46
Hanifah tentang berhentinya haid sebagai tanda suci. Disini sangat nyata bahwa Sa ‘id
H{awwa tidak fanatik kepada mazhab fiqh tertentu walaupun dari penafsirannya boleh dikatakan cenderung ke mazhab Hanafi. Bila dikatakan Sa
‘id H{awwa terpengaruh oleh mazhab Hanafi sebagaimana terlihat dalam tafsirnya sangat
mungkin terjadi karena an –Nasafi sebagai salah satu rujukan utama dalam tafsirnya
yang merupakan pengikut mazhab Hanafi dan berpaham teologi Ash ‘ariyah.
Dalam masalah kalam dan fiqh, Sa ‘id H{awwa bersikap netral dengan tidak
menegaskan kepada aliran mana ia memihak. Dalam masalah tasawuf, apakah Sa ‘id
H{awwa memiliki sikap yang sama, tentu harus dikaji dengan serius dan komprehensif. Sesuai dengan kajian pokok disertasi ini ingin melihat kecenderungan
corak tafsir Sa ‘id H{awwa dalam penafsiran ayat yang bernuansa tasawuf. Sebab
penafsiran sufistik juga mempunyai aliran pemikiran tafsir sufi atau yang dikenal corak tafsir sufi.
2. Karya – karyanya
Pada uraian sebelumnya disebutkan bahwa Sa ‘id H{awwa disamping pejuang
agama dan berdakwah, ia juga sering menuangkan pikiran –pikirannya ke dalam
beberapa buku. Buku buah karya Sa ‘id H{awwa cenderung berbicara sekitar tafsir,
tasawuf dan gerakan dakwah. Diantara karya
– karya Sa‘id H{awwa yaitu : 1.
Tarbiyatuna ar–Ruh}iyyah Pada awalnya buku ini diberi judul Tasawuf dalam Pergerakan Islam
Modern, kemudian ketika akan diterbitkan diganti dengan Pendidikan Jiwa Muslim. Diduga, kata pergerakan yang tertera dibelakang tasawuf dikhawatirkan disalah
pahami oleh berbagai pihak terutama pemerintah Syria waktu itu maka judul buku diarahkan seperti demikian. Melihat perkembangan politik yang tidak stabil dan
perseteruan antara pemerintah dengan kelompok Ikhwan, bila buku ini tetap dengan judul aslinya dapat dianggap sebagai wahana agitatif bagi pejuang muslim. Namun
demikian sebagaimana dijelaskan penerbit, dengan berganti judul namun dari
47
kandungan buku tidak ada perubahan sama sekali.
51
Buku ini berbicara banyak tentang aspek tasawuf, pembentukan jiwa yang kuat dan bersih. Penjelasan tentang
jalan tasawuf dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah serta peristiwa yang dialami dalam perjalanan tasawuf.
52
Dijelaskan oleh penyusunnya, terkait dengan pergerakan Islam modern membutuhkan teori yang jelas tentang tasawuf dan perjalanan roh menghampiri
menuju Allah. Sehubungan dengan perjalanan roh merupakan suatu yang mesti dilakukan untuk membangun pergerakan Islam.
53
Perjalanan roh adalah proses yang diupayakan manusia untuk membersihkan roh sesuai yang dirid}ai Allah.
Keberadaan buku ini sebetulnya tiga serangkai yang berbicara tentang pembinaan rohani, penyucian dan proses perjalanannya terdiri dari tiga buku yang
merupakan satu kesatuan. Ini sebagai buku pertama tentang pendidikan rohani, sedangkan duanya lagi yaitu buku al
–Mustakhlas} fi Tazkiyah al–Anfus dan buku Mudhakkirat fi Manazil as}-S{iddiqin wa ar-Rabbaniyyin.
54
2. Al–Mustakhlas} fi Tazkiyah al–Anfus
Pembahasan buku ini berkaitan dengan inti penyucian jiwa dan sebagai salah satu dari rangkaian dua buku lainnya.
