Perkembangan Pendidikan setelah masa Nabi

42 keluarga, pendidikan sopan santun dalam masyarakat dan pendidikan kepribadian. 96 4 Pendidikan Hankam dan Dakwah Islam, dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru. 97 Setelah Nabi wafat, maka kepemimpinan umat Islam dilanjutkan oleh para sahabat Nabi, yaitu Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib, yang kemudian dikenal dengan sebutan al-Khulaf’ar-Rasyidin. Daulat al-Khulafa ar- Rasyidin ini memerintah selama 30 tahun dari tahun 11-41 H.632-661 M. Yang berkedudukan di Madinah al-Munawarah.

3. Perkembangan Pendidikan setelah masa Nabi

Pada masa khulafa al-Rasyidin ini juga banyak memperhatikan tentang pendidikan, terlebih setelah wilayah kekuasaan Islam semakin meluas, maka banyak orang Arab muslim yang keluar Jazirah arab, dan orang Ajam datang ke Jazirah Arab. Gerakan perpindahan ini membawa dampak tersendiri, terutama dibidanng pendidikan, orang ajam yang berasal dari luar Jazirah Arab ini adalah bangsa yang dahulunya pernah mewarisi kebudayaan yang lebih tinggi dari bangsa Arab, walau pun semangatnya sudah padam, namun bekasnya masih nyata. Hal ini terlihat pada adanya kota-kota tempat perkembangan Yunani, seperti Iskandariyah, Antiokia, Harram dan Yunde Sahpur. 98 Kedatangan mereka ini mendorong penguasa waktu itu khalifah umar bin Khattab, memerintahkan untuk membuat tata bahasa Arab, agar mereka terhindar dari kesalahan dalam membaca al-qur’an dan Hadis.maka Ali bin Abi Thaliblah pembangun dasar-dasar ilmu nahwu yang selanjutnya di sempurnakan oleh Abu al-aswad al-Duwaly. 99 Selain itu perlu juga penafsiran ayat al-Qur’an sehingga mereka terhindar dari kesalahan memahaminya. 96 Pendidikan yang dilakukan pada masa ini merupakan gambaran pendidikan yang dijelaskan dalam al-Qur’an, Surat Luqman, ayat 13-19. 97 Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, 40 98 Ahmad Amin, D}uha al-Islam Kairo: Maktabah al-Nahd}ah, 1965, 255. 99 Ahmad Amin, D}uha al-Islam , 241. 43 Untuk kepentingan pengajaran di luar Jazirah Arab, maka penguasa mengirim guru-guru yang terdiri dari para sahabat ahli ilmu, seperti Abdullah bin Mas’ud di kirim ke Kuffah, Abu Musa al-Asy’ari dan Anas bin Malik di utus ke Basrah, Mu’adz, Ubadah, Abu Darda dikirim ke Syam, dan Abdullah bin Amr bin Ash dikirim ke Mesir. Melalui tangan-tangan mereka inilah berkembangnya ilmu- ilmu keIslaman di negeri-negeri itu, dan banyak menghasilkan ulama ahli ilmu. Demikian, hubungan antara penguasa saat itu dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, jadi untuk memajukan bangsa dan negara serta untuk menyebar luaskan Islam, maka perlu pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Negara akan semakin kokoh, pemerintahan akan stabil apa bila rakyatnya mempunyai pendidikan dan ilmu pengetahuan yang cukup, oleh karena itu, negara bagaimana pun akan terus berusaha untuk memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Demikian pula halnya pada masa Daulah bani Umayyah, setelah memindahkan ibu kota dari Madinah ke Damaskus, suatu kota tua di negeri Syam yang telah penuh dengan peninggalan kebudayaan maju sebelumnya, setelah melakukan pembangunan dibidang fisik, menata sistem pemerintahan, memajukan ekonomi perdagangan dan mengembangkan bidang kebudayaan. Salah satu aspek dari kebudayaan adalah mengembangkan ilmu pengetahuan. Kalau pada masa Nabi dan Khulafa ar-Rasyidin pengembangan ilmu pengetahuan terpusat pada usaha untuk memahami al-qur’an dan Hadis, maka perhatian pada masa ini disesuaikan dengan kebutuhan zaman, tertuju pada ilmu-ilmu yang diwariskan oleh bangsa-bangsa sebelum munculnya Islam. Misalnya, pada masa Khalid bin Yazid, ia sangat tertarik terhadap ilmu kimia dan kedokteran, sehingga ia menyediakan sejumlah harta dan memerintahkan para sarjana Yunani yang bermukim di Mesir untuk menerjemahkan buku-buku kima dan kedokteran ke dalam bahasa Arab, usaha ini menjadi terjemahan pertama dalam sejarah. 