Data Demografi Responden Pengaruh Predispocing Factor terhadap Perilaku Seksual Siswi di SMA Negeri 17 Medan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai data demografi responden dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual siswi di SMA Negeri 17 Medan.

1. Data Demografi Responden

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 100 orang responden mayoritas responden berusia 16 tahun 53 dengan rata-rata usia 16 tahun, tinggal bersama orang tua 82. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini: Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden berdasarkan Data Demografi di SMA Negeri 17 Medan Tahun 2013 N=100 Karakteristik Responden f Umur 14 tahun 15 tahun 16 tahun 17 tahun X=16 ; SD=0,671 2 35 53 10 2 35 53 10 Tempat Tinggal Orang Tua Wali Teman Kost 82 15 3 82 15 3

2. Perilaku Seksual Siswi a. Kategori Perilaku Seksual Siswi di SMA Negeri 17 Medan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dilihat dari perilaku seksual umumnya responden mempunyai perilaku seksual positif yaitu sebanyak Universitas Sumatera Utara 78 dan hanya 22 yang mempunyai perilaku seksual negatif. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini: Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Perilaku Seksual Siswi di SMA Negeri 17 Medan Tahun 2013 N=100 Perilaku Seksual Siswi f Perilaku Positif Perilaku Negatif 78 22 78 22

b. Gambaran Perilaku Seksual Siswi di SMA Negeri 17 Medan

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa berkaitan dengan kegiatan yang pernah dilakukan selama berpacaran, mayoritas responden menyatakan pernah berpegangan tangan yaitu sebanyak 71, berpelukan yaitu sebanyak 36, berciuman bibir yaitu sebanyak 22, dan berciuman dengan mempermainkan lidah yaitu sebanyak 10. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Perilaku Seksual Siswi di SMA Negeri 17 Medan Tahun 2013 N=100 Perilaku Seksual Tingkat Perilaku Pernah Tidak Pernah f f Pernah dilakukan selama berpacaran Berpegangan tangan Berpelukan Berciuman bibir Berciuman dengan mempermainkan lidah Meraba-raba bagian tubuh Melakukan hubungan seks 71 36 22 10 6 1 71 36 22 10 6 1 29 64 78 90 94 99 29 64 78 90 94 99 Universitas Sumatera Utara

3. Predispocing Factor

a. Kategori Predispocing Factor berdasarkan Pengetahuan Siswi di SMA Negeri 17 Medan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dilihat dari pengetahuan responden mayoritas responden mempunyai pengetahuan baik 81 dan hanya 19 yang mempunyai pengetahuan buruk tabel 5.4. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Predispocing Factor berdasarkan Pengetahuan Siswi di SMA Negeri 17 Medan tahun 2013 N=100 Predispocing Factor Pengetahuan f Baik Buruk 81 19 81 19

b. Gambaran Predispocing Factor berdasarkan Pengetahuan Siswi di SMA Negeri 17 Medan

Berdasarkan tabel 5.5 pengetahuan responden mengenai perilaku seksual mayoritas responden menyatakan bahwa melakukan hubungan seksual berganti pasangan terjangkit PMS dan HIVAIDS 94, melakukan hubungan seksual saat wanita masa subur menyebabkan kehamilan 77, dan hubungan seksual merupakan salah satu perilaku seksual remaja 76. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Predispocing Factor berdasarkan Pengetahuan Siswi di SMAN 17 Medan tahun 2013 N=100 Predispocing Factor Pengetahun Siswi Tingkat Pengetahuan Ya Tidak f f Berjabat tangan dengan pasangan salah satu tahap dalam perilaku seksual remaja 60 60 40 40 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5 Lanjutan Predispocing Factor Pengetahun Siswi Tingkat Pengetahuan Ya Tidak f f Berpelukan termasuk perilaku seks remaja Ciuman pada pipi bukan merupakan perilaku seksual remaja Berciuman bibir tanpa bermain lidah tidak termasuk tahap perilaku seks Mencium bagian tubuh selain bibir termasuk tahap dalam perilaku seksual remaja Hubungan seksual merupakan salah satu perilaku seksual remaja Melakukan hubungan seks dengan berganti pasangan terjangkit PMS dan HIVAIDS Melakukan hubungan seks saat wanita masa subur menyebabkan kehamilan 43 56 37 74 76 94 77 43 56 37 74 76 94 77 57 44 63 26 24 6 23 57 44 63 26 24 6 23