3. As}–S{iddiqina wa ar–Rabbaniyyina min Khilal an–Nus}us} wa
H{ ikam Ibnu ‘At}aillah as-Sakandari
Ini merupakan buku ketiga dari tiga buku yang berbicara khusus tentang persoalan tasawuf dan tarekat. Pembahasan buku ketiga ini didasarkan kepada nash
51
S a’id H{awwa, Tarbiyatuna ar–Ruh}iyyah Kairo: Darussalam, 20071428, Cet. Ke–9,
4
52
Berdasarkan pada yang tercantum di daftar isi buku. Sa’id H{awwa, Tarbiyatuna ar– Ruh}iyyah Kairo: Darussalam, 20071428, Cet. Ke
–9,269. Sayid M. Aqil bin Ali al–Mahdi menggolongkan Sa‘id H{awwa kepada pembaru kajian tasawuf dengan menjadikan tasawuf dapat
diterapkan didunia nyata guna memurnikan aqidah dan menjalankan shari ‘ah yang sempurna. Salah
satu bukunya ini menjelaskan berbagai aspek tasawuf dan jalan menempuh kesufian. Sayid M. Aqil bin Ali al
–Mahdi, Madkhal ila at–Tas}awwuf al–Islamiy Kairo: Darul Hadis, tth, Cet. Ke–2, 29
53
Sa’id H{awwa, Tarbiyatuna ar–Ruh}iyyah Kairo: Darussalam, 20071428, Cet. Ke–9, 5
54
Sa’id H{awwa, Tarbiyatuna ar–Ruh}iyyah Kairo: Darussalam, 20071428, Cet. Ke–9, 5
48
hadis Nabi dan buku h}ikam hikmah Ibnu ‘At}aillah as–Sakandari. Sebagaimana
dijelaskan diatas, buku ketiga ini bahasannya menyangkut praktek perjalanan tasawuf atau suluk. Pokok materinya berasal dari hadis Nabi, komentar tokoh sufi dan untaian
hikmah Ibnu ‘At}aillah as- Sakandari.
Sistematika penyusunan buku ini terdiri dari 3 qism; qism I mengemukakan hadis
–hadis Nabi terkait dengan bahasan buku. Qism II, III dan IV mencakup pedoman dalam menempuh jalan menuju Allah, pedoman Murid dan para
‘Arifin serta Shaikh yang dibagi dalam beberapa bab dan sub bab. Dalam uraiannya disebutkan pendapat beberapa tokoh sufi dan khusus satu bab setiap qism
penjelasan dari h}ikam Ibnu ‘At}aillah.
55
4. Al–Islam
56
Dalam buku ini Sa ‘id H{awwa mengupas seluk beluk Islam yang didasarkan
kepada sebuah hadis Nabi. Hadis yang dimaksud adalah yang menerangkan tentang rukun Islam, rukun Iman dan Ihsan. Menurut analisis Sa
‘id H{awwa dalam Islam memuat aqidah yang meliputi shahadat serta pilar Iman. Kedua Ibadah yang
tercermin pada pilar Islam. Dua hal ini disebutnya sebagai rukun Islam sedangkan bangunan Islam berada diatas rukun
–rukun yang disebut tadi. Bangunan Islam meliputi berbagai sistem perihal kehidupan seperti sistem politik, ekonomi, militer,
akhlak, sosial, pendidikan dan seterusnya. Aspek Islam satu lagi yaitu kekuatan bangunan Islam agar tetap berdiri kuat yang mencakup jihad, amar ma
‘ruf nahi mungkar serta penegakkan hukum.
Tema pokok yang disebut diatas, diuraikan dengan kajian mendalam yang disusun dalam empat bab juz. Buku Islam ini merupakan satu dari tiga karya lain
Sa ‘id H{awwa yang membahas seputar prinsip kehidupan muslim. Dua buku yang
dimaksud yaitu dengan judul Allah dan ar –Rasul.
55
Diambil dari halaman belakang buku, Sa‘id H{awwa, ash–S{iddiqina wa ar- Rabbaniyyina min Khilal an
–Nus}us} wa H{ikam Ibnu ‘At}aillah as- Sakandari Kairo: Darussalam, 19991419, Cet. Ke
–4, h. 523
56
Sa‘id H{awwa, al–Islam, Kairo: Maktabah Wahbah, 20041425, Cet. Ke-2
49
5. Ar–Rasul
57
Pembahasan dalam buku ini dibagi dalam dua juz yang berbicara tentang kepribadian nabi Muhammad dan misi kenabiannya. Mengenai kepribadiannya
seperti sifat dan keistimewaan prilaku nabi Muhammad disajikan dalam juz pertama. Selanjutnya pada juz kedua dikemukakan tentang misi kenabian menyangkut
mukjizat dan tugas nabi Muhammad menjalankan risalah yang berasal dari Allah Swt.
