91
reformasi birokrasi saat ini, maka kebijakan instansi sedang berusaha untuk menuju sistem penempatan yang lebih baik dengan adanya perencanaan
kebutuhan yang berdasarkan analisis beban kerja dan analisis jabatan yang sesuai dengan kebutuhan instansi. Untuk melakukan pengadaan pegawai,
maka perencanaan akan disesuaikan dengan uraian jabatan dan persyaratan jabatan agar nantinya penempatan pegawai juga akan sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki oleh pegawai.
5.5. Gambaran Kesesuaian Sikap Pegawai Dalam Penempatan Kerja
Berdasarkan hasil analisis univariat mengenai gambaran kesesuaian sikap pegawai, berikut adalah tingkat jawaban responden terhadap gambaran
kesesuaian sikap pegawai dalam penempatan kerja pegawai di Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI:
Tabel 5.6 Gambaran Kesesuaian Sikap Dalam Penempatan Kerja Pegawai di
Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI Tahun 2014
Variabel Tingkat Jawaban Responden
Rata- Rata
Skor Sangat
Sesuai Sesuai
Kurang Sesuai
Tidak Sesuai
n n
n n
Kesesuaian Sikap
124 19
478 71
62 9
8 1
3,06
92
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa rata-rata skor tingkat kesetujuan responden terhadap seluruh item pertanyaan untuk variabel
kesesuaian sikap adalah sebesar 3,06. Angka ini lebih besar dari dan mendekati angka 3,00 skor untuk pilihan jawaban cocoksetujusesuai, yang
menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI menyatakan setuju terhadap seluruh item pertanyaan yang
berkaitan dengan kesesuaian sikap dalam penempatan kerja mereka. Hasil ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pegawai instansi tersebut memiliki
persepsi bahwa penempatan kerja mereka sudah sesuai dengan sikap kerja mereka. Namun demikian, masih banyak diantara pegawai yang merasakan
adanya ketidaksesuaian antara sikap kerja dengan penempatan kerja mereka yaitu sebesar 10.
5.6. Gambaran Kinerja Pegawai
Berdasarkan hasil analisis univariat mengenai gambaran kinerja pegawai, dapat diketahui bahwa tingkat jawaban responden mengenai kinerja
pegawai di Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI adalah sebagai berikut :
93
Tabel 5.7 Gambaran Kinerja Pegawai di Sekditjen Bina Gizi dan KIA
Kemenkes RI Tahun 2014
Variabel Tingkat Jawaban Responden
Rata- Rata
Skor Sangat
Sesuai Sesuai
Kurang Sesuai
Tidak Sesuai
n n
n n
Kuantitas hasil kerja
9 10,7
62 73,8
11 13,1
2 2,4
3,0 Kualitas hasil
kerja 9
10,7 64
76,1 10
12 1
1,2
Ketepatan waktu penyelesaian
pekerjaan 12
14,3 54
64,3 18
21,4
Gambaran Kinerja Pegawai
66 16
300 71
51 12
3 1
Berdasarkan tabel 5.7 diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata skor tingkat kesetujuan responden terhadap seluruh item pertanyaan untuk variabel
kinerja pegawai adalah sebesar 3,0. Angka ini lebih besar dari dan mendekati angka 3,00 skor untuk pilihan jawaban cocoksetujusesuai, yang
menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI menyatakan setuju terhadap seluruh item pertanyaan yang
berkaitan dengan kesesuaian kinerja mereka dengan targetstandar kerja yang direncanakan. Hasil ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pegawai
instansi tersebut memiliki persepsi bahwa kinerja mereka sudah sesuai
94
dengan targetstandar kerja yang direncanakan. Namun demikian, masih banyak diantara pegawai yang merasakan adanya ketidaksesuaian kinerja
yang mereka lakukan dengan targetstandar kerja yang direncanakan yaitu sebesar 13 pegawai.