c. Kategori Predispocing Factor berdasarkan Sikap Siswi di SMA Negeri 17 Medan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dilihat dari sikap responden mayoritas responden mempunyai sikap positif yaitu sebanyak 83 dan hanya 17 yang mempunyai sikap negatif tabel 5.6. Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Predispocing Factor berdasarkan Sikap Siswi di SMA Negeri 17 Medan tahun 2013 N=100 Predispocing Factor Sikap f Positif Negatif 83 17 83 17 Universitas Sumatera Utara

d. Gambaran Predispocing Factor berdasarkan Sikap Siswi di SMA Negeri 17 Medan

Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa berkaitan dengan sikap responden mayoritas responden menyatakan melakukan hubungan seks tidak diperbolehkan karena menimbulkan hilangnya harga diri dan perasaan berdosa 94, meraba bagian tubuh pasangan meningkatkan gairah seksual hingga tahap hubungan seksual sehingga harus dihindari 93, melakukan hubungan seks berganti pasangan penyebab terjangkitnya PMS 91, dan berciuman bibir dapat mendorong pasangan pria untuk meraba daerah sensitif wanita sehingga harus dihindari 91. Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Predispocing Factor berdasarkan Sikap Siswi di SMA Negeri 17 Medan tahun 2013 N=100 Predispocing Factor Sikap Siswi Tingkat Sikap Setuju Tidak Setuju f f Berpegangan tangan selama berpacaran wajar karena tidak menimbulkan kehamilan Berpelukan dalam berpacaran hal yang biasa karena tidak melanggar aturan agama Menahan diri selama berpacaran tidaklah penting karena berhubungan seks merupakan hasrat yang tidak dapat dihindari Mencium bagian tubuh pasangan selain bibir bukan hal tabu karena tidak mengarah ke hubungan seksual 82 34 19 11 82 34 19 11 18 66 81 89 18 66 81 89 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7 lanjutan Predispocing Factor Tingkat Sikap Setuju Tidak Setuju f f Menjaga diri saat berpacaran agar tidak terjadi hubungan seks adalah tugas wanita saja Melakukan hubungan seks tidak diperbolehkan karena menyebabkan kehamilan bila wanita dalam masa subur Melakukan hubungan seks berganti-ganti pasangan penyebab terjangkit PMS sehingga harus dihindari Berciuman bibir dapat mendorong pasangan pria untuk meraba daerah sensitif wanita sehingga harus dihindari Meraba bagian tubuh pasangan dapat meningkatkan gairah seksual hingga tahap hubungan seksual sehingga harus dihindari Melakukan hubungan seksual tidak diperbolehkan karena menimbulkan hilangnya harga diri dan perasaan berdosa 33 80 91 91 93 94 33 80 91 91 93 94 67 20 9 9 7 6 67 20 9 9 7 6 Universitas Sumatera Utara

4. Reinforcing Factor a. Kategori Reinforcing Factor berdasarkan Peran Orang Tua Siswi di

SMA Negeri 17 Medan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dilihat dari peran orang tua responden mayoritas peran orang tua mendukung 70 dan hanya 30 yang tidak mendukung tabel 5.8. Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Reinforcing Factor berdasarkan Peran Orang Tua Siswi di SMA Negeri 17 Medan Tahun 2013 N=100 Reinforcing Factor Peran Orang Tua f Mendukung Tidak Mendukung 70 30 70 30

b. Gambaran Reinforcing Factor berdasarkan Peran Orang Tua di SMA Negeri 17 Medan

Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat bahwa peran orang tua responden terhadap perilaku seksual, mayoritas responden menyatakan orang tua menasehati anak agar menjaga diri agar tidak terjadinya hubungan seksual 89, melarang anak berpelukan 88, dan melarang anak berpacaran di tempat sepi menghindari aktivitas seksual yang tidak diinginkan 85. Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Reinforcing Factor berdasarkan Peran Orang Tua di SMAN-17 Medan tahun 2013 N=100 Reinforcing Factor Peran Orang Tua Tingkat Peran Ya Tidak f f Menegur dan menasehati anak bila berpegangan tangan saat berpacaran 77 77 23 23 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.9 Lanjutan Reinforcing Factor Peran Orang Tua Tingkat Peran Ya Tidak f f Melarang anak berpelukan Berbincang dengan orang tua tentang masalah ketika anak terlibat melakukan hubungan seksual dengan pasangannya Berbincang tentang dampak perilaku seksual pada remaja putri adalah hilangnya harga diri dan resiko kehamilan yang tidak dikehendaki Menasehati anak agar dalam berpacaran menjaga diri agar tidak terjadi hubungan seksual Melarang anak berpacaran di tempat sepi menghindari aktivitas seksual yang tidak diinginkan 88 62 65 89 85 88 62 65 89 85 12 38 35 11 15 12 38 35 11 15

c. Kategori Reinforcing Factor berdasarkan Peran Guru di SMA Negeri 17 Medan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dilihat dari peran guru terhadap perilaku seksual mayoritas peran guru mendukung 94 dan hanya 6 yang tidak mendukung tabel 5.10. Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi dan Persentase Reinforcing Factor berdasarkan Peran Guru di SMA Negeri 17 Medan Tahun 2013 N=100 Reinforcing Factor Peran Guru f Mendukung Tidak Mendukung 94 6 94 6 Universitas Sumatera Utara

d. Gambaran Reinforcing Factor berdasarkan Peran Guru di SMA Negeri 17 Medan

Berdasarkan tabel 5.11 dapat dilihat bahwa berkaitan dengan peran guru mayoritas responden menyatakan guru memberikan materi mengenai dampak melakukan hubungan seksual yaitu terjangkitnya penyakit kelamin dan HIVAIDS 99, menasehati siswi agar tidak melakukan hubungan seks karena dapat merusak masa depan 96, dan memberikan layanan konseling apabila mengalami masalah saat siswi ketahuan berciuman di sekolah 94. Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Reinforcing Factor berdasarkan Peran Guru di SMAN-17 Medan Tahun 2013 N=100 Reinforcing Factor Peran Guru Tingkat Peran Ya Tidak f f Memberi materi tentang dampak hubungan seksual yaitu terjangkit penyakit kelamin dan HIVAIDS Memberi penyuluhan tentang seksualitas meliputi pengertian seks, penyakit kelamin yang dapat ditularkan melalui hubungan seks dan tindakan menghindari pergaulan bebas free sex Memberi layanan konseling apabila mengalami masalah saat ketahuan berciuman di sekolah Menasehati siswi agar tidak melakukan hubungan seks karena merusak masa depan 99 92 94 96 99 92 94 96 1 8 6 4 1 8 6 4 Universitas Sumatera Utara

e. Kategori Reinforcing Factor berdasarkan Peran Teman Sebaya di SMA Negeri 17 Medan

Hasil penelitian menunjukan bahwa dilihat dari peran teman sebaya mayoritas peran teman sebaya mendukung 88 dan hanya 12 yang tidak mendukung tabel 5.12. Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi dan Persentase Reinforcing Factor berdasarkan Peran Teman Sebaya di SMA Negeri 17 Medan tahun 2013 N=100 Reinforcing Factor Peran Teman Sebaya f Mendukung Tidak Mendukung 88 12 88 12

f. Gambaran Reinforcing Factor berdasarkan Peran Teman Sebaya di SMA Negeri 17 Medan

Berdasarkan tabel 5.13 dapat dilihat bahwa berkaitan dengan peran teman sebaya mayoritas responden berbincang dengan teman bahwa bila hanya duduk dan berbincang saja bukan dikatakan berpacaran 91, menegur teman apabila berpacaran di tempat yang sepi 90, dan berbincang tentang dampak perilaku seks adalah kehamilan yang tidak dikehendaki dan terjangkitnya penyakit kelamin 90. Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Reinforcing Factor berdasarkan Teman Sebaya di SMA-17 Medan Tahun 2013 N=100 Reinforcing Factor Peran Teman Sebaya Tingkat Peran Ya Tidak f f Berbincang dengan teman bahwa bila hanya duduk dan berbincang saja bukan dikatakan berpacaran 91 91 9 9 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13 Lanjutan Reinforcing Factor Peran Teman Sebaya Tingkat Peran Ya Tidak f f Berbincang dengan teman bahwa berpegangan tangan saat pacaran adalah hal yang wajar Berbincang dengan teman bahwa berpelukan saat pacaran hal yang biasa Berbincang dengan teman bahwa melakukan hubungan seks sangat merugikan masa depan Menegur teman apabila berpacaran di tempat yang sepi Berbincang tentang dampak perilaku seks adalah kehamilan yang tidak dikehendaki dan terjangkitnya penyakit kelamin 72 33 90 89 90 72 33 90 89 90 28 67 10 11 10 28 67 10 11 10

