134 ”subversif”  yang  dapat  dan  akan  menggugat  kemapanan  doktrin  Suni,  terutama
pada masalah kalam dan fiqh.
349
4. Pembentukan lembaga Mih{nah
Lembaga Mih{ nah  yang dibangun oleh al-Ma’mun pada tahun 212 H.827
M. Ini dalam rangka untuk melanggengkan salah satu paham keagamaan yang ada yaitu  Mu’tazilah, -  meminjam  istilah  yang  digunakan  oleh  Sanggurizal
Panggabean – adalah untuk melegitimasi dan otoritas kekhalifahan. Pemilihan dan penetapan atas aliran ini dikarenakan pandangan Mu’tazilah
sesuai  dengan  kepentingan  politik  al-Makmun  dan  kepentingan-khalifah  pada umumnya  untuk  menjadikan  institusi  khalifah  sebagai  pemegang  monopoli
penafsiran doktri-doktrin keagamaan dan otoritas keagamaan selain politik. Dalam rangka itulah muncul - lembaga
”Mih{ nah al-Qur’an sebagai makhluk.
350
Pada awalnya al-Ma’mun tidak menjelaskan pendiriannya secara terbuka, karena ia merasa khawatir akan terjadinya perbedaan pendapat dengan para ulama
yang  ada  pada  saat  itu  yang  umumnya    beraliran  suni. Barulah  pada  tahun 212 H.827  M. Al-Ma’mun  mengumumkan  pendiriannya    yang cenderung  memilih
kepada aliran Mu’tazilah, akan tetapi pada saat itu baru terbatas dikalangan istana saja.
Tokoh utama Mu’tazilah pada waktu itu adlah Ahmad bin Abi Dawud dan Sumamah bin al-Asyras, mendorong al-Ma’mun untuk mengumumkannya kepada
umat Islam secara resmi. Namun demikian, ia masih dicegah oleh Hakim agung, yang  waktu  itu  dijabat  oleh  yahya  bin  Aksum,  dia  menyarankan  agar  khalifah
tidak  condong  kepada  salah  satu  pihak.  Barulah  setelah  Yahya  bin  aksum  wafat dan  digantikan  oleh  Ahmad  bin  Abi  Dawud,  al-Ma’mun  mengumumkan
pendiriannya secara resmi.
351
349
Azyumardi Azra dalam Michael Stanton, Pendidikan Tinggi dalam Islam, vii
350
Samsurizal Pangabean dalam Islamika no.5 tahun 1994, 9
351
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam 3, 151.
135 Al-Muluk
352
atau inquisisi – diberlakukan oleh khalifah Abbasiyah antara tahun 833  dan 848  M.
353
-  pertama  kali  diberlakukan  pada  masa  khalifah  al- Ma’mun  dikalangan  para  pejabat  kehakiman,  kemudian  para  ulama  dan  para
gubernur,  akan  tetapi  pemuka  agama  lainnya  tidak  diganggu.  Isi  al-Muluk  itu menyatakan  bahwa  Al-Qur’an  adalah  makhluk,  bukan  kalam  Allah.  Kalau  al-
qur’an  itu  kalam  Allah,  itur  berarti  menunjukan  bahwa  al-Qur’an  itu  kadim. Sedangka  ia  diciptakan,  dan  yang  kadim  hanyalah  Allah,  siapa  yang  tidak
menerima  atau  menolak  keyakinan  resmi  itu,  maka  ia  akan  dipecat  dari jabatannya.
Al-Muluk  yang  diberlakukan  al-Ma’mun  sangat  membahayakan  posisi Mu’tazilah  itu  sendiri  di  kemudian  hari.  Paham  Mu’tazilah dalam  kenyataanya
banyak  dianut  oleh  kelompok  elit  intelektual  yang  banyak  melakukan  studi filsafat, yang sulit diterima oleh masyarakat awam dan kelompok tradisional ahli
hadits,  mayoritas  dari  kalangan  mereka  ahlu  hadits  berpandangan    sebaliknya dari  apa  yang  dikemukakan  oleh  Mu’tazilah  dan  pemerintah,  kelak  pemikiran
theologi,  matematika,kimia  kedokteran  dan  Astronomi  merupakan  bagian  dari kajian-kajian
filsafat.oleh karena
itu tidaklah
mengherankan apabila
perkembangan  ilmu  pengetahuan  pada  masa  dinasti  abbasiyah  itu  tidak  bisa dilepaskan dari peran para filosof.
354
Dengan  menjadikan  Mu’tazilah  sebagai  mazhab  resmi  negara  dan melakukan al-Muluk, maka terjadilah konflik-konmflik intrn agama yang dialami
al-Ma’mun hingga masa pemerintahan al-Mutawakil 847-861 M. yang berujung kepada pembatalan aliran ini sebagai aliran resmi negara.dan golongan salaf bisa
352
Secara fenomenologi,Mihna dalam sejarah perkembangan pemikiran Islam telah terjadi sebelum  masa  al-Mamun.  jahm  Ibn  Sofwan  dihukum  mati  karena  ia  membawa  paham  sendiri,
Mabad  al-Juhani  dihukum  mati  karena  melahirkan  paham  Qadariyah  pada  masa  khalifah  abdul Malik ibn Marwan pada tahun 80 Hijriyah, ghaylan al-Dimasyqi juga dihukum mati oleh Hisyam
ibn  Abdul  Malik  pada  tahun 105  H. lihat,  anmad amin, Duha  al-Islam Kairo:  al-  Nahdah  al- Misriyah,162 dan Nurcholis Madjid, Khazanah Intelektual Islam Jakarta: Bulan Bintang, 1990,
14.
353
John,  L.  Esposito, The  Oxford  History  of  Islam   Inggris:  Oxford  University  Press, 1999, 27.
354
John, L. Esposito, The Oxford History of Islam, 27.
136 kembali naik daun.
355
Meskipun pada  akhirnya pembatalan itu – hanya sesaat – kemudian aliran Mu’tazilah pada Dinasti Buwaih bangkit kembali.
Demikianlah  kejadian  Al-Muluk  ini  yang  dalam  catatan  sejarah  disebut sebagai  ”noktah  Hitam”  dalam  perjalanan  kekhalifahan  al-Ma’mun,  yang
sebenarnya telah banyak berperan  aktif dalam membangun  budaya  ”kebebasan” dan  menunjukan  perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  ”keagamaa”  yang
mendapat rekor tertinggi  sebagai khalifah Abbasiyah yang paling berperan dalam mengantarkan dinasti ini kepuncak peradaban Islam.
5. Menciptakan perdamaian dikalangan keluarga Bani Hasyim.