6. Al–Asas fi as-Sunnah
Sistematika penulisan buku ini dibagi kedalam lima qism tema kajian. Qism pertama, tentang sejarah kehidupan nabi Muhammad sejak berita kelahiran sampai
tahun ke 39 H. Dikemukakan kegiatan Muhammad sebelum diangkat jadi Rasul dan peristiwa yang dialami dalam penyebaran Islam serta peperangan
–peperangan dalam Islam. Setelah itu dikemukakan biografi para sahabat, ada tercatat sebanyak 62
sahabat yang disusun pada bagian akhir dari qism ini. Qism kedua tentang persoalan akidah yaitu hal
–hal yang berkaitan dengan keimanan sebagai misi utama nabi menegakkan akidah Islamiyah. Qism ketiga tentang ibadat seperti ibadah pokok yang
tercakup dalam rukun Islam dan yang terkait dengannya. Qism keempat tentang akhlak, persoalan pergaulan hubungan sosial. Qism kelima tentang hukum
keperdataan dan persoalan muamalah. Karakteristik buku ini terletak dari sumber dan cara pembahasannya. Dalam
membahas tema atau sub judul, selalu menggunakan hadis atau berdasarkan riwayat Nabi, sahabat, tabi’in dan pendapat ulama. Sa‘id H{awwa tidak sekedar
mengemukakan riwayat tapi ada juga disertai dengan komentarnya atau komentar ulama lain. Penyajian sumber khusus dari hadis Nabi diberi tanda dan diberi
penomoran.
58
Berkenaan dengan cara pembahasan demikian sangat tepat bukunya
57
Sa‘id H{awwa, ar-Rasul Kairo: Maktabah Wahbah, t.th,3-4
58
Lihat bagian pendahuluan buku. Sa‘id H{awwa, al–Asas fi as–Sunnah Kairo: Darussalam, 19951416, Cet. Ke
–3, jilid I, 32
50
dinamai dengan al –Asas fi as–Sunnah. Artinya semua keterangan dalam buku
tersebut berdasar pada Sunnah Nabi. Pembahasan
–pembahasan seperti mengenai sejarah pertumbuhan Islam dijelaskan dengan Sunnah, perkara menyangkut ibadah semuanya dijelaskan dengan
menyajikan Sunnah apa adanya. Analisa pengarangnya sangat terbatas bahkan untuk memperkuat bahasan dikutip dari riwayat juga atau pendapat ulama yang adakalanya
juga mengutip dari riwayat. Untuk penjelasan dari pengarangnya dimulai dengan menyatakan
قأ aqûlu. Bisa dikatakan pendekatan madkhal kitab al–Asas fi as- Sunnah ini seperti penyusunan kitab tafsir bi al
–Ma’thur, misal yang populer tafsir karya at}-T{abari.
Sunnah yang menjadi dasar pembahasan buku ini menunjukkan bahwa Sa ‘id
H{awwa juga menguasai bidang hadis disamping sebagai ahli tafsir. Kenyataan ini berbanding lurus dengan uraian dalam tafsirnya yang sering menggunakan hadis
untuk memperkuat keterangannya.
7. Jaulat fi al–Fiqhaini al–Kabir wa al–Akbar wa Us}ulihima
8. S{ina‘ah ash–Shabbab
9. Akhlaqiyyat wa Sulukiyyat fil Qarnil Khamis ‘Asyar al–Hijri
10. Jundullah Takht}it}an wa Tanz}iman
11. Hadhihi Tajribati wa Hadhihi Shahadati
12. Ihya’ur Rabbaniyyah
13. Ijazah Takhas}s}us} ad-Du‘a
14. Allah Jalla lah
15. Al–Asas fi at–Tafsir
D. Kajian Umum tentang Kitab Tafsir Sa ‘id H{awwa