5. Enabling Factor a. Kategori Enabling Factor berdasarkan Peran Akses Media Informasi

di SMA Negeri 17 Medan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dilihat dari peran akses media informasi umumnya media informasi mendukung 72 dan peran akses informasi tidak mendukung 28 tabel 5.14. Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi dan Persentase Enabling Factor berdasarkan Peran Akses Media Informasi di SMA Negeri 17 Medan Tahun 2013 N=100 Enabling Factor Akses Media Informasi f Mendukung Tidak Mendukung 72 28 72 28 Universitas Sumatera Utara

b. Gambaran Enabling Factor berdasarkan Peran Akses Media Informasi di SMA Negeri 17 Medan

Berdasarkan tabel 5.15 dapat dilihat bahwa peran akses media informasi terhadap tahapan kegiatan yang dilakukan selama berpacaran, mayoritas responden mengakses informasi melalui media internet 88, televisi 70, dan telepon, buku serta majalah 68. Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Enabling Factor berdasarkan Peran Akses Media Informasi di SMAN 17 Medan Tahun 2013 N=100 Enabling Factor Peran Akses Media Informasi Tingkat Peran Ya Tidak f f Telepon Televisi Radio Internet Buku Majalah 68 70 53 88 68 68 68 70 53 88 68 68 32 30 47 12 32 32 32 30 47 12 32 32

6. Pengaruh Predispocing Factor terhadap Perilaku Seksual Siswi di SMA Negeri 17 Medan

Berdasarkan tabel 5.16 hasil uji chi square tentang pengaruh predispocing factor dengan perilaku seksual siswi menunjukan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik dan berperilaku seksual positif yaitu sebanyak 67 responden 82,7, sedangkan yang berperilaku seksual negatif sebanyak 14 responden 17,3. Responden yang mempunyai pengetahuan buruk dan berperilaku seksual positif yaitu sebanyak 11 responden 57,9, sedangkan yang berperilaku seksual negatif sebanyak 8 Universitas Sumatera Utara responden 42,1. Hasil uji statistik chi-square tentang pengaruh pengetahuan dengan perilaku seksual siswi diperoleh OR= 3,48 dan nilai p = 0,03 hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pengetahuan dengan perilaku seksual siswi. Dilihat dari sikap terhadap perilaku seksual siswi, responden yang memiliki sikap positif dan berperilaku seksual positif yaitu sebanyak 69 responden 83,1, sedangkan yang berperilaku seksual negatif yaitu sebanyak 14 responden 16,9. Responden yang mempunyai sikap negatif dan berperilaku seksual positif yaitu sebanyak 9 responden 52,9, sedangkan yang berperilaku seksual negatif yaitu sebanyak 8 responden 47,1. Hasil uji statistik chi-square tentang pengaruh sikap dengan perilaku seksual siswi diperoleh OR= 4,38 dan nilai p = 0,01 hal ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan sikap dengan perilaku seksual siswi. Tabel 5.16 Pengaruh Predispocing Factor dengan Perilaku Seksual Siswi di SMA Negeri 17 Medan Tahun 2013 N=100 Subvariabel Perilaku Seksual Siswi Total OR nilai p Positif Negatif n N n Pengetahuan Baik Buruk 67 11 82,7 57,9 14 8 17,3 42,1 81 19 100 100 3,48 0,03 Sikap Positif Negatif 69 9 83,1 52,9 14 8 16,9 47,1 83 17 100 100 4,38 0,01 Universitas Sumatera Utara

7. Pengaruh Reinforcing Factor terhadap Perilaku Seksual Siswi di SMA Negeri 17 Medan