50
dinamai dengan al –Asas fi as–Sunnah. Artinya semua keterangan dalam buku
tersebut berdasar pada Sunnah Nabi. Pembahasan
–pembahasan seperti mengenai sejarah pertumbuhan Islam dijelaskan dengan Sunnah, perkara menyangkut ibadah semuanya dijelaskan dengan
menyajikan Sunnah apa adanya. Analisa pengarangnya sangat terbatas bahkan untuk memperkuat bahasan dikutip dari riwayat juga atau pendapat ulama yang adakalanya
juga mengutip dari riwayat. Untuk penjelasan dari pengarangnya dimulai dengan menyatakan
قأ aqûlu. Bisa dikatakan pendekatan madkhal kitab al–Asas fi as- Sunnah ini seperti penyusunan kitab tafsir bi al
–Ma’thur, misal yang populer tafsir karya at}-T{abari.
Sunnah yang menjadi dasar pembahasan buku ini menunjukkan bahwa Sa ‘id
H{awwa juga menguasai bidang hadis disamping sebagai ahli tafsir. Kenyataan ini berbanding lurus dengan uraian dalam tafsirnya yang sering menggunakan hadis
untuk memperkuat keterangannya.
7. Jaulat fi al–Fiqhaini al–Kabir wa al–Akbar wa Us}ulihima
8. S{ina‘ah ash–Shabbab
9. Akhlaqiyyat wa Sulukiyyat fil Qarnil Khamis ‘Asyar al–Hijri
10. Jundullah Takht}it}an wa Tanz}iman
11. Hadhihi Tajribati wa Hadhihi Shahadati
12. Ihya’ur Rabbaniyyah
13. Ijazah Takhas}s}us} ad-Du‘a
14. Allah Jalla lah
15. Al–Asas fi at–Tafsir
D. Kajian Umum tentang Kitab Tafsir Sa ‘id H{awwa
1. Nama Kitab dan Sistematika Penulisan
Untuk mengenali lebih jauh tafsir Sa ‘id H{awwa ini, pertama harus diketahui
nama asli kitabnya. Kitab tafsir karya Sa ‘id H{awwa ini dinamakan oleh
penyusunnya dengan al –Asas fi at–Tafsir. Bila dipahami dengan pengertian
51
bahasa Indonesia berarti dasar dalam penafsiran. Pengertian ini bisa dimaksudkan bahwa penafsiran yang digunakan kitab ini sangat memperhatikan hubungan antar
ayat yang ada kesesuaian yang dalam ilmu tafsir dikenal dengan munasabah Alquran. Kedua, tafsir ini sering mengutip atsar baik dari Nabi atau sahabat. Dua hal diatas
merupakan pokok atau dasar dalam menafsirkan Alquran yang bagi Sa ‘id H{awwa
menjadi perhatian utama dalam tafsirnya. Kitab tafsir ini terdiri dari 11 sebelas jilid besar termasuk karya monumental
dari Sa‘id H{awwa yang mencerminkan bahwa ia seorang mufasir dengan berupaya menggali hubungan ayat dan surat dalam Alquran. Kitab tafsir yang dijadikan
penelitian ini merupakan terbitan dari penerbit Darussalam, Mesir. Tahun terbit 2003 M1424 H dengan cetakan keenam. Dalam jilid pertama kitab tersebut dicantumkan
pengantar penerbit oleh Abdul Qadir Mahmud al-Bukar yang terdiri dari dua halaman. Kemudian disusul pengantar penyusun al
–Asas fi al–Manhaj tentang metode pembahasan mengenai uraian kitab tafsir yang digunakan oleh penulisnya.
Masih dalam jilid satu dikemukakan pengantar kitab tafsir al –Asas Muqaddimah
al –Asas fi at–Tafsir yang memberikan penjelasan tentang karakteristik kitab
tafsir ini serta keistimewaannya dibandingkan kitab tafsir lain. Tafsir ini disusun seperti kitab tafsir besar yang lain dengan menguraikan
penafsiran secara mendalam dan rinci yang mencapai 11 jilid tebal. Penulisan kitab tafsir ini seperti diterangkan oleh Sa’id H{awwa dalam pendahuluan kitabnya yaitu
ketika ia menjalani masa tahanan politik semasa pemerintahan H{afiz} al –Asad
dalam kurun waktu sekitar 1973 –1978.
