang pengawasan yang dijalankan oleh Mahkamah Agung. Pengawasan ini sering disebut sebagai pengawasan internal. Materi yang diberikan pada
bagian ini diawali dengan penjelasan tentang konsep dasar pengawasan yang meliputi pengertian, fungsi, tujuan, prinsip, unsur-unsur dan macam-macam pengawasan. Materi
berikutnya adalah mengenai kompetensi Badan Pengawasan Mahkamah Agung Bawas. Pada bagian ini peserta dikenalkan dengan badan yang mempunyai kewenangan untuk
melakukan pengawasan internal pada Mahkamah Agung melalui penjelasan tentang sejarah, ruang lingkup atau organisasi Bawas dan ruang lingkup dan sasaran pengawasan oleh Bawas.
Pada bagian akhir, dijelaskan tentang mekanisme pengawasan yang terdiri dari proses kegiatan dan prosedur pengawasan, metode pengawasan, dan karakteristik pengawasan.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengawasan, peserta juga akan diberikan contoh-contoh pelaksanaan pengawasan.
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 69
Konsepsi Dasar Pengawasan Internal oleh Mahkamah Agung 1.
Pengawasan merupakan salah satu fungsi pokok dalam bidang manajemen. Pengawasan dalam manajemen bertujuan untuk menjaga dan mengendalikan agar tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dapat berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan rencana dan aturan yang berlaku. Mahkamah Agung MA sebagai pengadilan negara tertinggi mempunyai kekuasaan
untuk melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan, keuangan dan administrasi serta melakukan pengawasan terhadap tingkah laku para hakim dan aparatur
pengadilan pada empat lingkungan peradilan. Pedoman pengawasan ini diatur dalam Surat Keputusan Mahkamah Agung yang diterbitkan pada tanggal 24 Agustus 2006. Surat
keputusan tersebut adalah SK. KMA. No: 080KMASKVIII2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan di Lingkungan Lembaga Peradilan.
Pengawasan yang dilakukan oleh MA sering disebut dengan pengawasan internal yang merupakan bentuk pengawasan dari dalam lingkungan peradilan sendiri yang mencakup 2
dua jenis pengawasan yaitu pengawasan melekat dan pengawasan fungsional.
Pengawasan melekat adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus, dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya secara preventif dan
represif. Pengawasan melekat ini bertujuan agar pelaksanaan tugas bawahan berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan yang khusus ditunjuk untuk melaksanakan tugas tersebut dalam satuan kerja tersendiri yang
diperuntukkan untuk itu. Pada lingkungan peradilan, pengawasan fungsional ini dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pengawasan fungsional
terbagi ke dalam beberapa bentuk yaitu:
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 70
1. Pengawasan rutinreguler Pengawasan yang dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Mahkamah Agung terhadap
pengadilan tingkat banding, dan pengadian tingkat pertama secara rutin terhadap penyelenggaraan peradilan sesuai dengan kewenangan masing-masing.
2. Pengawasan keuangan Pemeriksaan terhadap penyelenggaraan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
serta danabantuan pihak ketiga yang sedang berjalan current audit, dan atau yang telah direalisasikan beserta neraca post audit yang meliputi audit ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan, audit keuangan dengan menggunakan standar akuntansi yang berlaku, dan audit operasional untuk melihat apakah pengelolaan
APBN dilakukan secara ekonomis, efisien, dan efektif. 3. Penanganan pengaduan
Rangkaian proses penanganan atas pengaduan yang ditujukan terhadap tingkah laku aparat peradilan dengan cara melakukan monitoring, dan atau observasi, dan atau
konfirmasi, dan atau klarifikasi, dan atau investigasi pemeriksaan untuk mengungkapkan benar tidaknya hal yang diadukan tersebut.
