34
rezim al –Asad.
21
Keadaan politik dan ekonomi pemerintahan yang tidak stabil ini bisa saja memicu kembali konflik di dalam negeri.
Sejarah panjang Syria sejak menjadi bagian kekuasaan Turki Usmani sampai punya pemerintahan sendiri terakhir rezim al
–Asad belum menampakkan keberhasilan dalam membangun Syria. Kemajuan hanya dirasakan kelompok
minoritas agama seperti Alawiyah, Kristen, Ismailiyah yang umumnya daerah miskin pedesaan. Kondisi politik senantiasa tidak stabil sejak kemerdekaan tahun 1946
sampai tahun 1982 yang ditandai pada saat gerakan Ikhwan tidak aktif lagi. Konfrontasi antara pemerintah dengan Ikhwan sangat menonjol dalam sejarah
kemerdekaan Syria. Pergolakan dalam negeri Syria tidak dapat dilepaskan dari tokoh pergerakan Ikhwan Sa
‘id H{awwa dan Mustafa as–Siba‘i. Pergolakan tersebut dapat dikatakan sebagai perseteruan antara sekularisme dengan Islam. Ikhwan ingin
menerapkan hukum Islam dalam negara atau politik berdasarkan hukum Islam sementara kalangan modernis sekular tidak mau mencampurkan agama dalam urusan
negara. Peta perpolitikan di Syria menggambarkan paling tidak tiga paham yang berkembang; Nasionalis Sekular-Mikhail Aflaq, Modernis
–al-Qasimi dan Islam tradisional
–Ikhwan al-Muslimin. Belum lagi ditambah dengan persaingan sekte– sekte keagamaan.
22
B. Sejarah Kehidupan Sa‘id Hawwa
Wilayah Syria yang dahulunya permulaan abad XX masih bagian dari kerajaan Turki Usmani namun saat pasukan Perancis dari Eropa menyerang Syria dan
berhasil menguasainya pada tahun 1920, Syiria sudah lepas dari pusat. Dari tahun 1920 sampai 1946 Syria dibawah otoritas mandat Perancis. Rakyat Syria waktu itu
sudah mengadakan perlawanan, sekitar tahun 1930 orang –orang Syria berjuang untuk
21
John L. Esposito, Dunia Islam Modern –Ensiklopedi Oxford Terj Bandung: Mizan, 2002,
Jilid 2, Cet. Ke –2, 279
22
Misalnya, perselisihan antara shi‘ah-sunni
35
mendapatkan kemerdekaan dari Perancis.
23
Pada tahun 1931 orang muda yaitu Mustafa as
–Siba’i membagikan selebaran anti politik Perancis, berpidato dan memimpin demonstrasi di kota Hims yang mengakibatkan ia ditangkap oleh orang
Perancis.
24
Perlawanan ini merupakan awal pergerakan benih Ikhwan al –Muslimin
di Syria. Dalam situasi politik Syria dibawah kekuasaan Perancis demikian, Sa
‘id H{awwa lahir yang kemudian menjadi tokoh pergerakan, da
‘i dan juga dikenal sebagai seorang zuhud. Nama lengkapnya adalah Sa
‘id bin Muhammad Dib H{awwa, lahir tahun 1935 di kota Hamah, Syria. Dalam usia 2 tahun, ia sudah ditinggal wafat
oleh ibunya. Pendidikan dan bimbingan masa kecil dilanjutkan oleh ayahnya dan mereka pindah tinggal dirumah neneknya. Ayahnya seorang pemberani dan pejuang
dalam melawan kolonial Perancis.
25
Darah pejuang dalam dirinya mengalir dari ayahnya ditambah situasi Syria yang sedang menghadapi penjajahan Perancis
membuat Sa ‘id H{awwa tumbuh menjadi pemuda yang tegar.
Perjalanan intelelektualnya diawali dengan menggali ilmu kepada beberapa orang shaikh di Syria. Diantara ulama yang terkenal adalah shaikh dari kota Hamah,
yaitu; shaikh Muhammad al –H{amid, shaikh Muhammad al–Hashimi, shaikh Abdul
Wahab Dabas Wazit, shaikh Abdul Karim ar –Rifa’i, shaikh Ahmad al–Murad dan
shaikh Muhammad Ali al –Murad. Selain itu, Sa‘id H{awwa juga belajar kepada
Mustafa as –Siba‘i, Mustafa az–Zarqa, Fauzi Faid}ullah dan beberapa orang ustadz
lainnya.
