tempat lain. Emosi, minat, konsentrasi dan cara berpikir mulai stabil serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah sudah meningkat. Batasan usia
untuk remaja akhir dimulai dari usia 17-19 tahun.
3. Karakteristik Remaja
Karakteristik perkembangan normal yang terjadi pada remaja dalam menjalankan tugas perkembangannya dalam mencapai identitas diri antara
lain menilai diri secara objektif dan merencanakan untuk mengaktualisasikan kemampuannya. Menurut Hurlock 1980 mengemukakan berbagai ciri dari
remaja, diantaranya yang pertama adalah masa remaja sebagai periode yang penting. Meskipun semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting,
namun kadar kepentingannya berbeda-beda. Ada beberapa periode yang lebih penting daripada beberapa periode lainnya, karena akibatnya yang langsung
terhadap sikap dan perilaku, dan ada lagi yang penting karena akibat-akibat jangka panjangnya. Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat
jangka panjang tetap penting. Ada periode yang penting karena akibat fisik dan ada lagi karena akibat psikologis. Pada periode remaja kedua-duanya
sama-sama penting. Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal masa
remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.
Karakteristik yang kedua adalah masa remaja adalah periode peralihan dimana terjadi peralihan dari satu tahap perkembangan ke perkembangan
berikutnya secara berkesinambungan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan seorang dewasa dan merupakan masa yang
sangat strategis, karena memberi waktu kepada remaja untuk membentuk
Universitas Sumatera Utara
gaya hidup dan menentukan pola perilaku, nilai-nilai dan sifat-sifat yang sesuai dengan yang diinginkannya.
Karakteristik ketiga adalah masa remaja sebagai periode perubahan. Sejak awal remaja, perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku
dan sikap juga berkembang. Ada empat perubahan besar yang terjadi pada remaja, yaitu perubahan emosi, perubahan peran dan minat, perubahan pola
perilaku dan perubahan sikap menjadi perasaan yang bertentangan. Karakteristik keempat adalah masa remaja merupakan usia bermasalah.
Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Hal ini terjadi karena tidak terbiasanya remaja menyelesaikan masalahnya sendiri
tanpa meminta bantuan orang lain sehingga kadang-kadang terjadi penyelesaian yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Karakteristik keenam adalah masa remaja sebagai masa mencari identitas. Identitas diri yang dicari remaja adalah berupa kejelasan siapa
dirinya dan apa peran dirinya di masyarakat. Remaja tidak puas dirinya sama dengan kebanyakan orang, ia ingin memperlihatkan dirinya sebagai individu,
sementara pada saat yang sama ia ingin mempertahankan dirinya terhadap kelompok sebaya.
Karakteristik ketujuh adalah masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan. Anggapan label yang diberikan budaya bahwa
remaja adalah anak yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya, cenderung berperilaku merusak sehingga menyebabkan orang dewasa harus
membimbing dan mengawasi kehidupan remaja. Dengan adanya stigma ini akan membuat masa peralihan remaja ke dewasa menjadi sulit, karena peran
orang tua yang memiliki pandangan seperti ini akan mencurigai dan
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan pertentangan dengan orang tua dan antara orang tua dan anak terjadi jarak yang menghalangi anak untuk meminta bantuan orang tua untuk
mengatasi berbagai masalahnya. Karakteristik kedelapan adalah masa remaja sebagai masa yang tidak
realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamatanya sendiri, baik dalam melihat dirinya maupun melihat orang lain, mereka belum
melihat apa adanya, tetapi menginginkan sebagaimana yang ia harapkan. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau
kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri. Karakteristik kesembilan adalah masa remaja sebagai ambang masa
dewasa. Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan label yang diberikan belasan
tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup.
Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman keras,
menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka
inginkan.
C. Perilaku Seksual Remaja 1. Pengertian Seksualitas