Tujuan dari pelaksanaan pengawasan tersebut adalah untuk dapat mengetahui kenyataan yang ada sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pimpinan Mahkamah Agung, dan atau
pimpinan pengadilan menentukan kebijakan dan tindakan yang diperlukan menyangkut pelaksanaan tugas pengadilan, tingkah laku aparat pengadilan dan kinerja pelayanan publik
pengadilan. Sementara itu, pengawasan yang dijalankan secara internal ini dimaksudkan untuk:
a. memperoleh informasi penyelenggaraan teknis peradilan, pengelolaan administrasi peradilan, dan pelaksanaan tugas umum peradilan apakah telah dilaksanakan sesuai
dengan rencana dan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau belum; b. memperoleh umpan balik bagi kebijaksanaan, perencanaan dan pelaksanaan tugas-
tugas peradilan;
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 71
c. mencegah terjadinya penyimpangan, mal administrasi, dan ketidakefisienan penyelenggaraan peradilan;
d. menilai kinerja.
Sedangkan mengenai fungsi pengawasan adalah: a. menjaga agar pelaksanaan tugas lembaga peradilan sesuai dengan rencana dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. mengendalikan agar administrasi peradilan dikelola secara tertib sebagaimana
mestinya, dan aparat peradilan melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. c. Menjamin terwujudnya pelayanan publik yang baik bagi para pencari keadilan yang
meliputi: kualitas putusan, waktu penyelesaian perkara yang cepat, dan biaya perkara yang murah atau terjangkau.
SK KMA. 080KMASKVIII2006 juga menjelaskan tentang prinsip-prinsip dalam pengawasan. Prinsip-prinsip tersebut meliputi: i independensi, ii objektifitas, iii
kompetensi, iv formalistik, v koordinasi, vi integrasi dan sinkronisasi, vii efisien, efektif dan ekonomis.
Sejarah Terbentuknya Badan Pengawasan MA 2.
Pada sekitar tahun 1980an barulah dirasakan pentingnya fungsi pengawasan dalam penyelenggaraan negara di Indonesia.
2
Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya : 1. Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan
2. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 Tentang Pembentukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP;
3. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989 Tentang Pedoman Pengawasan melekat.
2
Histrory Badan Pengawasan Mahkamah Agung, http:bawas.mahkamahagung.go.idweb_bawas?pg=19
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 72
Sampai dengan tahun 2001 fungsi pengawasan ini dilaksanakan oleh Mahkamah Agung dengan menunjuk Hakim Agung Penanggung jawab Pengawasan Wilayah, tanpa memiliki
struktur danUnit Pendukung.
Pada tahun 2001 atas usulan dari Mahkamah Agung RI dikeluarkanlah Surat Keputusan Presiden RI Nomor 131M Tahun 2001 tanggal 23 April 2001 Tentang Pengangkatan Ketua
Muda Mahkamah Agung RI Urusan Pengawasan dan Pembinaan. Jadi sejak tahun 2001 di Mahkamah Agung sudah ditunjuk seorang Hakim Agung yang ditugaskan untuk melakukan
pengawasan dan pembinaan yang merupakan salah satu fungsi dari Mahkamah Agung. Namun pelaksanaan tugas Ketua Muda Mahkamah Agung RI urusan Pengawasan dan
Pembinaan ini tidak dapat terlaksana secara maksimal karena tidak memiliki struktur dan tidak tersedianya Unit Pendukunguntuk membantu pelasanaan tugas-tugasnya.