100 100 Ahmad Amin, D }uha al-Islam , 225. 44 Demikian juga al-Walid bin Abdul Malik,ia memberi perhatian kepada bimaristan, 101 yang ia dirikan di damaskus pada tahun 884 M. Begitru pula dengan khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang memerintahkan para ulama untuk secara resmi membukukan hadis-hadis Nabi secara tidak resmi sebenarnya sudah ada pribadi-pribadi yang sejak zaman sahabat telah membukukannya. Dari uraian ini dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan Islam dapat berkembang dengan pesat karena mendapat dukungan yang kuat dari para penguasa, selain keinginan yang kuat terhadap ilmu pengetahuan yang ada pada umat Islam saat itu. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pendidikan erat kaitannya dengan struktur kekuasaan, oleh sebab itu, peran pemerintah tidak dihilangkan dalam hal pendidikan akan tetapi, memfasilitasi terciptanya kemerdekaan yang sejati dimana setiap individu dapat mengembangkan dirinya dan secara bersama-sama dapat memecahkan masalah bersama. Di sini kita melihat bahwa pendidikan merupakan alat penting dalam proses kesetaraan anggota masyarakat dalam arti mempunyai kesempatan yang sama bagi semua orang untuk berkembang. Demikian jean-Jarques Rousseau, berpendapat bahwa apabila generasi muda itu mendapat pendidikan yang benar maka masyarakat masa depan akan dapat diselamatkan, sehingga manusia dapat mengatasi pertentangan antara individu dengan tuntutan sosial, karena pada masyarakat yang telah bobrok pada masa itu agak sulit untuk menstranformasikan seorang anak menjadi manusia yang sebenarnya dan warga negara yang baik. 102 Oleh karena itu ia mengusulkan suatu sistem pendidikan yang sesuai dengan kodrat manusia. Selanjutnya Rousseaeu mengatakan bahwa manusia primitif serta alamiah adalah manusia yang bebas dan sejahtera Free and happy, karena kehidupannya tidak dibatasi oleh masyarakat dimana tempat ia hidup, tetapi manusia primitif 101 Bimaristan, adalah sebuah tempat untuk melakuakan pengobatan dan perawatan bagi orang-orang yang sakit serta sebagai tempat studi tentang ilmu-ilmu kedokteran. Lihat.Ahmad Amin D} uha al-Islam Kairo: Maktabah al-Nahd} ah, 1972, 225. 102 Jean-Jacques Roussau yang lahir di Genava tahun 1712 dari seorang bapak pembuat arloji, lihat. Ronald F. Reed Tony W.Jahnson, Philosophical in Education New York: Addison- Wesley Longman Inc. ,2000, 61-71. 45 dan alamiah adalah manusia yang telah belajar hidup sesuai dengan pembatasan- pembatasan yang diberikan oleh alam kepadanya. 103 Begitu pula dengan John Dewey dalam bukunya menggaris bawahi mengenai hubungan antara pendidikan dan Demokrasi. Apabila kita menginginkan suatu masyarakat yang demokrasi, yang pertama-tama harus dilakukan adalah mendemokratisasikan pendidikan. Hal ini berarti pendidikan bukanlah sesuatu yang harus mencekoki peserta didik dengan ilmu pengetahuan, akan tetapi ilmu pengetahuan itu harus dimiliki oleh peserta didik karena pengalamannya. 104 Dalam masalah kekuasaan dan pendidikan, bagi Dewey, kekuasaan power dalam pendidikan adalah dimensi yang lain. Justru pendidikan hendaknya mengembangkan kekuatan power yang berada di dalam hakikat peserta didik. Kekuatan itu berupa insting atau kebutuhan-kebutuhan peserta didik yang distimulasi oleh lingkunannya, yaitu lingkungan manusia masyarakat dan lingkungan alamnya. 105

B. Kebijakan Pendidikan.