26
Karakte r kesufian Sa‘id Hawwa tampaknya diawali dari bimbingan
beberapa syaikh yang dijumpainya sehingga membekas dalam kehidupannya.
23
John L. Esposito, Dunia Islam Modern –Ensiklopedi Oxford Terj Bandung: Mizan, 2002,
Jilid 2, Cet. Ke –2, 276
24
Al –Mustasyar Abdullah al–Aqil, Mereka yang telah Pergi; Tokoh–tokoh Pembangun
Pergerakan Islam Kontemporer Jakarta: Al- I‘tisham Cahaya Umat, 2003, 488.
25
al –Mustasyar, Mereka yang telah Pergi; Tokoh–tokoh Pembangun Pergerakan Islam
Kontemporer Jakarta: Al- I‘tisham Cahaya Umat, 2003, 401
26
Diantara ustadh lain yang pernah menjadi pembimbing Sa‘id H{awwa di usrah Ikhwan
adalah ustadh Must}afa as} –S{airafi, al–Mustasyar, Mereka yang telah Pergi; Tokoh–tokoh
Pembangun Pergerakan Islam Kontemporer Jakarta: Al- I‘tisham Cahaya Umat, 2003, 401
36
Pada tahun 1952 ia bergabung dalam Jam ‘iyyah al-Ikhwan al–Muslimin.
27
Beberapa tahun setelah itu, ia mengikuti kuliah di Universitas Syria dan lulus pada tahun 1961. Kemudian mengikuti wajib militer dan lulus sebagai perwira tahun 1963.
Setahun kemudian ia melaksanakan pernikahan dan dikarunia empat orang anak.
28
Menurut pengakuan al –Mustasyar Abdullah al–Aqil
29
yang sempat bertemu dengan Sa
‘id H{awwa bahwa Sa‘id H{awwa dikenal sebagai penyabar, ramah dan memiliki sifat tawad}u
‘, wara‘dan zuhud. Kecenderungan sufi lebih dominan dalam hidupnya. Sikap kesederhanan sangat tampak seperti dalam penampilan ataupun di
tempat kediamannya yang bersahaja jauh dari kemewahan. Sikapnya yang ramah dan wara
‘ membuatnya bersikap longgar bagi siapa saja yang ingin mencetak bukunya atas izin atau tanpa izin.
30
Kehidupan sufi yang dijalaninya menjadikan buku –buku
serta tafsir yang ditulis memiliki kecenderungan sufistik. Karya –karya sufinya
menyangkut tema terutama dalam rangka membersihkan jiwa dan memurnikan ibadah kepada Allah.
Kiprahnya di dunia pendidikan dimanifestasikan dalam lembaga –lembaga
pendidikan, seperti pada al –Ma‘had al–Ilmi di kota al–Hufuf wilayah Ihsa selama dua
tahun . Selain itu Sa’id H{awwa juga mengajar di Madinah tiga tahun dan di Saudi
Arabia sekitar 5 tahun. Pengetahuan dan ilmu yang dimilikinya juga disampaikan lewat ceramah, diskusi dan juga dituangkan dalam beberapa buku. Ia termasuk
penulis besar pada masa modern ini, kemampuan menulisnya mengambil tema;
27
Al-Banna sebagai pendiri Ikhwan adalah termasuk pengikut ajaran sufi Hasafiyah semacam tarekat dan Al-Banna sendiri pernah melakukan uzlah dan hidup zuhud. Kecenderungan
spiritual pengikutnya tidak bisa lepas dari pengaruh al-Banna. Ishak Mussa al-Husaini, Ikhwanul muslimun Jakarta: Grafiti Pers, 1983, Cet.ke-1, 5
28
al –Mustasyar, Mereka yang telah Pergi; Tokoh–tokoh Pembangun Pergerakan Islam
Kontemporer Jakarta: Al- I‘tisham Cahaya Umat, 2003, 401
29
Ia juga sebagai penulis buku yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia; Mereka telah Pergi. Al
–Mustasyar al–Aqil adalah alumnus fakultas Shari’ah al–Azhar tahun 1954. Sebelumnya ia belajar di Irak negeri kelahirannya di az
–Zubair. Sekembali dari pendidikan al–Azhar Kairo ia pernah mengajar di az
–Zubair dan kemudian banyak memegang jabatan di berbagai negara. Terakhir ia menjabat sebagai sekjen OKI. al
–Mustasyar, Mereka yang telah Pergi; Tokoh–tokoh Pembangun Pergerakan Islam Kontemporer Jakarta: Al-
I‘tis}am Cahaya Umat, 2003, iv
30
al –Mustasyar, Mereka yang telah Pergi; Tokoh–tokoh Pembangun Pergerakan Islam
Kontemporer Jakarta: Al- I‘tis}am Cahaya Umat, 2003, 403
37
dakwah dan gerakan, fiqh, tentang pembinaan jiwa ruh}iyyah –tasawuf.