Guna mengatasi kendala tersebut, Mahkamah Agung mengajukan konsep pembentukan unit Pengawasan dan Pembinaan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, konsep
tersebut dijadikan dasar oleh Menteri memberikan persetujuannya dengan Surat Nomor 156M.PANVI2002 tanggal 10 Juni 2002. Persetujuan tersebut oleh PaniteraSekretaris
Jenderal Mahkamah Agung RI ditindaklanjuti dengan pembentukan Unit Asisten Bidang Pengawasan dan Pembinaan Mahkamah Agung RI berdasarkan Surat Keputusan Panitera
Sekretaris Jenderal Mahkamah Agung RI Nomor: MAPANSEK013SK.VITahun 2002 tanggal 12 Juni 2002 Tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan PaniteraSekretaris Jenderal
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: MAPANSEK02SKTahun 1986 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan Sekretariat Jenderal Mahkamah Agung Republik
Indonesia. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut, dibentuklah struktur organisasi Asisten Bidang Pengawasan dan Pembinaan Mahkamah Agung RI yang terdiri atas:
1. Seorang Pejabat Struktural Eselon IIa selaku Asisten Bidang Pengawasan dan Pembinaan Mahkamah Agung RI Surat Keputusan PaniteraSekretaris Jenderal
Mahkamah Agung RI Nomor: UP.IV116PSJSK2003 tanggal 14 April 2003
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 73
Tentang Pengangkatan Para Pejabat Struktural Eselon II di Lingkungan Sekretariat Jenderal Mahkamah Agung RI.
2. Sembilan orang Hakim Tinggi PengawasPejabat Fungsional Pengawasan. 3. Tiga orang Pejabat Struktural Eselon III yaitu Kepala Bidang Peradilan Umum dan
Peradilan Tata Usaha Negara, Kepala Bidang Peradilan Agama dan Peradilan Militer dan Kepala Bidang Peradilan Mahkamah Agung.
4. Enam orang Pejabat Struktural Eselon IV yang masing-masing adalah Kepala Sub Bidang Peradilan Umum, Tata Usaha Negara, Agama, Militer, Mahkamah Agung
dan Tata Operasional. 5. Sebelas orang staf.
Asisten Bidang Pengawasan dan Pembinaan Mahkamah Agung RI Asbidwasbin secara struktural organisatoris berada di bawah PaniteraSekretaris Jenderal Mahkamah Agung RI
yang dalam pelaksanaan tugas berada di bawah koordinasi Ketua Muda Mahkamah Agung RI Urusan Pengawasan dan Pembinaan.
Dengan diundangkannya Undang- Undang Nomor 4 dan 5 Tahun 2004 maka organisasi, administrasi dan finansial seluruh badan peradilan berada di bawah kekuasaan Mahkamah
Agung, yang juga membawa dampak terhadap fungsi pengawasan Mahkamah Agung.
Pasal 46 Undang –Undang Nomor 4 Tahun 2004 memberikan tenggang waktu kepada
Mahkamah Agung paling lambat 12 bulan terhitung sejak undang –undang tersebut
diundangkan yaitu tanggal 15 Januari 2004 untuk menyusun organisasi dan tata kerja yang baru di lingkungan Mahkamah Agung.
Pasal 5 ayat 2 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2004 menentukan bahwa Wakil Ketua Mahkamah Agung sebagaimana dimaksud oleh ayat 1 terdiri atas Wakil Ketua Yudisial
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 74
dan Wakil Ketua Bidang Non-Yudisial. Pada ayat 5 ditentukan bahwa Wakil Ketua Bidang Non-Yudisial membawahi Ketua Muda Pembinaan dan Ketua Muda Pengawasan.
Selanjutnya Pasal 25 ayat 1 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2004 menentukan bahwa pada Mahkamah Agung ditetapkan adanya Sekretariat yang dipimpin oleh seorang Sekretaris
Mahkamah Agung. Pada ayat 3 ditentukan bahwa pada Sekretariat Mahkamah Agung dibentuk beberapa Direktorat Jenderal dan Badan yang dipimpin oleh beberapa Direktur
Jenderal dan Kepala Badan. Dan sejak saat itu terdapat Badan yang bertugas untuk melakukan Pengawasan Fungsional di Mahkamah Agung RI dan seluruh Badan Peradilan di bawahnya
dengan nama “Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI“. Ketentuan undang-undang ini ditindaklanjuti dengan pembentukan Perpres No. 13 Tahun 2005 tentang Kesekretariatan MA
dan Perpres No. 14 Tahun 2005 tentang Kepaniteraan MA. Perpres ini kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Ketua Mahkamah Agung No. KMA018SKIII2006
tanggal 14 Maret 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan MA dn Keputusan Sekretaris MA No. MASEK07SKIII2006 tanggal 13 Maret 2006 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat MA.
