Pengaruh Enabling Factor terhadap Perilaku Seksual Siswi di SMA Negeri 17 Medan

dan berperilaku seksual positif yaitu sebanyak 1 responden 16,7, sedangkan yang berperilaku seksual negatif yaitu sebanyak 5 responden 83,3. Hasil uji statistik chi-square tentang pengaruh peran teman sebaya dengan perilaku seksual siswi diperoleh OR= 4,5 dan nilai p = 0,02 hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan peran teman sebaya dengan perilaku seksual siswi. Tabel 5.17 Pengaruh Reinforcing Factor terhadap Perilaku Seksual Siswi di SMA Negeri 17 Medan Tahun 2013 N=100 Subvariabel Perilaku Seksual Siswi Total OR nilai p Positif Negatif n n n Peran Orang Tua Mendukung Tidak Mendukung 59 19 84,3 63,3 11 11 15,7 36,7 70 30 100 100 3,1 0,04 Peran Guru Mendukung Tidak Mendukung 77 1 81,9 16,7 17 5 18,1 83,3 94 6 100 100 22,6 0,002 Peran Teman Sebaya Mendukung Tidak Mendukung 72 6 81,8 50 16 6 18,2 50 88 12 100 100 4,5 0,02

8. Pengaruh Enabling Factor terhadap Perilaku Seksual Siswi di SMA Negeri 17 Medan

Berdasarkan tabel 5.18 hasil uji chi square tentang pengaruh enabling factor dengan perilaku seksual siswi yang menunjukan bahwa responden dengan peran akses media informasi yang mendukung dan berperilaku seksual positif yaitu sebanyak 60 responden 83,3, sedangkan yang berperilaku seksual negatif yaitu sebanyak 12 responden 16,7. Responden dengan peran akses media informasi tidak mendukung dan berperilaku seksual positif yaitu sebanyak 18 responden 64,3, sedangkan yang berperilaku seksual negatif yaitu sebanyak 10 responden 35,7. Hasil uji statistik chi-square tentang pengaruh peran akses media informasi Universitas Sumatera Utara dengan perilaku seksual siswi diperoleh OR=2,77 dan nilai p = 0,07 hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh peran akses media informasi dengan perilaku seksual siswi. Tabel 5.18 Pengaruh Enabling Factor terhadap Perilaku Seksual Siswi di SMA Negeri 17 Medan Tahun 2013 N=100 Subvariabel Perilaku Seksual Siswi Total OR nilai p Positif Negatif n n n Peran Akses Media Informasi Mendukung Tidak Mendukung 60 18 83,3 64,3 12 10 16,7 35,7 72 28 100 100 2,77 0,07 9. Analisis Multivariat Analisis multivariat merupakan kelanjutan dari analisis bivariat, dengan ketentuan variabel-variabel independen pada analisis bivariat menunjukkan nilai p0,25 dengan tujuan melihat pengaruh antara variabel independen terhadap dependen. Adapun hasil seleksi kandidat variabel yang layak masuk model multivariat menunjukkan nilai p untuk keenam subvariabel mempunyai nilai signifikan p 0,25 yaitu subvariabel pengetahuan, sikap, peran orang tua, peran guru, peran teman sebaya, dan peran akses media informasi. Sehingga keenam subvariabel ini layak masuk ke uji multivariat. Langkah selanjutnya yaitu melakukan uji multivariat terhadap keenam subvariabel ini dan mengeluarkan serta memasukkan secara bergantian subvariabel sesuai perubahan OR yang dihasilkan. Berdasarkan tabel 5.19 dapat dilihat bahwa dari hasil analisis multivariat dapat dilihat bahwa dari keseluruhan variabel independen yang diduga mempengaruhi perilaku seksual siswi terdapat satu subvariabel yang paling berpengaruh terhadap Universitas Sumatera Utara perilaku seksual siswi yaitu subvariabel peran guru dengan nilai p sebesar 0,065. Nilai OR terbesar yang diperoleh yaitu 13,131. Tabel 5.19 Faktor yang Paling Berpengaruh terhadap Perilaku Seksual Siswi di SMA Negeri 17 Medan Tahun 2013 Subvariabel OR Pengetahuan 3,027 Sikap 1,351 Peran Orang Tua 4,853 Peran Guru 13,131 Peran Teman Sebaya 4,094 Peran Akses Media Informasi 2,645 Universitas Sumatera Utara

B. Pembahasan 1. Karakteristik Responden berdasarkan Perilaku Seksual Siswi di SMA

Negeri 17 Medan Perilaku seksual adalah manifestasi dari adanya dorongan seksual yang dapat diamati secara langsung melalui perbuatan yang tercermin dalam tahap-tahap perilaku seksual dari tahap yang paling ringan hingga yang paling berat Purnomowardani dan Koentjoro, 2000. Menurut Kinsey dalam Harahap, 2004 mengemukakan bahwa perilaku seksual mencakup empat tahapan yaitu bersentuhan touching meliputi berpegangan tangan sampai berpelukan, berciuman kissing meliputi ciuman pendek hingga ciuman dengan mempermainkan lidah deep kissing, bercumbuan petting meliput i menyentuh bagian yang sensitif dari tubuh pasangan dan mengarah pada pembangkitan gairah seksual , dan berhubungan kelamin. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap siswi di SMA Negeri 17 Medan menunjukkan bahwa umumnya responden mempunyai perilaku seksual positif 78 dan hanya 22 yang mempunyai perilaku seksual negatif. Dari aspek-aspek perilaku seksual siswi tersebut, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu pengetahuan dan sikap siswi serta adanya peran orang tua, guru, teman sebaya, dan akses media informasi yang siswi peroleh berkaitan dengan adanya perilaku seksual siswi Kurniawan, 2008. Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat gambaran tentang kegiatan yang pernah dilakukan responden selama berpacaran dimana mayoritas responden menyatakan pernah berpegangan tangan selama berpacaran 71, berpelukan 36, berciuman bibir 22, dan berciuman dengan Universitas Sumatera Utara