31
Salah satu karyanya menyangkut tema tasawuf yaitu Tarbiyatuna ar
–Ruh}iyyah. Kelebihan buku ini tidak saja berbicara tasawuf pasif tapi tasawuf untuk
membangkitkan jiwa supaya membangun masyarakat yang berjiwa kokoh, semangat dan bersih.
32
Selain memberikan kuliah, Sa ‘id H{awwa dikenal juga sebagai da‘i. Aktifitas
dakwahnya tidak hanya di Syria tapi umumnya meliputi negara –negara Arab seperti
Mesir, Qatar, Yordania dan seterusnya bahkan pernah di Jerman dan Amerika. Hal itu dilakukan ketika ia berkunjung ke Amerika, daerah Eropa. Semangat dakwahnya
sangat melekat pada dirinya apalagi ia termasuk sebagai pemimpin Ikhwan al –
Muslimin Syria.
33
Organisasi Ikhwan membawa ia bertambah tegar untuk memperjuangkan agama Islam lewat jalan politik. Ia termasuk tokoh pimpinan
militan Ikhwan di Hama bersama dengan Adnan Sa ‘aduddin.
Pendidikan militer yang diselesaikan S a’id H{awwa pada tahun 1963 tidak
menjadikan ia masuk dalam jajaran tentara pemerintah. Dilihat dari sejarah kemerdekaan Syria bahwa tahun 1963 merupakan akhir kudeta yang dilakukan
militer dan pemerintahan dipegang partai Ba’th dengan presiden H{afiz al-Asad nasionalis sekular.
34
Perhatian pemerintah sekarang lebih dihadapkan kepada kelompok Ikhwan yang dari dulu menginginkan pemerintah menjalankan hukum
– hukum Islam dalam undang
–undang negara. Sa
‘id H{awwa pernah memimpin demonstrasi menentang undang-undang Syria tahun 1973.
35
Konsekuensinya ia ditangkap dan dipenjara sejak 5 maret 1973 –
31
al –Mustasyar, Mereka yang telah Pergi; Tokoh–tokoh Pembangun Pergerakan Islam
Kontemporer Jakarta: Al- I‘tis}am Cahaya Umat, 2003, 402
32
Sa’id H{awwa, Tarbiyatuna ar–Ruh}iyyah Kairo: Darussalam, 20071428, Cet. Ke–9, 5
33
al –Mustasyar, Mereka yang telah Pergi; Tokoh–tokoh Pembangun Pergerakan Islam
Kontemporer Jakarta: Al- I‘tisham Cahaya Umat, 2003, 402
34
Bersamaan dengan berkuasanya Ba’th di Syria pada bulan Maret 1963, sebelumnya bulan Pebruari 1963 di Irak juga partai Ba’th sedang memegang pemerintahan. Peristiwa ini terjadi ketika
bubarnya Republik Persatuan Arab. Syria memisahkan diri dari Irak. Disarikan dari; John L. Esposito, Ensiklopedi, Jilid 1, h. 275
35
Tercatat ada tiga demonstrasi yang dipimpin oleh Sa’id H{awwa; pertama, ketika Ikhwanul Muslimin Syria menuntut pemerintah agar memasukkan pendidikan kepanduan di sekolah
38
29 Januari 1978. Dalam masa tahanan ini digunakan untuk menulis kitab tafsir dan buku
–buku dakwahgerakan.
36
Pada waktu itu pemerintahan al –Asad membuat
undang – undang baru yang menghilangkan penyebutan Islam sebagai agama negara.