Tugas dan Fungsi Badan Pengawasan Mahkamah Agung 3.
Untuk menjalankan fungsi pengawasan dalam organisasi, Mahkamah Agung membentuk unit khusus tahun 2004. Unit khusus tersebut adalah Badan Pengawasan Mahkamah Agung
Bawas MA. Bawas MA mempunyai tugas membantu Sekretaris Mahkamah Agung dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Mahkamah Agung dan
pengadilan di semua lingkungan peradilan di bawahnya. Sedangkan fungsi Bawas MA adalah
:
A. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Mahkamah Agung dan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan di
bawahnya
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 75
B. Pelaksanaan Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Mahkamah Agung dan Pengadilan di semua lingkungan Peradilan di bawahnya sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; C. Pelaksanaan administrasi Badan Pengawasan.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya tersebut Bawas MA mempunyai visi terwujudnya aparatur peradilan yang bersih dan berwibawa. Visi tersebut dicapai oleh Bawas melalui misi,
yaitu: 1. Mengoptimalkan pengawasan melekat dan mengintensifkan pengawasan fungsional;
2. Meningkatkan profesionalisme aparat Badan Pengawasan dan peradilan Tingkat Banding di bidang pengawasan.
3. Terwujudnya fungsi Pengawasan yang efektif dan efisien di lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya.
4. Terwujudnya aparatur yang profesional, bersih, netral, bertanggung jawab dan berorientasi pada pelayanan masyarakat.
Ruang lingkup pengawasan yang diatur dalam SK KMA. 080KMASKIII2006 dapat dilihat dalam bagan di bawah:
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 76
Bagan 1. Ruang Lingkup Pengawasan
Kemudian khusus untuk penanganan pengaduan dilengkapi dengan Surat Keputusan KMA No. 076KMASKVI2009 tanggal 4 Juni 2009. Selanjutnya dimuat dalam Buku IV Edisi
Revisi Tahun 2009 yang dikenal dengan nama “buku hitam”.
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 77
Prosedur Pengawasan RutinReguler, Pengawasan Keuangan dan Penanganan 4.
Pengaduan
Tiga bentuk pengawasan yang meliputi pengawasan rutinreguler, pengawasan keuangan dan penanganan pengaduan memiliki alur atau prosedur masing-masing. Pada bagian berikut ini
akan ditampilkan prosedur atau alur dari tiap-tiap pengawasan. Bagan tersebut hanya menggambarkan prosedur pengawasan secara umum. Prosedur pengawasan secara lebih rinci
dapat dibaca dalam Buku IV Edisi Revisi 2009 tentang Tata Laksana Pengawasan Peradilan, sebagai berikut:
1. Prosedur Pengawasan Rutin lebih lengkap lihat Buku IV edisi Revisi 2009 - hal. 15- 23
2. Prosedur Pengawasan Keuangan lebih lengkap lihat Buku IV edisi Revisi 2009 - hal. 25-40
3. Prosedur Penanganan Pengaduan lebih lengkap lihat Buku IV edisi Revisi 2009 - hal. 1175-1192
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 78
Bagan 2. Alur Pelaksanaan Pengawasan RutinReguler berdasarkan SK. KMA. No: 080KMASKVIII2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengawasan di Lingkungan Lembaga Peradilan
1. Penentuan Objek Pengawasan
2. Persiapan pelaksanaan
Pengawasan
3. Pelaksanaan pengawasan
4. Pembuatan lembar temuan dan
penandatanganan kontrak kinerja
5. eksposklarifikasi 6. Pembuatan
laporan Hasil Pemeriksaan
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 79
