2. Domain Perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organism orang, namun dalam memberikan
respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan
perilaku. Determinan perilaku ini dibedakan atas dua yaitu pertama adalah determinan atau faktor internal, merupakan karakteristik orang yang
bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. Kedua adalah determinan
atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan
faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang. Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku merupakan totalitas penghayatan dan
aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal.
Benyamin Bloom 1908 dalam Notoatmodjo, 2007 membagi perilaku manusia ke dalam tiga domainranah meliputi: a.Kognitif, b.Afektif,
c.Psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran pendidikan kesehatan yakni:
Pertama adalah pengetahuan knowledge merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang overt behaviour. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif ini memiliki 6 tingkatan yaitu: a.Tahu know
Universitas Sumatera Utara
yang diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah, b.Memahami comprehension diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar, c.Aplikasi application diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya, d.Analisis analysis diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain, e.Sintesis
synthesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru,
f.Evaluasi evaluation diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atu menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita
ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Kedua adalah sikap attitude merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu
dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
Universitas Sumatera Utara
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari- hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap
itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk berekasi
terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari empat tingkatan yaitu: a.Menerima receiving diartikan bahwa orang subjek mau
dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek, b.Merespon responding diartikan sebagai memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut, c.Menghargai
valuing diartikan sebagai mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga,
d.Bertanggung jawab responsible diartikan sebagai bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap
yang paling tinggi. Notoatmodjo 2003, dalam Harahap 2004 menyatakan bahwa
penerimaan perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap
Universitas Sumatera Utara
yang positif. Artinya kekonsistenan hubungan sikap dan perilaku tersebut sangat ditentukan oleh sesuai atau tidaknya pengetahuan, kesadaran dan
sikapnya terhadap perilaku. Faktor - faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar
2009 dalam Kusumastuti, 2010 adalah pertama ialah pengalaman pribadi dimana sesuatu yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Kedua ialah kebudayaan.
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya yang
mempunyai norma longgar bagi pergaulan heteroseksual, sangat mungkin kita akan mempunyai sikap yang mendukung terhadap masalah kebebasan
pergaulan heteroseksual. Ketiga ialah orang lain yang dianggap penting. Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial
yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting, sesorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak dan tingkah
dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berati khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap
kita terhadap sesuatu. Diantara orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman
sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri tau suami dan lain-lain. Keempat ialah media massa. Media massa sebagai sarana komunikasi. Berbagai bentuk
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dll, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.
Penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya. Media massa membawa
Universitas Sumatera Utara
pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Kelima ialah institusilembaga pendidikan dan lembaga agama. Lembaga pendidikan
serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep
moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik-dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan diperoleh dari
pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Keenam ialah faktor emosi dalam diri individu. Bentuk sikap tidak semuanya ditentukan
oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang
berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang
sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.
Ranah perilaku selanjutnya adalah praktik atau tindakan practice. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behaviour.
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
fasilitas. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan support dari pihak lain, misalnya dari orang tua dan lain-lain. Praktik ini
memiliki beberapa tingkatan yaitu: a. persepsi perception diartikan sebagai mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil, ini merupkan praktik tingkat pertama. b. respon terpimpin
Universitas Sumatera Utara
guided response diartikan sebagai dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh, ini merupakan indicator praktik
tingkat dua. c. mekanisme mecanism apabila sesorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah
merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga. d. adopsi adoption merupakan suatu parktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Pengukuran perilaku dapat
dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan- kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu
recall. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
3. Teori Perilaku