142
6.7 Kesesuaian Sikap Dalam Penempatan Kerja Pegawai di Sekditjen Bina
Gizi dan KIA Kemenkes RI
Kesesuaian sikap adalah sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan yaitu sejauhmana pekerjaan yang diemban dianggap menarik atau tidak menarik
oleh karyawan berdasarkan sikap terhadap jenis dari pekerjaan itu sendiri dan sikap antar karyawan. Indikatornya adalah sikap terhadap jenis pekerjaan itu
sendiri, sikap terhadap sesama karyawan, sikap terhadap kesesuaian peralatan, dan sikap terhadap kondisi fisik pekerjaan.
Berdasarkan hasil pengolahan data kuantitatif mengenai kesesuaian sikap pegawai di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI, dapat diketahui
bahwa rata-rata skor tingkat kesetujuan responden terhadap seluruh item pertanyaan untuk variabel kesesuaian sikap adalah sebesar 3,06. Angka ini
lebih besar dari angka 3,00 skor untuk pilihan jawaban cocoksetujusesuai, yang menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai di Sekditjen Bina Gizi dan
KIA Kemenkes RI menyatakan setuju terhadap seluruh item pertanyaan yang berkaitan dengan kesesuaian sikap dalam penempatan kerja mereka. Namun
demikian, masih banyak diantara pegawai yang merasakan adanya ketidaksesuaian sikap kerja dengan penempatan kerja mereka yaitu sebesar
10,4 pegawai. Seharusnya penempatan kerja seorang pegawai tidak hanya dilihat
sebagai upaya untuk mendistribusikan pegawai pada bidang pekerjaan yang berbeda, akan tetapi juga harus berorientasi pada peningkatan kinerja setiap
pegawai sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap
143
pencapaian tujuan instansi secara keseluruhan. Salah satu faktor yang juga harus diperhatikan dalam menempatkan pegawai adalah kesesuaian sikap
kerja pegawai dengan bidang pekerjaan yang akan ditempatinya. Sikap kerja juga perlu menjadi pertimbangan dalam melakukan
penempatan kerja. Widayasari dan kawan-kawan 2007 menyatakan bahwa sikap kerja merupakan faktor psikologis yang sangat penting dalam usaha
membentuk kualitas sumber daya manusia. Faktor psikologis ini merupakan suatu rangkaian ke arah perilaku, yaitu bagaimana perilaku seorang dalam
bekerja. Sikap kerja dapat pula diartikan sebagai perasaan dan keyakinan melihat lingkungan kerja yang memberikan pengaruh dalam bekerja. Hal
tersebut didukung pula oleh pendapat menurut Mangkunegara 2007, bahwa sikap attitude seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja akan
membentuk suatu motivasi kerja bagi pegawai dalam pencapaian hasil kerja yang maksimal.
Berdasarkan hasil pengolahan data kuantitatif, sebagian besar pegawai yaitu 89,5 pegawai di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI memiliki
persepsi yang baik terhadap penempatannya dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya saat ini. Namun, masih ada 23,8 pegawai yang masih memiliki
persepsi bahwa kondisi fisik lingkungan kerjanya kurang sesuai dengan harapannya. Kemudian, masih ada 10,7 pegawai yang memiliki persepsi
bahwa peralatan kerja yang tersedia untuk bidang pekerjannya kurang sesuai dengan peralatan kerja yang mereka butuhkan dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
144
Padahal, sikap terhadap kesesuaian peralatan akan mempengaruhi kinerja pegawai. Dengan adanya persepsi yang baik terhadap kesesuaian
peralatan kerja yang ada dengan harapan karyawan, maka dapat membuat karyawan lebih bersemangat dalam bekerja. Peralatan kerja juga merupakan
hal yang perlu diperhatikan oleh pihak instansi untuk mendukung tercapainya prestasi kerja yang memuaskan dari karyawan. Dengan adanya peralatan
kerja yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan pegawai, maka pegawai akan selalu berusaha untuk melaksanakan pekerjaannya secara optimal karena
didukung dan dibantu oleh peralatan kerja yang dimilikinya untuk membantu dalam penyelesaian pekerjaannya.
Adapula sikap terhadap kondisi fisik lingkungan pekerjaan yang juga mempengaruhi kinerja pegawai. Kondisi fisik lingkungan pekerjaan dapat
mempengaruhi kenyamanan
karyawan untuk
dapat menyelesaikan
pekerjaannya secara optimal. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik apabila pegawai dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman,
dan nyaman. Kondisi fisik lingkungan pekerjaan yang dapat membantunya untuk bekerja secara produktif misalnya adanya kenyamanan ruangan dengan
tata ruang kantor yang nyaman, lingkungan yang bersih, ruang yang cukup besar untuk memudahkan aktivitas, fasilitas ruangan yang lengkap misalnya
disertai dengan AC supaya pegawai tidak merasakan kegerahan saat bekerja terlalu lama, penerangan cahaya yang baik, sirkulasi udara yang baik, serta
tempat duduk dan meja kerja yang nyaman. Dengan adanya kenyamanan
145
karyawan pada kondisi fisik lingkungan pekerjannya akan mempengaruhi produktifitas karyawan dalam bekerja.
Oleh karena itu, pihak instansi seharusnya lebih memperhatikan persepsi pegawai terhadap peralatan kerja yang digunakan dan kondisi fisik
lingkungan kerja mereka dengan cara lebih melengkapi peralatan kerja yang dibutuhkan pegawai untuk menyelesaikan pekerjaannya dan dapat lebih
membuat kondisi fisik lingkungan kerja di tempat tersebut lebih nyaman dan kondusif agar pegawai dapat bekerja secara produktif. Hal tersebut karena
sikap kerja merupakan kondisi mental yang mendorong karyawan untuk berusaha mencapai prestasi kerja yang maksimal. Oleh karena itu, pegawai
harus memiliki sikap kerja yang baik. Melalui sikap kerja yang baik yang dimiliki oleh karyawan, maka
diharapkan karyawan lebih menikmati pekerjaan yang dia miliki sehingga mereka mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan pencapaian kerja
yang maksimal. Dengan adanya sikap kerja yang baik, hal tersebut sangat baik untuk mendukung kelancaran tugas yang diberikan kepadanya dan
merupakan motivasi
yang akan
membantunya dalam
mencapai kinerjaprestasi kerja yang optimal. Oleh karena itu, kesesuaian sikap kerja
pegawai juga harus menjadi salah satu perhatian bagi manajer dalam menempatkan pegawai di instansinya.
Kesesuaian dalam penempatan kerja pegawai merupakan syarat utama bagi terciptanya kondisi yang kondusif bagi pegawai untuk mengeluarkan
segala kemampuannya dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan
146
Murad,2012. Dengan penempatan yang sesuai dan tepat, maka gairah kerja, mental kerja, dan prestasi kerja mencapai hasil yang optimal bahkan
kreativitas serta prakarsa karyawan dapat berkembang. Penempatan yang sesuai dan tepat merupakan motivasi yang akan menimbulkan antusias dan
semangat kerja yang tinggi bagi seseorang dalam mengerjakan pekerjaan itu dan merupakan salah satu kunci untuk memperoleh kinerja yang optimal dari
setiap karyawan Hasibuan, 2006.
6.8 Kinerja Pegawai