Bagan 3. Alur Pengawasan Keuangan berdasarkan SK. KMA. No: 080KMASKVIII2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengawasan di Lingkungan Lembaga Peradilan
Penentuan Objek Pemeriksaan dan
Persiapan Pemeriksaan
Pertemuan Awal
Penutupan KAS
Pengujian Perhitungan
Keuangan Pemeriksaan
Pencatatan Data Umum Objek
Pemeriksaan Pemeriksaan
Pengendalian Keuangan
Pemeriksaan Penatausahaan
Keuangan Pemeriksaan
Penerimaan Anggaran
Pemeriksaan Penerimaan Negara
Pemeriksaan Pengeluaran
Pemeriksaan Pertanggungjawaban
Keuangan
Pemeriksaan Pembuatan Daftar
Realisasi Keuangan
Penyusunan Kertas Kerja Pemeriksaan
Menginventarisir Temuan Hasil Pemeriksaan dan
DokumenBukti Pendukung
Perikiraan Temuan Pemeriksaan
Pertemuan Akhir Pelaporan
Pemeriksaan Keuangan
Pemantauan Tindak Lanjut
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 80
Bagan 4. Alur Penanganan Pengaduan berdasarkan SK KMA No. 076KMASKVII2009 tentang Pedoman Pelaksanaan
Penanganan Pengaduan di Lingkungan Lembaga Peradilan
BadanLembaga eksternal yang melakukan Pengawasan terhadap Mahkamah 5.
Agung
Selain pengawasan internal yang dilalukan sendiri oleh Mahkamah Agung, terdapat juga sistem pengawasan yang dilakukan oleh lembaga atau badan di luar Mahkamah Agung.
Masing-masing badanlembaga pengawas tersebut mempunyai ruang lingkup pengawasan yang berbeda-beda. Badanlembaga pengawas eksternal yang dimaksud adalah:
Penerimaan dan Pendaftaran
Pengaduan Pencatatan di
Pengadilan Tingkat Banding dan
Bawas MA
Penelaahan Awal
Penyaluran Pengaduan
Pembentukan Tim Pemeriksa
Survey Pendahuluan
Penyusunan Rencana
Pemeriksaan Memeriksa
Pelapor Memeriksa Pihak-
Pihak Lain Yang Terkait
Memeriksa Pihak Terlapor
Memeriksa Pihak Lain yang Diajukan
oleh Pihak Terlapor
Memeriksa Surat- surat dan
Dokumen Mengkonfrontir
Pelapor dengan terlapor bila
diperlukan Melakukan
Pemeriksaan Lapangan apabila
diperlukan Penyusunan
Laporan Bentuk Berita Acara
Pemeriksaan
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 81
Nama Tugas
Dasar Hukum
Komisi Yudisial
wewenang tertentu dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim UU No. 22 Tahun 2004
tentang Komisi Yudisial
Badan Pemeriksa
Keuangan memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara UU No. 15 tahun 2006
tentang Badan Pemeriksa Keuangan
Ombudsman mengawasi penyelenggaraan pelayanan
publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan
termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik
Daerah, serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas
menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara danatau anggaran
pendapatan dan belanja daerah. UU No. 37 tahun 2008
tentang Ombudsman Republik Indonesia
Masyarakat Dapat melaporkan informasi atau indikasi
terjadinya penyalahgunaan wewenang, penyimpangan atau pelanggaran perilaku
yang dilakukan oleh aparat pengadilan SK KMA No.
076KMASKVII2009 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penanganan Pengaduan
di Lingkungan Lembaga Peradilan
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 82
AKTIVITAS C.
SUMBER-SUMBER D.
Pada daftar di bawah ini dapat dilihat uraian bahan bacaan terkait setiap sub pokok bahasan yang akan disampaikan oleh pemberi materi. Untuk memudahkan proses pembelajaran,
bahan-bahan bacaan yang ada dalam daftar ini telah disediakan pada bagian lampiran dalam bahan ajar ini.
