102
ketidaksesuaian penempatan kerja. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa faktor lain yang juga akan mempengaruhi kinerja pegawai.
5.8. Pengaruh Kesesuaian Keterampilan Kerja Dalam Penempatan Kerja
Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai
Untuk mengetahui pengaruh antara kesesuaian keterampilan dalam
penempatan kerja terhadap kinerja pegawai, maka proses analisis data yang digunakan adalah dengan perhitungan uji korelasi. Hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa kesesuaian keterampilan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasisi dan nilai Pvalue variabel seperti terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.9 Hasil Analisis Uji Korelasi Kesesuaian Keterampilan Dengan Kinerja
Pegawai di Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI Tahun 2014 Variabel
Koefisien Korelasi r
Pvalue
Kesesuaian Keterampilan
0,636 0,000
Berdasarkan tabel 5.9 tersebut, dapat diketahui bahwa pengaruh kesesuaian keterampilan dalam penempatan kerja terhadap kinerja pegawai
menunjukan hubungan yang kuat r = 0,636 dan berpola positif artinya jika
103
keterampilan mengalami peningkatan sebesar 1, maka kinerja karyawan akan mengalami peningkatan sebesar 63,6. Hasil uji statistik menunjukan
nilai probabilitas sebesar 0,000 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kesesuaian keterampilan dalam penempatan kerja dengan kinerja
pegawai. Berdasarkan hasil pengolahan data kuantitatif, diketahui bahwa
sebagian besar pegawai memiliki persepsi bahwa penempatannya sudah sesuai dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Selain itu,
sebagian besar pegawai juga telah memiliki kinerja yang baik. Adanya pengaruh yang kuat dan signifikan antara kesesuaian penempatan dengan
kinerja berdasarkan dari hasil pengolahan data kuantitatif tersebut telah sesuai dengan hasil wawancara mendalam kepada seluruh Kepala Bagian di
Sekditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI. Sebagian besar dari mereka mengatakan bahwa selama ini belum ada kinerja buruk dari pegawai yang
disebabkan karena ketidaksesuaian penempatannya, namun ada juga Kepala Bagian yang mengatakan bahwa ada juga dampak buruk kinerja pegawainya
karena ketidaksesuaian penempatan kerja mereka dengan kompetensi yang mereka miliki.
Beberapa informan mengatakan bahwa kinerja pegawai di bagiannya telah memiliki kinerja yang secara umum sudah cukup baik dan sesuai
dengan yang direncanakantarget dan tidak ada kinerja buruk yang disebabkan karena ketidaksesuaian penempatan kerja pegawai tersebut.
Berikut adalah kutipan langsung dari beberapa informan:
104
Informan 1 : “Sejauh ini, tidak ada. Hal tersebut karena dalam
menyelesaikan pekerjaan administrasimanajemen seperti ini, pegawai masih bisa diberikan pendidikan dan pelatihan terkait dengan pekerjaannya
sehingga ia dapat memiliki skill dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaannya dan dapat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya secara
baik ”
Informan 3 : “Sejauh ini tidak, .... Kinerja berkaitan dengan
keterampilan, jika ada pelatihan meskipun backgroundnya tidak sesuai tapi mereka punya willingness atau kemauan untuk belajar bidang lain yang
memang menjadi tugasnya. Hambatan lebih kepada karakter individual, kalo backgroundnya apa saja, jika dia mampu akan cepat memahami dan
cepat belajar. Kemampuan bisa dilatih tapi masalah karakter individu itu harus ada revolusi mental pendidikan moral
”
Namun adapula informan yang mengatakan bahwa ada dampak dari ketidaksesuaian penempatan terhadap kinerja buruk pegawai di bagiannya.
Berikut adalah kutipan langsung dari informan tersebut: Informan 4 :
“Ada aja satu dua orang. Ada yang kerja ogah-ogahan, ada yang tidak tepat waktu, pekerjaannya terbengkalai, kalau tidak dikejar-
kejar ”
Berdasarkan hasil pengolahan data kuntitatif, dapat diketahui bahwa kesesuaian penempatan kerja akan mempengaruhi kinerja pegawai. Namun,
adapula faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi kinerja pegawai selain
105
dari faktor kesesuaian penempatan kerja. Beberapa informan mengatakan bahwa faktor lain yang mungkin akan mempengaruhi kinerja pegawai adalah
faktor kesejahteraan pegawai atau sistem reward seperti tunjangan kinerja maupun penghargaan. Berikut adalah kutipan langsung dari para informan:
Informan 1 : “Kesejahteraan tukin adalah faktor utama. Gaji pns
sedikit, sedangkan transport dan biaya hidupnya bisa langsung habis, dia hanya dapat tambahan dari meeting. Motivasi kerja seharusnya diarahkan
kesitu, diberikan reward, siapa yang dapat banyak siapa yang dapat sedikit, artinya disesuaikan dengan kinerjanya kontrak kerja. Penghargaan bukan
hanya finansial tapi bisa berupa pujian, piagam penghargaan untuk yang bersangkutan, kesempatan untuk mengikuti kursus dan pendidikan yang
lebih tinggilebih baik. Dengan demikian orang yang bekerja baik, juga akan tetap baik dan orang yang tidak bekerja baik harus termotivasi supaya
dapat jatah yang seperti itu ”
Selain itu, adapula pendapat informan bahwa faktor lain mempengaruhi kinerja adalah kemauan dari orang tersebut dan faktor kesadaran pegawai
akan dampak dari pencapaian target kerjapenilaian SKP. Berikut adalah kutipan dari informan tersebut :
Informan 4 : “Kemauan, kalau orang itu tidak punya niat, biarpun ia
ditempatkan dimanapun akan begitu kinerjanya. ..... Mungkin karena rewardnya juga, misalnya pegawai harus tepat waktu kan pegawai butuh
motivasi, ongkos yang dibutuhkan banyak sedangkan tukin segitu-gitu aja,
106
bahkan tukin yang dijanjikan oleh pemerintah tidak tepat waktu, mungkin itu salah satu faktor yang mempengaruhi. Mungkin juga walaupun sudah
ada penilaian kinerja pegawai dengan sistem SKP yang menjelaskan bahwa semuanya punya tugas, nampaknya belum pada paham saya tugasnya
seperti ini, sehingga dia tidak mengerti bahwa kalau tidak tercapai, ini nantinya akan mempengaruhi penilaian kinerjanya di akhir tahun, jika tidak
tercapai kan juga bisa mengurangi jumlah tukinnya ”
Berdasarkan hasil analisis data kuantitatif, dapat diketahui bahwa kesesuaian penempatan kerja akan mempengaruhi kinerja pegawai. Namun
berdasarkan hasil analisis data kualitatif, dapat diketahui bahwa selama ini memang belum ada dampak buruk kinerja pegawai yang disebabkan karena
ketidaksesuaian penempatan kerja. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa faktor lain yang juga akan mempengaruhi kinerja pegawai.
5.9. Pengaruh Kesesuaian Sikap Kerja Dalam Penempatan Kerja Pegawai