160
penempatan pegawai sudah baik, sangat besar kemungkinan kinerja para pegawai pun akan memuaskan.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Schuler dan Jackson 1997 yang menyatakan penempatan adalah
pencocokan seseorang dengan jabatan yang akan dipegangnya, berdasarkan pada kebutuhan jabatan dan pengetahuan, keterampilan, kemampuan,
preferensi, dan kepribadian karyawan tersebut. Dari teori tersebut menunjukkan bahwa perusahaan harus tepat dalam menempatkan karyawan
serta mencocokan minat dan keterampilan karyawan agar mampu dalam menopang segala yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan demikian, hasil
penelitian ini sesuai dengan teori yang digunakan sebagai acuan dan sesuai pula dengan hasil-hasil penelitian yang relevan.
6.10 Pengaruh Penempatan Kerja Berdasarkan Kesesuaian Keterampilan
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa variabel kesesuaian keterampilan dalam penempatan kerja dapat mempengaruhi kinerja pegawai
dan pengaruh dari variabel kesesuaian keterampilan kuat terhadap variabel
kinerja pegawai. Hal tersebut menjelaskan bahwa semakin baik kesesuaian antara keterampilan yang dimiliki seorang pegawai dengan bidang pekerjaan
yang dibebankan kepadanya akan semakin baik pula kinerja pegawai yang bersangkutan. Kesesuaian keterampilan yang dimiliki oleh seorang pegawai
161
dengan kualifikasi pekerjaan yang ditempati, dapat dilihat dari indikator- indikator seperti kesesuaian antara keterampilan teknis, hubungan
kemanusiaan, dan keterampilan konseptual yang dimiliki pegawai dengan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Semakin baik kesesuaian antara keterampilan teknis dan keterampilan konseptual yang dimiliki seorang pegawai dengan bidang pekerjaan yang
dibebankan kepadanya akan semakin baik pula kinerja pegawai yang bersangkutan. Demikian pula halnya dengan keterampilan hubungan
kemanusiaan yang dimiliki oleh seorang karyawan juga akan mempengaruhi kinerja pegawai. Semakin baik keterampilan hubungan kemanusiaan pegawai
dalam bergaul maupun berkomunikasi dengan pegawai lainnya, maka akan membantu kelancaran tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Hal
tersebut menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesesuaian keterampilan kerja dengan kinerja pegawai di Sekretariat
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI. Hasil tersebut mendukung pendapat bahwa penempatan pegawai pada
bidang tertentu hendaknya mempertimbangkan beberapa hal sehingga pegawai yang terpilih adalah mereka yang memiliki kualifikasi yang baik.
Kesesuaian antara kualifikasi yang dimiliki pegawai dengan bidang tugasnya akan meningkatkan kinerjanya, sehingga roda organisasi akan berjalan
dengan baik. Penempatan pegawai pada suatu bidang pekerjaan dengan mempertimbangkan kesesuaian pengetahuan, kesesuaian keterampilan dan
162
kesesuaian sikap dari pegawai yang bersangkutan merupakan hal yang sangat penting untuk menghasilkan kinerja yang diinginkan.
Dengan adanya kesesuaian keterampilan dalam penempatan kerja, maka diharapkan pegawai akan lebih mudah dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Keterampilan skill merupakan suatu kompetensi yang diperlihatkan dalam kinerja melalui perilaku yang dapat diamati, atau dengan kata lain
keterampilan adalah suatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya, misalnya dengan keterampilan dapat
memanfaatkan alat bantu, maka pegawai akan mampu menyelesaikan tugas yang diberikan secara relatif lebih cepat.
Kemudian, adapula keterampilan hubungan kemanusiaan yang juga sangat menunjang kinerja pegawai di Sekditjen Bina Gizi dan KIA, karena
dengan kemampuan ini, karyawan mampu menjalin kerja sama yang baik dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan adanya keterampilan hubungan
kemanusiaan maka apabila pegawai mengalami kesulitan dalam melakukan tugas atau pekerjaan yang diberikan kepadanya, pegawai tersebut dapat
dengan mudah meminta bantuan kepada karyawan lain yang lebih menguasai cara mengerjakan tugaspekerjaan tersebut.
Selain itu, adapula keterampilan konseptual yang juga sangat membantu pegawai dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang dibebankan
kepadanya. Keterampilan secara konseptual perlu dimiliki karyawan sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing. Dengan adanya keterampilan secara
konseptual, karyawan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik
163
melalui strategi-strategi yang kreatif dan hal ini akan berdampak pada kinerjaprestasi kerja karyawan.