59
Cara penyajian uraian seperti ini dikenal juga dalam dunia tafsir dengan metode tahlili. Penulisan tafsir ini menggunakan 4
kitab tafsir sebagai rujukan utama yaitu tafsir Ibnu Kathir, an –Nasafi, al–Alusiy
dan Sayyid Qut}b. Karakteristik kitab ini terletak pada analisis aspek munasabah
60
59
Sa‘id H{awwa, al–Asas fi at–Tafsir Kairo: Darussalam, 1424 H2003 M, Jilid 1, Cet. Ke
–6, 21
60
Ilmu Munasabah merupakan bagian cabang dari Ilmu Alquran seperti ilmu Nasikh –
Mansukh, ilmu Qira ’at,ilmu Amthalul Quran, ilmu Aqsamul Quran dan sebagainya.
52
dengan konsep seperti ditegaskan penyusunnya yaitu kesatuan Alquran al –Wah}dah
al –Quraniyyah.
61
Selain itu, dinyatakan juga dalam pendahuluan tafsir ini bahwa orientasi penulisan tafsir ini berorientasi untuk menjelaskan aspek aqidah ushuluddin, fiqh,
ruh}iyyah, sulukiyyah. Dua hal terakhir berkenaan dengan kajian tasawuf dan prilaku menempuh jalan tasawuf.
62
Sistematika penulisan kitab tafsir secara umum yaitu dalam setiap jilid Sa ‘id
H{awwa selalu mengemukakan pendahuluan sebelum masuk dalam penafsiran surat –
surat Alquran. Paparan menyangkut kategori surat sesuai yang dibagi menurut jumlah ayat oleh Sa
‘id H{awwa. Setiap surat yang ditafsirkan terlebih dahulu pada awal surat dijelaskan munasabahnya dengan surat
–surat lainnya. Biasanya dikutip dari penjelasan Sayyid Qut}b dalam tafsir Fi Z{ilalil Quran dan al
–Alusiy dalam tafsir Ruh
}ul Ma‘ani. Runtutan penafsiran disesuaikan dengan urutan surat
–surat seperti yang terdapat dalam Mushaf.
Jilid kesatu, penafsiran diawali dengan surat al –Fatih}ah 1 dan al–Baqarah 2
sampai ayat 286. Jilid II, dari Surat Ali Imran 3 sampai an
–Nisa’ 4 ayat 176. Jilid III, al-Maidah 5 sampai al
–An‘am 6 ayat 165. Jilid IV, al
–A‘raf 7 sampai at–Taubah 9 ayat 129. Jilid V, Yunus 10 sampai Ibrahim 14 ayat 52.
Jilid VI, al –H{ijr 15 sampai Maryam 19 ayat 98.
Jilid VII, T{aha 20 sampai al –Qas}as} 28 ayat 88.
Jilid VIII, al –‘Ankabut 29 sampai S{ad 38 ayat 88.
Jilid IX, az –Zumar 39 sampai Qaf 50 ayat 45
Jilid X, adz –Dhariyat 51 sampai al–Qalam 68 ayat 52
61
Lihat pendahuluan kitab tafsir ini; Sa‘id H{awwa, al–Asas fi at–Tafsir Kairo:
Darussalam, 1424 H2003 M, Jilid 1, Cet. Ke –6, 21
62
Sa‘id H{awwa, al–Asas fi at–Tafsir Kairo: Darussalam, 1424 H2003 M, Jilid 1, Cet. Ke
–6, 30
53
Jilid XI, al –Haqqah 69 sampai an-Nas 114 ayat 6
63
Untuk memudahkan penyajiannya disusunlah sistematika dengan membagi kelompok surat
–surat dalam Alquran. Sa‘id H{awwa memberikan pengkategorisasian pada 4 macam atau qism:pertama; T{iwal
64
yaitu al-Baqarah2 sampai surat Bara-ah 9 , kedua; Mi-in yaitu Yunus10 sampai al
–Qas}as}28, kelompok ini dibagi pula oleh Sa
‘id H{awwa menjadi tiga bagian yang disebutnya dengan al- Majmu
‘at berdasarkan kepada makna yang dikandungnya.
65
Ketiga; Mathani yaitu al
–‘Ankabut29 sampai surat Qaf 50.
66
Keempat; Mufas}s}al
67
yaitu adh –
63
Berdasarkan penelusuran dari kitab tafsir Sa‘id H{awwa dari jilid 1-11
64
Menurut Sa‘id H{awwa yang termasuk kategori ini adalah tujuh surat panjang diawal Alquran. Ketika menentukan qism t}iwal
ini Sa‘id H{awwa menjadikan surat al-Anfal dan surat at– Taubah sebagai yang ketujuhnya. Surat ini dianggap satu karena tidak dibatasi dengan lafaz
Bismillahir rahmanir rahim. Ini sebatas digunakan untuk mengelompokkan bagian Alquran. Ia mendasarkan pandangannya pada sebuah hadis dari Aisyah dan Abu Hurairah yang menyebutkan tujuh
surat pertama seperti demikian. Lihat, Sa‘id H{awwa, al–Asas fi at–Tafsir Kairo: Darussalam,
1424 H2003 M, Jilid 1, Cet. Ke –6, 53
65
Untuk al-Majmu ‘ah pertama dimulai dari surat Yunus, Hud, Yusuf, ar–Ra’d dan
Ibrahim. Al-Majmu ’ah kedua dimulai dari surat al–H{ijr, an–Nah}l, al–Isra’, al–Kahfi dan Maryam.