AKTIVITAS WAKTU
Peserta mendengarkan ceramah tentang sistem pengawasan Panitera Pengganti
15 menit
Lembar Tugas 4 - Diskusi Kelompok Peran Pengawasan dalam Mengoptimalkan Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi Panitera Pengganti
60 menit
Kesimpulan oleh Fasilitator 15 menit
TOTAL 90 Menit
Materi Bahan Bacaan
- Pengertian pengawasan
- Fungsi pengawasan
- Tujuan pengawasan
- Prinsip Pengawasan
- Unsur-unsur pengawasan
- Macam-macam Pengawasan
- Keputusan Ketua MA RI No:
KMA080SKVIII2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan di Lingkungan
Lembaga Peradilan. -
Lampiran I Keputusan Ketua MA RI No: KMA080SKVIII2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengawasan di Lingkungan Lembaga Peradilan. Buku IV, Hal. 7-14
- Buku Manajemen Pengawasan Peradilan Amran
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 83
Suadi -
Badri Munir Sukoco, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, Airlangga, Jakarta, 2007.
Bab IV. Hal. 128. -
Malayu SP Hasibuan, Manajemen Dasar; Pengertian dan Masalah. Bab II. Hal. 241.
- Sejarah Badan Pengawas
- Ruang lingkup Bawas
- Ruang lingkup dan sasaran
pengawasan -
Peranan Pengawasan Internal dalam Mewujudkan Badan Peradilan yang Agung, Paparan Tuada
Pengawasan dalam Rakernas oleh Hatta Ali. Hal. 1-10
- Diktat Pengawasan Oleh Ansyahrul
- Buku Manajemen Pengawasan Peradilan oleh
Amran Suadi -
SK MA No. 080SKVIII2006 Buku IV, Hal. 15-40
- Perpres No. 13 Tahun 2005 tentang Sekretariat
Mahkamah Agung -
Sistem pengendali diri -
Pengawasan melekat -
Pengawasan fungsional yang meliputi pengawasan reguler,
monitoring, penanganan pengaduan dan review keuangan
- Sistem pendelegasian wewenang
pengawasan -
Pengawasan atau audit kinerja -
Diktat Pengawasan oleh Ansyahrul -
Buku Manajemen Pengawasan Peradilan oleh Amran Suadi
- SK MA NO. 076SK2009
- SK MA No. 080SKMA2006
- Inpres No. 1 Tahun 1989 tentang Pengawasan
Melekat -
Keputusan Menpan tentang Reformasi Birokrasi -
Penyebarluasan Sistem Pengawasan Menurut Ajaran Agama yang diterbitkan oleh Departemen
Agama -
Proses kegiatan dan prosedur -
Lampiran I Keputusan Ketua MA RI No:
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 84
pengawasan -
Metode pengawasan -
Karakteristik pengawasan efektif -
Kasus-kasus pelaksanaan pengawasan
KMA080SKVIII2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan di Lingkungan
Lembaga Peradilan. -
Laporan Tahunan MA tentang Pelaksanaan Pengawasan
- Data Tabulasi Pelaksanaan Pengawasan
- Buku Manajemen Pengawasan Peradilan oleh
Amran Suadi -
Pengenalan terhadap pengawas BPK, Ombudsman dan
masyarakat -
UU No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
- UU No. 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman RI
- SK KMA 0762009 tentang Pedoman
Penanganan Pengaduan Di Lingungan Lembaga Peradilan. Buku IV, Hal. 1175-1193
- SK KMA 144KMASKVIII2007 tentang
Keterbukaan Informasi di Pengadilan
BAHAN AJAR DIKLAT CALON PANITERA PENGGANTI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM | 85
BAB 4 - IMPLEMENTASI KODE ETIK PEDOMAN PERILAKU HAKIM