Ketidak puasan Ikhwan bukan saja hal demikian namun yang lebih utama lagi karena al
–Asad berasal dari golongan sekte Alawiyah yang dianggap sesat.
37
Selesai menjalani kurungan, pada tahun 1979 Sa ‘id H{awwa mengadakan
perjalanan ke Pakistan, ke Iran. Sewaktu kunjungan kedua di Pakistan ia menghadiri pemakaman
Abul A‘la al–Maududi. Pada kesempatan lain Sai‘d H{awwa bersama delegasi Islam Syria bertemu Khomeini serta Menteri Luar Negeri Iran Ibrahim Yazdi
untuk membicarakan bantuan terhadap saudara –saudara muslim di Syria. Ia
sampaikan keadaan yang sesungguhnya yang diperjuangkan oleh Ikhwan di Syria kepada Khomeini dalam rangka mempererat ukhuwah Islamiyah.
38
Pada tahun 1980 atas prakarsa Sa ‘id H{awwa, dibentuklah Front Islam Syria
FIS sebagai sarana untuk menata dan mengevaluasi perjuangan Ikhwan yang gagal menentang rezim al
–Asad karena sudah banyak anggota Ikhwan yang jadi korban. Kekuatan Ikhwan dan FIS waktu itu sudah kurang berpengaruh sebagai gerakan
oposisi. Iran dengan terang –terangan justeru mendukung pemerintahan rezim al-
Asad. Baik FIS dan Ikhwan, tokoh –tokohnya banyak di pengasingan karena diburu
oleh tentara rezim al –Asad. Disamping itu dekrit pemerintah mengancam keberadaan
Thanawiyah. Kedua, pembelaan terhadap pembantaian Ikhwanul Muslimin Mesir PM Mesir setelah Mustafa Nuhas Pasya sebelumnya Husein Sirry yaitu Ahmad Mahir tewas diculik, PM dilanjutkan
oleh an-Nuqrashi yang tewas tahun 1948 penggantinya Abdul Hadi Pasha. disini Ikhwan mendapat perlakuan kejam. Ketiga, peringatan duka atas perjanjian Boulfour. al
–Mustasyar, Mereka yang telah Pergi; Tokoh
–tokoh Pembangun Pergerakan Islam Kontemporer Jakarta: Al-I‘tis}am Cahaya Umat, 2003, 402
36
Al –Mustasyar, Mereka yang telah Pergi; Tokoh–tokoh Pembangun Pergerakan Islam
Kontemporer Jakarta: Al- I‘tis}am Cahaya Umat, 2003, 402
37
John L. Esposito, Dunia Islam Modern –Ensiklopedi Oxford Terj Bandung: Mizan, 2002,
Jilid 5, Cet. Ke –2,272
38
Al –Mustasyar, Mereka yang telah Pergi; Tokoh–tokoh Pembangun Pergerakan Islam
Kontemporer Jakarta: Al- I‘tis}am Cahaya Umat, 2003, 403
39
Ikhwan. Peristiwa demikian dipicu oleh demonstrasi dan pemboikotan besa –besaran
tahun 1980 di Aleppo, Hama, Homs serta ada upaya pembunuhan terhadap al –Asad.
39
Pada pertengahan tahun 1980 –an aktifitas Sa’id H{awwa dengan Ikhwan
tidak terdengar lagi. Apalagi setelah kecewa terhadap sikap Khomeini yang kurang menguntungkan bagi Ikhwan dan FIS.
Pada tahun 1987 Sa’id H{awwa terserang stroke hingga sebagian anggota tubuhnya lumpuh. Ia juga mengalami komplikasi penyakit; tekanan darah, gula,
ginjal dan sakit mata. Keadaan demikian membuat ia tidak dapat hadir bersama masyarakat lagi karena diopname. Pada bulan Desember tahun 1988 kondisinya tak
kunjung membaik dan masih dirawat di rumah sakit. Tiga bulan kemudian tepatnya tanggal 9 Maret 1989 sang pejuang itu wafat di rumah sakit Amman, Yordania.
40
Tokoh pembela Islam, seorang Sufi, pejuang berhati lembut tersebut sudah pergi selama
–lamanya dengan banyak meninggalkan buku–buku karyanya yang dapat dikembangkan dan dipelajari.
C. Perkembangan Intelektual Sa ‘id H{awwa