120 Untuk memperkecil dan mempersempit pertikaian yang ada dan oposisi
terhadap pemerintahannya, di samping memajukan ilmu pengetahuan, kemudian al-Ma’mun segera melakukan terobosan-terobosan baru guna menanggulangi
perpecahan tersebut. Terobosan-terobosan tersebut dapat dilihat dari kebijakan kebijakan yang diterapkan oleh al-Ma’mun selama berkuasa, kebijakan tersebut
berupa kebijakan politik al-Ma’mun, antara lain;
1. Menangguhkan pemindahan kota sementara dari khurasan ke Baghdad 198-204 H.813-819 M.
Dalam buku ensiklopedi Islam disebutkan, bahwa al-Ma’mun sebelum naik tahta pernah mengepung Baghdad selama hampir satu tahun,karena al-Amin,
saudaranya berniat untuk membatalkan pewarisan kekhalifahan kepada Al- Ma’mun dan mengangkat Musa al-Amin anak kandungnya sendiri sebagai putra
makhkota. Dari sinilah terjadi peperangan antara pasukan Al-Amin dengan pasukan Al-Ma’mun yang berakhir dengan kekalahan di pihak al-Amin.
325
Atas keputusan sepihak yang diputuskan oleh pihak al-Amin, akhirnya perang saudara
itu tidak dapat dihindarkan lagi. Setelah Baghdad dapat dikuasai oleh tentara al-Ma’mun, ia tidak langsung
menduduki Baghdad sebagai ibu kota, melainkan tetap tinggal di Khurasan, baru kemudian setelah situasi politik memungkinkan maka al-Ma’mun memindahkan
ibukota khurasan ke Baghdad. Kebijakan pemindahan kota Khurasan ke Baghdad ini bukan sesuatu yang
tanpa alasan dan tujuan yang jelas, pemindahan kota tersebut bertujuan: 1. Al-Ma’mun ingin mendinginkan atau menenangkan perasaan penduduk ibu
kota terutama para pendukung setia dan keluarga al-Amin dari keturunan Arab yang baru saja ditinggal wafat oleh saudaranya, al-Amin.
2. Al-Ma’mun juga ingin mengetahui atau menjajagi seberapa besar pengaruh kekuatan dari pendukung saudaranya itu dalam lingkungan keluarga
Abbasiyah. 3. Al-Ma’mun juga ingin menyelami seberapa pendirian sebenarnya keluarga
Abbasiyah terhadap dirinya.karena semenjak kecil ia lebih cenderung kepada
325
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam 3 Jakarta: Intermasa, 1994, 149-150
121 keluarga dari pihak ibunya yang keturunan Persia dibandingkan dengan
keluarga dari Ayahnya yang keturunan Arab.
326
Di lain pihak kebijakan untuk tinggal beberapa tahun di Khurasan adalah guna memberikan kesempatan kepada unsur-unsur pendukung al-Amin untuk bisa
bernapas lega dan secara perlahan-lahan memperlihatkan dirinya sebagai lawan terbuka. Ia juga bermaksud untuk dapat mengetahui berbagai kemelut yang terjadi
dan merancang cara untuk menghadapinya nanti kalau sudah kembali ke ibu kota Baghdad. Tetapi pertempuran berikutnya malah terjadi bukan di Irak atau
Khurasan, melainkan di Suriah, kemudian menyusul di Kuffah, melawan keluarga Alawiyin keturunan Ali bin Abi Thalib yang ingin memisahkan diri dari
kekuasaan al-Ma’mun, kesemuanya itu dapat di patahkan oleh pasukan al- Ma’mun.
327
Akibat kemenangan demi kemenangan yang diraih oleh al-Ma’mun dan pasukannya orang-orang Persia dalam berbagai kontak senjata, melawan
pemberontakan pemberontakan yang terjadi, menimbulkan kemarahan yang besar di kalangan orang-orang Arab. Sementara kebijakan al-ma’mun memindahkan
kota Khurasan ke Baghdad justru sebaliknya menyebabkan kemarahan orang- orang Persia kepadanya
328
.
2. Memajukan Ilmu Pengtahuan dalam berbagai bidang disiplin ilmu