Al –Majmu’ah ketiga dimulai dari surat T{aha, al–Anbiya’, al–H{ajj, al–Mukminun, an–Nur,
al –Furqan, ash–Shu‘ara’, an–Naml dan al-Qas}as}. Dijelaskan oleh Sa‘id H{awwa surat al–
Qas}as} terdiri dari 88 ayat yang mendekati mi-ah 100 ئ م sedangkan setelah surat al-Qas}as} yaitu
surat al –‘Ankabut yang memuat 69 ayat. Dari itu dijadikanlah surat al–‘Ankabut ini sebagai awal
dari qism mathani. Lebih lanjut lihat; Sa‘id H{awwa, al–Asas fi at–Tafsir Kairo: Darussalam,
1424 H2003 M, Jilid 5, Cet. Ke –6, 2407
66
Sama dengan qism mi’in yang sebelumnya, pada qism mathani ini juga dibagi menjadi 4
al-Majmu ‘at. Al–Majmu‘ah I dari surat al–‘Ankabut sampai surat Yasin, al–Majmu‘ah II dari
surat as}-S}affat dan surat S{ad, al –Majmu‘ah III dari surat az-Zumar, al-Mukmin Ghafir dan
Fus}s}ilat hamim sajadah, al –Majmu‘ah IV dari surat ash–Shura sampai surat Qaf. Periksa;
Sa‘id H{awwa, al–Asas fi at–Tafsir Kairo: Darussalam, 1424 H2003 M, Jilid 8, Cet. Ke–6, 4149.
67
Qism Mufas}s}al ini terbagi pula kepada 15 al –Majmu‘at. Al–Majmu‘ah I dari surat
adh- Dhariyat sampai surat al –Waqi’ah, al–Majmu‘ah II terdiri dari surat al–H{adid dan al–
Mujadalah, al- Majmu ‘ah III terdiri dari surat al–H{ashr dan al–Mumtah}anah, al –Majmu‘ah IV
dari surat as} –S}aff, al –Jumu‘ah dan al–Munafiqun, al–Majmu‘ah V dari surat at–Taghabun,
at –T{alaq, at–Tah}rim, al–Mulk dan al–Qalam, al- Majmu‘ah VI dari surat al–Haqqah sampai
al –Muddaththir. Sedangkan al – Majmu‘ah VII terdiri dari surat al–Qiyamah dan al–Insan, al–
Majmu ‘ah VIII terdiri dari al–Mursalat dan an–Naba’, al- Majmu‘ah IX dari an–Nazi‘at,
‘Abasa, at–Takwir dan al–Infit}ar. Sementara itu al–Majmu‘ah X terdiri dari surat al–Mut}affifin dan al
–Inshiqaq, al–Majmu‘ah XI dari surat al–Buruj, at}–T{ariq, al–A‘la dan al–Ghashiyah, al
–Majmu‘ah XII meliputi surat al–Fajr, al–Balad, ash–Shams, al–Layl, ad}–D{uh}a dan ash– Sharh}. Adapun al
–Majmu‘ah XIII yaitu surat at–Tin, al–‘Alaq, al-Qadr, al–Bayyinah dan az– Zalzalah. Al
–Majmu‘ah XIV terdiri dari surat al–‘Adiyat, al-Qari‘ah dan at–Takathur. Kelompok terakhir al-Majmu
‘ah XV meliputi surat al-‘As}r, al–Humazah, al–Fil, Quraish, al– Ma
’un, al–Kauthar, al–Kafirun, an–Nas}r, al–Lahab al-Masad, al–Ikhlas}, al–Falaq dan an
–Nas. Sa‘id H{awwa, al–Asas fi at–Tafsir Kairo: Darussalam, 1424 H2003 M, Jilid 11, Cet.
54
Dhariyat51 sampai surat an –Nas114 .
68
Pembagian seperti ini merupakan suatu cara bagi Sa
‘id H{awwa menyajikan susunan surat dengan pertimbangan melihat aspek munasabahnya.
2. Metode Tafsir Sa‘id H{awwa dan Sumber Penafsirannya