Hasil analisis data kuantitatif tersebut, sesuai dengan hasil wawancara mendalam kepada seluruh Kepala Bagian di Sekditjen Bina Gizi dan KIA
Kemenkes RI mengenai kondisi kinerja pegawai saat ini. Sebagian besar informan mengatakan bahwa saat ini sebagian besar kinerja pegawai di
bagiannya telah memiliki kinerja yang secara umum sudah cukup baik dan sesuai dengan yang direncanakantarget berdasarkan dari aspek kuantitas dan
kualitas hasil kerjanya. Berikut adalah kutipan langsung dari beberapa informan:
Informan 1 : “Saat ini yang dikerjakan sudah sesuai dengan
rencana, kinerja yang ditargetkan sudah sesuai rel...... ”
Informan 2 : “Secara keseluruhan sudah cukup baik dan sudah
sesuai target karena adanya sistem SKP, apalagi kan dalam penyelesaian produk-produk yang kita hasilkan juga sudah disertifikasi ISO, jadi untuk
kualitas kerja dan kuantitas hasil kerja sudah cukup baik ”
Informan 3 : “Secara umum sudah baik, baik dari segi kualitas dan
kuantitas hasil kerja. Di bagian keuangan itu sendiri juga dikelilingi oleh banyak peraturan yang menetapkan sanksi teguran maupun denda, hal
tersebut itu bagus untuk memacu kinerja pegawai untuk dapat selalu sesuai
95
dengan targetperencanaan dan dapat termotivasi untuk selalu berusaha memenuhi ketentuan
yang ada”
Namun adapula informan yang mengatakan bahwa kinerja pegawai di bagiannya memiliki kinerja yang beragam, ada yang sudah cukup baik dan
ada yang belum baik. Namun untuk kuantitas dan kualitas hasil kerjanya sudah cukup sesuai dengan yang direncanakantarget. Berikut adalah kutipan
langsung dari informan tersebut: Informan 4 :
“Kinerja pegawainya ada yang bagus, ada yang rajin, namun ada juga yang kurang bagus, ada yang harus dikejar-kejar dulu
baru mengerjakan tugasnya, namun adapula yang sudah mengetahui tanggung jawabnya untuk mengerjakan tugasnya, jadi bisa dikatakan setiap
pegawai memiliki kinerja yang berbeda. Untuk kinerja dalam aspek kuantitas dan kualitasnya pada setiap pelaporan biasanya sudah cukup
sesuai”
Selain aspek kuantitas dan kualitas hasil kerja, kinerja juga diukur dari aspek ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan. Beberapa informan
mengatakan bahwa kinerja pegawai di bagiannya telah memiliki kinerja yang secara umum sudah cukup baik dan sesuai dengan yang direncanakantarget
berdasarkan dari aspek ketepatan waktu dalam penyelesaian tugas. Berikut adalah kutipan langsung dari beberapa informan:
Informan 2 : “.......Untuk ketepatan waktu dalam penyelesaian
pekerjaan secara umum sudah cukup baik, namun ada juga beberapa yang
96
mungkin mengalami hambatan jadi belum sesuai deadline. Namun dengan adanya ISO ya pelayanan sudah cukup meningkat, darisitu bisa kita liat
sudah cukup baik. ....... ”
Informan 3 : “Secara umum sudah baik, dari segi ketepatan waktu
dalam penyelesaian pekerjaan. Di bagian keuangan itu sendiri juga dikelilingi oleh banyak peraturan yang menetapkan sanksi teguran maupun
denda, hal tersebut itu bagus untuk memacu kinerja pegawai untuk dapat selalu sesuai dengan targetperencanaan dan dapat termotivasi untuk selalu
berusaha memenuhi ketentuan yang ada”
Namun adapula informan yang mengatakan bahwa kinerja pegawai di bagiannya memiliki kinerja yang beragam, ada yang sudah cukup baik dan
ada yang belum baik. Namun untuk aspek ketepatan waktu dalam penyelesaian
pekerjaannya sudah
cukup sesuai
dengan yang
direncanakantarget. Berikut adalah kutipan langsung dari informan tersebut: Informan 4 :
“Kinerja pegawainya ada yang bagus, ada yang rajin, namun ada juga yang kurang bagus, ada yang harus dikejar-kejar dulu
baru mengerjakan tugasnya, namun adapula yang sudah mengetahui tanggung jawabnya untuk mengerjakan tugasnya, jadi bisa dikatakan setiap
pegawai memiliki kinerja yang berbeda. Untuk kinerja dalam aspek ketepatan waktu, kalau kami sudah punya sequence waktu jadi apabila ada
dea dlinenya kami pasti tepat waktu”
97
Informan 1 : “Relatif, ada juga yang molor, mangkir dan banyak
juga yang tepat waktu. Secara umum, mungkin kurang lebih 25 itu kurang tepat waktu, 25 sedang, dan 50 sudah tepat waktu. Jadi masih
ada yang belum tepat waktu artinya mangkir.......... ”
Berdasarkan hasil analisis data kuantitatif dan kualitatif, dapat diketahui bahwa sebagian besar pegawai telah memiliki kinerja yang baik meskipun
masih ada juga pegawai yang memiliki kinerja yang kurang sesuai dengan yang diharapkan instansi.
5.7. Pengaruh Kesesuaian Pengetahuan Dalam Penempatan Kerja Terhadap