Adanya keterkaitan antara kesesuaian pengetahuan dan keterampilan dengan kinerja pegawai juga diperkuat oleh pendapat Siagian 2009 yang
menyatakan bahwa dalam kehidupan organisasional, pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam melaksanakan tugas merupakan modal yang
amat besar. Kepercayaan pada diri sendiri perlu ditanamkan dalam organisasi. Karena hal ini akan berpengaruh pada kinerja pegawai. Mutu pekerjaan juga
berhubungan dengan pendidikan dan kecerdasan dimana peningkatan pendidikan dan kecerdasan meningkatkan cara berpikir secara kritis sehingga
lebih mampu mengekspresikan keinginan menurut persepsi yang harus dipenuhi.
Kemudian, didukung pula oleh pendapat Robbins 2008 yang mengatakan bahwa semakin baik pengetahuan dan keterampilan kerja
seorang pegawai, maka kemampuan kerjanya juga semakin baik. Kemampuan merujuk ke kapasitas individu untuk melaksanakan tugas dalam
bidang pekerjaan tertentu. Semakin baik keterampilan seorang pegawai akan semakin tinggi pula kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Pekerjaan
membebankan tuntutan-tuntutan berbeda kepada pelaku untuk menggunakan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penempatan kerja yang sesuai
dengan keterampilan yang dimiliki pegawai sangat penting dalam kelancaran pelaksanaaan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
164
Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Soares 2010 yang menemukan hasil bahwa penempatan, berpengaruh signifikan
terhadap motivasi dan kinerja karyawan. Selain itu, adapula penelitian lain yang dilakukan oleh Eduard L. Pessiwarissa dalam jurnal aplikasi manajemen
2008, Andri Latif Asikin Mansoer 2009, T.Murad 2012, Asri Nur Fadillah, dkk, Diana Prihartini 2012, serta Athkan,dkk 2013 yang
menemukan bahwa kesesuaian penempatan kerja yang meliputi kesesuaian pengetahuan, keterampilan dan sikap pegawai berhubungan positif dan
memiliki pengaruh yang kuat terhadap prestasi kerja pegawai. Hasil penelitian tersebut didukung pula oleh pendapat Menurut
Komaruddin yang dikutip oleh Suwatno 2001, yang menjelaskan bahwa penempatan pekerjaan karyawan pada jabatan yang tepat akan berdampak
pada setiap karyawan, mereka dapat bertugas dengan efisien, dapat mengembangkan diri untuk berprestasi dan merasa puas. Kemudian menurut
Yana Octaria 2000 dalam Murad 2012, menjelaskan bahwa penempatan karyawan yang tepat merupakan salah satu cara yang menunjang kearah
terciptanya prestasi, sehingga hal ini dapat mencapai tujuan perusahaan karena didapatnya orang-orang yang tepat, dimana orang-orang tersebut dapat
memenuhi kebutuhan masa sekarang dan masa akan datang perusahaan serta meningkatkan kinerja di masa yang akan datang.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Hasibuan 2006 yang menyatakan bahwa prinsip penempatan harus dilaksanakan secara konsekuen supaya
seorang pekerja bekerja sesuai dengan spesialisasinyakeahliannya masing-
165
masing. Dengan penempatan yang sesuai dan tepat ini maka gairah kerja, mental kerja, dan prestasi kerja mencapai hasil yang optimal bahkan
kreativitas serta prakarsa karyawan dapat berkembang. Penempatan yang sesuai dan tepat merupakan motivasi yang akan menimbulkan antusias dan
semangat kerja yang tinggi bagi seseorang dalam mengerjakan pekerjaan itu. Jadi penempatan karyawan yang sesuai dan tepat merupakan salah satu kunci
untuk memperoleh kinerja yang optimal dari setiap karyawan selain moral kerja, kreativitas, dan prakarsanya juga akan berkembang Hasibuan, 2006.
Selain itu, menurut Siagian 2009 bahwa kinerja para pegawai juga merupakan pencerminan prosedur pengadaan pegawai yang ditempuh oleh
bagian kepegawaian. Artinya, jika sistem rekruitmen, seleksi, pengenalan dan penempatan pegawai sudah baik, sangat besar kemungkinan kinerja para
pegawai pun akan memuaskan. Hasil penelitian ini juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh
Schuler dan Jackson 1997 yang menyatakan penempatan adalah pencocokan seseorang dengan jabatan yang akan dipegangnya, berdasarkan
pada kebutuhan jabatan dan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, preferensi,dan kepribadian karyawan tersebut. Dari teori tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan harus tepat dalam menempatkan karyawan serta mencocokan minat dan keterampilan karyawan agar mampu dalam
menopang segala yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan demikian, hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang digunakan sebagai acuan dan sesuai
pula dengan hasil-hasil penelitian yang relevan.
166
6.11 Pengaruh Penempatan Kerja Berdasarkan Kesesuaian Sikap Terhadap