23
c. Biaya keusangan d. Biaya perhitungan fisik
e. Biaya asuransi persediaan f. Biaya pajak persediaan
g. Biaya pencarian, pengrusakan atau perampokan h. Biaya penanganan persediaan
Biaya-biaya tersebut merupakan variabel apabila bervariasi dengan tingkat persediaan.  Apabila  fasilitas  penyimpanan  gudang  bukan  variabel  tetapi  tetap,
maka  tidak  dimasukkan  dalam  biaya  penyimpanan  per  unit.  Biaya  penyimpanan persediaan  biasanya  berkisar  antara  12  sampai  40  persen  dari  biaya  atau  harga
barang untuk perusahaan-perusahaan manufacturing biasanya, biaya penyimpanan rata-rata secara konsisten sekitar 25 persen.
2. Biaya pemesanan atau pembelian ordering cost atau procurement cost
Biaya-biaya ini meliputi: a. Pemrosesan pesanan dan ekspedisi
b. Upah c. Biaya telepon
d. Pengeluaran surat menyurat e. Biaya pemeriksaan inspeksi penerima
f. Biaya pengiriman ke gudang g. Biaya uang lancar dan sebagainya
Pada umumnya biaya perpesanan di luar biaya bahan dan kuantitas tidak naik apabila kuantitas pesanan  bertambah  besar. Tetapi, apabila  semakin  banyak
24
komponen  yang  dipesan  setiap  kali  pesan,  jumlah  pesanan  per  periode  turun, maka  pemesanan  biaya  total  akan  turun.  Ini  berarti,  biaya  pemesanan  total  per
periode  tahunan  sama  dengan  jumlah  pesanan  yang  dilakukan  setiap  periode dikalikan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pesan.
3.  Biaya penyiapan manufacturing atau set up cost
Hal  ini  terjadi  apabila  bahan-bahan  tidak  dibeli,  tetapi  diproduksi  sendiri dalam pabrik perusahaan. Perusahaan menghadapi biaya penyiapan set up costs
untuk memproduksi komponen tertentu. Biaya-biaya ini terdiri dari: a. Biaya mesin-mesin menganggur
b. Biaya persiapan tenaga kerja langsung c. Biaya penjadwalan
d. Biaya ekspedisi dan sebagainya
2.5       Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Bagi  industri  pengolahan  hasil-hasil  pertanian  agroindustri  persediaan bahan baku menjadi permasalahan tersendiri dalam proses produksi karena selain
bahan  baku  tidak  selalu  tersedia  setiap  saat  juga  sifat  dari  bahan  baku  tersebut sangat  dipengaruhi  oleh  alam.  Jumlah  persediaan  yang  terlalu  besar  akan
merugikan  perusahaan  karena  ini  berarti  lebih  banyak  uang  atau  modal  yang tertanam  dan  biaya-biaya  yang  ditimbulkan  dengan  adanya  persediaan  tersebut.
Sebaliknya suatu persediaan yang terlalu kecil akan merugikan perusahaan karena akan  mengganggu  kelancaran  dari  kegiatan  produksi.  Strategi  yang  diperlukan
untuk  menjaga  keseimbangan  antara  kelebihan  dan  kekurangan  persediaan  agar
25
tercapai  biaya  optimum  dikenal  dengan  pengendalian  persediaan  Buffa  dan Sarin,1996.
Menurut  Assauri  1998  pengendalian  persediaan  bertujuan  untuk mempertahankan  suatu  jumlah  sediaan  yang  optimum  yang  dapat  menjamin
kebutuhan  bagi  kelancaran  kegiatan  perusahaan  dalam  jumlah  dan  mutu  yang tepat  serta  dengan  biaya  seminimal  mungkin.  Tujuan  perusahaan  dalam
menjalankan sistem pengendalian persediaan adalah untuk Assauri, 1998: 1. Menjaga agar jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga
mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi. 2.  Menjaga  supaya  pembentukan  persediaan  oleh  perusahaan  tidak  terlalu  besar
atau berlebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar.
3.  Menjaga  agar  pembelian  secara  kecil-kecilan  dapat  dihindari  karena  akan mengakibatkan biaya pemesanan menjadi besar.
2.6 Metode Pengendalian Persediaan
Model persediaan akan sangat tergantung kepada sifat bahan atau barang, apakah  barang  tersebut  bersifat  permintaan  bebas  independent  atau  sebagai
permintaan  terikat  dependent.  Permintaan  independen  atas  produk  atau  barang merupakan permintaan yang bebas, dengan pengertian tidak ada keharusan untuk
membelinya  sebagai  kepentingan  proses  konversi.  Permintaan  dependen  adalah permintaan  terikat,  disebabkan  jika  bahan  atau  barang  tersebut  tidak  ada,  maka
proses konversi suatu perusahaan tidak akan dapat berjalan.